Yasmin tidak meragukan kekuatan Daniel.Lagi pula, dia sudah merasakan betapa kuatnya Daniel.Yasmin tidak berkata apa-apa dan memasuki aula.Malam hari, Yasmin menemani anak-anak mandi. Selesai mandi, mereka bermain di tempat tidur dan sepertinya Yasmin tidak ingin pergi."Mama tidur bersama kami, ya?" Julia memanjat ke atas tubuh Yasmin, kemudian bermain kerah baju Yasmin sambil mengayun-ayun kedua kakinya."Harus!" Julian memeluk leher Yasmin. "Mama nggak boleh pergi!"Yasmin merasa sikap dominan Julian sangat mirip dengan Daniel.Julian anak Daniel. Dia mirip siapa kalau bukan Daniel?Melihat Yasmin diam saja, Julius pun bertanya, "Mama, apa boleh?""Boleh, Mama tidur di sini." Yasmin mengabulkan permintaan mereka.Dia baru menjawab, lalu pintu kamar terbuka.Tanpa perlu melihat, Yasmin tahu itu Daniel.Karena pembantu Taman Royal harus mengetuk pintu sebelum masuk."Papa!" Julian melompat turun dari tempat tidur, kemudian berdiri di depan kaki panjang Daniel. Dia mendongak dan ber
Daniel berjalan mendekat sembari berkata, "Semenjak ingatanmu kembali, kamu menghindariku. Yasmin, selama ini aku bersabar."Daniel berhenti setelah dia tiba di depan Yasmin. Awalnya Yasmin tidak ingin bergerak, tapi aura Daniel yang kuat membuatnya terpaksa mundur selangkah."Jadi, apa yang akan kamu lakukan kalau kamu nggak bersabar? Kamu akan memaksaku? Hanya itu yang bisa kamu lakukan, 'kan?" Jantung Yasmin berdetak dengan sangat cepat, tapi dia tetap tenang ketika bertanya pada Daniel.Daniel meraih dagu Yasmin dan memaksa Yasmin untuk menatapnya. "Biarkan aku lihat. Sebenarnya mulutmu atau aku yang akan lebih keras?"Yasmin tertegun. Dia menepis tangan Daniel dengan malu, lalu dia ingin melarikan diri dari melewati samping Daniel.Dia tidak ingin lanjut bersama Daniel di ruang ganti.Kalau Daniel ingin melakukan sesuatu, apa Yasmin sungguh bisa kabur?Iblis ini bisa melakukan segala kejahatan!Bam! Daniel menempelkan telapak tangannya di kaca dan memblokir jalan Yasmin.Situasi k
"Loh?"Suara itu muncul dari mulut Julius.Saat Yasmin mendengar itu, raut wajahnya menjadi canggung.Daniel membelakangi Julius, tapi Yasmin tahu kenapa Daniel membelakanginya.Itu terlalu jelas, jadi agak menakutkan.Julia datang. "Mama, kenapa mukamu sangat merah?"Yasmin melihat anak-anak berjalan ke arahnya dengan ekspresi bingung, jadi dia segera pergi menarik mereka. "Ayo keluar. Apa kalian sudah mandi?""Belum!""Mama juga belum. Ayo mandi bersama.""Oke!" Anak-anak ditarik keluar dari ruang ganti.Daniel menundukkan kepalanya, lalu dia menghela napas dengan kuat dan menutupi matanya dengan tangan.Yasmin membawa anak-anak ke kamar mereka untuk mandi. Setelah itu, dia tidak peduli pada Daniel.Ketika sarapan, Daniel tampak normal."Apa kamu mau pergi ke perusahaan hari ini?" tanya Daniel."Hari ini nggak. Aku ingin menemani anak-anak di rumah," jawab Yasmin. Sebelumnya matanya tidak bisa melihat, jadi dia ingin menemani anak-anak.Terlebih lagi, kening Julian masih terluka. Yas
