Yasmin menatap wajah tegas Daniel dengan linglung. Karena rambut Daniel basah, poninya jatuh ke kening. Itu pun membuatnya makin tampan.Namun, Yasmin masih sangat marah karena ini bukan kemauannya."Aku sudah selesai mandi. Kamu mandilah." Yasmin mengambil handuk di samping. Kemudian, dia mau melangkah keluar dari shower.Sebelum dia bisa melangkahkan kakinya, lengannya digenggam dan dia ditarik kembali.Yasmin meledak. "Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan?!"Kekesalan Yasmin membuat Daniel marah. Dia menekannya ke kaca dengan kuat. "Temani aku mandi!"Yasmin menggigit bibirnya. Dia sangat marah.Daniel berpura-pura tidak melihat wajah tidak senang Yasmin. Dia berbalik ke bawah shower, kemudian mandi.Yasmin tidak berani pergi begitu saja. Tadi Daniel jelas-jelas sudah mau benaran marah.Dia berdiri di sana dan melihat Daniel mandi. Otot punggung Daniel terlihat dengan jelas. Setiap gerakan terasa seksi.Yasmin benar-benar tidak bisa berkata-kata.Setelah Daniel mandi untuk beberapa
"Mereka sudah tidur." Daniel bergeming.Yasmin benar-benar kesal. Dia berjalan mondar-mandir di pinggir tempat tidur. Pria ini terlalu galak!Apa pun harus dipaksanya!Daniel meletakkan ponselnya, kemudian dia turun dari tempat tidur.Dia menghampiri Yasmin, lalu menggendongnya ke tempat tidur. "Tidur sekarang atau aku membuatmu nggak bisa turun dari tempat tidur besok."Yasmin menggertakkan giginya dan memelototi Daniel dengan emosi.Daniel membalikkan tubuhnya untuk mematikan lampu.Kamar langsung menjadi gelap.Yasmin benar-benar ingin menyepak Daniel!Untungnya, setelah Daniel mematikan lampu, dia tidak melakukan apa-apa kepada Yasmin.Yasmin berbalik dan memunggungi Daniel, lalu dia memejamkan matanya.Dia menghibur dirinya sendiri. Tidur saja, deh!Anggap saja dia sedang tidur di kamar sendiri.Beberapa saat kemudian, Yasmin sudah tertidur.Dalam keadaan linglung, dia merasa ada yang memeluknya.Dia juga tidak berniat untuk menolak dan tidur lebih nyenyak.Keesokan harinya, Yasmi
Yasmin meletakkan kedua tangannya di kedua sisi sandaran kursi Daniel. Walaupun Daniel sedang tidak melakukan apa-apa, ketampanannya dan tatapan mata Daniel yang dalam membuat Yasmin gugup."Tutup matamu," minta Yasmin."Apa ini pertama kali bagimu?""Ini pertama kali aku menciummu," balas Yasmin.Daniel pun memejamkan matanya. Wajah Yasmin perlahan-lahan mendekat, tapi matanya tertuju pada tombol di sebelah.Jarinya langsung menekan tombol itu.Jarak bibir mereka tinggal satu milimeter, tapi Yasmin langsung turun dari mobil.Ketika Daniel membuka matanya, dia melihat Yasmin sudah berhasil turun dari mobil. Yasmin menjulurkan lidahnya ke arah Daniel, kemudian berlari masuk ke gedung.Daniel tersenyum. Kalau dia tidak membiarkan Yasmin, apa Yasmin kira dia dapat keluar dari mobil?"Saat Yasmin sedang menunggu lift, Kristin muncul. "Pagi, Bu Yasmin."Yasmin melihatnya. "Hai, Kristin.""Maaf, saya terlambat. Hari ini saya memiliki sedikit urusan keluarga ...." kata Kristin dengan gelisah.
Yasmin terlihat gelisah, jadi Bibi menenangkannya, "Nyonya baik-baik saja. Mungkin dia sedang pergi jalan-jalan? Nanti dia pasti akan pulang untuk makan siang."Yasmin menatap Bibi. "Pasti?""Pasti!"Namun, Yasmin tidak berani berpikir seperti itu sekarang.Dia ingin segera melihat ibunya, baru dia bisa tenang.Yasmin keluar dari kamar. Ketika dia menuruni tangga, kakinya menginjak udara. "Aa!""Hati-hati!" Untung ada Bibi yang menahannya di belakang.Kalau tidak, Yasmin akan terjatuh."Terima kasih." Setelah Yasmin menenangkan hatinya yang panik, dia turun.Yasmin naik mobil. Dia pergi ke kelab mahyong kesukaan Klara dulu.Setelah dia sampai, dia tidak melihat Klara.Orang di sana bahkan menanyakannya kenapa Klara sudah lama tidak datang dan bermain mahyong.Yasmin tidak bisa menjawab mereka. Pikirannya sangat kacau kini.Dia sedang berpikir ke mana Klara pergi ....Ayahnya barusan meninggal. Klara tidak mungkin punya suasana hati untuk bermain mahyong.Semenjak ayahnya masuk rumah sa
Mereka melihat rekaman CCTV dekat kuburan di kantor polisi. Mereka tidak melihat ada mobil yang menuruni gunung.Pada saat yang sama, mereka mengisi daya ponsel Klara untuk memeriksa isinya.Panggilan terbaru atau sebulan terakhir ini hanya Yasmin.Tidak ada yang mencari Klara.Itu sangat normal.Ini seperti Klara tiba-tiba mengalami kecelakaan.Lalu, mereka kembali ke kuburan untuk mulai mencari di sekitar sana.Yasmin terus mengikuti polisi mencari Klara.Beberapa saat kemudian, hari sudah siang. Namun, mereka belum mendapatkan satu pun petunjuk.Yasmin tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan. Dia dalam keadaan linglung dan polisi membantunya duduk di atas batu.Orang lain lanjut mencari.Yasmin duduk sendirian di atas batu. Dia tidak berani memikirkan apa-apa.Semuanya akan baik-baik saja. Ini pasti ada kesalahpahaman.Ibunya akan baik-baik saja.'Ayah, kamu harus melindungi Ibu ....'Yasmin terkejut ketika dia mendengar suara ponsel berdering. Lalu, dia sadar kalau itu ponselnya.Di
Yasmin sudah tidak bisa berpikiran jernih. Dia mengira itu Raymond. Ketika dia mendongak, dia malah melihat Daniel.Dia tercengang, kemudian dia melepaskan diri dari pelukan Daniel dan menepis tangannya.Ekspresi Daniel terlihat masam. Apa Yasmin kecewa karena dia bukan Raymond?Ketika Daniel mengingat apa yang terjadi, dia bersabar. "Aku sudah menambah orang. Kita akan segera menemukannya."Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Dia tidak memberikan Daniel reaksi apa pun. Yasmin tampak sedih dan cuek.Wajah Daniel menjadi tegang ketika dia melihat tampang Yasmin. Dia berusaha melembutkan suaranya dan berkata, "Ayo makan dulu."Yasmin langsung memunggunginya. "Nggak usah ...."Daniel meraih pergelangan tangan Yasmin. Dia merasa Yasmin sudah makin kurus karena dia belum makan. "Ayo ikuti aku.""Lepaskan aku ...." Suara Yasmin terdengar lemah.Ketika Yasmin sehat-sehat saja, dia tidak bisa melawan Daniel, apalagi sekarang.Saat ini, Rafael berlari ke arah mereka. "Tuan Daniel, polisi
Hati Yasmin hancur. Benar, Daniel memiliki kekuasaan yang besar. Selain dia, siapa lagi yang bisa mengendalikan segalanya?Yasmin dibawa ke mobil RV yang mewah dengan paksa.Daniel yang mengutus orang mengendarainya ke sini dan ini adalah mobil baru.Bagaimanapun juga, Daniel tidak tertarik dengan mobil seperti ini. Dia juga tidak memerlukannya.Namun, Yasmin tidak mungkin mau meninggalkan tempat ini sekarang kecuali ibunya sudah ditemukan.Ada makanan di atas meja. Daniel pun memerintah, "Makan."Yasmin yang sedang duduk di sofa melihat ke luar mobil dengan acuh tak acuh."Apa kamu mau aku menyuapmu?" tanya Daniel dengan sabar."Aku nggak lapar," ucap Yasmin dengan lemas.Kalau dulu, Daniel pasti akan memaksanya. Sekarang, dia bersabar dan berkata dengan suara rendah, "Bagaimana kamu bisa mendatangi ibumu kalau dia sudah ditemukan? Apa kamu mau aku menggendongmu?"Yasmin tidak menjawabnya. Tatapan matanya terlihat kosong.Ponsel di tangannya tiba-tiba berdering. Yasmin pun terkejut.D
Polisi mencari dari pagi sampai malam.Sekarang sudah jam enam. Langit di pegunungan lebih cepat menggelap.Kesulitan pencarian juga akan meningkat pesat.Yasmin berdiri di depan mobil RV dan merasa sangat gelisah.Kalau mereka masih belum menemukan Klara malam ini, maka dia sudah menghilang selama tiga hari dua malam.Sepertinya Yasmin tidak mendengar Daniel sedang berbicara di telepon.Daniel baru mematikan telepon, lalu ada telepon masuk lagi. Kali ini Rafael yang meneleponnya. "Tuan Daniel, kami sudah menemukannya. Tapi, kondisinya kurang baik. Lebih baik Anda datang sendirian.""Aku mengerti."Yasmin menoleh ke Daniel yang sedang menatapnya, kemudian dia bertanya, "Bagaimana?""Mereka terlalu lambat. Aku akan pergi sebentar.""Aku juga mau ikut." Yasmin berkata dengan lemas, "Aku nggak mau menunggu sendirian di sini."Daniel menggenggam tangan Yasmin, lalu membawanya kembali ke mobil RV. Dia mendudukkan Yasmin di sofa. "Sekarang sudah gelap. Kamu pergi hanya akan mengganggu pencar