Daniel membelai kepala Julia sebelum menurunkannya. "Pergi main sana.""Oke. Karena ada Papa yang menjaga Mama, kami pun tenang." Setelah anak-anak mengatakan itu, mereka pergi bermain sepak bola.Mereka berlari mengejar bola dan terlihat sangat gembira.Yasmin mendengar suara anak-anak bermain, tapi dia tidak bisa mengabaikan suasana canggung di antaranya dengan Daniel saat ini.Tidak ada yang berbicara. Namun, Yasmin dapat merasakan tatapan tajam Daniel."Apa ada yang ingin kamu katakan padaku?""Apa?" Sikap Yasmin sangat dingin."Kenapa kamu mematikan teleponku." Daniel meletakkan tangannya di tepi meja, lalu dia mencengkeramnya sedikit.Itu sangat pelan, tapi Yasmin mendengarnya."Aku bertanya apa ada yang lain lagi, tapi kamu bilang nggak. Kalau begitu, nggak usah menghabiskan pulsa," kata Yasmin."Hemat sekali, hm?" Daniel mengambil makanan di meja, lalu memakannya dengan ekspresi masam. "Dimsum hari ini sama dengan yang kemarin. Apa kokinya sudah nggak mau bekerja?"Pembantu yan
Ponsel Yasmin sudah hilang, jadi nomor ponselnya dicetak ulang.Karena itu, Mike tahu kalau itu Yasmin."Ini aku. Mike, bagaimana dengan pabrik?" tanya Yasmin."Peralatan sudah diuji. Teknisinya adalah orang kita dan ada juga yang dikirim Tuan Evan. Untuk sementara semuanya sangat lancar," jelas Mike.Yasmin berkata, "Joshua adalah orang Daniel. Kerjakan apa-apa sendiri, ya."Mike merasa nada Yasmin berbeda dari sebelumnya. "Bu Yasmin?"Yasmin tidak menyembunyikannya dari Mike. "Ingatanku sudah pulih.""Baguslah! Tapi, apa Tuan Daniel akan melakukan sesuatu pada perusahaan?""Nggak. Aku cuman nggak senang," ucap Yasmin."Baik."Saat Susan mendengar ingatannya sudah pulih, dia langsung berhenti.Yasmin tidak bisa melihat, tapi ingatannya sudah pulih?Kalau begitu, apa Susan sudah melakukan sesuatu yang mencurigakan di depan Yasmin?Seharusnya tidak. Kalau tidak, kenapa Yasmin menganggapnya penting dan hanya membiarkannya mengantar sarang burung?Lebih baik Susan jangan menakuti dirinya
Tak lama kemudian, telinga Yasmin mendengar suara sepatu hak tinggi. Langkah kaki itu bahkan terdengar arogan.Hanya dengan membayangkannya, gambar itu sudah muncul di benak Yasmin.Irene selalu memiliki aura yang luar biasa, apalagi ketika dia bermain piano. Pantas saja dia dapat menarik perhatian Daniel.Pria lain juga menyukainya.Setelah sepatu hak tinggi itu tiba di depan Yasmin, Irene malah diam saja."Bukankah kamu datang untuk menertawakanku? Kenapa kamu diam saja?" tanya Yasmin."Nggak. Aku hanya mengasihanimu," ucap Irene."Kenapa? Karena aku buta? Iya, sih. Seharusnya kamu mengasihaniku. Tinggal di rumah besar seperti istana yang mempunyai ratusan kamar. Mempunyai makanan dan pakaian hanya dengan mengangkat tanganku. Aku juga mempunyai anak kembar tiga yang lincah dan menggemaskan. Aku benar-benar merasa nggak nyaman," ujar Yasmin.Ekspresi Irene menjadi sangat masam.Namun, dia segera mengubah ekspresinya. Bagaimanapun juga, selama dia membuat Yasmin merasa terancam sedikit
Susan berkata, "Benar. Nyonya meminta saya memanggil Nona Irene."Irene mengakui, "Daniel, maafkan aku nggak mendengarkanmu dan bersikeras ingin datang ke sini. Aku tahu kamu sedang pergi, baru aku sengaja datang untuk menghindarimu ...."Saat Yasmin mendengar itu, dia langsung memahami maksud Irene. Karena hubungannya dengan Daniel, makanya dia menghindar agar tidak ada yang mencurigai mereka."Pulang sana," kata Daniel dengan sinis.Ketika Yasmin mendengar apa yang dikatakan Daniel, dia langsung menghentikan Irene, "Nggak boleh! Dia nggak boleh pergi! Kamu harus memberiku keadilan! Irene telah membunuh ayahku, jadi dia harus dihukum!"Lalu, dia melangkah maju untuk menangkap Irene. Dia tidak bisa membiarkan Irene pergi!Namun, karena dia tidak bisa melihat dan berjalan dengan terburu-buru, kaki kanannya tersandung kaki kirinya. "Aa!"Yasmin hampir jatuh!"Nyonya!" seru Susan dengan terkejut.Setelah itu, Daniel berlari untuk menangkap Yasmin yang hampir mencium tanah.Yasmin meraih l
"Itu bukan urusanmu." Yasmin berdiri di depan pintu kamar, lalu berkata, "Masuk dan bantu aku menyusun barang."Susan mengikuti Yasmin masuk, lalu bertanya dengan aneh, "Susan barang apa?""Aku ingin pergi dari Taman Royal dan nggak tinggal di sini. Ambilkan baju ganti," ucap Yasmin."Oh .... Baik ...." Susan bekerja sesuai perintah. Dia pergi ke ruang ganti untuk mengambil baju Yasmin.Yasmin duduk di tepi tempat tidur. Dia merasa hati dan tubuhnya lelah. Dia dipenuhi dengan kemarahan dan kesedihan.Dia merasa kebutaan dan kembalinya ingatannya seperti yang dikatakan Daniel dan Irene, yaitu dia sungguh tidak dapat melakukan apa-apa.Yasmin tidak bisa tinggal di kamar yang sama dengan orang seperti Daniel. Yasmin tidak bisa tidur bersamanya. Satu detik pun tidak bisa.Yasmin merasa ada yang berbeda dengan udara. Dia tahu kalau Daniel sudah masuk.Susan yang sudah menyusun barang Yasmin mengangkat koper keluar. Dia berdiri di sana dan untuk sekejap tidak tahu apa yang dilakukan.Yasmin
Yasmin duduk di depan meja. Di ruang tamu kamar tidur utama hanya ada dia dan Daniel.Semua sayur di piring diambil oleh Daniel untuknya.Yasmin sama sekali tidak mempunyai selera untuk makan. Baginya, siksaan saat ini hampir membuatnya kehilangan kendali.Dia menusuk-nusuk nasi di piring dengan sendok. Hanya beberapa nasi yang masuk ke dalam mulut."Apa kamu mau aku menyuapmu?" Daniel mengambil sendok dari tangan Yasmin, lalu memasukkan beberapa daging ke dalam mulutnya.Yasmin memalingkan mukanya dan diam saja. Sekujur tubuhnya menolak Daniel.Kecewa, sedih, putus asa ...."Apa yang harus kulakukan baru kamu mau makan?" tanya Daniel dengan sabar. "Tangkap Irene? Aku akan menangani masalah ini. Kamu nggak usah berpikir apa-apa."Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia seolah-olah sudah mati rasa.Ya, cara Daniel menanganinya yaitu dengan menyelidikinya.Itu sudah sangat jelas. Kenapa Daniel masih mau menghabiskan waktu untuk menyelidikinya?Yasmin sudah tidak membutuhkannya ...
Selesai makan, mereka sekeluarga turun ke bawah untuk berjalan-jalan di luar.Karena ada Daniel yang menemani Yasmin, pembantu lainnya tidak perlu mengikutinya."Mama, Mama! Di sini, di sini!" Julia menarik tangan Yasmin sambil melompat-melompat.Mereka berjalan ke rerumputan, kemudian tiga anak kecil itu bermain sendiri.Julian bermain sepak bola. Julius bermain golf, sementara Julia sedang berjongkok di rerumputan dan mungkin dia telah menemukan ulat.Dia merasa ulat ini pasti akan berubah menjadi kupu-kupu!Namun, pikiran Yasmin melayang.Suara getar ponsel Daniel yang menyadarkannya.Daniel mengeluarkan ponselnya untuk melihat siapa meneleponnya, kemudian dia langsung mematikannya.Yasmin tidak mendengar Daniel mengangkat telepon dan pergi. Itu berarti Daniel langsung menolaknya.Ya, dia tidak bisa mengangkat telepon Irene saat ini.Yasmin tidak peduli, jadi untuk apa Daniel berpura-pura tidak peduli pada Irene?Tengah malam, ponsel Daniel bergetar lagi.Daniel mencari ponselnya, k
Daniel sama sekali tidak perlu memberitahunya itu. Yasmin hanyalah benda miliknya. Dia tidak punya hak asasi manusia sedikit pun.Terserah Daniel ingin melakukan apa.Sebagai penguasa Kota Imperial, siapa yang bisa membantahnya?Siang hari, Yasmin dan anak-anak pergi ke taman bunga di luar.Anak-anak sedang bermain, sementara Yasmin duduk di meja bundar. Ada buah-buahan dan kue di atas meja, serta satu teko teh.Yasmin memegang ponselnya, kemudian menelepon Mike. "Mike, bantu aku menelepon Lauren, lalu minta dia meneleponku.""Baik."Seharusnya ada nomor ponsel Lauren di ponselnya, tapi Daniel hanya menaruh beberapa orang ke kontak penting.Lauren tidak termasuk.Begitu juga dengan Evan.Yasmin memanggil putranya, "Julian."Julian berlari mendekat. "Mama, ada apa?""Apa ada orang di sebelahku?""Ada."Yasmin tersenyum. "Kamu, Julius dan Julia nggak termasuk.""Kalau begitu, nggak ada. Aku menyuruh mereka berdiri jauh-jauh," kata Julian.Ponsel Yasmin berdering. Setelah dia mengusap kep
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara
"Aku sudah menonton video kecelakaan mobilnya. Itu sebuah kecelakaan.""Baik, itu kecelakaan. Kalau begitu, aku mau bertanya padamu lagi. Bagaimana dengan keracunan makanan di sekolah?" tanya Irene. Melihat Yasmin diam saja, ekspresi Irene pun menjadi licik. "Ada beberapa hal yang kamu nggak tahu, tapi aku tahu. Bisa jadi ... ini ada hubungannya dengan Daniel?""Nggak mungkin!" Yasmin langsung membantah. "Daniel nggak mungkin melakukan itu.""Kenapa nggak mungkin? Dia adalah kekasih lamamu dan Daniel nggak menyukainya!" hasut Irene. "Selain itu, situasi di internet makin intens sekarang. Aku nggak percaya nggak ada yang menghasut mereka.""Orang-orang zaman sekarang suka menjatuhkan orang," kata Yasmin dengan ekspresi sinis.Irene tertawa. "Kamu benar-benar polos. Kalau kamu bersikeras ingin berpikir seperti itu, boleh juga, sih. Sepertinya kamu bersikeras yakin kalau nggak ada apa-apa di antaraku dan Daniel. Pada akhirnya, kamu melihat kami berciuman."Yasmin berdiri di sana dengan ta
"Aku datang untuk mencari direktur rumah sakit," kata Raymond."Apa kamu sudah tahu bagaimana anak-anak bisa keracunan makanan?" tanya Yasmin."Katanya sayuran yang dikirim tercemar. Itu adalah kecelakaan," kata Raymond.Raymond tidak menyembunyikannya dan tidak bisa menyembunyikannya karena masalah ini sudah tersebar di internet.Yasmin menatap Raymond yang terlihat kuyu setelah mereka tidak bertemu selama beberapa hari. Yasmin tahu kalau Raymond sedang mengkhawatirkan masalah ini.Lengan Raymond masih dibalut kain kasa, tapi sudah tidak menggantung dengan lehernya."Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Yasmin."Baik-baik saja," kata Raymond. Saat Raymond melihat wajah cemas Yasmin, dia menenangkannya, "Nggak perlu khawatir. Aku bisa menyelesaikan masalah ini."Yasmin juga tidak tahu bagaimana dia bisa membantu Raymond."Setelah kamu pulang kemarin, Daniel nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak." Yasmin menggelengkan kepalanya. Raymond sendiri sedang memiliki setump
Setelah Yasmin kembali ke kantor, dia membaca berbagai komentar di internet.Akademi Pinokio, rumah sakit, tidak ada yang selamat. Mereka semua dikutuk dengan kasar dan dicap sebagai "pengusaha berhati busuk".Apa dia perlu menelepon Raymond untuk bertanya bagaimana situasinya?Setelah Yasmin memikirkannya sejenak, dia mengurungkan niat.Walaupun dia menelepon Raymond, bantuan apa yang bisa diberikannya?Kalau nanti dia ketahuan oleh Daniel, itu hanya akan makin kacau.Sore hari, Yasmin akan pergi ke rumah sakit bersama manajer penjualan untuk mendiskusikan kerja sama dan kontrak.Saat perjalanan pulang, kebetulan mereka melewati rumah sakit yang terkena masalah itu."Ayo pergi ke rumah sakit itu untuk melihat-lihat," kata Yasmin."Sekarang? Menurutku, mereka sedang nggak niat." Manajer penjualan mempertimbangkannya sejenak. "Selain itu, kalau kita terlihat oleh orang lain, itu akan merugikan perusahaan.""Kita nggak boleh mundur karena sesuatu terjadi pada orang lain. Mari kita mencar
Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan
Lauren tiba-tiba mengingat Evan yang langsung pergi dari perusahaan kemarin sore dan telepon masuk semalam. Lauren menatap Evan dengan serius dan bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan?""Apa?""Kemarin sore kamu jelas-jelas datang ke perusahaan, tapi kamu langsung pergi. Kamu pergi ke mana?""Ada urusan mendadak.""Apa itu nggak ada hubungannya dengan perusahaan?"Evan meraih tangan Lauren, kemudian menariknya sehingga Lauren duduk di atas pahanya. Evan mengangkat alisnya. "Kenapa kamu sangat sensi? Kamu seperti tubuhmu. Sayang, apa kamu tahu betapa aku menyukai tubuhmu?""Aku mau kembali bekerja." Seharusnya Lauren tidak bertanya. Apa Evan benaran akan memberitahunya kalau dia melakukan sesuatu?"Bukankah kamu bekerja untukku?" Evan tidak ingin melepaskannya."Kamu perlu bekerja, 'kan?" tanya Lauren.Evan melihat dokumen di atas meja yang perlu dibaca dan ditandatangani. Ekspresinya pun berubah. Dia menepuk pantat Lauren sebelum menarik kembali tangannya dengan enggan. "Saat aku perg
Saat ini ada sedikit celah terbuka di tengah tirai jendela dan cahaya dari luar pun masuk.Lauren tidak membalikkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya karena dia tahu Evan tidak berada di atas tempat tidur. Kalau tidak, pinggangnya akan dipeluk Evan.Dia menatap cahaya itu selama lima menit sebelum dia bangun dengan lelah.Setelah menekan tombol di samping tempat tidur, tirai jendela terbuka dan menunjukkan lapisan kain kasa saja.Seluruh kamar menjadi terang, tapi itu tidak menyilaukan mata.Lauren turun dari tempat tidur. Dia menyeret tubuhnya yang pegal ke ruang ganti.Dia bisa berusaha pergi ke perusahaan tepat waktu pada hari pertama, kedua dan ketiga.Namun, setelah hari keempat, dia tidak bisa bangun.Karena dia kelelahan.Ibaratnya dia kerja lembur terus menerus. Tubuhnya tidak mungkin bisa bersemangat melulu.Dia membongkar bajunya. Ketika dia mendengar suara di luar, dia membuka botol obat dengan cepat, kemudian memakan pil di dalam.Agar tidak tertangkap basah oleh Evan, seka