"Nggak!" Susan menyangkal dengan panik. "Nyonya memakan ini setiap hari, bagaimana mungkin ada masalah? Tuan Daniel nggak akan mencelakai Nyonya.""Kalau begitu, makan." Yasmin memaksa Susan untuk makan.Susan menatap sarang burung itu dan merasa takut, tapi dia hanya bisa menerimanya.Dia memakan sesuap demi sesuap sarang burung di depan Yasmin."Enak?" tanya Yasmin."Enak, tapi ... Nyonya jangan memberi tahu Tuan Daniel, ya. Atau saya akan dipecat karena memakan makanan Nyonya," kata Susan dengan takut-takut."Tenang saja, aku nggak akan memberitahunya. Selain itu, aku akan bilang kepada Daniel kalau lain kali nggak usah memasak sarang burung lagi."Susan pergi sambil membawa mangkuk kosong itu. Dia terlihat khawatir. Dia ada menaruh obat dalam sarang burung ini. Seharusnya dia baik-baik saja kalau hanya makan sekali, 'kan?Yasmin duduk di sofa dan melihat Susan benar-benar menghabiskan sarang burung itu. Jadi, apa ada yang salah atau tidak di dalam sarang burung?Kalau itu racun, bi
Walaupun Susan menundukkan kepalanya, dia memperhatikan suara di ruang kerja.Jelas kalau Yasmin telah membuat Daniel marah.Melihat Tony ingin mengantarkan teh ke ruang kerja, Susan segera menghampirinya dan berkata, "Pak, saya saja.""Nggak usah. Sepertinya suasana hati Tuan Daniel sedang buruk. Kamu jangan mendekatinya.""Pak, ketika Tuan Daniel sedang marah dan melihat wanita yang mengantar teh, itu akan membuat suasana hatinya menjadi baik, 'kan?" ujar Susan."Kalau begitu, kamu berhati-hati.""Tenang saja."Tony tidak khawatir. Bagaimanapun juga, Susan sudah lama bekerja di Taman Royal dan dia termasuk cerdas.Susan mengetuk pintu. Setelah dia mendengar jawaban dari dalam, dia mengantar masuk teh dengan hati-hati."Tuan Daniel, ini teh Anda." Susan meletakkan cangkir teh di samping tangan Daniel agar Daniel bisa mengambilnya dengan mudah.Susan baru saja meletakkan cangkirnya, lalu dia dapat merasa Daniel sedang menatapnya.Susan merasa sedikit gugup dan tidak berani menatap bali
Setelah Daniel mengusir Yasmin, apa Daniel akan jatuh cinta pada Susan?Susan mendadak memiliki ambisi yang lebih besar. Kalau dia menjadi Nyonya Guntur di masa depan, apa Irene masih berani mengaturnya?Yasmin sedang berbaring miring dan tidak bisa tidur.Dia tidak tahu Daniel pergi ke mana.Daniel pergi ke ruang kerja atau keluar?Bisa-bisanya dia memiliki perasaan kepada Daniel. Ini benar-benar menakutkan.Makin Yasmin memaksa dirinya untuk tidur, dia makin tidak bisa tidur. Tidak ada orang di sebelahnya membuat hatinya terasa kosong ....Apa ini ada hubungannya dengan lampu malam menyala?Yasmin bangkit, lalu mematikan semua lampu sehingga seluruh kamar menjadi gelap gulita.Dia baru saja berbaring, lalu dia mendengar suara pintu dibuka. Ada orang memasuki kamar, kemudian tempat di belakang Yasmin tenggelam sedikit. Dada yang kuat dan lebar menekan punggung Yasmin.Yasmin tahu siapa ini.Dia tidak berani bergerak dan berpura-pura sudah tertidur.Sebelumnya karena Yasmin menolak Dan
Daniel adalah Daniel. Yasmin adalah Yasmin.Perusahaan ini ditinggalkan ayahnya untuknya, jadi Yasmin ingin menanganinya sendiri dan tidak suka dicampur tangan oleh orang lain.Joshua pun tidak keberatan. "Baik, aku akan memberi tahu Tuan Daniel."Setelah dia mengatakan itu, dia keluar.Yasmin berpikir apa Joshua tidak akan pergi kalau Daniel tidak setuju? Sebenarnya ini perusahaan Yasmin atau Daniel?Namun, dia tahu kalau Joshua hanya mendengarkan perintah. Selain itu, dulu dia lumayan menjaga Yasmin. Yasmin pun tidak akan menyulitkannya.Hanya saja, apa Daniel sungguh tidak akan mengizinkan Joshua pergi dari sini?Daniel tidak tertarik untuk mengambil alih perusahaan ini, tapi Yasmin tahu Daniel ingin mengawasinya. Itulah alasan kenapa dia mendominasi tempat ini ....Tak lama kemudian, Joshua mengetuk pintu dan masuk. "Aku sudah bilang kepada Tuan Daniel, jadi aku akan kembali ke Grup Guntur sekarang dan menjadi supervisor departemen keuangan."Yasmin diam-diam menghela napas lega.D
