"Apa kalian mau makan?" tanya Daniel."Makan apa?" Begitu Julian selesai bertanya, ada yang mengetuk pintu kantor."Masuk," ucap Daniel.Yasmin langsung berpikir ini adalah kantornya, kenapa Daniel yang menjawab?Orang yang masuk adalah Rafael. Dia membawa masuk makanan yang sudah dia beli. Lalu, dia menyusunnya di meja kopi.Kudapan yang lezat dan jus segar, lengkap dengan teh sore.Setelah itu, Rafael keluar.Yasmin mengusap kepala ketiga anak itu, lalu dia berkata, "Kalian makan dulu. Mama masih ada urusan. Setelah urusan Mama selesai, kita pulang sama-sama, ya.""Makan sebelum kamu pergi," kata Daniel."Nggak mau. Biarkan mereka pergi.""Aku sudah membelikannya untukmu," paksa Daniel.Yasmin melihat makanan dan empat gelas jus buah di meja kopi.Daniel tidak meminum jus buah. Dia hanya meminum teh.Jadi, itu untuk Yasmin."Mama, ayo makan!" Julius mengambil sesendok kue, lalu menyodorkannya ke mulut Yasmin.Yasmin pun membuka mulutnya untuk menerimanya. Lalu, dia menyesap jus buah.
Nada sambung sudah berakhir, tapi tetap tidak ada yang mengangkat telepon.Aneh. Di mana Klara? Apa dia sedang memasak?Yasmin berpikir nanti dia akan mencoba menelepon ibunya lagi atau menunggu ibunya menelepon balik setelah menyadari panggilan tak terjawab darinya.Setelah itu, dia pergi menemani anak-anak.Sampai makan malam, Klara tidak pernah menelepon Yasmin balik.Yasmin berdiri di samping untuk menelepon Klara. Ibunya tetap tidak mengangkat telepon. Apa yang sedang dia lakukan?Menurut logika, karena Yasmin belum pulang untuk makan malam, seharusnya ibunya meneleponnya untuk bertanya.Sebelumnya Klara terus meminta Yasmin bersama Daniel saja. Sekarang dia langsung tidak mau menelepon Yasmin?"Mama, ayo main bola!" Anak-anak mengelilingi Yasmin, lalu mereka memeluk kakinya dengan erat.Yasmin meletakkan ponselnya. "Oke."Ketika dia keluar, dia tidak melihat Daniel. Mungkin pria itu sedang di ruang kerja.Dia membawa anak-anak ke luar, lalu mereka berlari di halaman.Rerumputan h
Tampang dan suara Yasmin yang menggemaskan membuat sekujur tubuh Daniel membeku. Langkah kakinya pun melambat.Yasmin mengambil kesempatan itu untuk menendang bolanya. "Julian, Julius!"Julian dan Julius segera berlari ke arah bola. Mereka berdua bekerja sama, lalu bola itu ditendang dan berhasil mencetak gol."Gol! Yey!" kata Julian dan Julius kepada Yasmin dengan senang.Yasmin merasa bangga. Walaupun dia curang, anak-anaknya senang!Daniel memeluk pinggang Yasmin, lalu menariknya dekat. Tatapan mata Daniel menjadi tajam. Dia menatap wajah merah Yasmin dan bertanya, "Apa kamu senang?""Mereka putramu," balas Yasmin. Dia menarik tangan Daniel yang kuat. Mereka sedang di depan anak-anak! Namun, dia tidak bisa menggerakkan Daniel!"Ketika kamu melawan mereka, kenapa kamu nggak membiarkan mereka menang, hm?" tanya Daniel.Jangan mengira dia tidak melihatnya.Yasmin merasa bersalah, lalu dia berkata, "Karena di awal aku nggak membiarkan mereka menang, kali ini aku harus membiarkan mereka
Yasmin menatap wajah tegas Daniel dengan linglung. Karena rambut Daniel basah, poninya jatuh ke kening. Itu pun membuatnya makin tampan.Namun, Yasmin masih sangat marah karena ini bukan kemauannya."Aku sudah selesai mandi. Kamu mandilah." Yasmin mengambil handuk di samping. Kemudian, dia mau melangkah keluar dari shower.Sebelum dia bisa melangkahkan kakinya, lengannya digenggam dan dia ditarik kembali.Yasmin meledak. "Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan?!"Kekesalan Yasmin membuat Daniel marah. Dia menekannya ke kaca dengan kuat. "Temani aku mandi!"Yasmin menggigit bibirnya. Dia sangat marah.Daniel berpura-pura tidak melihat wajah tidak senang Yasmin. Dia berbalik ke bawah shower, kemudian mandi.Yasmin tidak berani pergi begitu saja. Tadi Daniel jelas-jelas sudah mau benaran marah.Dia berdiri di sana dan melihat Daniel mandi. Otot punggung Daniel terlihat dengan jelas. Setiap gerakan terasa seksi.Yasmin benar-benar tidak bisa berkata-kata.Setelah Daniel mandi untuk beberapa
