Yasmin memberi tahu Bibi.Dia juga bersiap-siap memberi Bibi gaji. Bagaimanapun juga, Klara pasti tidak akan kembali lagi.Klara menyuruh Yasmin pindah keluar dari kompleks kecilnya, lalu tinggal di vila. Lagi pula, tempatnya kosong.Yasmin tahu, tapi dia masih mempunyai tiga anak dan mereka bisa membingungkan para tetangga.Jadi, Yasmin tidak bisa tinggal di vila.Dia bahkan merasa apartemen yang dibelikan Andy padanya tidak aman.Terdengar suara deru mobil di luar.Yasmin pun heran. Siapa itu?Tak lama kemudian, Dahlia dan Irene masuk dengan arogan.Yasmin mengernyit dan ekspresinya tampak masam. "Ngapain kalian kemari?""Masukkan barang-barangnya!" perintah Dahlia kepada supirnya yang sedang mengangkat berbagai barang. Kemudian, dia berkata, "Mulai hari ini, tempat ini menjadi milik kami. Ketika kamu punya waktu luang, kami bisa menginap di sini."Yasmin berdiri, lalu menatap mereka dengan sinis. "Ini adalah rumah ibuku.""Bukankah ibumu sudah pergi dari Kota Imperial? Dia sudah ngg
Yasmin bersabar. Setelah dia menenangkan dirinya, dia berkata, "Aku pergi mengambil beberapa pakaian dulu.""Siapa yang menyuruhmu mengambilnya?" Mata Irene berkilat kejam. "Mulai sekarang, semua barang di rumah ini adalah milikku meskipun itu udara! Seret mereka ke luar!"Perinta terakhir ditujukan kepada sopir.Sopir itu maju untuk menyentuh Yasmin."Jangan menyentuhku! Aku bisa berjalan sendiri!" Yasmin menepis tangan sopir itu.Kemudian, dia keluar bersama Bibi.Dia mendengar suara Dahlia yang sengaja dibesarkan, "Kami punya Daniel sebagai pendukung dan menantu kami!"Bibi khawatir. "Apa kamu benar-benar nggak mau lapor polisi? Apa bedanya mereka dengan sebelumnya?""Nggak perlu. Cepat atau lambat mereka akan pergi ..." kata Yasmin sambil menoleh ke vila.Bibi tidak mengerti. Apa mereka benar-benar akan pergi sendiri?Tampaknya mereka sengaja menyulitkan Yasmin.Setelah Yasmin memberi gaji kepada Bibi, dia pulang ke kompleksnya.Dia merasa sangat dilema ketika dia duduk di kereta b
Resepsionis hotel segera pergi mengecek kamar.Andy mendesak resepsionis sambil menenangkan Klara di telepon.Ketika resepsionisnya sampai, dia melihat pintunya terbuka sedikit, tapi rantai pengamannya masih tersambung. Bisa dilihat kalau memang ada yang mencoba membuka pintu.Setelah Klara yang sedang bersembunyi di kamar mandi yakin dia aman, dia baru keluar.Staf melihat sekeliling, kemudian dia meminta maaf pada Klara. Staf itu berkata seharusnya ada tamu yang salah kamar.Alasan itu benar-benar lemah.Andy yang dari tadi tidak menutup telepon berkata kepada Klara, "Berikan ponselmu kepada mereka."Klara menurutinya.Dia membiarkan Andy dan staf hotel berbicara.Entah apa yang dikatakan Andy, tapi wajah staf itu terlihat lebih rendah hati. Mereka terus meminta maaf di telepon dan membungkuk.Klara merasa Andy tampak cukup keren saat ini.Tak lama kemudian, staf itu mengembalikan ponselnya pada Klara. Lalu, dia meminta maaf lagi kepada Klara sebelum pergi.Setelah Klara mengunci pin
"Apa kamu nggak sibuk?" tanya Klara."Belum mulai," jawab Andy.Klara membalikkan kameranya dan mengarahkannya ke kamar. "Apa kamu bisa melihatnya? Kamar ini jauh lebih besar daripada kamarku.""Ya, aku sudah melihatnya.""Aku tinggal sendirian. Aku nggak perlu kamar sebesar ini.""Kamar besar lebih nyaman."Klara memutar kameranya lagi dan kini menangkap mukanya. "Bagaimana aku berterima kasih padamu? Dan yang ingin kukatakan adalah aku nggak tahu berapa lama aku akan tinggal di sini. Aku juga nggak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya ....""Tenang. Kamu boleh tinggal selama yang kamu mau. Kamu juga nggak usah berterima kasih padaku. Aku melakukan ini untuk Yasmin," jawab Andy.Klara tidak mengatakan apa-apa lagi. Setelah mereka membahas tentang pelayanan hotel, mereka pun mengakhiri panggilan.Klara tidak akan seperti gadis yang memakan waktu Andy. Pria itu perlu bekerja.Bukankah perasaan pelan-pelan seperti ini lebih bisa ada perkembangan?Setelah itu, Klara keluar untuk meng
"Ketika Yasmin lahir, mukanya keriput. Bagaimana aku bisa melahirkan anak yang begitu jelek? Ketika dia bertambah dewasa, dia makin cantik. Untung aku nggak membuangnya," kata Klara sambil tertawa. Ketika dia mengenang masa lalu, dia terlihat bahagia.Andy yang berdiri di sebelah juga mendengarnya dengan saksama."Tapi, setelah aku melahirkannya, aku nggak berani membesarkannya. Aku menyerahkannya kepada kakak dan kakak iparku. Dan aku diam-diam memberikan mereka uang." Klara sangat jarang menceritakan masa lalunya kepada orang. "Kemudian, aku menyadari kalau kakakku bukan ayah yang baik. Kakak iparku juga nggak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa memberi mereka lebih banyak uang agar mereka memperlakukan Yasmin dengan lebih baik ....""Kamu punya kesulitanmu sendiri.""Aku sering bertanya pada diri sendiri. Kalau aku memberitahumu tentang Yasmin, apa kehidupanku akan berbeda?" Klara menertawakan dirinya sendiri. "Dia sangat menggemaskan, sayangnya dia nggak punya ayah yang mencintain
Angin berembus dan Klara menuju ke hotel.Tubuh Andy yang tegang perlahan-lahan menjadi rileks.Bulan yang menggantung dan langit yang dipenuhi dengan bintang menunjukkan cuaca besok akan cerah.Akan tetapi, suasana hati Andy tidak akan secerah besok.Dia merasa gelisah, berat dan kesal ....Dia tidak bisa memberi tahu Klara kalau setelah mereka berpisah, dia tidak bisa keluar untuk waktu yang sangat lama. Dia harus memaksa diri untuk ke luar.Andy merasa tersiksa karena dia harus menikahi kembali mantan istrinya yang sudah dia tidak suka. Dia hanya bisa merasa agak baik ketika dia melihat putrinya.Ketika putrinya tidak ada, semua kekuatan dan tenaganya dihabiskan ke berbisnis.Waktu pun berlalu seperti itu.Rasa rindunya juga sudah memudar.Hanya saja, ketika dia bertemu dengan orang yang pernah dia cintai, dia merasa lebih bertanggung jawab dan hatinya terasa berat.Klara tidak tahu ketika Andy tahu dia dan Klara punya anak, betapa senangnya Andy.Dia tidak akan memberi tahu Klara.
Sedangkan Yasmin berada di lantai enam. Tentu saja dia tidak berada di rumahnya."Apa Ayah di lantai lima? Aku sedang berjalan-jalan di kompleks." Yasmin mengakhiri panggilan, kemudian dia buru-buru berpamitan dengan anak-anak.Dia menutup pintu dengan keras.Tangan Julian sedang memegang gelas. Dia menghela napas seperti orang dewasa, kemudian dia meminum air tersebut.Yasmin pelan-pelan turun ke bawah. Di sudut tangga berdiri Andy.Mereka berdua saling bertatapan.Andy bertanya dengan kaget, "Bukankah kamu berkeliling di kompleks? Kenapa kamu turun dari atas?"Kalau Yasmin tahu ayahnya menunggunya di tangga, dia pasti tidak akan mengatakan itu.Yasmin segera menenangkan diri, lalu dia berkata, "Awalnya aku berkeliling di kompleks, kemudian aku bertemu dengan anak-anak yang tinggal di lantai enam. Jadi, aku mengantar mereka ke atas. Kebetulan Ayah meneleponku."Andy sama sekali tidak mencurigainya. Kata "anak-anak" bahkan membuat hatinya berdebar.Dia pun mengingat Yasmin kehilangan a
Ketika Yasmin mendengar kata-kata itu, dia tidak lagi merasa senang atau berharap apa pun."Ayah, kamu nggak paham dengan situasiku ....""Ayah tahu semuanya. Itu bukan masalah. Selama Raymond menyukaimu, perasaan kalian bukanlah masalah. Biarkan Ayah mengurus yang lainnya," kata Andy dengan ekspresi serius.Yasmin tercengang.Dia tidak tahu apa ini salah atau benar.Meskipun sekarang Daniel mengabaikannya, itu bukan berarti dia sudah lepas dari kendali Daniel karena sampai sekarang status penduduknya masih tidak ditemukan."Aku akan menyuruh Daniel memberiku jawaban. Kamu nggak usah khawatir," hibur Andy.Yasmin menggelengkan kepalanya. "Masalahnya di aku.""Apa itu? Yang penting kamu menyukai Raymond," kata Andy.Yasmin tidak tahu bagaimana dia harus mengatakannya.Sekarang Sandra sudah tahu tentang anak-anak. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan putranya menikahi wanita seperti Yasmin?Dulu ketika Yasmin makan bersama Raymond dan Keluarga Gunawan, yang dikhawatirkan adalah anak-ana