"Ah." Raymond memijat pelipisnya. "Aku sudah minum terlalu banyak dan mengira aku sedang berhalusinasi.""Perhatikan kesehatanmu." Yasmin tetap peduli padanya.Dia dan Raymond adalah masa lalu, bukan orang asing.Ketika dia ditahan, Raymond masih ingin membantunya mencari pengacara terbaik.Pupil Raymond bergerak. Dia menatap Yasmin dan bertanya, "Ingatanmu sudah pulih?""Iya, sudah." Yasmin tidak merahasiakannya.Matanya juga tidak bisa melihat sebelumnya dan Raymond pasti tidak tahu tentang itu. Yasmin pun tidak perlu mengungkitnya.Raymond tercengang. "Baguslah."Kalau ingatan Yasmin sudah pulih, maka dia mengingat semua yang terjadi di masa lalu, termasuk hubungan mereka."Aku nggak akan melupakan teman sepertimu." Saat Yasmin mengucapkan kata "teman", dia merasa sedikit bersalah kepada Raymond. Bisa-bisanya dia menyukai Daniel pada masa dia kehilangan ingatannya.Betapa mengejutkannya itu. Akhir bagus apa yang akan didapatkannya dengan menyukai seorang iblis?Yasmin tidak tahu dan
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara
"Aku sudah menonton video kecelakaan mobilnya. Itu sebuah kecelakaan.""Baik, itu kecelakaan. Kalau begitu, aku mau bertanya padamu lagi. Bagaimana dengan keracunan makanan di sekolah?" tanya Irene. Melihat Yasmin diam saja, ekspresi Irene pun menjadi licik. "Ada beberapa hal yang kamu nggak tahu, tapi aku tahu. Bisa jadi ... ini ada hubungannya dengan Daniel?""Nggak mungkin!" Yasmin langsung membantah. "Daniel nggak mungkin melakukan itu.""Kenapa nggak mungkin? Dia adalah kekasih lamamu dan Daniel nggak menyukainya!" hasut Irene. "Selain itu, situasi di internet makin intens sekarang. Aku nggak percaya nggak ada yang menghasut mereka.""Orang-orang zaman sekarang suka menjatuhkan orang," kata Yasmin dengan ekspresi sinis.Irene tertawa. "Kamu benar-benar polos. Kalau kamu bersikeras ingin berpikir seperti itu, boleh juga, sih. Sepertinya kamu bersikeras yakin kalau nggak ada apa-apa di antaraku dan Daniel. Pada akhirnya, kamu melihat kami berciuman."Yasmin berdiri di sana dengan ta
"Aku datang untuk mencari direktur rumah sakit," kata Raymond."Apa kamu sudah tahu bagaimana anak-anak bisa keracunan makanan?" tanya Yasmin."Katanya sayuran yang dikirim tercemar. Itu adalah kecelakaan," kata Raymond.Raymond tidak menyembunyikannya dan tidak bisa menyembunyikannya karena masalah ini sudah tersebar di internet.Yasmin menatap Raymond yang terlihat kuyu setelah mereka tidak bertemu selama beberapa hari. Yasmin tahu kalau Raymond sedang mengkhawatirkan masalah ini.Lengan Raymond masih dibalut kain kasa, tapi sudah tidak menggantung dengan lehernya."Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Yasmin."Baik-baik saja," kata Raymond. Saat Raymond melihat wajah cemas Yasmin, dia menenangkannya, "Nggak perlu khawatir. Aku bisa menyelesaikan masalah ini."Yasmin juga tidak tahu bagaimana dia bisa membantu Raymond."Setelah kamu pulang kemarin, Daniel nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak." Yasmin menggelengkan kepalanya. Raymond sendiri sedang memiliki setump
