Share

Bab 04. Mahar

Author: Mah_ai
last update Last Updated: 2024-03-27 16:03:06

"Alasannya, kamu ini masih anak kecil. Kamu masih senang bermain-main. Jangan sampai-"

"Itu pemikiran konyol, Nay," pungkas Jayden.

"Apakah menikah harus dilihat dari umur? Kata siapa saya kekanakan? Bahkan kamu belum mengenal saya, dan kamu tidak akan tahu sifat dan sikap saya," ucap Jayden.

"So, jangan menyimpulkan sesuatu dari penampilan atau umur."

"Terkadang, wanita yang mengaku dewasa tapi masih memiliki sifat kekanakan, egois, bahkan lebih memikirkan keinginan sendiri daripada kedua anaknya," sindir Jayden.

"Hey, maksud kamu apa?"

"Kamu nyindir aku gitu?" tanya Kanaya.

"Nyindir? Buat apa? Tapi kalau kamu merasa ya, sudah. Mungkin buat kamu," ucap Jayden dengan santainya.

"Dasar brondong tengil," gerutu Kanaya yang masih terdengar oleh Jayden.

Jayden terkekeh, "Jangan salah, brondong begini juga sebentar lagi jadi imammu," goda Jayden.

"Astagfirullah, mimpi apa aku semalam," keluh Kanaya dengan wajah sedih.

"Ketemu pangeran setampan Muhammad Jayden Haris," jawab Jayden.

"Terserah kamu lah," ujar Kanaya. Toh, bicara panjang lebar pun tidak akan menenangkan lawan brondong tengil satu ini.

Baiklah, mereka memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan. Kanaya dengan serius bertanya kepada Jayden tentang usia dan pekerjaannya.

"Saya umur 21 tahun, tidak bekerja tapi saya mahasiswa semester 4 jurusan IT," jawab Jayden.

Jayden kemudian mengatakan kepada Kanaya bahwa jika dia sudah menjadi suami dan ayah, dia akan memberikan nafkah kepada mereka.

"Nafkah batin juga tidak akan dilupakan," kata Jayden sambil membuat wajah Kanaya memerah. Kanaya merasa malu dan tidak mengerti kenapa Jayden membahas hal sensitif seperti itu.

"Loh, kenapa wajahmu memerah?" goda Jayden.

"Gerah saja," jawab Kanaya asal.

"Wah, sepertinya kamu sakit. Bagaimana mungkin di luar begitu malam kamu merasa gerah?" kata Jayden sambil mencoba menahan tawa.

"Ya, itu karena kamu. Kalau aku merasa gerah," jawab Kanaya.

Jayden kemudian bertanya kepada Kanaya apa mahar yang dia inginkan sebagai calon istri.

"Astagfirullah," ucap Kanaya dalam hati sambil merasa malu. Wajahnya kembali memerah.

"Hey, kenapa kamu tidak menjawab?" tanya Jayden.

"Gimana mau menjawab, aku sedang baper," gerutu Kanaya dalam hati.

"Kanaya," panggil Jayden.

"Apa!" jawab Kanaya tanpa sadar meninggikan suaranya. Tapi segera setelah itu, Kanaya meminta maaf kepada Jayden.

"Maaf ya, seharusnya aku tidak meninggikan suara seperti itu."

"Tidak apa, calon istri. Jadi, apa mahar yang kamu inginkan?" tanya Jayden.

"Kalau aku, terserah kamu saja. Yang penting tidak memberatkan kamu," jawab Kanaya.

"Baiklah, ayo masuk sekarang. Tidak enak juga jika kita terlalu lama berbicara di luar," ucap Jayden sambil bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam.

Jayden berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju Maryam, ibu Kanaya. Dia memberikan salam kepada Maryam sambil tersenyum.

"Bu Maryam. Terima kasih sudah menerima saya di rumah ini. Saya ingin memberitahukan bahwa dalam tiga hari lagi, acara pernikahan kami akan dilaksanakan. Besok saya akan kembali ke sini untuk mengambil berkas Kanaya agar bisa mengurus surat pernikahan," ucap Jayden dengan sopan.

