Share

DIMP 85

Penulis: LinDaVin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 13:00:03

“Gimana … mau mulai kapan ini?” Mas Danta melihat ke arahku.

“Maaf permisi ke toilet sebentar.” Aku belum menjawab pertanyaan Mas Danta, saat Kak Sisil berdiri untuk permisi ke toilet.”

“Ya udah sekalian, aku mau ambil beberapa berkas laporan dulu, nanti bisa Rania pelajari terlebih dahulu di rumah.” Kak Rahma ikut bangun dari kursinya.

“Kak, kopi yes,” ucap Mas Danta kepada Kak Rahma.

Perempuan cantik itu hanya mengangguk dan mengiyakan kemudian berjalan keluar bersisian dengan Kak Sisil. Aku meraih gelasku yang berisi jus alpukat yang esnya mulai mencair, beberapa tegukkan cukup membuat dingin tengorokanku.

“Jadi kapan?” Mas danta mengulangi pertanyaanya.

“Mungkin Jumat, nunggu urusan di kantor selesai dulu,” jawabku kemudian.

“Baguslah,” guman Mas Danta kemudian.

“Apanya?” tanyaku belum memahami arti kata bagus yang baru saja Mas Danta ucapkan.

“Bagus, kal
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
baca part ini ikut nyesek kasian dgn Rania kasian juga Satria laki2 yg g bisa tegaan yg perasa dn g tegas selalu penurut dgn ibu nya yg menghancurkan anak laki2 nya karena k egoisan nya nanti akan memyesal setelah melihat satria terpuruk k 2 x ..
goodnovel comment avatar
Teteng yeni
aku yang baca juga sesak dada....ummm....
goodnovel comment avatar
Fa-oel Irawan
sesak nya nafas ku huhuhu rania ttp semangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 86

    "Ngalamun aja." Entah kapan Roni datang, aku sama sekali tidak menyadarinya. "Aku bantu apa?" tanyanya kemudian."Udah kok, nggak banyak." Hanya perlengkapan salat, beberapa pasang alas kaki juga beberapa barang pribadi lainnya yang memang sengaja aku tinggal di kantor."Aku nggak tau, harus senang atau sedih," ucap Roni lagi sambil menarik kursi dan kemudian duduk di depan mejaku."Maren chat katanya ikut sedih," celetukku kemudian."Jangan-jangan kau menari di atas lukaku," lanjutku, Roni tertawa."Kayak lagu dangdut," balasnya kemudian. "Tapi, apapun itu seperti yang aku katakan sebelumnya yang terpenting itu semua demi kebaikan kamu. Yah siapa tau suatu waktu ada hikmah dibalik ini semua.""Amin," timpalku kemudian.Setelah Roni tau apa yang terjadi sebenarnya tempo hari, dia langsung menghubungi dan menanyakan keadaanku. "Tuhan menguji manusia sudah sesuai kemampuannya. Dan aku yakin ini cara Tuhan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 87

    "Ada Pak Danta di ruangan Ibu," beritahu Maya salah satu karyawan saat aku baru memasuki kafe dari pintu belakang."Oh … okay, makasih. Minta tolong Hari buatkan kopi ya, dua." Entah sejak kapan aku mulai kecanduan kopi, sepertinya setelah aku bekerja disini."Baik, Bu. Permisi," pamit Maya kemidian berlalu.Aku berjalan pelan kemudian menaiki anak tangga karena ruangan kerjaku berada di lantai dua. Sebagai salah satu pemilik kafe ini, Mas Danta memang sering datang sekerdar melakukan kontrol di sela kesibukannya sebagai dokter."Assalamualaikum, Mas." Dengan tangan kanan aku mendorong pintu ruanganku yang setengah terbuka itu."Waalaikumsalam," jawab Mas Danta yang sedang duduk di kursi kerjaku."Pagi banget," ucapku sambil berjalan mendekati meja kerjaku.Aku melewati Mas Danta yang duduk di kursi kerjaku untuk meletakkan tas di meja yang berada di belakang Mas Danta."Iya tadi habis jogging sekalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 88

    Aku menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan untuk mengatur perasaan yang sedikit kacau. Bagaimanapun aku harus meyakinkan diriku sendiri kalau aku pasti bisa menghadapi dan melewati semua ini meski tidak mudah pastinya. Ayolah Rania … kamu pasti bisa, jangan terlihat lemah dihadapan orang yang telah menyakitimu, jangan perlihatkan sakitmu pada orang yang tidak menghargai cintamu. Sisi lain dalam diriku terus saja meyakinkan sisi lainnya untuk tidak memperlihatkan rasa sedih dan sakit yang masih aku rasakan.“Situ kosong,” tunjuk Mas Danta saat kami baru saja melewati pintu. Aku lihat sebuah meja yang berada di sudut warung dan baru saja di bersihkan.Aku mengangguk mengedarkan pandangan kea rah dalam akan tetapi tidak aku lihat keberadaan Mas Satria. Sisi lain ruangan tidak terjangkau oleh pandangan mataku kalau berdiri di sini. Mungkin saja Mas Satria duduk di dalam sana. Lah … kenapa aku malah mencarinya, tapi, memang semua terjadi secara reflek s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 89

    “Ish … nggak lucu Pak Dokter,” ucapku sambil nyengir, bisa-bisanya kena prank. “Iseng amat ngeprank orang.”Mas Danta malah tertawa mendengarku.“Namanya Nia, kenal nggak?” ucap Mas Danta di sela tawanya. “Ish.” Reflek tanganku mencubit lengan pria yang masih terkekeh itu. “Itu kan foto aku.”“Nama kamu siapa?” tanya Mas Danta kemudian.“Rania.” Dengan polosnya aku menjawab.“Nia kan?” Mas Danta menoleh dan mengangkat sepasang alisnya, lengkung sabit di wajahnya tersenyum lebar.“Iya sih, eh … tapinya.” Aku tidak melanjutkan kalimatku karena tiba-tiba kehilangan kata-kata. Lebih tepatnya tidak mendapatkan kalimat yang tepat, kurang kerjaan banget pakai ngerjain aku segala.“Kamu pernah pacaran selain dengan pria tadi itu?” tanya Mas Danta tiba-tiba. Topik pembicaraan kembali pada permasalahanku.“Belum pernah,” jawabku kemudian. Selain Mas Satria aku memang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 90

    Seharian penuh kafe ramai, puji syukur kepada Tuhan pastinya atas rejeki yang berlimpah ini. Aku ikut turun tangan membantu karyawan karena memang kondisi benar-benar ramai. Hari minggu memang selalu ramai, tetapi, minggu ini memang lebih dibandingkan minggu biasanya.Selepas Magrib aku kembali keruangan rasanya cukup lelah. Aku mengambil ponsel di meja samping monitor dan kemudian membawanya ke arah sofa. Aku hempas pelan tubuh lelahku di atas sofa sambil mengecek ponsel. Ada pesan dan panggilan dari Mas Danta dan juga beberapa yang lainnya. Mas Danta masih mengurus urusan yayasan dan belum bisa kembali cepat. Dokter muda itu menggirim pesan sejak siang tadi.“Assalamualaikum.” Panjang umur sekali pria itu, baru saja aku membatinnya. “Aku pulang dulu tadi, nggak apa-apa kan? Kamu baik-baik aja kan, ramai banget ya hari ini pasti capek ikut turun tangan.”“Waalaikumsalam,” jawabku sambil bangun dari sofa dan kemudian duduk tegak.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 91

    “Harapanku pupus saat pria itu datang, tapi, setelah Abang memberi tahu tentang pembatalan pernikahanmu harapan itu kembali lagi. Semua bukan sebuah kebetulan saat kamu bekerja di sini dan hal lainnya. Aku, Kak Rahma dan Kakak-kakak kamu yang mengatur semuanya. Aku mengatakan kepada mereka, aku suka padamu dan ingin menikah denganmu, mereka memberi dukungan atas keseriusanku dan meminta waktu karena kamu belum pulih dari lukamu.”Aku kehabisan kata-kata tidak bisa bicara sepatah katapun menanggapi atas apa yang diceritakan oleh Mas Danta. Berarti keluargaku juga terlibat dalam hal ini, mereka juga ikut mengatur semuanya.“Bahkan mama kamu sudah memberikan restu padaku untuk aku bisa menjagamu,” tambah Mas Danta lagi.“Mama?” tanyaku kemudian memastikan apa yang baru saja aku dengar. Mas Danta mengangguk, “Iya, mama kamu.”“Tapi, kenapa? Aku merasa tidak spesial dalam hal apapun. Dengan segala hal yang mas miliki, mas bisa mendapatka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 92

    “Hal baik tidak perlu di tunda benar demikian kan? Kalau anak-anak sudah merasa cocok satu dengan lainnya alangkah lebih baik disegerakan saja.” Papa dari Mas Danta mulai menyampaikan maksud kedatangannya bersama keluarga.Seperti yang sebelumnya Mas Danta sampaikan bahwa dia akan langsung datang melamar dan itu yang sekarang benar-benar dia lakukan. Jujur aku merasa tidak percaya diri dihadapan keluarga Mas Danta. Aku yang merasa seperti tidak pantas atau tidak sebanding dengan pria itu, meski dapat aku lihat ketulusan dari setiap perkataan Mas Danta maupun keluarganya. Sebuah keputusan kembali diambil setelah aku mengangguk dan menerima lamaran dari Mas Danta dan keluarganya. Mereka menghendaki sebuah resepsi pesta untuk merayakan pernikahan anak bungsu dan anak laki-laki satu-satunya di keluarga mereka. Meski aku pribadi masih merasa trauma dan tidak ingin perayaan akan tetapi mereka memiliki sebuah alasan yang bisa aku terima dan pahami.“Jadi nanti a

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 93

    Tinggal menghitung hari untuk aku menapaki sebuah fase hidup yang lebih tinggi. Belum tenang sepenuhnya karena pengalaman masa lalu, sekarang hanya mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Harapan adalah sebuah doa dan kadang ketakutan-ketakuan malah akan menjadi sebuah hal yang nyata. Akan lebih baik kalau aku tetap perpikir positif agar apa yang nantinya terjadi juga demikian.“Ruang untuk meeting sudah clear yah?” tanyaku pada Abi salah satu karyawan kafe. Pria muda dengan seragam coklat itu mengangguk.“Sudah siap, Bu.” Abi mengangkat jempol tangan kanannya. “Untuk menu juga sudah beres.”PT Kencana Manunggal beberapa waktu yang lalu memesan ruang untuk meeting sekaligus untuk makan siang sekitar 20 orang. Ini kali pertama setelah aku bekerja di sini ada yang reservasi untuk meeting. Selain menyediakan tempat untuk sekedar nongkrong kafe ini juga menyediakan tempat untuk meeting dengan kapasitas sedang. Untuk pesanan hari i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22

Bab terbaru

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 15

    “Mama? kalau mama nyerahin sepenuhnya sama aku. Intinya yang penting aku bisa bahagia dan yang aku pilih juga harus pria baik-baik. Mama tidak netapin kriteria tertentu yang harus gimana-gimana gitu,” jelas AlethaSebuah kabar baik tentunya buat aku saat tidak ada kendalq baik di keluargaku maupun keluarga Aletha. Besar harapan niat baik ini akan berjalam sesuai dengan harapan.“ Mmm ... Apa siang nanti bisa keluar,? aku jemput. Setidaknya kita butuh bicara lagi untuk membahas lebih banyak hal tentang hal ini.”Ini sebuah hal yang perlu pembahasan lebih dalam karena kami akan melangkah ke jenjang yang serius. Akan banyak orang pula yang dilibatkan nantinya teritama keluarga. Perlu juga membangun komitmen lebih jauh antara aku dan Aletha.“Bisa, nggak usah dijemput, sekalian nanti aku ada keperluan keluar jadi Om mau ketemuan dimana?” tanya Aletha.“Di mana?” tanyaku membalikkan pertanyaan karena aku tidak terlalu tahu kafe-kafe

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 14

    "Menikah?” tanya ibu kemudian.“Iya,” jawabku sambil mengangguk.“Rania?” tanya Ibu ragu.“Bukan, Dia sudah bahagia dengan kehidupannya. Mungkin sekarang waktunya aku untuk bisa menata kembali kehidupanku. Ibu pernah meminta aku untuk kembali mendapatkan hati Rania karena dia tidak tahu kalau Rania sudah menikah. Aku mengatakan pada Ibu kalau Rania sudah menikah dengan pria lain dan hal itu membuat Ibu merasa semakin bersalah padaku dan juga Rania.“Kamu yakin bisa mencintai perempuan lain?” tanya Ibu kemudian. Sebuah pertanyaan yang wajar karena Ibu tahu aku sangat mencintai Rania dan betapa terpuruknya aku karena patah hati.“Aku harus bisa meski semua membutuhkan waktu. Rania … sampai saat ini aku masih mencintainya, tetapi, aku juga harus melanjutkan kehidupanku. Dia juga sudah bahagia dengan kehidupannya dan tidak seharusnya aku masih berharap untuk dapat bersamanya.”Aku lega melihat Rania bahagia dengan

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 13

    “Kamu serius?” tanyaku yang sedikit merasa kaget dengan pertanyaan Aletha. “Nggak,” jawab gadis itu enteng. “Ya seriuslah, Om.”“Beneran?” tanyaku lagi, padahal aku yang membuat pembicaraan ini dan aku sendiri pula yang masih merasa belum percaya.“Iya, ada beberapa point yang aku sepakat dengan pemikiran, Om. Karena dunia akan tetap berjalan bagaimanapun keadaan kita. Tidak akan ada yang peduli pada diri kita selain diri kita sendiri dan hidup juga sebuah pilihan bukan? apakah kita akan tetap berdiam membenamkan diri dalam kesakitan atau kita mulai berusaha membebaskan diri dari sebuah belenggu luka.” Aletha terlihat serius dengan bicaranya.“Sebuah hal baik katanya harus disegerakan, setidaknya untuk menghindari fitnah dan membuang waktu hanya untuk sekedar pengenalan. Setidaknya kita memiliki niat yang sama, sama-sama ingin lepas dari masa lalu dan melangkah ke depan untuk kehidupan baru. Aku berharap ini sebuah keputusan yang tepat dan aku ha

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 12

    “Nggak suka becandanya, bisa bahas hal lainnya.” Raut wajah Aletha berubah.Wajar saja dia berpikir demikian sedangkan kami memang belum lama saling mengenal, apalagi aku selalu bersikap ketus padanya selama ini. Aku juga belum yakin denga napa yang aku katakana, tetapi, ada sebuah dorongan yang tidak aku mengerti untuk aku mengatakan hal ini padanya. Aku merasa tidak ada yang buruk dengan pemikiran dari Pak Agus meski aku tidak tahu dia sedang serius atau hanya mencandaiku.Kami sama-sama terluka oleh masa lalu dan kami butuh seseorang untuk saling menguatkan. Tetapi, aku tidak yakin juga apa dia bisa menerimaku. Tetapi, akan lebih baik aku ungkapkan apa yang menjadi keinginanku masalah diterima atau ditolak itu urusan nanti. Setidaknya aku sudah berusaha keluar dari kubangan nestapa masa lalu yang selalu membayangi perjalanan hidupku. “Aku serius,” jawabku kemudian.“Tapi kenapa?” tanya Aletha, kedua tangannya mengenggam gelas minumnya dengan p

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   xtra 11

    Aku belum menjawab pertanyaan Aletha saat terdengar suara panggilan di ponselnya.“Assalamualaikum, Ma.” Terdengar gadis itu mengucapkan salam kepada penelepon yang dipanggilnya dengan sebutan Ma. Mungkin itu telepon dari mamanya.“Iya ditutup nggak bisa lewat, ini aku sama teman pulangnya.” Aku memelankan laju mobilku mengikuti pergerakan kendaraan lainnya yang juga merayap dan mengambil ke arah lurus kanan.“Belakang di tutup juga? Berarti semua di tutup kalau begitu. Ya sudah deh mah, aku nunggu sampai kelar. Paling jam sebelasan ya? Ya sudah nanti aku kabari lagi. Assalamualaikum.” Aletha mengakhiri panggilan dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.“Kadang jalur belakang yang lewat kampung bisa, tapi, kata mama ditutup juga.” Aletha menoleh ke arahku.Rumah kami memang beda kompleks, tapi, arah kami sama saja. Aku juga tidak bisa pulang kalau jalan itu ditutup karena itu akses jalan utama untuk aku sampai di

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 10

    pov SatriaDari sebelum berangkat tadi sebenarnya aku sudah mempersiapkan diri, bagaimanapun kemungkinan bertemu dengan Rania pasti lebih besar mengingat dia bekerja di sini. Akan tetapi, tetap saja ada rasa perih yang menyeruak dalam hatiku. Entah mengapa sulit sekali untuk menghempas rasa yang sudah tidak ada artinya ini. Rania terlihat bahagia dengan kehidupannya yang sekarang, harusnya aku ikut bahagia melihatnya. Hanya saja itu tidak semudah seperti harapanku, aku terluka dengan rasaku sendiri.Waktu terasa panjang malam ini dan aku hanya banyak berdiam sambil menunggu acara makan malam selesai. Sesekali tersenyum atau menimpali satu dua patah kata saja atas obrolan yang terjadi selama acara mala mini. Aku sama sekali tidak bisa menikmati baik makanan maupun suasana di tengah atmosfer yang membuat hatiku kacau. “Om sakit?” tanya Aletha yang berada di dekatku.“Kenapa?” tanyaku kemudian sambil menoleh ke arah gadis itu.“Enggak, kok diam saja dari tadi. Ya, biasanya sih memang di

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   xtra 9

    Rania POV•••“Rania.”Suara panggilan membuatku menoleh mencari sumber suara, senyumku langsung terkembang saat melihat sosok yang cukup aku kenal. Namanya Titan, dia teman sewaktu aku bekerja di kantor dulu. Hanya saja sewaktu aku keluar dia sedang ditempatkan di RO Batu seingetku. Aku langsung melangkah mendekati Titan yang terlihat datang bersama tetan-temannya itu.“Hai, apa kabar?” sapaku kemudian dengan mengulurkan tangan untuk bersalaman.“Baik, kamu kerja disini?” tanya pria dengan kulit sawo matang itu.“Huum aku kerja di sini,” jawabku sembari mengangguk dan tersenyum. Tangan kananku berganti menyalami semua teman Titan yang berdiri di sampingnya.“Padahal aku sering kesini, kok nggak pernah ketemu ya?” “Oh, yah. Padahal aku biasa juga keluar-keluar ruangan buat cek,” balasku kemudian. “Oh yah … silahkan, mau di sini atau mau di rooftop?” “Nggak kuat angin di sana saja.” Titan menunjuk sudut rua

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 8

    ** Aletha tidak segera menimpali ucapanku sehingga aku menekan tangannya yang tengah aku pegang. Terlihat ketiga orang di depanku itu masih melihat ke arahku dengan tatapan tidak percaya atau curiga entah. Yang jelas bukan tatapan dan ekspresi yang enak untuk dilihat. “I-Iya, tapi, untuk apa ini tidak ada hubungannya dengan mereka, bukan? Tapi, ya sudah berhubung bertemu di sini sekalian saja ini Mas Satria calon suamiku.” Aletha melihatku dengan senyum sedikit canggung. “Bulan depan kami akan menikah,” imbuh Aletha yang membuat aku sedikit kaget juga, mendengar kata pernikahan entah kenapa rasanya tidak enak. “Iya kan, Sayang?!” Aletha sedikit memiringkan kepala melihat ke arahku masih dengan senyum yang sekarang lebih natural. “Apa kita perlu mengundang mereka?” tanya Aletha lagi dan dia sudah mulai masuk dalam perannya dengan cukup baik. Ini hanya sandiwara dan aku yang memulai,

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 7

    xtra 7“Ya sudah, ngapain masih disini. Jalan ke atas,” ucapku lagi saat mendapati gadis itu belum beranjak.“Itu punya saya kan?” Aletha menunjuk Name Tag yang tadi aku keluarkan dari saku kemeja.“Iya,” jawabku sambil mengulurkan name tag yang aku bawa dan langsung diraih oleh Aletha. “Lain kali jangan sembarangan taruh, masih muda sudah pikun.”“Iya,” jawab Aletha kemudian memutar sedikit tubuhnya akan beranjak. “Terima kasih,” ucapnya lagi kemudian berjalan cepat meninggalkan aku yang masih berdiri di tempat yang sama.Aku bergegas mengayun langkah mengikuti Aletha yang sudah berjalan terlebih dahulu. Satu jam lagi acara akan dimulai aku harus memastikan semua sudah dipersiapkan dengan baik. Setelah menaiki tangga eskalator aku tiba di tempat acara. Kursi dengan cover kuning dan putih terlihat berjajar rapi, sebuah panggung berukuran sedang juga sudah di dekorasi dengan beberapa ornamen hiasan. Banner yang didominasi warna kuning menj

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status