Setelah Yasmin kembali ke kantor, dia membaca berbagai komentar di internet.Akademi Pinokio, rumah sakit, tidak ada yang selamat. Mereka semua dikutuk dengan kasar dan dicap sebagai "pengusaha berhati busuk".Apa dia perlu menelepon Raymond untuk bertanya bagaimana situasinya?Setelah Yasmin memikirkannya sejenak, dia mengurungkan niat.Walaupun dia menelepon Raymond, bantuan apa yang bisa diberikannya?Kalau nanti dia ketahuan oleh Daniel, itu hanya akan makin kacau.Sore hari, Yasmin akan pergi ke rumah sakit bersama manajer penjualan untuk mendiskusikan kerja sama dan kontrak.Saat perjalanan pulang, kebetulan mereka melewati rumah sakit yang terkena masalah itu."Ayo pergi ke rumah sakit itu untuk melihat-lihat," kata Yasmin."Sekarang? Menurutku, mereka sedang nggak niat." Manajer penjualan mempertimbangkannya sejenak. "Selain itu, kalau kita terlihat oleh orang lain, itu akan merugikan perusahaan.""Kita nggak boleh mundur karena sesuatu terjadi pada orang lain. Mari kita mencar
Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan
Lauren tiba-tiba mengingat Evan yang langsung pergi dari perusahaan kemarin sore dan telepon masuk semalam. Lauren menatap Evan dengan serius dan bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan?""Apa?""Kemarin sore kamu jelas-jelas datang ke perusahaan, tapi kamu langsung pergi. Kamu pergi ke mana?""Ada urusan mendadak.""Apa itu nggak ada hubungannya dengan perusahaan?"Evan meraih tangan Lauren, kemudian menariknya sehingga Lauren duduk di atas pahanya. Evan mengangkat alisnya. "Kenapa kamu sangat sensi? Kamu seperti tubuhmu. Sayang, apa kamu tahu betapa aku menyukai tubuhmu?""Aku mau kembali bekerja." Seharusnya Lauren tidak bertanya. Apa Evan benaran akan memberitahunya kalau dia melakukan sesuatu?"Bukankah kamu bekerja untukku?" Evan tidak ingin melepaskannya."Kamu perlu bekerja, 'kan?" tanya Lauren.Evan melihat dokumen di atas meja yang perlu dibaca dan ditandatangani. Ekspresinya pun berubah. Dia menepuk pantat Lauren sebelum menarik kembali tangannya dengan enggan. "Saat aku perg
Saat ini ada sedikit celah terbuka di tengah tirai jendela dan cahaya dari luar pun masuk.Lauren tidak membalikkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya karena dia tahu Evan tidak berada di atas tempat tidur. Kalau tidak, pinggangnya akan dipeluk Evan.Dia menatap cahaya itu selama lima menit sebelum dia bangun dengan lelah.Setelah menekan tombol di samping tempat tidur, tirai jendela terbuka dan menunjukkan lapisan kain kasa saja.Seluruh kamar menjadi terang, tapi itu tidak menyilaukan mata.Lauren turun dari tempat tidur. Dia menyeret tubuhnya yang pegal ke ruang ganti.Dia bisa berusaha pergi ke perusahaan tepat waktu pada hari pertama, kedua dan ketiga.Namun, setelah hari keempat, dia tidak bisa bangun.Karena dia kelelahan.Ibaratnya dia kerja lembur terus menerus. Tubuhnya tidak mungkin bisa bersemangat melulu.Dia membongkar bajunya. Ketika dia mendengar suara di luar, dia membuka botol obat dengan cepat, kemudian memakan pil di dalam.Agar tidak tertangkap basah oleh Evan, seka