David dan putranya sedang makan di meja makan.Martin sedang mendengar ayahnya mengeluh, "Sejak tahu Daniel adalah pemilik Grup Naga, sekarang kakekmu mulai pilih kasih terhadap Jason. Kalau begini terus, sepertinya semua bisnis Keluarga Guntur sudah mau diserahkan kepada Jason. Saat itu tiba, kita nggak akan punya apa-apa!"Martin memasukkan nasi ke dalam mulutnya."Dalam hal kemampuan, bagaimana bisa Jason dibandingkan denganku? Padahal bisnis Keluarga Guntur sudah mau menjadi milikku, tapi malah terjadi hal tak terduga. Bagaimana aku bisa nggak marah?"Martin lanjut memakan nasinya.David melihat putranya dan menjadi makin marah. "Sejak kecil, kamu di bawah kakakmu. Bagaimanapun kamu berusaha, kamu selalu kalah sedikit dalam aspek belajar. Meskipun kamu bisa melampauinya, sekarang kamu juga nggak bisa berbuat apa-apa."Ekspresi Martin datar, dia seakan-akan sudah terbiasa dibandingkan dengan Daniel. Dia mengelap mulutnya dengan tisu, lalu berkata, "Meskipun sekarang kamu memiliki bi
Yasmin tidak menjawab.Jadi, saat itu mereka berpapasan di restoran, orang-orang yang berdiri di belakang Daniel benar-benar adalah orang tua Kezia.Akan tetapi, apa hubungannya itu dengan Yasmin?Dia tidak sabar Daniel melepaskannya!"Jangan mengira setelah mencuri ponselku, kamu bisa menutupi perasaan gelisahmu. Suatu hari, aku akan membuat semua orang tahu kalau kamu adalah orang ketiga yang pandai menggoda pria!" Setelah Kezia memperingati Yasmin, Kezia pun pergi dengan marah.Yasmin bersandar ke lemari dengan lemas. Dia sungguh punya banyak musuh.Dia hidup seperti boneka setiap hari.Sejak dia tiba di Kota Imperial, pekerjaannya dan orang-orang yang dia kenal seperti terjadi sesuai naskah orang lain.Dia tidak boleh mempunyai pendapat sendiri dan lebih tidak bisa melarikan diri. Hari demi hari, dia terkurung dalam sangkar ini.Satu-satunya ketenangan yang Yasmin punya adalah dia tahu ibunya masih hidup dan dia mempunyai dukungan keluarga.Dia sudah lumayan bahagia karena dia ada
Sofia tidak menyangka Klara akan mengejarnya sampai ke sini dan bahkan berpapasan dengan anak-anak.Bagaimana ini ...?Klara berjalan mendekat dengan raut wajah masam. "Tenang saja. Aku nggak akan menculikmu lagi. Seharusnya kita mengobrol dengan da .... Anak-anak siapa ini?"Sofia langsung berpikir bagaimana dia harus menjawab. Yasmin berkata orang Keluarga Guntur tidak boleh tahu tentang anak-anak, termasuk tantenya.Ketiga anak bermasker itu mendongak dan menunjukkan mata besar mereka yang sedang melihat orang asing di depan mereka dengan penasaran."Aku ... menjadi pengasuh orang. Ibu mereka ada urusan dan nggak bisa datang, jadi aku yang menjemput mereka," jawab Sofia.Namun, apa Klara akan memercayainya?Klara bertanya dengan curiga, "Bukankah kamu bekerja di sini? Kenapa menjadi pengasuh lagi?"Sofia sangat panik dan hampir berkeringat dingin."Karena Tante ingin mengikuti kami ke sekolah untuk menjaga kami. Ibu kami sangat sibuk! Ada apa?" tanya Julia.Sofia terkejut karena Jul
Setelah Yasmin menuangkan air, dia meletakkan gelas tersebut di meja kopi. Saat dia membungkukkan badannya, dia dapat merasakan aura Daniel.Mata Daniel tertuju pada memar di leher Yasmin yang belum menghilang. Ketika Yasmin berdiri, Daniel mencengkeram rahang Yasmin.Yasmin terkejut dan mematung. Dia sangat gugup saat dia bertanya, "Ada ... ada apa?""Seingatku kemarin nggak separah ini." Daniel menatap dengan tajam.Yasmin menyadari apa yang Daniel katakan. Yasmin menyentuh memar di lehernya sambil berkata, "Aku ... aku yang mencubitnya. Kalau nggak, orang lain akan salah paham .... Ah!"Rahang Yasmin yang dicengkeram ditarik sehingga dia berlutut satu kaki di sofa, sedangkan kakinya yang satu lagi menekan paha Daniel.Tangan Yasmin pun tanpa sadar menopang dirinya di tubuh Daniel.Yasmin menggigit bibirnya dan merasa malu.Jari Daniel yang kasar mengusap memar itu. Yasmin sedikit kesakitan karena memar itu belum sepenuhnya sembuh."Seharusnya aku lebih kasar padamu," ucap Daniel sam
Yasmin menunggu Sofia di rumah. Dia mencurigai Klara telah mengatakan sesuatu yang kasar kepada Sofia sehingga Sofia merasa sedih.Karena Yasmin sudah telat, dia segera meminta cuti setengah hari.Lagi pula, kesannya di Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita sudah sangat buruk. Dia sudah tidak peduli.Yasmin menunggu sampai siang, tapi Sofia belum juga pulang. Saat dia menelepon sekolah, hasilnya juga sama.Ketika dia menelepon Sofia lagi, dia menyadari ponsel Sofia sudah tidak aktif.Yasmin merasa masalah ini telah menjadi serius.Meskipun Sofia marah, dia tidak mungkin tidak pergi ke sekolah. Dia baru bekerja selama beberapa hari.Setelah dia lulus wawancara, dia sangat senang! Bagaimana mungkin dia tidak pergi bekerja?Yasmin pun pergi ke sekolah dan bertanya pada satpam. Satpam tidak tahu apa-apa, tapi dia membantu Yasmin melihat rekaman CCTV.Yasmin melihat Sofia berpapasan dengan Klara ketika dia membawa anak-anak keluar dari sekolah. Setelah itu, Sofia menarik anak-anak masuk kembali
Pikirannya langsung dipenuhi hal buruk dan Yasmin tidak bisa menghentikannya.Polisi itu meminta rekan kerjanya untuk menunjukkan rekaman CCTV pada Yasmin.Yasmin sudah menonton rekaman tersebut.Dia melihat mobil Klara muncul, tapi lalu menghilang setelah mobil itu berbelok."Kenapa nggak bisa melihat lagi?" tanya Yasmin."Di sana nggak ada kamera CCTV."Yasmin mengerutkan alisnya. Itu berarti dia tidak bisa melihat ibunya keluar dari mobil dan ke mana dia pergi.Mobil Klara sekali lagi muncul dari arah jalan yang tidak mempunyai kamera CCTV itu.Akan tetapi, di jalan yang panjang itu terdapat banyak persimpangan dan tidak punya kamera CCTV. Bagaimana Yasmin bisa menyelidikinya?"Tunggu saja. Mungkin ibumu sudah pulang," kata polisi itu.Yasmin menjadi penuh harapan saat mendengar perkataan polisi itu. Ya, mungkin ibunya sudah pulang.Dia berlari keluar dan nyaris menabrak orang.Setelah Yasmin menstabilkan dirinya, ternyata orang itu adalah Eric.Eric terkejut saat melihat Yasmin. "N
Yasmin berjongkok dan mengelus kepala mereka. Dia tidak tahu bagaimana memberi tahu mereka tentang masalah orang dewasa. Anak-anak seharusnya hidup dengan gembira dan ceria."Kita nggak pergi keluar. Mama datang untuk melihat kalian karena malam ini Mama bekerja. Nenek juga sedang ada urusan, jadi dia nggak datang ..." ujar Yasmin.Ketiga anak itu menatap ibu mereka dengan mulut dikerucutkan. Mereka tampak tidak berdaya.Yasmin pun merasa bersalah. "Nanti tunggu Mama sudah nggak sibuk, Mama baru membawa kalian keluar, ya."Seorang anak laki-laki datang dan berkata, "Kak, apa Julian dan yang lainnya boleh tidur di sekolah bersama kami malam ini?"Ketiga anak itu ragu-ragu.Yasmin bertanya, "Mau tidur di sekolah?""Mau!"Yasmin merasa ada teman bermain juga sangat bagus.Setelah berbicara sebentar dengan guru, Yasmin bersiap-siap untuk pergi dari sekolah.Ponsel Sofia masih tidak aktif.Saat Yasmin tidak tahu harus berbuat apa, muncul suara mesin mobil di belakang.Yasmin menoleh. Mobil
"Pak Raymond?" Polisi itu terkejut ketika melihat Raymond.Lagi pula, Raymond terkenal di bidang pendidikan dan polisi itu berpangkat tinggi. Jadi, polisi itu tentu saja mengenali Raymond.Raymond menganggukkan kepalanya. "Sofia Tiopan adalah karyawan sekolah kami. Dia terkena musibah setelah pulang kerja, jadi sekolah memiliki tanggung jawab.""Karena Pak Raymond bersedia menanggungnya, silakan membahas kompensasinya dengan anggota keluarga. Bagaimana?" tanya polisi itu.Yasmin menolak, "Nggak perlu. Ini nggak ada hubungannya dengan sekolah. Ini memang terjadi setelah ibuku pulang kerja, tapi tanteku yang menjemputnya. Bagaimana ini adalah salah sekolah?" Dia berbalik untuk menatap Raymond. Air matanya berlinang dan Yasmin berkata dengan suara gemetar, "Pak Raymond, terima kasih sudah mengantarku. Aku nggak akan mengganggumu lagi.""Turut berduka cita." Raymond pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Setelah menatap Yasmin lekat-lekat untuk beberapa saat, Raymond pergi.Namun, polisi itu m
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara
"Aku sudah menonton video kecelakaan mobilnya. Itu sebuah kecelakaan.""Baik, itu kecelakaan. Kalau begitu, aku mau bertanya padamu lagi. Bagaimana dengan keracunan makanan di sekolah?" tanya Irene. Melihat Yasmin diam saja, ekspresi Irene pun menjadi licik. "Ada beberapa hal yang kamu nggak tahu, tapi aku tahu. Bisa jadi ... ini ada hubungannya dengan Daniel?""Nggak mungkin!" Yasmin langsung membantah. "Daniel nggak mungkin melakukan itu.""Kenapa nggak mungkin? Dia adalah kekasih lamamu dan Daniel nggak menyukainya!" hasut Irene. "Selain itu, situasi di internet makin intens sekarang. Aku nggak percaya nggak ada yang menghasut mereka.""Orang-orang zaman sekarang suka menjatuhkan orang," kata Yasmin dengan ekspresi sinis.Irene tertawa. "Kamu benar-benar polos. Kalau kamu bersikeras ingin berpikir seperti itu, boleh juga, sih. Sepertinya kamu bersikeras yakin kalau nggak ada apa-apa di antaraku dan Daniel. Pada akhirnya, kamu melihat kami berciuman."Yasmin berdiri di sana dengan ta
"Aku datang untuk mencari direktur rumah sakit," kata Raymond."Apa kamu sudah tahu bagaimana anak-anak bisa keracunan makanan?" tanya Yasmin."Katanya sayuran yang dikirim tercemar. Itu adalah kecelakaan," kata Raymond.Raymond tidak menyembunyikannya dan tidak bisa menyembunyikannya karena masalah ini sudah tersebar di internet.Yasmin menatap Raymond yang terlihat kuyu setelah mereka tidak bertemu selama beberapa hari. Yasmin tahu kalau Raymond sedang mengkhawatirkan masalah ini.Lengan Raymond masih dibalut kain kasa, tapi sudah tidak menggantung dengan lehernya."Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Yasmin."Baik-baik saja," kata Raymond. Saat Raymond melihat wajah cemas Yasmin, dia menenangkannya, "Nggak perlu khawatir. Aku bisa menyelesaikan masalah ini."Yasmin juga tidak tahu bagaimana dia bisa membantu Raymond."Setelah kamu pulang kemarin, Daniel nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak." Yasmin menggelengkan kepalanya. Raymond sendiri sedang memiliki setump
Setelah Yasmin kembali ke kantor, dia membaca berbagai komentar di internet.Akademi Pinokio, rumah sakit, tidak ada yang selamat. Mereka semua dikutuk dengan kasar dan dicap sebagai "pengusaha berhati busuk".Apa dia perlu menelepon Raymond untuk bertanya bagaimana situasinya?Setelah Yasmin memikirkannya sejenak, dia mengurungkan niat.Walaupun dia menelepon Raymond, bantuan apa yang bisa diberikannya?Kalau nanti dia ketahuan oleh Daniel, itu hanya akan makin kacau.Sore hari, Yasmin akan pergi ke rumah sakit bersama manajer penjualan untuk mendiskusikan kerja sama dan kontrak.Saat perjalanan pulang, kebetulan mereka melewati rumah sakit yang terkena masalah itu."Ayo pergi ke rumah sakit itu untuk melihat-lihat," kata Yasmin."Sekarang? Menurutku, mereka sedang nggak niat." Manajer penjualan mempertimbangkannya sejenak. "Selain itu, kalau kita terlihat oleh orang lain, itu akan merugikan perusahaan.""Kita nggak boleh mundur karena sesuatu terjadi pada orang lain. Mari kita mencar
Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan