"Hah? Kamu nggak makan juga?” tanya Sebastian.“Karena ibumu nggak makan, aku juga nggak nafsu makan,” katanya. Kata-katanya membuatnya jijik!"Kalau kalian nggak makan, aku yang akan makan!" serunya. Dia tidak akan bertindak sopan di depan mereka. Dia tidak bisa menyerah pada makanan lezat seperti itu!Sebastian memindahkan piring nasi panggang mereka di depan dirinya. Dia sama sekali tidak sopan tentang hal itu.Sharon mau tidak mau meletakkan kepalanya di tangannya. Berapa banyak yang bisa dia makan?Dia khawatir putra mereka akan menjual dirinya untuk makanan suatu hari nanti!Agak jauh, Xena memperhatikan mereka bertiga dari luar restoran. Kilatan kebencian melintas di tatapannya.Dia menceraikannya karena Sharon Jeans!Dia telah melakukan segala yang dia bisa untuk mendekati Sharon. Dia bahkan mengambil keuntungan dari putranya sendiri!Mustahil bagi mereka untuk tidak terus berhubungan, itu semua karena keberadaan Sebastian.Kebencian melonjak di dalam hatinya ketika d
Mereka langsung meminta uang tebusan sebesar 50 juta dolar. Mereka terlalu sombong!Sharon mencibir dan bertanya, “Apa kamu yakin putra aku ada di tangan kamu? Aku tidak bisa kasih uang begitu saja, kan?”“Kami tidak akan berani telepon kamu kalau dia tidak bersama kami. Kamu hanya ingin melihatnya, kan? Aku akan kirim beberapa gambar nanti. Kasih tau aja kalau kamu udah siapkan uangnya, ” kata penculik. Mereka hanya menginginkan uang.Sharon dipenuhi dengan kepanikan dan ketakutan, tetapi dia tidak bisa mengungkapkannya. “Kalian bisa dapat uangnya, tetapi kamu harus menjamin bahwa kamu tidak akan menyakiti dia!” katanya dengan suara berat."Ok! Aku akan kasih kamu setengah jam untuk siapkan uang tebusan. Ingatlah bahwa kamu nggak diperbolehkan melaporkan hal ini ke polisi. Kalau nggak, kita akan langsung bunuh dia!" Panggilan kemudian berakhir. Ia menggenggam erat ponsel di tangannya. Ada ekspresi panik di wajahnya, tapi dia masih bisa tetap tenang. Tebusan… 50 juta… Bagaiman
Para penculik menerima telepon ketika mereka selesai minum dan makan."Jangan khawatir. Anak itu sudah di tangan kami. Kita hanya perlu memikirkan cara untuk mengakhirinya... Ya, ya, kita pasti akan melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Oke, oke, kami nggak akan meninggalkan jejak apa pun. ”Sepertinya orang ini telah menyewa para penculik dan memerintahkan mereka untuk mengambil nyawa Sebastian.Sebastian telah memotong tali di pergelangan tangannya. Dia sekarang melepaskan tali di sekitar kakinya. Dia tidak mengerti. Siapa yang mau membunuhnya?Dia hanya seorang anak kecil. Siapa yang sangat membencinya?Setelah menutup telepon, salah satu penculik berbalik dan menyadari bahwa Sebastian berusaha melarikan diri!“F * ck! Bajingan kecil itu mencoba kabur! Tangkap dia sekarang juga!” Anak itu cukup terampil. Beraninya dia mencoba melarikan diri di depan mata mereka?! Kedua penculik mengejarnya. Sebastian berlari menjauh secara naluriah. Dia tidak bisa membiarkan mereka menangka
"Nggak sadar? Kenapa dia nggak sadar? Apa kalian memukulinya?" Sharon sangat sedih ketika dia mengetahui bahwa putranya pingsan karena kedinginan. Dia dengan cepat pergi ke sisinya untuk melihat kondisinya.Salah satu penculik berkata dengan jengkel, Gimana kami bisa culik dia dan nggak buat dia pingsan sebelum minta kamu untuk datang ke sini? Berhentilah bilang omong kosong dan serahkan uang tebusannya!""Kamu…"Simon menarik Sharon ke sisinya dan menatap para penculik, yang ada di lantai atas, dengan dingin. Dia berkata dengan suara mengancam, "aku bisa kasih kamu uang tebusan tetapi kamu sebaiknya pastikan anak aku utuh, atau aku akan buru kamu di mana pun kamu berada di dunia ini. aku pasti akan merenggut kedua nyawamu!”Auranya mengintimidasi. Para penculik, yang berada tiga lantai di atasnya, bisa merasakan tekanan besar yang datang dari Simon.Mereka melihat ke arah Sebastian yang nafasnya melemah. 'Sepertinya bocah ini tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Kita harus segera
”Mereka lolos dari sisi bangunan lain. Orang-orang kita akan kejar mereka sekarang. Kita pasti akan menangkap mereka.""Bagus, setelah tangkap mereka... aku sendiri yang akan tangani mereka!" Matanya yang seperti elang berkilauan dengan kilatan mematikan. 'Mereka berani melukai anak saya. Mereka akan mati dengan mengerikan!'Simon kemudian mengirim Sebastian ke rumah sakit saat mengemudi dengan kecepatan penuh. Pada saat ini, bocah itu sudah didorong ke ruang gawat darurat.Sharon bersandar ke dinding dan merasakan semua kekuatannya terkuras habis. Dia menatap pintu ruang gawat darurat tanpa mengedipkan matanya. Mereka tampak kosong dan tak bernyawa.Simon hanya berdiri diam di sisi lain. Ada beberapa kali ketika dia ingin berjalan ke arahnya, tetapi pada akhirnya, dia hanya akan mengepalkan tinjunya dan tetap diam.Keduanya menghadapi hal yang sama, sangat mengkhawatirkan Sebastian.Bahkan, Sharon masih gemetar saat itu. Baju dan tangannya masih berlumuran darah anaknya.Bau da
Sharon mengawasi putranya. Dia telah merawatnya selama tiga hari tiga malam penuh. Akhirnya, anak itu membuka matanya dan terjaga.“Bu, aku kesakitan…” Bocah lelaki yang selalu terlihat tegar itu hanya menginginkan kasih sayang ibunya begitu melihatnya."Sakit dimana sayang? Apa karena lukanya? Jangan bergerak. Aku akan bawa dokter ke sini untuk melihat kamu." Sharon sangat gugup."Nggak perlu bu. Ini sedikit sakit tapi nggak terlalu.""Hm gimana ya? Lebih baik kita cek ke dokter.""Jangan pergi, Bu. Saat ini, aku cuma ingin lihat kamu." Jarang bagi Sebastian untuk bertindak dengan cara yang dimanjakan dengan Sharon.Hati Sharon meleleh. "Ok, aku nggak akan pergi. Aku akan tinggal di sini dan temenin kamu. kasih tahu kalau kamu merasa nggak nyaman di mana pun."Sebastian mengangguk dan kemudian bertanya, "Bu, apa kamu yang membawa uang tebusan untuk menyelamatkan aku?""Eh... Itu aku dan ayah kamu. Uang tebusan juga ayah kamu yang kasih.""Ayah bajingan itu? Dia benar-benar da
Sharon menganggapnya lucu dan menganggukkan kepalanya. "Kamu nggak bisa makan terlalu banyak makanan rasa berat karena luka kamu serius. Aku udah pesen makanan bergizi dari kantin rumah sakit untuk kamu.""Hah? Makanan bergizi? Nggak enak kan?" Rahangnya jatuh."Yang kamu butuhkan saat ini nutrisi. Kamu nggak bisa makan makanan enak sekarang. Ini adalah hukuman bagi kamu yang terlalu banyak makan. Sudah waktunya bagi kamu untuk ubah pola makan. Atau, suatu hari kamu mungkin akan dijual tanpa sadar itu semua karena kamu cuma berpikir tentang makan." Dia mencubit hidungnya.Sebastian cemberut dan memasang tampang tak berdaya. "Ok kalau begitu. Aku cuma akan makan makanan bergizi, kalau begitu. Kamu nggak perlu nakutin kayak gitu."Melihat ekspresi Sebastian membuatnya merasakan dorongan untuk menertawakannya. Dia bangkit dan pergi keluar untuk mengambil makanannya.Dia melirik Simon. 'Seharusnya nggak menjadi masalah untuk ninggalin mereka berdua di sini, kan?'Ketika dia kembal
"Aku nggak gila dan kamu nggak salah dengar. Aku serius soal itu," kata Simon serius.Sharon melihat ekspresi serius pria itu. 'Dia sepertinya benar-benar tidak mengatakan omong kosong, tapi ...'"Trik macam apa yang kamu rencanakan untuk balas dendam ke aku sekarang? Bukankah kamu sudah membalas dendam?" Senyum di wajahnya memudar dan dia menyipitkan matanya untuk menatapnya dengan dingin.Mata Simon menjadi lebih gelap. "Kamu terlalu banyak mikir. Aku hanya berpikir bahwa putra kita nggak aman di sisi kamu."Dia segera mengerti setelah mendengarnya. "Itu karena insiden penculikan ini? Aku akan lebih melindunginya mulai sekarang. Lagi pula, nggak semua orang punya nyali untuk melakukan hal seperti itu.""Kalau begitu dia bisa aja kan tingal sama aku lagi." Bagaimanapun, Simon berpikir bahwa hanya dia yang bisa melindungi mereka berdua."Hidup sama kamu dan diejek-ejek Xena? kayak ga ada harganya" godanya mengejek.Simon mengerutkan alisnya. "Kalau ada aku, dia nggak akan berani