"Mereka sudah tidur." Daniel bergeming.Yasmin benar-benar kesal. Dia berjalan mondar-mandir di pinggir tempat tidur. Pria ini terlalu galak!Apa pun harus dipaksanya!Daniel meletakkan ponselnya, kemudian dia turun dari tempat tidur.Dia menghampiri Yasmin, lalu menggendongnya ke tempat tidur. "Tidur sekarang atau aku membuatmu nggak bisa turun dari tempat tidur besok."Yasmin menggertakkan giginya dan memelototi Daniel dengan emosi.Daniel membalikkan tubuhnya untuk mematikan lampu.Kamar langsung menjadi gelap.Yasmin benar-benar ingin menyepak Daniel!Untungnya, setelah Daniel mematikan lampu, dia tidak melakukan apa-apa kepada Yasmin.Yasmin berbalik dan memunggungi Daniel, lalu dia memejamkan matanya.Dia menghibur dirinya sendiri. Tidur saja, deh!Anggap saja dia sedang tidur di kamar sendiri.Beberapa saat kemudian, Yasmin sudah tertidur.Dalam keadaan linglung, dia merasa ada yang memeluknya.Dia juga tidak berniat untuk menolak dan tidur lebih nyenyak.Keesokan harinya, Yasmi
Yasmin meletakkan kedua tangannya di kedua sisi sandaran kursi Daniel. Walaupun Daniel sedang tidak melakukan apa-apa, ketampanannya dan tatapan mata Daniel yang dalam membuat Yasmin gugup."Tutup matamu," minta Yasmin."Apa ini pertama kali bagimu?""Ini pertama kali aku menciummu," balas Yasmin.Daniel pun memejamkan matanya. Wajah Yasmin perlahan-lahan mendekat, tapi matanya tertuju pada tombol di sebelah.Jarinya langsung menekan tombol itu.Jarak bibir mereka tinggal satu milimeter, tapi Yasmin langsung turun dari mobil.Ketika Daniel membuka matanya, dia melihat Yasmin sudah berhasil turun dari mobil. Yasmin menjulurkan lidahnya ke arah Daniel, kemudian berlari masuk ke gedung.Daniel tersenyum. Kalau dia tidak membiarkan Yasmin, apa Yasmin kira dia dapat keluar dari mobil?"Saat Yasmin sedang menunggu lift, Kristin muncul. "Pagi, Bu Yasmin."Yasmin melihatnya. "Hai, Kristin.""Maaf, saya terlambat. Hari ini saya memiliki sedikit urusan keluarga ...." kata Kristin dengan gelisah.
Yasmin terlihat gelisah, jadi Bibi menenangkannya, "Nyonya baik-baik saja. Mungkin dia sedang pergi jalan-jalan? Nanti dia pasti akan pulang untuk makan siang."Yasmin menatap Bibi. "Pasti?""Pasti!"Namun, Yasmin tidak berani berpikir seperti itu sekarang.Dia ingin segera melihat ibunya, baru dia bisa tenang.Yasmin keluar dari kamar. Ketika dia menuruni tangga, kakinya menginjak udara. "Aa!""Hati-hati!" Untung ada Bibi yang menahannya di belakang.Kalau tidak, Yasmin akan terjatuh."Terima kasih." Setelah Yasmin menenangkan hatinya yang panik, dia turun.Yasmin naik mobil. Dia pergi ke kelab mahyong kesukaan Klara dulu.Setelah dia sampai, dia tidak melihat Klara.Orang di sana bahkan menanyakannya kenapa Klara sudah lama tidak datang dan bermain mahyong.Yasmin tidak bisa menjawab mereka. Pikirannya sangat kacau kini.Dia sedang berpikir ke mana Klara pergi ....Ayahnya barusan meninggal. Klara tidak mungkin punya suasana hati untuk bermain mahyong.Semenjak ayahnya masuk rumah sa
Mereka melihat rekaman CCTV dekat kuburan di kantor polisi. Mereka tidak melihat ada mobil yang menuruni gunung.Pada saat yang sama, mereka mengisi daya ponsel Klara untuk memeriksa isinya.Panggilan terbaru atau sebulan terakhir ini hanya Yasmin.Tidak ada yang mencari Klara.Itu sangat normal.Ini seperti Klara tiba-tiba mengalami kecelakaan.Lalu, mereka kembali ke kuburan untuk mulai mencari di sekitar sana.Yasmin terus mengikuti polisi mencari Klara.Beberapa saat kemudian, hari sudah siang. Namun, mereka belum mendapatkan satu pun petunjuk.Yasmin tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan. Dia dalam keadaan linglung dan polisi membantunya duduk di atas batu.Orang lain lanjut mencari.Yasmin duduk sendirian di atas batu. Dia tidak berani memikirkan apa-apa.Semuanya akan baik-baik saja. Ini pasti ada kesalahpahaman.Ibunya akan baik-baik saja.'Ayah, kamu harus melindungi Ibu ....'Yasmin terkejut ketika dia mendengar suara ponsel berdering. Lalu, dia sadar kalau itu ponselnya.Di