Share

Bab. 58

Nikita mendadak gugup. "Ma-maksudku, bagaimana jika nanti Kak Luna kelelahan di jalan, karena jarak dari sini ke kantor Kak Rayyan cukup jauh. Dua kali lipat dari jarak tempat tinggal kami yang dulu." ucapnya terbata-bata.

Amanda mengerutkan dahi. Ada benarnya juga perkataan Nikita. Pasalnya, Luna memang memilih tempat tinggal yang tidak terlewati oleh Rayyanza jika pergi ke kantor. Alhasil, jarak tempuh menjadi semakin jauh.

"Tidak apa-apa, aku kuat, kok!" sanggah Luna.

Nikita tersenyum tipis. "Oh, ya. Aku lupa kalau Kakakku ini adalah strong woman," katanya, mencoba mencairkan suasana.

Sebelum berpamitan pulang, Amanda memegang gelas berisi teh manis hangat kemudian menyeruputnya dengan pelan. "Ahh ... enak sekali," ucapnya.

"Ayo, Kak. Habiskan minumnya," sahut Nikita.

Amanda beranjak dari duduknya. "Baiklah, aku pamit ya. Jangan Lupa, besok jam delapan pagi kamu harus sudah berada di kantor. Oke?" peringat Amanda.

Luna mengangguk penuh semangat. "Baik, Manda!"

Sahabat Luna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status