Ponsel Yasmin sudah hilang, jadi nomor ponselnya dicetak ulang.Karena itu, Mike tahu kalau itu Yasmin."Ini aku. Mike, bagaimana dengan pabrik?" tanya Yasmin."Peralatan sudah diuji. Teknisinya adalah orang kita dan ada juga yang dikirim Tuan Evan. Untuk sementara semuanya sangat lancar," jelas Mike.Yasmin berkata, "Joshua adalah orang Daniel. Kerjakan apa-apa sendiri, ya."Mike merasa nada Yasmin berbeda dari sebelumnya. "Bu Yasmin?"Yasmin tidak menyembunyikannya dari Mike. "Ingatanku sudah pulih.""Baguslah! Tapi, apa Tuan Daniel akan melakukan sesuatu pada perusahaan?""Nggak. Aku cuman nggak senang," ucap Yasmin."Baik."Saat Susan mendengar ingatannya sudah pulih, dia langsung berhenti.Yasmin tidak bisa melihat, tapi ingatannya sudah pulih?Kalau begitu, apa Susan sudah melakukan sesuatu yang mencurigakan di depan Yasmin?Seharusnya tidak. Kalau tidak, kenapa Yasmin menganggapnya penting dan hanya membiarkannya mengantar sarang burung?Lebih baik Susan jangan menakuti dirinya
Tak lama kemudian, telinga Yasmin mendengar suara sepatu hak tinggi. Langkah kaki itu bahkan terdengar arogan.Hanya dengan membayangkannya, gambar itu sudah muncul di benak Yasmin.Irene selalu memiliki aura yang luar biasa, apalagi ketika dia bermain piano. Pantas saja dia dapat menarik perhatian Daniel.Pria lain juga menyukainya.Setelah sepatu hak tinggi itu tiba di depan Yasmin, Irene malah diam saja."Bukankah kamu datang untuk menertawakanku? Kenapa kamu diam saja?" tanya Yasmin."Nggak. Aku hanya mengasihanimu," ucap Irene."Kenapa? Karena aku buta? Iya, sih. Seharusnya kamu mengasihaniku. Tinggal di rumah besar seperti istana yang mempunyai ratusan kamar. Mempunyai makanan dan pakaian hanya dengan mengangkat tanganku. Aku juga mempunyai anak kembar tiga yang lincah dan menggemaskan. Aku benar-benar merasa nggak nyaman," ujar Yasmin.Ekspresi Irene menjadi sangat masam.Namun, dia segera mengubah ekspresinya. Bagaimanapun juga, selama dia membuat Yasmin merasa terancam sedikit
Susan berkata, "Benar. Nyonya meminta saya memanggil Nona Irene."Irene mengakui, "Daniel, maafkan aku nggak mendengarkanmu dan bersikeras ingin datang ke sini. Aku tahu kamu sedang pergi, baru aku sengaja datang untuk menghindarimu ...."Saat Yasmin mendengar itu, dia langsung memahami maksud Irene. Karena hubungannya dengan Daniel, makanya dia menghindar agar tidak ada yang mencurigai mereka."Pulang sana," kata Daniel dengan sinis.Ketika Yasmin mendengar apa yang dikatakan Daniel, dia langsung menghentikan Irene, "Nggak boleh! Dia nggak boleh pergi! Kamu harus memberiku keadilan! Irene telah membunuh ayahku, jadi dia harus dihukum!"Lalu, dia melangkah maju untuk menangkap Irene. Dia tidak bisa membiarkan Irene pergi!Namun, karena dia tidak bisa melihat dan berjalan dengan terburu-buru, kaki kanannya tersandung kaki kirinya. "Aa!"Yasmin hampir jatuh!"Nyonya!" seru Susan dengan terkejut.Setelah itu, Daniel berlari untuk menangkap Yasmin yang hampir mencium tanah.Yasmin meraih l
"Itu bukan urusanmu." Yasmin berdiri di depan pintu kamar, lalu berkata, "Masuk dan bantu aku menyusun barang."Susan mengikuti Yasmin masuk, lalu bertanya dengan aneh, "Susan barang apa?""Aku ingin pergi dari Taman Royal dan nggak tinggal di sini. Ambilkan baju ganti," ucap Yasmin."Oh .... Baik ...." Susan bekerja sesuai perintah. Dia pergi ke ruang ganti untuk mengambil baju Yasmin.Yasmin duduk di tepi tempat tidur. Dia merasa hati dan tubuhnya lelah. Dia dipenuhi dengan kemarahan dan kesedihan.Dia merasa kebutaan dan kembalinya ingatannya seperti yang dikatakan Daniel dan Irene, yaitu dia sungguh tidak dapat melakukan apa-apa.Yasmin tidak bisa tinggal di kamar yang sama dengan orang seperti Daniel. Yasmin tidak bisa tidur bersamanya. Satu detik pun tidak bisa.Yasmin merasa ada yang berbeda dengan udara. Dia tahu kalau Daniel sudah masuk.Susan yang sudah menyusun barang Yasmin mengangkat koper keluar. Dia berdiri di sana dan untuk sekejap tidak tahu apa yang dilakukan.Yasmin
Yasmin duduk di depan meja. Di ruang tamu kamar tidur utama hanya ada dia dan Daniel.Semua sayur di piring diambil oleh Daniel untuknya.Yasmin sama sekali tidak mempunyai selera untuk makan. Baginya, siksaan saat ini hampir membuatnya kehilangan kendali.Dia menusuk-nusuk nasi di piring dengan sendok. Hanya beberapa nasi yang masuk ke dalam mulut."Apa kamu mau aku menyuapmu?" Daniel mengambil sendok dari tangan Yasmin, lalu memasukkan beberapa daging ke dalam mulutnya.Yasmin memalingkan mukanya dan diam saja. Sekujur tubuhnya menolak Daniel.Kecewa, sedih, putus asa ...."Apa yang harus kulakukan baru kamu mau makan?" tanya Daniel dengan sabar. "Tangkap Irene? Aku akan menangani masalah ini. Kamu nggak usah berpikir apa-apa."Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia seolah-olah sudah mati rasa.Ya, cara Daniel menanganinya yaitu dengan menyelidikinya.Itu sudah sangat jelas. Kenapa Daniel masih mau menghabiskan waktu untuk menyelidikinya?Yasmin sudah tidak membutuhkannya ...
Selesai makan, mereka sekeluarga turun ke bawah untuk berjalan-jalan di luar.Karena ada Daniel yang menemani Yasmin, pembantu lainnya tidak perlu mengikutinya."Mama, Mama! Di sini, di sini!" Julia menarik tangan Yasmin sambil melompat-melompat.Mereka berjalan ke rerumputan, kemudian tiga anak kecil itu bermain sendiri.Julian bermain sepak bola. Julius bermain golf, sementara Julia sedang berjongkok di rerumputan dan mungkin dia telah menemukan ulat.Dia merasa ulat ini pasti akan berubah menjadi kupu-kupu!Namun, pikiran Yasmin melayang.Suara getar ponsel Daniel yang menyadarkannya.Daniel mengeluarkan ponselnya untuk melihat siapa meneleponnya, kemudian dia langsung mematikannya.Yasmin tidak mendengar Daniel mengangkat telepon dan pergi. Itu berarti Daniel langsung menolaknya.Ya, dia tidak bisa mengangkat telepon Irene saat ini.Yasmin tidak peduli, jadi untuk apa Daniel berpura-pura tidak peduli pada Irene?Tengah malam, ponsel Daniel bergetar lagi.Daniel mencari ponselnya, k
Daniel sama sekali tidak perlu memberitahunya itu. Yasmin hanyalah benda miliknya. Dia tidak punya hak asasi manusia sedikit pun.Terserah Daniel ingin melakukan apa.Sebagai penguasa Kota Imperial, siapa yang bisa membantahnya?Siang hari, Yasmin dan anak-anak pergi ke taman bunga di luar.Anak-anak sedang bermain, sementara Yasmin duduk di meja bundar. Ada buah-buahan dan kue di atas meja, serta satu teko teh.Yasmin memegang ponselnya, kemudian menelepon Mike. "Mike, bantu aku menelepon Lauren, lalu minta dia meneleponku.""Baik."Seharusnya ada nomor ponsel Lauren di ponselnya, tapi Daniel hanya menaruh beberapa orang ke kontak penting.Lauren tidak termasuk.Begitu juga dengan Evan.Yasmin memanggil putranya, "Julian."Julian berlari mendekat. "Mama, ada apa?""Apa ada orang di sebelahku?""Ada."Yasmin tersenyum. "Kamu, Julius dan Julia nggak termasuk.""Kalau begitu, nggak ada. Aku menyuruh mereka berdiri jauh-jauh," kata Julian.Ponsel Yasmin berdering. Setelah dia mengusap kep
Karena Daniel pilih kasih pada Irene, Yasmin akan menyelidikinya sendiri.Setelah dia mendapatkan bukti yang kuat, dia pasti tidak akan memaafkan Irene walaupun Daniel menghalanginya!"Baik, aku akan menelepon Winston."Lauren baru saja menutup telepon ketika pintu darurat dibuka orang dengan keras. Jantungnya pun berdebar dengan kencang karena terkejut.Dia terkejut melihat orang yang sedang menuju ke bawah adalah Calvin.Ketika Lauren sedang berpikir mau berbicara dengannya atau tidak, Calvin langsung menyodorkan sebuah USB. "Ini rekaman percakapan telepon. Sebelum dia pergi menemui Gilbert Hartanto, dia meneleponku dan lupa untuk mematikan telepon. Aku mendengar semuanya. Mungkin ini berguna untukmu."Setelah itu, tanpa menunggu Lauren berbicara, Calvin langsung turun satu lantai.Lauren tercengang melihat USB di tangannya. Di dalam pasti ada sesuatu yang bisa mengungkap Gilbert.Selama Lauren menyerahkan ini kepada Winston dan mengeksposnya, Gilbert tidak bisa lanjut menyamar menja
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati
Sayangnya, Lauren mengkhianati Gilbert.Sekarang Evan bisa mengabaikan semuanya karena anaknya.Layar ponselnya yang diletakkan di meja samping tempat tidur menyala. Ia bahkan tidak bergetar sedikit pun.Evan mengambil ponselnya. Ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dia keluar dari kamar."Datang ke sini untuk makan malam," kata Juan dari ujung telepon.Evan mematikan telepon. Dia tahu kalau ini bukan "makan malam" yang sederhana.Sebelum dia keluar, dia memesankan pembantu untuk mengawasi Lauren dengan baik. Kalau terjadi apa-apa pada Lauren, mereka akan mati.Para pembantu tentu harus bekerja keras.Mobil Bentley hitam berhenti di depan pintu rumah utama. Pengurus rumah melangkah maju untuk membukakan pintu.Dia berkata dengan hormat, "Tuan Muda sudah kembali. Tuan Besar sedang di ruang kerja.Setelah Evan masuk ke ruang kerja, dia melemparkan jasnya di atas sofa sebelum duduk. "Ada apa kamu mencariku?""Apa aku nggak boleh mencarimu kalau nggak ada apa-apa?" Juan mengambil te
Selama Evan memikirkannya, dia akan membawanya ke rumah. Dia seperti sedang memenuhi tanggung jawabnya sebagai "ayah" dengan serius.Evan mempunyai rapat sore ini, jadi dia pergi ke Grup Samson.Kebetulan James mencari Evan karena ada urusan pekerjaan. Dia menjepit dokumen di bawah ketiaknya sambil berjalan dengan santai.Dia baru ingin mengetuk pintu ketika Ricky datang. "Tuan James, Tuan Evan sudah keluar.""Kemarin aku datang, kamu juga bilang dia sudah keluar. Sepertinya Tuan Evan sangat sibuk akhir-akhir ini?" James mengerutkan alisnya.Ricky hanya menjawab, "Iya, dia agak sibuk."James mengangkat alisnya, lalu pergi.Dia baru saja memasuki kantornya, lalu dia melihat ada seorang wanita sedang duduk di sofanya. "Ada angin apa tiba-tiba Nona Sofia datang ke sini?""Aku ini kakakmu. Kurang ajar sekali," tegur Sofia."Aku sangat sibuk. Aku nggak punya waktu menemanimu minum teh." James duduk di sofa, kemudian kedua kakinya yang panjang mengenai meja kopi.Sofia merasa jijik dengan si
"Jangan terlalu banyak berpikir. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengaturnya." Evan mendekat untuk menggendong Lauren."Aku bisa jalan sendiri," tolak Lauren.Setelah mereka turun, mobil di luar sudah menunggu.Lauren menggendong Miumiu dan ingin pergi mengambil makanannya, tapi Evan menyuruh pembantu yang melakukannya.Setelah mengambil makanan anjing, mereka naik mobil.Rumahnya berbentuk vila dan tidak jauh dari pusat kota. Ia mempunyai pemandangan yang indah serta halaman yang asri. Tempat ini cocok menjadi tempat istirahat orang.Lauren keluar dari mobil, kemudian melihat sekeliling rumah tersebut.Evan berkata, "Rumah ini penuh dengan orangku. Tempat ini termasuk kawasan perkotaan, tapi lingkungannya tenang dan suhunya normal sepanjang tahun. Aku cuman mengatur dua pembantu dan mereka bukan orang sembarangan."Dua pembantu berdiri di depan pintu dan menunggu dengan sopan.Lauren bertanya, "Kamu ingin mengurungku di sini?""Apa kamu nggak suka tinggal di sini? Kamu ingin ting
Ketika saatnya makan siang, Evan secara pribadi mengantar makanan.Lauren masih memeluk Miumiu dan bersandar di papan tempat tidur dengan pasrah."Makanlah." Evan duduk di tepi tempat tidur.Lauren tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar Evan. Pupilnya bahkan tidak bergerak sedikit."Lauren, aku sudah bilang aku akan berubah setelah anak kita lahir. Apa begitu pun belum cukup?" tanya Evan.Lauren masih bergeming."Selesai makan, aku akan membawamu pergi dari sini. Aku akan membawamu ke rumahku yang lebih tersembunyi dan melindungimu sampai anak kita lahir," ujar Evan.Melihat Lauren tidak bereaksi, Evan langsung mencekik leher Miumiu, lalu mengangkatnya.Miumiu terkejut dan menggonggong."Ngapain kamu?" Akhirnya Lauren bereaksi dan ingin pergi merebut Miumiu. "Kembalikan Miumiu!"Evan menghalangi Lauren dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain mencekik Miumiu. Anjing ini sangat kecil dan lemah. Selama Evan mengepalkan tangannya, dia bisa mencekiknya sampai mati."Makan
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din