"Ada konflik apa di antara kita?" tanya Daniel dengan ekspresi masam.Yasmin meliriknya sekilas. Dia heran bagaimana Daniel bisa mengucapkan itu.Yasmin mengabaikannya, lalu berjalan ke bilik toilet.Setelah itu, dia menutup pintu di depan Daniel.Daniel langsung menahannya dengan tangan."Daniel, apa kamu nggak waras?" Yasmin tampak jijik.Daniel tidak mengucapkan apa-apa. Dia maju, lalu mencium Yasmin dengan paksa."Mm!" Bibir Yasmin dicium dan matanya terbuka lebar.Sikap mendominasi Daniel seolah-olah menyerang hatinya dan membuatnya berdenyut.Daniel menciumnya sampai dia kehabisan oksigen. Kemudian, bibir mereka menempel sambil Daniel memperingati, "Kamu adalah milik Kakak. Ingat itu."Lalu, dia membantu menutup pintu.Yasmin mendengar suara langkah kaki Daniel yang menjauh, pada akhirnya pintu toilet wanita ditutup. Lalu, Yasmin menyandarkan tubuhnya yang lemah ke dinding bilik. Tangannya memegang dada kirinya di mana jantungnya berdebar.Namun, hal yang dilakukan Daniel seperti
Daniel langsung menggenggam pergelangan tangan Yasmin. "Kita boleh mencobanya.""Nggak boleh ...."Ukuran tempat tidur di kamar istirahat jauh lebih kecil daripada ukuran tempat tidur di rumah.Pokoknya, mereka berdua harus berimpitan.Yasmin mendongak dan melihat Daniel yang kedua matanya terpejam. Dia hanya memeluk Yasmin dan tidak melakukan apa-apa. Dia sangat menjaga sikapnya dan seolah-olah dia datang hanya untuk tidur.Yasmin menatap wajah Daniel dari jarak dekat. Dia telah mengenal wajah ini semenjak dia berusia 12 tahun sampai sekarang.Yasmin berpikir, kalau dia tidak salah naik ke ranjang Daniel, seharusnya tidak akan ada masa depan di antara mereka, 'kan?Dulu Yasmin sangat takut padanya. Dia tidak pernah menyangka suatu hari hatinya akan bersemi untuk wajah ini.Ini benar-benar mengejutkan.Kalau dulu ada yang memberitahunya dia akan jatuh cinta pada Daniel, dia pasti akan tertawa.Ya, ini tidak akan terjadi kalau dia tidak kehilangan ingatannya.Yasmin sendiri tidak tahu s
Susan menundukkan kepalanya dan beranjak pergi.Daniel berjalan mendekat sambil menatap Yasmin. Tatapan matanya yang tajam itu seakan-akan ingin menembus tubuh Yasmin.Sementara Yasmin ditatap sehingga dia tidak bisa bernapas."Panggilan teleponmu sudah selesai?"Yasmin ingin sekali mengalihkan topik pembicaraan, tapi Daniel malah mengungkitnya lagi. Yasmin pun berkata dengan hati-hati, "Kamu nggak marah, 'kan? Aku hanya asal mengatakannya. Terlebih lagi, Irene yang bersikeras ingin memprovokasiku."Bagaimanapun juga, Yasmin merasa sedikit gelisah.Karena Irene adalah kesayangannya, 'kan?Meskipun Daniel sudah menikahinya, dia tetap tidak tega menyakiti Irene.Ketika Yasmin memikirkan itu, hatinya terasa perih."Aku akan pergi menemani anak-anak." Yasmin tidak ingin mereka bertengkar karena hal Irene, jadi lebih baik dia menghindar.Namun, pergelangan tangannya diraih sehingga dia berdiri di depan Daniel.Dia menatap lurus mata hitam tersebut dan jantungnya berdetak dengan cepat. "Ke .
Terutama Julia yang mempunyai kesehatan kurang baik semenjak dia lahir.Tony ingin mengantarkan teh. Saat Susan melihat itu, dia berkata, "Pak, biar saya saja."Setelah Susan menerima tehnya, dia meletakkannya di sebelah Daniel. "Tuan Daniel, ini teh Anda."Daniel sedang melihat Yasmin dan anak-anak, jadi dia tidak menjawab Susan.Yasmin dapat melihat kekecewaan Susan dengan jelas.Ternyata itu yang dipikirkan Susan ....Jadi, apa Daniel mengetahuinya?Sepertinya tidak.Namun, Yasmin tidak peduli. Semenjak dia datang ke Taman Royal untuk pertama kalinya, Susan sudah ada di sini.Kalau Susan benar-benar memiliki hubungan dengan Daniel, Daniel tidak akan mencari Yasmin.Menyukai Daniel memang hal yang sangat berbahaya.Kalau dia tidak takut mati, tidak ada yang perlu dikhawatirkan orang lain.Malam hari, Yasmin kembali ke kamar anak-anak dengan mereka. Kemudian, Daniel menariknya kembali ke kamar utama dengan paksa dan bahkan mendorong Yasmin ke kamar mandi.Yasmin merasa gugup. "Nga ...
"Apa dia akan menyentuhmu?""Dulu dia nggak menyentuhku, tapi itu bukan berarti dia nggak akan menyentuhku di masa depan." Irene sangat percaya diri. "Kamu akan melihat satu hari itu."Yasmin tidak bisa mengatakan apa-apa karena Irene sudah mematikan telepon.Dia duduk termenung di kursi.Apa ada hubungan di antara Daniel dan Irene?Dia tidak berharap hari itu akan datang ....Ponselnya berbunyi lagi. Itu adalah notifikasi berita.Yasmin tidak mengambil ponselnya. Dia cuman meliriknya sekilas, lalu mengalihkan pandangannya dengan cepat.Namun, dia berhenti dan melihat layar ponselnya lagi. "Kepala Sekolah Akademi Pinokio Mengalami Kecelakaan Mobil Semalam, Telah Diantar ke Rumah Sakit, Kondisinya Tak Ketahui Saat ini".Yasmin tercengang. Dia bergegas mengambil ponselnya, kemudian membuka halaman berita.Dalam foto, kendaraannya terbalik di jalanan remang-remang yang dipenuhi lampu jalan dengan beberapa bagian berserakan di tanah.Lalu, ada cairan yang bentuknya seperti genangan. Karena
"Putar balik 30 detik sebelumnya," perintah Daniel sambil melihat layar.Resepsionis tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia buru-buru memutar balik video 30 detik sebelumnya.Setelah itu, Daniel berkata dengan sinis, "Berhenti. Perbesar layarnya."Resepsionis melakukan seperti yang diperintahkan.Setelah layarnya diperbesar, Eric dapat merasakan aura Daniel menjadi berat. Ketika dia melihat layar di dinding, dia mengetahui apa salahnya.Wartawan sedang mewawancarai dokter.Namun, tak jauh dari situ muncul Raymond dan Yasmin yang berlari ke arahnya. Setelah itu, Raymond memeluk Yasmin.Eric berpikir pada saat ini Yasmin hanya berada di antara Taman Royal atau perusahaan. Namun, dia muncul di rumah sakit kini demi Raymond.Tak hanya itu, Yasmin bahkan berlari ke arah Raymond dan masuk kamera.Kalau layarnya tidak diperbesar, mereka sama sekali tidak akan tahu siapa itu.Bisa-bisanya Daniel melihat Yasmin.Eric diam-diam merasa masalah ini sudah menjadi besar dan akan ada orang yang terken
"Kamu sedang membantunya?" Aura gelap keluar dari sekujur tubuh Daniel."Nggak, benar-benar nggak. Aku hanya terkejut setelah membaca berita. Aku datang ke sini untuk mencari tahu apa Pak Raymond baik-baik saja. Setelah itu, aku bersiap-siap untuk pulang," jelas Yasmin dengan gelisah.Dia khawatir Daniel benar-benar akan menggila dan mematahkan tangan Raymond.Kalau itu terjadi, dosa Yasmin menjadi besar.Namun, penjelasannya tidak berguna. Daniel berteriak, "Lakukan!"Pengawal di belakang melangkah maju.Yasmin kaget, kemudian mendorong Daniel dengan kuat. "Daniel, kamu berani melakukannya?!""Apa kamu ingin melihat aku berani melakukannya atau nggak?" Kesabaran Daniel terbatas.Yasmin telah berulang kali memprovokasinya. Apa Yasmin benar-benar mengira dia tidak berani melakukannya?!Koridor rumah sakit penuh dengan pengawal Daniel. Mau itu dokter, suster, pasien atau keluarga pasien, semuanya menghindari mereka karena takut terlibat.Yasmin menatap Raymond. Raymond tidak terlihat pan
Dia berlari ke arah Raymond, kemudian dipeluk oleh Raymond.Karena sudut kamera, itu seakan-akan Yasmin yang berlari ke dalam pelukan Raymond.Yasmin tidak menyangka ternyata Daniel muncul di rumah sakit karena ini.Dia mengira sopir yang telah memberi tahu Daniel."Ini yang kamu bilang nggak menyukainya?" Daniel tampak menyeramkan. "Apa kamu sudah lupa kalau kamu adalah Nyonya Guntur sekarang?"Tenggorokan Yasmin sedikit tercekat. "Ini salah paham.""Apa kamu mengira aku buta, hm?" Daniel mencengkeram bagian belakang leher Yasmin, lalu mengerahkan kekuatannya sedikit. Dia bisa mematahkan leher mulus ini dengan mudah!Yasmin pun marah karena tindakan Daniel. "Aku sudah bilang ini salah paham. Kalau kamu masih berpikir seperti itu, aku juga nggak bisa melakukan apa-apa!"Dia dan Raymond bersih, tapi itu mungkin berbeda dengan Daniel dan Irene!Kenapa dia harus dikontrol oleh Daniel? Pria ini terlalu dominan!"Apa katamu?" Kata-kata Yasmin membuat Daniel naik darah. Sorot matanya berubah
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati
Sayangnya, Lauren mengkhianati Gilbert.Sekarang Evan bisa mengabaikan semuanya karena anaknya.Layar ponselnya yang diletakkan di meja samping tempat tidur menyala. Ia bahkan tidak bergetar sedikit pun.Evan mengambil ponselnya. Ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dia keluar dari kamar."Datang ke sini untuk makan malam," kata Juan dari ujung telepon.Evan mematikan telepon. Dia tahu kalau ini bukan "makan malam" yang sederhana.Sebelum dia keluar, dia memesankan pembantu untuk mengawasi Lauren dengan baik. Kalau terjadi apa-apa pada Lauren, mereka akan mati.Para pembantu tentu harus bekerja keras.Mobil Bentley hitam berhenti di depan pintu rumah utama. Pengurus rumah melangkah maju untuk membukakan pintu.Dia berkata dengan hormat, "Tuan Muda sudah kembali. Tuan Besar sedang di ruang kerja.Setelah Evan masuk ke ruang kerja, dia melemparkan jasnya di atas sofa sebelum duduk. "Ada apa kamu mencariku?""Apa aku nggak boleh mencarimu kalau nggak ada apa-apa?" Juan mengambil te
Selama Evan memikirkannya, dia akan membawanya ke rumah. Dia seperti sedang memenuhi tanggung jawabnya sebagai "ayah" dengan serius.Evan mempunyai rapat sore ini, jadi dia pergi ke Grup Samson.Kebetulan James mencari Evan karena ada urusan pekerjaan. Dia menjepit dokumen di bawah ketiaknya sambil berjalan dengan santai.Dia baru ingin mengetuk pintu ketika Ricky datang. "Tuan James, Tuan Evan sudah keluar.""Kemarin aku datang, kamu juga bilang dia sudah keluar. Sepertinya Tuan Evan sangat sibuk akhir-akhir ini?" James mengerutkan alisnya.Ricky hanya menjawab, "Iya, dia agak sibuk."James mengangkat alisnya, lalu pergi.Dia baru saja memasuki kantornya, lalu dia melihat ada seorang wanita sedang duduk di sofanya. "Ada angin apa tiba-tiba Nona Sofia datang ke sini?""Aku ini kakakmu. Kurang ajar sekali," tegur Sofia."Aku sangat sibuk. Aku nggak punya waktu menemanimu minum teh." James duduk di sofa, kemudian kedua kakinya yang panjang mengenai meja kopi.Sofia merasa jijik dengan si
"Jangan terlalu banyak berpikir. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengaturnya." Evan mendekat untuk menggendong Lauren."Aku bisa jalan sendiri," tolak Lauren.Setelah mereka turun, mobil di luar sudah menunggu.Lauren menggendong Miumiu dan ingin pergi mengambil makanannya, tapi Evan menyuruh pembantu yang melakukannya.Setelah mengambil makanan anjing, mereka naik mobil.Rumahnya berbentuk vila dan tidak jauh dari pusat kota. Ia mempunyai pemandangan yang indah serta halaman yang asri. Tempat ini cocok menjadi tempat istirahat orang.Lauren keluar dari mobil, kemudian melihat sekeliling rumah tersebut.Evan berkata, "Rumah ini penuh dengan orangku. Tempat ini termasuk kawasan perkotaan, tapi lingkungannya tenang dan suhunya normal sepanjang tahun. Aku cuman mengatur dua pembantu dan mereka bukan orang sembarangan."Dua pembantu berdiri di depan pintu dan menunggu dengan sopan.Lauren bertanya, "Kamu ingin mengurungku di sini?""Apa kamu nggak suka tinggal di sini? Kamu ingin ting
Ketika saatnya makan siang, Evan secara pribadi mengantar makanan.Lauren masih memeluk Miumiu dan bersandar di papan tempat tidur dengan pasrah."Makanlah." Evan duduk di tepi tempat tidur.Lauren tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar Evan. Pupilnya bahkan tidak bergerak sedikit."Lauren, aku sudah bilang aku akan berubah setelah anak kita lahir. Apa begitu pun belum cukup?" tanya Evan.Lauren masih bergeming."Selesai makan, aku akan membawamu pergi dari sini. Aku akan membawamu ke rumahku yang lebih tersembunyi dan melindungimu sampai anak kita lahir," ujar Evan.Melihat Lauren tidak bereaksi, Evan langsung mencekik leher Miumiu, lalu mengangkatnya.Miumiu terkejut dan menggonggong."Ngapain kamu?" Akhirnya Lauren bereaksi dan ingin pergi merebut Miumiu. "Kembalikan Miumiu!"Evan menghalangi Lauren dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain mencekik Miumiu. Anjing ini sangat kecil dan lemah. Selama Evan mengepalkan tangannya, dia bisa mencekiknya sampai mati."Makan
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din