Maryam mengangguk pelan, namun dalam hati dia merasa bahwa waktu pernikahan ini terasa sangat cepat. Dia berharap semuanya berjalan lancar dan bahagia untuk Kanaya dan Jayden.

Jayden kemudian mengusap puncak kepala si kembar, Kalisa dan Keanu, yang duduk di sebelah ibunya, Fatimah. Dia ingin memberikan dukungan dan rasa sayang kepada mereka.

"Sayang, om harus pulang dulu ya. Besok om akan kembali ke sini," ucap Jayden kepada si kembar dengan lembut.

"Om, benarkah om akan menjadi ayah kami?" tanya Kalisa dengan polos.

"Tentu saja, princess. Sabar ya, dan doakan semoga semuanya berjalan lancar agar kita bisa berkumpul bersama-sama," ucap Jayden dengan penuh harapan.

"Terima kasih banyak, om," kata Keanu dengan senyum bahagia di wajahnya.

Setelah berpamitan dengan si kembar, Jayden, Abdullah, dan Fatimah berjalan menuju pintu keluar. Mereka berencana untuk pulang dan bersiap-siap untuk acara pernikahan yang akan datang.

Dalam perjalanan pulang, Jayden merasa campuran antara gugup dan bahagia. Dia berharap semuanya berjalan lancar dan dia bisa menjadi suami yang baik bagi Kanaya. Abdullah dan Fatimah juga merasakan kebahagiaan yang sama, mereka berharap keluarga mereka bisa menjadi bahagia dan harmonis.

Setelah Jayden pergi, Keanu dan Kalisa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka. Mereka melompat-lompat di atas sofa dan bersorak dengan riang. Kebersamaan dengan Jayden membuat mereka begitu bahagia hingga mereka tak bisa menahan diri.

Tidak hanya itu, Keanu dan Kalisa bahkan berpelukan erat. Mereka merasakan kehangatan dan cinta dari sosok ayah yang baru hadir dalam hidup mereka. Kanaya dan Maryam melihat momen ini dengan senang hati. Mereka bisa merasakan kebahagiaan yang meluap-luap dalam diri anak-anak mereka.

Dalam hati, Kanaya berjanji untuk berjuang demi kebahagiaan Keanu dan Kalisa. Dia akan melakukan segala yang terbaik untuk melindungi dan menyayangi mereka. Senyum hangat terukir di wajah Kanaya, menunjukkan betapa dia bersyukur dan bahagia memiliki keluarga yang lengkap.

Saat Rayyan pulang ke rumah setelah pergi dari luar kota, dia merasa heran melihat rumah yang sepi. Dia mengernyitkan dahinya, bertanya-tanya di mana semua orang.

"Tumben sepi, pada kemana?" gumam Rayyan dalam hati, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Tidak lama kemudian, dia mendengar suara deru mesin mobil. Rayyan menoleh ke belakang dan melihat mobil Jayden, ayahnya, sedang parkir di depan rumah.

"Assalamualaikum," sapa Fatimah, Jayden, dan Abdullah saat mereka keluar dari mobil secara bersamaan.

"Walaaikum salam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Rayyan dengan hormat.

"Darimana ibu dan abi?" tanya Rayyan, penasaran dengan keberadaan mereka.

"Nanti ibu ceritanya ya, Mas. Ibu mau istirahat dulu," ucap Fatimah dengan senyum lelah.

"Ya, Bu," jawab Rayyan, mengerti bahwa ibunya butuh waktu untuk beristirahat.

"Kamu juga istirahat, Mas. Baru sampai kan?" tanya Abdullah sambil mengangguk pada Rayyan.

"Iya, sudahlah kamu juga istirahat, Abi. Aku juga mau istirahat," ucap Rayyan, mengikuti saran Abdullah.

Kini tinggal Jayden dan Rayyan di ruang tamu. Jayden memberitahu Rayyan bahwa dia akan pergi ke kamarnya.

"Aku ke kamar dulu, Mas," ucap Jayden.

"Ya," jawab Rayyan dengan singkat. Meskipun penasaran dengan kehadiran Jayden bersama orang tuanya, Rayyan memutuskan untuk menanyakan hal itu besok. Sekarang, yang terbaik baginya adalah beristirahat karena sudah larut malam.

Di dalam kamar, setelah Jayden selesai membersihkan dirinya, dia duduk di meja belajarnya. Jayden mengambil ponselnya dan membuka pesan dari orang kepercayaannya untuk memeriksa laporan yang sudah dikirim melalui email.

Jayden sibuk dengan ponselnya selama satu jam lamanya, memeriksa setiap detail laporan dengan teliti. Setelah selesai, Jayden bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjang. Dengan langkah lelah, Jayden naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya di sana.

Dalam keheningan kamar, Jayden berbisik dengan lembut, "Kanaya."

Tanpa sadar, Jayden pun terlelap dan memasuki dunia mimpi.

Pria itu baru terbangu kala waktu menunjukkan pukul 5 pagi.

Tanpa membuang waktu, Jayden segera bangun dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi untuk melaksanakan kewajibannya.

Jayden dengan penuh khusyuk melaksanakan shalat subuh, memanjatkan doa-doa kepada Allah.

Dia berterima kasih kepada Allah atas kesempatan yang diberikan-Nya untuk menjalani hari baru. Dengan semangat dan rasa syukur, Jayden melangkah keluar dari kamar mandi dan siap menghadapi apa pun yang akan terjadi pada hari itu.

Begitu tiba di ruang makan, rupanya sudah ada masnya Rayyan, Abdullah, dan Fatimah yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Assalamualaikum," sapa Jayden dengan ramah.

"Waalaikumsalam, sini duduk, Lek," kata Fatimah kepada putra bungsunya.

Fatimah melanjutkan memasak, sementara di meja makan, Rayyan kembali bertanya tentang asal mereka semua semalam.

"Semalam Ayah dan Ibu habis mengantar adikmu ini melamar wanita, Mas," kata Abdullah.

"Apa? Kok bisa?" tanya Rayyan membelalakan mata.

Related chapters

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 05. Panggil Ayah

    "Ya jelas bisa, kan aku yang melamarnya," jawab Jayden dengan percaya diri."Kerja? Umurnya berapa?" tanya Rayyan."Dia seorang janda dengan dua anak, namanya Kanaya, usianya 27 tahun," jawab Jayden."Kamu sehat kan, Dek?" tanya Rayyan, masih bingung dengan pilihan Jayden yang memilih seorang janda."Tentu saja, Mas. Kenapa tidak sehat? Sudahlah, Ibu, Ayah, Jay pamit pergi dulu, Assalamualaikum," ucap Jayden sambil menyapa satu persatu dengan salam."Bu, kok janda sih!" ujar Rayyan."Ray, biarkan saja. Yang penting adikmu bahagia, semoga pernikahannya langgeng hingga akhir hayat," kata Fatimah dengan bijak.Jayden berpamitan kepada Fatimah dan Abdullah. Mereka yang melihat kepergian Jaydey berharap yang terbaik untuk Jayden dan Kanaya dalam perjalanan mereka menuju kehidupan baru yang penuh kebahagiaan. Terlepas status Kanaya yang terpenting keduanya bisa saling mencintai satu sama lain."Ya tapi tidak dengan janda juga apalagi memiliki anak, aduh ibu ayah ini bagaimana sih." Pekik Ra

    Last Updated : 2024-03-27
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 06. Siapa Jayden?

    "Tapi aku udah kayak tante-tante gatel deh, masa nikah sama brondong kayak gak ada cowok aja.""Cowok banyak, tapi jodohnya sama saya. Sudah gak usah dipikirkan," ucap Jayden meyakinkan."Ayo turun," ajak Jayden saat mobil akhirnya sampai di depan butik. Ternyata perjalanan hanya memakan waktu 10 menit.Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam butik. Saat pintu terbuka, para karyawan menyambut kedatangan Jayden.Keduanya berjalan masuk ke dalam butik. pintu terbuka, dan beberapa karyawan menyapa Jayden dan Kanaya."Selamat pagi, Tuan Haris," sapa beberapa karyawan dengan sopan. Kanaya terdiam mendengar sapaan tersebut, terkejut dengan panggilan 'Tuan Haris'."Tolong kamu siapkan beberapa gaun untuk calon istri saya," perintah Jayden kepada para karyawan dengan tegas. Mereka mengangguk patuh dan membawa Kanaya untuk melihat koleksi gaun yang tersedia di butik tersebut.Sementara itu, Jayden duduk di sofa yang tidak jauh dari Kanaya. Pria tampan ini mengeluarkan ponselnya dan mu

    Last Updated : 2024-04-02
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 07. Pernikahan?

    Kanaya merasa hatinya teriris mendengar kata-kata Rayyan. Dia ingin menampar Rayyan, tapi dia tidak bisa. Dia hanya bisa menahan rasa sakit yang mendalam di hatinya.Hening beberapa saat.Jayden melirik Kanaya, rasa penyesalan menggelayut di wajahnya. "Maaf," ucapnya dengan suara serak. Kanaya hanya menundukkan kepalanya, bibir bawahnya digigitnya kuat-kuat untuk menahan tangis yang hampir pecah. Bahkan tangan Kanaya meremas tali tasnya dengan kuat, mencoba mencari pegangan."Maaf, atas semua kata yang menyakiti hatimu." ucap Jayden lagi, suaranya penuh penyesalan. "Jangan dengarkan apa yang dia katakan, karena yang menikah itu bukan dia tapi kita," lanjut Jayden, mencoba memberikan semangat pada Kanaya.Namun, Kanaya hanya tersenyum getir. Apakah Jayden tidak tahu betapa sakitnya hatinya? Apakah benar apa yang dikatakan Rayyan, bahwa Kanaya tidak pantas untuk pria sebaik Jayden?Dengan suara yang hampir tak terdengar, Kanaya berbisik, "Aku mohon, batalkan pernikahan ini." Ucapnya pe

    Last Updated : 2024-04-02
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 08. Kekecewaan Jayden

    Fatimah menggelengkan kepalanya, dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi. 'Astagfirullah, Mas," ucap Fatimah, terkejut dengan apa yang terjadi. Fatimah tidak menyangka bahwa putra sulungnya bisa bicara se-kasar itu terhadap seorang wanita."Maaf," ucap Rayyan, merasa menyesal atas tindakannya."Ya Allah, Mas. Kenapa seperti ini?" tanya Fatimah kepada putra sulungnya dengan suara penuh kekecewaan. Fatimah tidak percaya bahwa putranya, yang seorang ustadz, bisa melakukan hal seperti ini. Dia merasa kecewa dengan apa yang terjadi. Dia bertanya-tanya, kemana ilmu agama yang selama ini diajarkan kepada putranya."Mati-matian sedari tadi Jay menahan sakit ini, Mas," sambung Fatimah, mengungkapkan rasa sakit hatinya melihat Jayden menderita."Bahkan rasanya Jay belum puas memukuli wajahmu!" tambah Jayden dengan nada yang penuh kebencian."Kamu tahu, wanita yang kamu sakiti itu adalah seorang ibu, Mas!" lanjut Jayden dengan suara yang penuh emosi. Setelah mengucapkan itu, Jayden ba

    Last Updated : 2024-04-02
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 09. SAH

    Di dalam kamar, si kembar saling berbisik satu sama lain dengan hati-hati. Mereka tahu betul bahwa pintu kamar mereka tidak kedap suara, sehingga suara mereka bisa terdengar keluar."Abang, apakah kamu melihat pria dewasa tadi sore?" tanya Kalisa dengan suara berbisik."Ya, Abang melihatnya, dek," jawab Keanu dengan suara yang sama pelan."Kok pria itu mirip sekali dengan Abang, terutama dari bola matanya," ucap Kalisa dengan rasa penasaran. Keanu tertawa mendengar ucapan adiknya."Adek, di dunia ini banyak orang yang mirip satu sama lain, loh," jawab Keanu dengan santai."Ish, Abang, aku serius nih. Apa jangan-jangan..." Kalisa belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika pintu kamar mereka tiba-tiba diketuk.Tok, tok, tok.Mendengar ketukan itu, Keanu bergegas menuju pintu dan membukanya. Pintu terbuka, dan tampaklah Kanaya berdiri di sana."Ayo, makan malam dulu, sayang," ajak Kanaya sambil tersenyum. Keanu mengangguk setuju, lalu memanggil adiknya."Kalisa, ayo dekat sini. Waktuny

    Last Updated : 2024-04-03
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 10. Trauma Kanaya

    Setelah acara pernikahan selesai, Kanaya mengajak Jayden untuk beristirahat di dalam kamarnya. Mereka berdua berada di dalam kamar, dengan Kanaya duduk di depan meja rias. "Apa mau saya bantu?" tawar Jayden saat melihat Kanaya kesulitan melepas singa pengantin yang terdapat di atas hijabnya. "Apakah tidak merepotkan?" tanya Kanaya dengan keraguan. "Tidak," jawab Jayden dengan tulus. Dia berjalan mendekati Kanaya, dan dengan lembut Jayden mengulurkan tangannya untuk membantu melepas aksesoris yang menempel di atas hijab Kanaya. "Cantik," ucap Jayden dengan penuh kagum saat melihat wajah istrinya melalui cermin. "Siapa?" tanya Kanaya dengan gugup. Jayden menunduk, dan dengan suara lembutnya dia berbisik di samping Kanaya, "Istriku." Wajah Kanaya langsung memerah, dan detak jantungnya berdegup kencang. Dia memalingkan wajahnya ke samping, mencoba menyembunyikan perasaannya. "Su-dah, Jay," ucap Kanaya dengan

    Last Updated : 2024-04-04
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 11. Masalalu Kanaya

    Maaf, Bu, bolehkah saya mengetahui kejadiannya?" tanya Jayden lembut, menatap Maryam dengan penuh perhatian. Maryam menghela nafas panjang, berusaha mengumpulkan keberaniannya, lalu berkata, "Baiklah, Nak." ***Flashback on***Kembali pada tujuh tahun yang lalu, malam itu Maryam pergi membantu tetangganya yang hendak melahirkan. Dia meninggalkan Kanaya seorang diri di rumah. Hujan turun lebat saat itu, angin menerbangkan dedaunan dan menyapu permukaan jalan. Ketika Maryam mencoba menghubungi Kanaya, tak ada jawaban dari ponsel putrinya. Keesokan harinya, dengan wajah pucat dan rasa cemas menyelimuti hatinya, Maryam kembali ke rumah. Dia menemukan Kanaya yang penuh luka; pakaian yang acak-acakan, rambut yang berantakan, dan tangan yang memerah seperti bekas cengkraman yang kuat. Maryam mendekat, hatinya teriris melihat kondisi anaknya. Namun, saat Maryam hendak menyentuhnya, Kanaya kembali histeris, berteriak penuh ketakutan,

    Last Updated : 2024-04-05
  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 12. Cantik

    Allahu Akbar," ucap Jayden dengan takbir.Deg, jantung Kanaya berdegup kencang, darahnya berdesir hebat. Mendengar suara Jayden membuat hati Kanaya tenang."Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Jayden."Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Keanu, Kalisa, dan Kanaya.Kemudian mereka berdoa, Kalisa mengucapkan, "Ya Allah, terima kasih. Terima kasih sudah mendengarkan doa Kalisa. Akhirnya Kalisa punya ayah seperti teman-teman Kalisa, ya Allah.""Ya Allah, terima kasih sudah memberikan sosok ayah yang baik seperti Ayah Jayden. Keanu merasa tenang karena Bunda ada yang menjaga. Keanu berdoa semoga Allah melimpahkan kasih sayang dan rejeki bagi keluarga Keanu. Amin," ucap Keanu.Kanaya dan Jayden tertegun mendengar doa dari kedua anak kembar ini. Jayden bahkan tidak bisa menahan air matanya. Sungguh, Jayden merasakan betapa menderitanya kedua anak ini karena sering dihina dan merasakan penderitaan yang dialami

    Last Updated : 2024-04-06

Latest chapter

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 36. Rayyan & Anastasia

    Setelah selesai mengisi kajian, Rayyan bergegas menuju sekolah si kembar. Waktu pulang sekolah sudah hampir tiba, dan entah mengapa kali ini Rayyan merasa lebih bersemangat daripada biasanya. Saat melangkah cepat, senyum merekah di wajahnya, dan detak jantungnya terasa semakin kencang. Rayyan lantas beristighfar dalam hatinya, memohon ampun atas perasaan yang memenuhi dirinya. Entah sadar atau tidak, hatinya mulai menyebut nama Anastasia, sang guru muda yang mengajar si kembar. Seperti ada aura positif yang memancar darinya, membuat Rayyan merasa bersemangat menghadapi harinya Setelah 30 menit, mobil Rayhan tiba di depan gerbang sekolah. Rayyan dapat melihat dengan jelas bahwa si kembar sedang berjalan dengan Bu Ana di samping mereka, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.Pintu mobil terbuka, saat Rayyan akan dibantu turun oleh asisten pribadinya, Ana mengucapkan salam bersamaan dengan si kembar."Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Ana."Waalaikumsalam warah

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 35. Hamil

    Di ruang tunggu rumah sakit, Jayden dan Kanaya menarik perhatian banyak orang. Mata mereka tertuju pada Jayden yang tengah mendaftarkan Kanaya di meja resepsionis. Suasana jadi riuh oleh bisik-bisik penasaran, terutama melihat penampilan Jayden yang terlihat begitu cantik dan lucu dengan bandu telinga kelinci yang dipakai. Kemeja pink yang dikenakan Jayden semakin menambah daya tarik. Kanaya, menyadari hal tersebut, tersenyum ke arah suaminya dan berbisik, "Kamu tahu, kamu ini terlihat sangat manis hari ini." Jayden hanya bisa pasrah dengan wajah merah padam, menahan rasa malu yang meluap-luap. Seandainya ia tak perlu membujuk Kanaya untuk berobat, Jayden tentu tak akan mengenakan pakaian pink ini.Setelah mendaftar, Kanaya dan Jayden melangkah bersama menuju poli umum. Suasana ruangan yang ramai membuat Kanaya merasa gugup. Tak lama kemudian, nama Kanaya dipanggil oleh petugas, membuat jantungnya berdebar kencang. "Mas, sejujurnya gak usah ke dokter ih

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 34. Kemeja Pink?

    Setelah satu bulan berlalu sejak kecelakaan itu, segalanya telah berubah. Kanaya dengan hati yang tulus memaafkan Rayyan atas semua kesalahannya. Dia juga mengizinkan si kembar bertemu dengan ayah kandung mereka.Fatimah, mertua Kanaya, sangat terharu dengan sifat baik hati menantunya. Dia melihat betapa Kanaya memiliki hati yang begitu baik.Setelah insiden itu, baru seminggu ini si kembar kembali melangkahkan kaki ke sekolah. Pagi ini, mereka akan diantar oleh ayah kandung mereka, Rayyan. "Abang! Adek! Ayo cepat, Papa sudah menunggu!" seru Kanaya, menarik perhatian mereka dari meja makan. "Sayang, jangan teriak-teriak, nanti tenggorokanmu sakit," tegur Jayden lembut. "Ih, kalau tidak teriak, bagaimana mereka bisa mendengar, Mas!" balas Kanaya dengan nada manja. Pagi itu, si kembar melangkah ke ruang makan dengan wajah ceria. "Pagi, Bunda. Pagi, Ayah sayang. Pagi, Nenek," sapa mereka ramah. "Lho, Bun, katanya ada Papa?" tanya Keanu dengan raut penasaran. "Tuh, Papamu ada di r

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 33. Maafkan Aku Kanaya

    Fatimah menatap Jayden, mata yang penuh kecemasan. "Jayden, bawa Kanaya ke ruang rawat si kembar. Dia juga perlu istirahat," ujarnya lembut. Jayden tampak ragu, menggaruk-garuk kepala, "Tapi, Bun, bagaimana dengan Mas Rayyan?" Fatimah melirik Abdullah, yang kemudian mengambil alih pembicaraan. "Biarkan kami yang menjaganya, Jay. Kamu istirahat saja sekarang," ucap Abdullah, berusaha meyakinkan Jayden. Akhirnya, Jayden mengangguk dan mengajak Kanaya meninggalkan ruangan. Setelah pintu tertutup rapat, Fatimah tiba-tiba terisak pelan. Abdullah segera merengkuh istrinya, hati serasa teriris menyaksikan kesedihan yang mendalam di wajah Fatimah. "Sayang, kamu boleh menangis sekarang. Tapi setelah ini, saya mohon, jangan ada lagi air mata. Kita harus kuat demi Rayyan," bisiknya lembut di telinga Fatimah."Mas, tapi aku tidak menyangka Rayhan akan seberani itu membawa kabur si kembar," ucap Fatimah dengan suara lirih, matanya tampak berkaca-

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 32. Rayyan Histeris

    Fatimah dan Abdullah tiba di rumah sakit dengan wajah bingung. Kedua orang tua itu tidak menyangka putra sulung mereka, Rayyan, akan terlibat dalam kejadian ini. Fatimah merasa dadanya berdegup kencang dan napasnya terengah-engah karena kekhawatiran. "Ayah, bang Rayyan mencoba menculik si kembar, dan akibatnya mereka mengalami kecelakaan," ujar Jayden dengan suara lirih. Fatimah terbelalak dan terkejut mendengarnya, matanya berkaca-kaca seakan tak percaya bahwa Rayyan akan melakukan hal seberani itu. "Ayo, Ayah dan Bunda. Kita lihat kondisi bang Rayyan karena dia sudah dipindahkan ke ruang rawat," ajak Jayden sambil menarik lengan Abdullah. Abdullah menahan tangan Jayden ketika akan melangkah menuju ruang rawat Rayyan. Suasana menjadi lebih tegang, mata Jayden bertanya-tanya. "Ada apa, Ayah?" tanya Jayden bingung. Abdullah menghela napas, lalu berkata, "Antarkan Ayah ke kamar rawat si kembar, Ayah ingin melihat kondisi cucu-cucu Aya

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 31. Amputasi

    Situasi di rumah sakit begitu tegang, terutama bagi Jayden yang mondar-mandir gelisah di depan pintu ruang operasi. Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran dan penyesalan yang mendalam. Dia tidak pernah membayangkan bahwa abangnya, Rayyan, akan mengalami kecelakaan serius dan harus menjalani operasi. Mengingat kilas balik tentang perbuatannya yang menculik anaknya, Jayden merasa ini mungkin merupakan karma yang ia hadapi. Namun, di sisi lain, Jayden juga merasa khawatir karena putra-putrinya sedang berada di ruang pemeriksaan, ditemani oleh Kanaya. Pikirannya terbagi antara kekhawatiran untuk abangnya dan kekhawatiran untuk keselamatan anak-anaknya. Setelah menerima panggilan telepon dari pihak rumah sakit, Jayden segera memberitahu Kanaya tentang kecelakaan yang menimpa Rayyan dan si kembar. Kabar tersebut membuat Kanaya dan Maryam terkejut dan syok. Mereka segera bergegas menuju rumah sakit untuk memberikan dukungan dan kehadiran mereka. Kanaya berjalan

