Lumayan juga kalau Irene memiliki paman seperti Evan.Ketika Dahlia dan Irene sedang berpikir, mereka mendengar Yasmin bertanya dengan curiga, "Bagaimana aku bisa tahu apa yang kamu katakan itu benar? Kami nggak bisa langsung percaya kamu adalah adiknya ayahku, 'kan? Selain itu, walaupun kamu adalah adiknya, kamu nggak pernah menampakkan diri saat Ayah sehat. Jadi, untuk apa kamu datang sekarang? Ayahku sudah memiliki keluarganya sendiri!"Evan hanya menatap Yasmin sambil tersenyum.Dahlia tertawa sinis. "Yasmin, apa-apaan kamu? Apa dia akan sembarangan datang hanya untuk mengakui dirinya adalah kerabat Andy? Kalau dia adalah kerabat, dia memang harus datang untuk melihat Andy! Kamu hanya putrinya, apa kamu bisa disamakan dengan keluarga Andy? Mungkin Andy masih belum bisa melupakan masa lalunya. Apa kamu nggak mau membantunya?"Yasmin menatap Evan dengan ekspresi datar. "Ayahku adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Dia nggak akan berutang budi kepada siapa pun. Di dunia bisnis,
Hati Yasmin tergerak karena apa yang dikatakan ibunya.Iya, kenapa ayahnya diusir dari rumah dan begitu menderita?Sebenarnya ada apa sehingga ayahnya memutuskan hubungan dengan keluarganya dan lebih memilih untuk hidup sendirian?"Aku merasa kemunculan orang itu terlalu aneh," kata Yasmin."Kenapa? Kamu sendiri bilang biasanya keluarga baru peduli setelah orangnya mengalami kecelakaan. Ini sangat wajar.""Evan juga bilang dia nggak mengingat kenapa Ayah pergi dari rumah. Itu berarti mereka nggak dekat, 'kan? Tapi, dia malah muncul sendiri di depan Ayah. Apa alasannya benar-benar karena itu?""Mereka mungkin nggak dekat, tapi bukankah dia bilang ayahnya nggak mengizinkan seluruh keluarga mengungkit ayahmu? Orang akan merasa penasaran dengan hal yang mereka nggak pernah lihat."Yasmin tidak berkata apa-apa. Alasan Klara terdengar masuk akal.Bagaimanapun juga, Evan adalah kerabat ayahnya.Entah kenapa, Yasmin memikirkan dirinya dan Irene.Sebenarnya, dia dan Irene juga saudari kandung,
"Apa kamu nggak mau tahu siapa Evan Samson?"Yasmin tercengang. "Kamu mengenalnya?""Aku bisa menyelidikinya."Yasmin paham maksud Daniel. Dia tidak mengenal Evan.Namun, dengan kekuasaan Daniel, seharusnya dia bisa mencari tahu siapa Evan.Kalau Daniel tidak bisa, dia tidak mungkin membawa Yasmin pergi dengan begitu percaya diri.Yasmin duduk di sebelah, lalu bertanya, "Apa yang sudah kamu tahu?""Aku akan memberitahumu setelah kita sampai."Mobil Rolls Royce memasuki sebuah gedung apartemen yang familier.Yasmin yang sedang duduk di dalam mobil langsung tahu. Mobil ini tidak pergi ke Taman Royal.Mobil berhenti di depan gedung apartemen, kemudian Yasmin dan Daniel turun dari mobil.Yasmin menoleh. Dia melihat mobil Rolls Royce itu menuju ke garasi sambil melamun.Ayahnya sudah membelikan apartemen untuknya di sini, tapi Yasmin belum sempat tinggal di sana dan ayahnya telah mengalami kecelakaan ....Daniel menatapnya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?"Yasmin tidak ingin me
"Paman Andy adalah rahasia Keluarga Samson. Waktuku terbatas, jadi aku hanya bisa menemukan beberapa informasi dari dunia luar. Semuanya tentang Evan dan nggak ada hubungannya dengan Paman Andy. Kalau kamu ingin tahu lebih banyak, aku harus lanjut menyelidikinya," ujar Daniel.Yasmin menatap Andy yang di foto dan bertanya, "Apa suami istri ini adalah ... kakek dan nenekku?""Iya.""Dilihat dari umur ayahku, seharusnya Evan sudah lahir, 'kan? Kenapa dia nggak ada di dalam foto?" tanya Evan."Ayahnya Paman Andy mempunyai dua istri."Yasmin terkejut, lalu dia sudah paham.Ayahnya dan Evan memiliki ibu yang berbeda.Itu seperti Yasmin dan Irene.Namun, sekarang Yasmin yakin kalau Evan memang adalah paman kandungnya."Karena nggak ada informasi lain lagi, aku sudah boleh pulang, 'kan?" tanya Yasmin."Apa kamu kira kamu bisa pergi setelah datang ke sini?" Daniel melihat Yasmin dengan tatapan mata yang berbahaya.Yasmin menantang Daniel, "Aku bisa nggak pulang, tapi apa kamu boleh nggak pulan
Yasmin baru saja mengambil sebuah pakaian, lalu dia mendengar Daniel berkata dengan sinis, "Kamu nggak boleh pergi."Yasmin mengerutkan alisnya dan berusaha untuk tetap tenang. "Aku sudah bilang aku nggak mau melakukannya.""Aku nggak akan menyentuhmu. Kita tidur di sini saja," kata Daniel dengan dingin.Yasmin pun menatapnya dengan bingung.Ketika Daniel membalikkan badannya, dia melihat tetesan air di lantai. Lalu, dia berkata dengan ekspresi masam, "Lap lantainya.""Nggak mau. Kamu lakukan sendiri." Setelah Yasmin mengambil bajunya, dia melewati Daniel dan masuk ke kamar mandi dengan angkuh. Yasmin juga mengunci pintunya.Ekspresi Daniel tampak sangat mengerikan.Yasmin keluar selesai mandi. Tetesan air di lantai sudah tiada.Apa Daniel yang mengelapnya?Daniel telah mengenakan baju tidur. Saat ini dia sedang duduk di sofa ruang tamu dan menatap Yasmin.Ada tiga kamar mandi di apartemen. Jelas kalau Daniel selesai mandi dulu sebelum Yasmin.Kalau begitu, di sini pasti ada lebih dari
Senyuman di wajah Yasmin tampak sangat indah sehingga Daniel tidak bisa mengalihkan pandangannya."Apa kalian sudah makan sarapan?" tanya Yasmin kepada anak-anak."Belum! Apa Mama sudah makan?" tanya Julia.Yasmin tersenyum dan menjawab, "Mama juga belum."Tony pun berkata, "Pas sekali. Kalian bisa makan bersama Mama."Daniel menggendong Julia. "Ayo makan."Masing-masing tangan Yasmin menggandeng anak laki-lakinya. Saat mereka berjalan ke ruang tamu, Yasmin menyadari Irene tidak ada.Sepertinya sesuai yang dikatakan Daniel, Irene sudah pergi semalam.Taman Royal menyediakan sarapan yang beragam dan hampir memenuhi sebagian besar meja. Ini sudah terlihat seperti bufet.Namun, ini bukan pertama kalinya Yasmin makan di sini. Dia juga sudah terbiasa.Yasmin senang ketika dia melihat anak-anak makan dengan sangat selera."Mama, semalam Papa dan Mama pergi berkencan, ya?" tanya Julia dengan penasaran.Yasmin baru ingin membuat alasan, tapi Daniel berkata lebih dulu, "Tebakanmu benar.""Papa
Mata pelayan yang berdiri di depan pintu ruang makan berbinar-binar.Dia adalah pelayan yang sebelumnya sudah disogok Irene.Namun, Irene memberikan pelayan itu nomor ponsel Dahlia agar Irene tidak terlibat ketika hal ini ketahuan.Setelah Dahlia mendapatkan kabar itu, dia segera memberi tahu Irene.Irene sangat marah sehingga dia melempar mangkuk sop di depannya ke lantai. "Dasar Yasmin si wanita jalang itu! Aku mau membunuhnya! Kenapa dia harus berebutan denganku?""Jangan marah. Marah pada orang sepertinya nggak berguna!" Dahlia merasa kasihan pada putrinya.Irene duduk di kursi sambil berkata, "Semalam aku menelepon Daniel, tapi dia bilang dia sedang sibuk. Aku kira dia benar-benar sibuk, ternyata dia sudah digoda Yasmin! Ketika aku meneleponnya, Yasmin pasti berada di sisi Daniel! Dia pasti menertawakanku!"Saking marahnya, Irene menyapu semua gelas, piring dan sendok ke lantai.Dahlia menghibur Irene, "Nggak mungkin! Dia hanya seorang selingkuhan. Apa dia punya hak untuk menertaw
Lauren tersadar dan menyadari dia tidak terluka.Tadi dia terkejut, makanya dia terjatuh.Lalu, dia buru-buru berjongkok untuk mengambil kertas kontrak yang berserakan. Yasmin masih sedang menunggunya."Apa kamu baik-baik saja?" Muncul suara seorang pria. Lauren melihat pria itu mengulurkan tangan untuk membantunya mengambil kontrak."Ya." Lauren baik-baik saja, jadi dia tidak ingin memeras orang. Pria itu menyerahkan kontrak yang diambil kepada Lauren. Tangan pria itu besar dan terlihat bagus. Dia memakai jam tangan yang mahal. Lauren menerima kontraknya, lalu dia mendongak dan berkata, "Terima kasih .... Aaa!"Lauren berteriak sehingga dia terjatuh ke tanah. Kontrak di tangannya jatuh berserakan lagi.Namun, Lauren sama sekali tidak peduli dengan itu. Dia melihat pria di depannya dengan terkejut dan wajah pucat. Sekujur tubuhnya gemetar.Evan bertanya dengan bingung, "Ada apa?""Mu ... mustahil. Ka ... kamu sudah mati ..." kata Lauren dengan terbata-bata. Dia terkejut melihat pria it
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati