Daniel bangkit. Dia berjalan ke sofa di ruang tamu, kemudian mengambil jasnya dan memakainya.Dia mempunyai tubuh yang tegap dan tinggi, serta aura yang mengintimidasi.Dia berbalik sedikit untuk melihat Yasmin yang sedang duduk di depan meja makan.Yasmin baru ingin menggigit telur gorengnya ketika dia merasakan ada aura kuat yang mendekat. Punggungnya pun tanpa sadar menegang.Daniel membungkuk sedikit dari belakang Yasmin. Dia meletakkan satu tangannya di tepi meja dan dadanya menempel seluruh kepala bagian belakang Yasmin. Dia menggunakan tangannya yang lain untuk mengangkat dagu Yasmin, kemudian dia menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Yasmin.Daniel mengernyit dan bertanya, "Terlalu asin, ya?"Dengan napas terengah-engah, Yasmin berkata, "Kamu baru sadar? Kamu memasukkan setengah botol garam, ya?"Daniel tampak malu karena apa yang dikatakan Yasmin benar.Tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Daniel, Yasmin berkata, "Nggak apa-apa. Yang penting aku memakannya dengan nasi.
Daniel menghilang pasti membuat Irene gelisah.Yasmin baru keluar dan ponselnya yang berada di dalam tas berdering.Meskipun ada telepon masuk ke ponselnya yang itu, ia tidak akan berbunyi.Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat penelepon adalah Irene. Yasmin pun tidak mengangkatnya.Dia barusan memasukkan ponselnya ke dalam tas ...."Yasmin?"Yasmin tercengang. Dia menoleh dan melihat ayahnya, Andy, keluar dari garasi. Andy sendiri tampak terkejut."Ayah ....""Kamu ada di sini?" tanya Andy."Aku ... datang untuk melihat hasil renovasi," jawab Yasmin sembari mengalihkan pandangannya sedikit.Andy memercayainya. Bagaimanapun juga, Andy tidak akan pernah menyangka kalau Daniel tinggal di sebelah Yasmin."Apa kamu menyukai hasil renovasinya?""Suka," jawab Yasmin.Andy melihat muka Yasmin dan bertanya, "Ada apa? Apa kamu sakit?""Dua hari ini aku demam. Aku bahkan tidur di apartemen," kata Yasmin."Kamu demam?" Andy buru-buru mengulurkan tangan untuk meletakkannya di dahi Yasmin, tapi se
Yasmin tidak tahu dari mana ayahnya mendapatkan kepercayaan diri untuk berpikir Irene mau menjaganya yang sakit.Atau menurut ayahnya, Irene hanyalah putri keras kepala yang tidak memiliki niat buruk."Ayah, bagaimana kalau aku bilang aku juga menyukai Daniel?""Apa?" Andy terkejut dan hampir kehilangan kendalinya pada setir mobil.Yasmin berkata, "Kalau nggak, kenapa aku melahirkan anaknya? Dan Ayah, aku lebih cocok menikah dengan Daniel daripada Irene. Bagaimanapun juga, aku barulah ibu kandung dari anak-anak. Lebih baik Ayah menasihati Irene."Andy tidak bisa berkata-kata.Dia tidak pernah menduga Yasmin menyukai Daniel.Kalau tidak, dia tidak akan mengatakan itu."Maaf, Ayah nggak berpikir dengan baik," kata Andy kepada Yasmin. "Selama ini aku mengira kamu membenci Daniel ... dan karena hubunganmu dengan ibumu, dia nggak baik padamu.""Itu hanya sebuah kesalahpahaman." Yasmin tidak ingin berbicara lagi. Dia merasa sangat lelah.Andy menoleh dan melihat Yasmin telah memejamkan matan
"Aku sudah pulang." Setelah Yasmin mengatakan itu, hanya ada keheningan yang panjang di ujung telepon. Itu membuatnya merasa tertekan, jadi dia bergegas mengganti topik pembicaraan. "Tadi aku turun dan berpapasan dengan ayahku. Untungnya, dia nggak melihatku keluar dari pintu mana.""Kamu takut?""Aku merasa bersalah," kata Yasmin dengan jujur."Apa yang dia katakan padamu?""Dia bilang kamu mau mendaftar akta nikah, tapi menghilang.""Itu gara-gara siapa?" tanya Daniel di telepon."Aku demam gara-gara siapa?""Bukankah kamu suka?"Yasmin memanyunkan bibirnya dan ekspresinya menjadi canggung. Topik ini makin berbahaya. "Kamu nggak usah mengirim makanan. Aku ada di sini. Ayahku menyiapkan banyak makanan untukku. Pergi temani tunanganmu. Pada saat ini, dia mau kamu menghiburnya.""Kamu cemburu?" tanya Daniel dengan suara serak. Sepertinya suasana hatinya bagus.Yasmin tidak menjawab.Daniel menyadari suasana hati Yasmin menjadi aneh. Setelah beberapa detik, dia bertanya, "Bagaimana peras
Yasmin sedang tidur dengan lelap, tapi dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Seseorang sedang mengganggunya.Dia bergumam tidak jelas, kemudian dia berbalik dan menarik selimut sampai menutupi kepalanya. Dia berusaha mengecilkan dirinya.Namun, orang itu tidak berhenti mengganggunya dan bahkan menarik selimut dari kepalanya."Hentikan. Aku mau tidur .... Aaa!" Wajah merah Yasmin terlihat kesal, kemudian dia menjerit terkejut dan mundur ke belakang.Dia memelototi Daniel yang sedang duduk di tepi tempat tidurnya."Ini yang kamu maksud dengan makan siang?"Yasmin mengambil ponselnya di meja samping tempat tidur, lalu melihat waktu. Sudah lewat jam dua belas.Dia meletakkan ponselnya dan lanjut meringkuk. "Aku nggak lapar ....""Aku membawakanmu makanan. Bangun."Yasmin menolehkan kepalanya di atas bantal, lalu dia menatap lurus Daniel dan bertanya, "Kamu makan siang dengan Irene?"Daniel menatap baliknya tanpa berkedip."Itu bukan makanan sisa kalian, 'kan? Aku nggak mau. Aku lebih m
"A ... apa katanya? Kapan kalian pergi mendaftar akta nikah?" Ini yang dipedulikan Dahlia.Irene duduk di sofa. Dia tidak bergerak dan berkata apa-apa.Dahlia menjadi makin gelisah. "Jawab! Apa kata Daniel?""Dia nggak mengatakan apa-apa. Itu yang menakutkan," kata Irene sambil melihat ke depan. Dia terlihat marah dan sedih."Apa maksudmu? Kalian nggak jadi mendaftar akta nikah?" tanya Dahlia dengan bingung. "Bukankah dia sudah setuju untuk mendaftar akta nikah? Sekarang dia malah menarik kembali kata-katanya. Kenapa pemilik Grup Naga seperti ini?""Selama dua hari ini Daniel menghilang, dia pasti bersama Yasmin. Dan Yasmin pasti entah telah mengatakan apa padanya!" kata Irene sambil menggertakkan giginya. Tatapan matanya tampak berbisa."Lagi-lagi wanita jalang itu!" Saking marahnya, Dahlia berjalan mondar-mandir. Dia sedang berpikir bagaimana dia harus melawan Yasmin."Sekarang akhirnya aku sudah bisa memahami perasaanmu. Pelakor itu sombong!" kata Irene."Jadi, kenapa? Pada akhirnya
"Kenapa aku mau menasihatinya? Apa kamu nggak bisa melihat kalau dia menyukai Daniel? Nggak apa-apa kalau kamu nggak membantunya, tapi kamu malah juga menyakiti hatinya. Apa ada ayah sepertimu?""Apa kamu nggak bisa melihat kalau dia sangat menderita? Kalau Daniel menghormatinya, apa dia nggak akan muncul pada hari pendaftaran akta nikah mereka?""Itu karena Yasmin merayunya!" Dahlia pun mulai berkelahi dengan Andy. "Seperti Klara, kalau dia nggak merayumu, apa kamu akan berinisiatif mencarinya dan tidur bersamanya? Ibu dan anak sama saja. Utang apa yang kumiliki pada mereka di kehidupan lampauku? Sekarang mereka juga menghambat kebahagiaan Irene!"Andy menatapnya dengan sinis dan membalas, "Kamu nggak berutang pada mereka, tapi aku! Aku mengira kamu bisa menjadi istri yang baik. Tapi, apa yang sudah kamu lakukan? Aku menyesal dengan keputusanku saat itu. Kalau kita nggak menikah kembali, hal-hal ini nggak akan terjadi!""Saat itu aku bersalah, tapi aku selalu menebus kesalahanku! Apa
Lebih tepatnya, ada yang menggedor pintu.Plak! Plak! Plak! Kemudian, Yasmin mendengar suara anak kecil yang berkata, "Mama, buka pintu! Apa Mama ada di rumah? Kami pulang!"Yasmin tercengang, lalu dia segera menegakkan punggungnya.Dia buru-buru pergi membuka pintu. Kemudian, dia melihat anak-anaknya sedang berdiri di luar pintu dan dia tercengang."Mama!"Sudah beberapa hari ketiga anak kecil ini tidak bertemu dengan mama mereka, jadi mereka langsung melompat."Kenapa Mama nggak datang melihat kami?""Kami menunggu Mama setiap hari!""Karena Mama nggak mencari kami, kami yang mencari Mama!"Yasmin tidak menyangka mereka akan datang.Karena dia demam dan takut menular ke anak-anak, jadi dia tidak buru-buru pergi ke Taman Royal."Apa kalian datang ke sini sendirian?" Yasmin menyadari tidak ada seorang pun di belakang anak-anak."Iya! Kami datang sendirian. Mama, kami hebat, 'kan?" tanya Julian dengan bangga.Hebat? Raut wajah Yasmin berubah menjadi masam.Dia menarik mereka masuk ke da