Yasmin berdiri di luar pintu. Setelah mobil itu menghilang dari pandangannya, dia baru masuk.Dia baru saja membuka pintu, lalu dia langsung melihat Klara sedang berdiri di sana sambil tersenyum. "Sepertinya itu bukan mobil Daniel?""Kenapa itu harus mobil Daniel? Apa dia nggak punya kesibukan sendiri?" Yasmin merasa dia sedang diejek ibunya."Apa itu Raymond?" tanya Klara.Yasmin tidak menyangkalnya. "Iya, itu dia. Ketika aku pergi membeli kursi pijat, aku berpapasan dengannya dan pacarnya. Setelah itu, dia mengantarku pulang." Dia tidak memberi tahu Klara kalau pacarnya Raymond memiliki tahi lalat di sudut mulutnya. Bagaimana kalau itu bukan dia? Lebih baik Yasmin merahasiakannya dulu."Pacar? Dia sudah punya pacar? Aku kira dia benar-benar nggak bisa melupakanmu. Ternyata dia juga bisa melupakan orang dengan mudah." Dia merasa pria yang bisa diandalkan benar-benar langka."Bukankah itu sangat bagus?" tanya Yasmin. "Aku dan dia nggak mungkin bisa bersama.""Iya, sekarang aku juga sud
Dulu, Klara tidak akan merasa seperti ini.Semenjak Andy meninggal dunia, Klara sering melamun. Dia memikirkan masa pacarannya dengan Andy, masa mereka putus, masa dia menikah dengan Jason dan masa dia bertemu dengan Andy lagi.Dia tidak menyangkal hatinya berdebar ketika dia melihat Andy.Andy adalah pria yang tampan, berusaha keras dan lembut.Setelah dia mati, semua perasaan yang tertahan di hati Klara meledak ....Klara memutuskan untuk mengunjungi makam Andy.Dia membeli buah-buahan, dupa dan bunga.Dia memasuki kawasan pegunungan. Area makam ada yang berjaga.Setelah gerbangnya di buka, mobil Klara baru bisa masuk.Klara mematikan mesin mobil setelah dia tiba di kaki gunung, kemudian dia keluar dari mobil.Tangga yang panjang menyambutnya di depan. Klara membawa barang-barang sambil menaikinya.Setelah dia tiba di atas, napasnya terengah-engah.Area makam sangat sepi dan hanya ada Klara sendiri.Bagaimanapun juga, sekarang bukan Hari Menyapu Makam.Dia menemukan makam Andy.Klara
Setelah Yasmin mengantar polisi keluar, sepanjang hari sudah berlalu.Polisi mengatakan Raffie bersikeras berkata tidak ada yang mengintruksinya dan memang dia sendiri yang serakah akan uang.Orang lain lebih tidak tahu apa-apa karena Raffie adalah ketua mereka.Selesai makan siang, Yasmin beristirahat sebentar.Yasmin memikirkan keraguan polisi sebelum mereka pergi. Mereka bahkan berkata padanya karena Raffie mengakui dia sendiri yang melakukannya, kasus ini pun berhenti.Kenapa Raffie berkata seperti itu?Meskipun dia sudah masuk kantor polisi, kenapa dia masih menutup mulutnya dengan rapat.Yasmin ingin tersenyum, tapi senyumannya tampak dingin.Bisa karena apa lagi? Karena Irene adalah tunangannya Daniel.Raffie bisa masuk penjara, tapi dia pasti tidak berani menyeret keluarganya.Sebenarnya, dari awal Yasmin sudah mengetahui ini.Dia hanya bisa menangkap Raffie. Dahlia dan Irene yang mengarahkan Raffie pun menjadi tak berdaya.Lagi pula, ini bukan kejadian pertama ....Maka itu, k
"Apa kalian mau makan?" tanya Daniel."Makan apa?" Begitu Julian selesai bertanya, ada yang mengetuk pintu kantor."Masuk," ucap Daniel.Yasmin langsung berpikir ini adalah kantornya, kenapa Daniel yang menjawab?Orang yang masuk adalah Rafael. Dia membawa masuk makanan yang sudah dia beli. Lalu, dia menyusunnya di meja kopi.Kudapan yang lezat dan jus segar, lengkap dengan teh sore.Setelah itu, Rafael keluar.Yasmin mengusap kepala ketiga anak itu, lalu dia berkata, "Kalian makan dulu. Mama masih ada urusan. Setelah urusan Mama selesai, kita pulang sama-sama, ya.""Makan sebelum kamu pergi," kata Daniel."Nggak mau. Biarkan mereka pergi.""Aku sudah membelikannya untukmu," paksa Daniel.Yasmin melihat makanan dan empat gelas jus buah di meja kopi.Daniel tidak meminum jus buah. Dia hanya meminum teh.Jadi, itu untuk Yasmin."Mama, ayo makan!" Julius mengambil sesendok kue, lalu menyodorkannya ke mulut Yasmin.Yasmin pun membuka mulutnya untuk menerimanya. Lalu, dia menyesap jus buah.
Nada sambung sudah berakhir, tapi tetap tidak ada yang mengangkat telepon.Aneh. Di mana Klara? Apa dia sedang memasak?Yasmin berpikir nanti dia akan mencoba menelepon ibunya lagi atau menunggu ibunya menelepon balik setelah menyadari panggilan tak terjawab darinya.Setelah itu, dia pergi menemani anak-anak.Sampai makan malam, Klara tidak pernah menelepon Yasmin balik.Yasmin berdiri di samping untuk menelepon Klara. Ibunya tetap tidak mengangkat telepon. Apa yang sedang dia lakukan?Menurut logika, karena Yasmin belum pulang untuk makan malam, seharusnya ibunya meneleponnya untuk bertanya.Sebelumnya Klara terus meminta Yasmin bersama Daniel saja. Sekarang dia langsung tidak mau menelepon Yasmin?"Mama, ayo main bola!" Anak-anak mengelilingi Yasmin, lalu mereka memeluk kakinya dengan erat.Yasmin meletakkan ponselnya. "Oke."Ketika dia keluar, dia tidak melihat Daniel. Mungkin pria itu sedang di ruang kerja.Dia membawa anak-anak ke luar, lalu mereka berlari di halaman.Rerumputan h
Tampang dan suara Yasmin yang menggemaskan membuat sekujur tubuh Daniel membeku. Langkah kakinya pun melambat.Yasmin mengambil kesempatan itu untuk menendang bolanya. "Julian, Julius!"Julian dan Julius segera berlari ke arah bola. Mereka berdua bekerja sama, lalu bola itu ditendang dan berhasil mencetak gol."Gol! Yey!" kata Julian dan Julius kepada Yasmin dengan senang.Yasmin merasa bangga. Walaupun dia curang, anak-anaknya senang!Daniel memeluk pinggang Yasmin, lalu menariknya dekat. Tatapan mata Daniel menjadi tajam. Dia menatap wajah merah Yasmin dan bertanya, "Apa kamu senang?""Mereka putramu," balas Yasmin. Dia menarik tangan Daniel yang kuat. Mereka sedang di depan anak-anak! Namun, dia tidak bisa menggerakkan Daniel!"Ketika kamu melawan mereka, kenapa kamu nggak membiarkan mereka menang, hm?" tanya Daniel.Jangan mengira dia tidak melihatnya.Yasmin merasa bersalah, lalu dia berkata, "Karena di awal aku nggak membiarkan mereka menang, kali ini aku harus membiarkan mereka
Yasmin menatap wajah tegas Daniel dengan linglung. Karena rambut Daniel basah, poninya jatuh ke kening. Itu pun membuatnya makin tampan.Namun, Yasmin masih sangat marah karena ini bukan kemauannya."Aku sudah selesai mandi. Kamu mandilah." Yasmin mengambil handuk di samping. Kemudian, dia mau melangkah keluar dari shower.Sebelum dia bisa melangkahkan kakinya, lengannya digenggam dan dia ditarik kembali.Yasmin meledak. "Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan?!"Kekesalan Yasmin membuat Daniel marah. Dia menekannya ke kaca dengan kuat. "Temani aku mandi!"Yasmin menggigit bibirnya. Dia sangat marah.Daniel berpura-pura tidak melihat wajah tidak senang Yasmin. Dia berbalik ke bawah shower, kemudian mandi.Yasmin tidak berani pergi begitu saja. Tadi Daniel jelas-jelas sudah mau benaran marah.Dia berdiri di sana dan melihat Daniel mandi. Otot punggung Daniel terlihat dengan jelas. Setiap gerakan terasa seksi.Yasmin benar-benar tidak bisa berkata-kata.Setelah Daniel mandi untuk beberapa
"Mereka sudah tidur." Daniel bergeming.Yasmin benar-benar kesal. Dia berjalan mondar-mandir di pinggir tempat tidur. Pria ini terlalu galak!Apa pun harus dipaksanya!Daniel meletakkan ponselnya, kemudian dia turun dari tempat tidur.Dia menghampiri Yasmin, lalu menggendongnya ke tempat tidur. "Tidur sekarang atau aku membuatmu nggak bisa turun dari tempat tidur besok."Yasmin menggertakkan giginya dan memelototi Daniel dengan emosi.Daniel membalikkan tubuhnya untuk mematikan lampu.Kamar langsung menjadi gelap.Yasmin benar-benar ingin menyepak Daniel!Untungnya, setelah Daniel mematikan lampu, dia tidak melakukan apa-apa kepada Yasmin.Yasmin berbalik dan memunggungi Daniel, lalu dia memejamkan matanya.Dia menghibur dirinya sendiri. Tidur saja, deh!Anggap saja dia sedang tidur di kamar sendiri.Beberapa saat kemudian, Yasmin sudah tertidur.Dalam keadaan linglung, dia merasa ada yang memeluknya.Dia juga tidak berniat untuk menolak dan tidur lebih nyenyak.Keesokan harinya, Yasmi