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 30. Ceraikan Dia, Dan Nikahlah Denganku

    "Apa? Hilang?!" pekik Jayden, sementara itu Maryam juga terkejut mendengarnya. Pada saat itu, atmosfer di rumah menjadi tegang dan panik."Bagaimana bisa, Nay?" tanya Maryam, bundanya Kanaya, dengan kekhawatiran yang terpancar dari matanya yang sayu. Kanaya menggelengkan kepalanya lemah, air mata menetes di pipinya tanpa henti. "Naya juga tidak tahu, Bu. Tadi anak-anak Naya tinggal di taman belakang karena mau mengambil pakan ikan. Tapi saat Naya kembali, mereka menghilang," lirih Kanaya dengan suara yang penuh duka.Maryam menarik napas panjang, mencoba meredakan paniknya. "Baiklah, kita akan mencarinya bersama-sama. Pertama, kita periksa rekaman CCTV," ucap Jayden. Kebetulan Jayden telah memasang CCTV di rumah baru mereka. Maryam dan Kanaya mengikuti Jayden menuju ruang kerjanya, langkah mereka terburu-buru.Setibanya di sana, Jayden duduk di depan meja kerjanya dan membuka laptopnya dengan sigap. Jayden mulai mengotak-atik rekaman CCTV sejenak, jari-jar

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 29. Si Kembar Hilang

    Setelah orang tua dan abangnya pergi, Jayden melangkah menuju kamar anak-anaknya. Namun, saat hendak menggenggam gagang pintu, langkahnya terhenti; suara Kalisa, putri bungsunya, terdengar meminta penjelasan pada Kanaya. "Bunda, apa Om Rayhan itu ayah kita, ya?" tanyanya polos. Kanaya, yang ditanya, terpana. Lidah terasa kelu dan mata membelalak dalam ketidakpercayaan. "Ica... mengapa kamu bertanya begitu pada Bunda?" sela Keanu, kakak Kalisa. "Tak ada yang salah, kan, Abang? Ica penasaran saja." Kalisa lantas menghela napas. "Bola mata Abang sama dengan Om Rayhan, kok. Tadi Abang dengar, Om Rayhan bilang kita anak-anaknya..." Tiba-tiba, Kanaya menutup matanya erat-erat. Tetes air mata tak terbendung meluncur membasahi pipi; menyimbolkan rasa gundah yang tak sanggup ia ungkapkan."Sudah, jangan bertengkar. Sekarang, kalian berdua mandi ya, sudah sore," ucap Kanaya dengan nada cemas, mencoba mengalihkan perhatian dari pertany

  • Ayah Baru Pilihan si Kembar   Bab 28. Akhirnya Aku Menemukanmu

    Sore hari, Kanaya terkejut membuka pintu dan menyaksikan sosok sepasang mertuanya berdiri gagah di depan rumah. "Ayah, Bunda," ucapnya bersemangat. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," balas Ayah Abdullah dan Bunda Fatimah seraya mengepalkan dagunya. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Ayah, Bunda, ayo masuk," ajak Kanaya sambil membuka pintu lebar-lebar. Keduanya melangkah masuk dengan senyum mengembang. Keanu dan Kalisa, menyadari kehadiran kakek dan nenek mereka, langsung berlari memeluk mereka erat. "Dede kangen Nenek," ujar Kalisa sambil memeluk Fatimah. "Keanu juga kangen Kakek," timpal Keanu. Hatinya bergelora, teringat bagaimana seminggu terakhir tanpa kehadiran kakek yang kerap menemaninya dengan kisah-kisah tentang nabi. "Keanu, Kalisa, biarkan Kakek dan Nenek duduk dulu ya," ucap Kanaya menenangkan anak-anaknya. "Ayah, Bunda, Kanaya mau ke dapur sebentar ya." "Ya, Kanaya, sila

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status