Share

DIMP 89

Author: LinDaVin
last update Last Updated: 2024-02-21 19:00:37

“Ish … nggak lucu Pak Dokter,” ucapku sambil nyengir, bisa-bisanya kena prank. “Iseng amat ngeprank orang.”

Mas Danta malah tertawa mendengarku.

“Namanya Nia, kenal nggak?” ucap Mas Danta di sela tawanya.

“Ish.” Reflek tanganku mencubit lengan pria yang masih terkekeh itu. “Itu kan foto aku.”

“Nama kamu siapa?” tanya Mas Danta kemudian.

“Rania.” Dengan polosnya aku menjawab.

“Nia kan?” Mas Danta menoleh dan mengangkat sepasang alisnya, lengkung sabit di wajahnya tersenyum lebar.

“Iya sih, eh … tapinya.” Aku tidak melanjutkan kalimatku karena tiba-tiba kehilangan kata-kata. Lebih tepatnya tidak mendapatkan kalimat yang tepat, kurang kerjaan banget pakai ngerjain aku segala.

“Kamu pernah pacaran selain dengan pria tadi itu?” tanya Mas Danta tiba-tiba. Topik pembicaraan kembali pada permasalahanku.

“Belum pernah,” jawabku kemudian. Selain Mas Satria aku memang tidak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Piko Chan
aku kira pemeran utamanya Rania dan satria,ternyata bukan,sama pak dokter saja Rania lebih wooow
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Duh pak dokter bikin klepek-klepek aja sih...
goodnovel comment avatar
Mira Hasmira
penasaran dengan kelanjutan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 90

    Seharian penuh kafe ramai, puji syukur kepada Tuhan pastinya atas rejeki yang berlimpah ini. Aku ikut turun tangan membantu karyawan karena memang kondisi benar-benar ramai. Hari minggu memang selalu ramai, tetapi, minggu ini memang lebih dibandingkan minggu biasanya.Selepas Magrib aku kembali keruangan rasanya cukup lelah. Aku mengambil ponsel di meja samping monitor dan kemudian membawanya ke arah sofa. Aku hempas pelan tubuh lelahku di atas sofa sambil mengecek ponsel. Ada pesan dan panggilan dari Mas Danta dan juga beberapa yang lainnya. Mas Danta masih mengurus urusan yayasan dan belum bisa kembali cepat. Dokter muda itu menggirim pesan sejak siang tadi.“Assalamualaikum.” Panjang umur sekali pria itu, baru saja aku membatinnya. “Aku pulang dulu tadi, nggak apa-apa kan? Kamu baik-baik aja kan, ramai banget ya hari ini pasti capek ikut turun tangan.”“Waalaikumsalam,” jawabku sambil bangun dari sofa dan kemudian duduk tegak.

    Last Updated : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 91

    “Harapanku pupus saat pria itu datang, tapi, setelah Abang memberi tahu tentang pembatalan pernikahanmu harapan itu kembali lagi. Semua bukan sebuah kebetulan saat kamu bekerja di sini dan hal lainnya. Aku, Kak Rahma dan Kakak-kakak kamu yang mengatur semuanya. Aku mengatakan kepada mereka, aku suka padamu dan ingin menikah denganmu, mereka memberi dukungan atas keseriusanku dan meminta waktu karena kamu belum pulih dari lukamu.”Aku kehabisan kata-kata tidak bisa bicara sepatah katapun menanggapi atas apa yang diceritakan oleh Mas Danta. Berarti keluargaku juga terlibat dalam hal ini, mereka juga ikut mengatur semuanya.“Bahkan mama kamu sudah memberikan restu padaku untuk aku bisa menjagamu,” tambah Mas Danta lagi.“Mama?” tanyaku kemudian memastikan apa yang baru saja aku dengar. Mas Danta mengangguk, “Iya, mama kamu.”“Tapi, kenapa? Aku merasa tidak spesial dalam hal apapun. Dengan segala hal yang mas miliki, mas bisa mendapatka

    Last Updated : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 92

    “Hal baik tidak perlu di tunda benar demikian kan? Kalau anak-anak sudah merasa cocok satu dengan lainnya alangkah lebih baik disegerakan saja.” Papa dari Mas Danta mulai menyampaikan maksud kedatangannya bersama keluarga.Seperti yang sebelumnya Mas Danta sampaikan bahwa dia akan langsung datang melamar dan itu yang sekarang benar-benar dia lakukan. Jujur aku merasa tidak percaya diri dihadapan keluarga Mas Danta. Aku yang merasa seperti tidak pantas atau tidak sebanding dengan pria itu, meski dapat aku lihat ketulusan dari setiap perkataan Mas Danta maupun keluarganya. Sebuah keputusan kembali diambil setelah aku mengangguk dan menerima lamaran dari Mas Danta dan keluarganya. Mereka menghendaki sebuah resepsi pesta untuk merayakan pernikahan anak bungsu dan anak laki-laki satu-satunya di keluarga mereka. Meski aku pribadi masih merasa trauma dan tidak ingin perayaan akan tetapi mereka memiliki sebuah alasan yang bisa aku terima dan pahami.“Jadi nanti a

    Last Updated : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 93

    Tinggal menghitung hari untuk aku menapaki sebuah fase hidup yang lebih tinggi. Belum tenang sepenuhnya karena pengalaman masa lalu, sekarang hanya mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Harapan adalah sebuah doa dan kadang ketakutan-ketakuan malah akan menjadi sebuah hal yang nyata. Akan lebih baik kalau aku tetap perpikir positif agar apa yang nantinya terjadi juga demikian.“Ruang untuk meeting sudah clear yah?” tanyaku pada Abi salah satu karyawan kafe. Pria muda dengan seragam coklat itu mengangguk.“Sudah siap, Bu.” Abi mengangkat jempol tangan kanannya. “Untuk menu juga sudah beres.”PT Kencana Manunggal beberapa waktu yang lalu memesan ruang untuk meeting sekaligus untuk makan siang sekitar 20 orang. Ini kali pertama setelah aku bekerja di sini ada yang reservasi untuk meeting. Selain menyediakan tempat untuk sekedar nongkrong kafe ini juga menyediakan tempat untuk meeting dengan kapasitas sedang. Untuk pesanan hari i

    Last Updated : 2024-02-22
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 94

    “Terima kasih,” balas mas Satria dan terlihat memaksakan senyumnya. “Aku hanya sedang berusaha berdamai dengan takdir, meski tidak selaras dengan keingginan.”Aku mengangguk samar menanggapi ucapan Mas Satria, ada rasa kesakitan yang aku rasakan saat menatap sepasang mata elang yang nampak lelah itu. Sorot mat aitu seolah ingin bercerita tentang sebuah rasa sakit yang tengah dirasakan pemiliknya. Tidak ada jejak bahagia terpancar disana justru kesedihan yang nampak sekali terasa. Apa yang terjadi dengan pria yang pernah mematahkan hatiku ini?“Kamu terlihat cantik, selalu cantik,” ucapnya lagi dengan senyum getir yang samar. Mendung terlihat di sepasang mata itu, entah kenapa aku merasakan rasa sakit yang aku tidak mengerti apa artinya.Melihatnya seperti ini kenapa ingin menangis aku rasanya, meski aku tidak paham arti rasa yang kini sedang aku rasakan. Hanya saja aku sedih melihat keadaanya, tapi, untuk apa? Bukankah semua adalah pilihannya dan dia sudah

    Last Updated : 2024-02-23
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 95

    “Mas,” panggilku pelan pada pria yang duduk di sampingku itu.“Iya, Sayang,” jawab Mas Danta sekilas menoleh ke arahku.“Mas kan dokter, pasti tau dong macam-macam obat?” tanyaku sambil sedikit memiringkan badan ke arah Mas Danta.“Iya, pastinya. Kenapa memangnya?” tanya Mas Danta balik.“Kayaknya aku butuh obat deh, soalnya habis jatuh tadi,” balasku kemudian.“Jatuh? Kamu kepleset? Jatuh gimana?” Pria itu terlihat sedikit panik mendengarku. “Apanya yang sakit, kok nggak bilang dari tadi.”“Nggak … nggak ada yang sakit. Jatuhnya Cuma bikin jantung berdebar, terus badan panas dingin gitu,” jelasku. “Ada obatnya nggak kalau jatuhnya … karena jatuh cinta sama orang ini,” lanjutku kemudian.Sekilas Mas Danta melihat ke arahku yang sedari tadi menatapnya, pria itu tersenyum kemudian mengulum bibirnya. Wajah putihnya terlihat bersemu, fix dia sedang salah tingkah alias salting.“Jangan ngegemesin … jadi pengen hala

    Last Updated : 2024-02-23
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 96

    “Aku tunggu di situ saja,” ucapku sesampainya di depan sebuah kamar sambil menunjuk sebuah sofa yang berada di sebuah ruangan seperti ruang keluarga.“Iya, aku ke kamar dulu ya,” balas Mas Danta, aku menjawabnya dengan anggukan.Mas Danta melepas tanganku dan aku beranjak berjalan pelan menuju ke sofa yang tadi aku tunjuk sembari mengamati setiap sudut ruangan. Ruangan yang aku lihat juga banyak di dominasi oleh warna putih baik warna tembok maupun barang-barang yang berada di ruangan itu. Sesampainya di sofa aku langsung menghempas pelan tubuhku untuk duduk dan kemudian bersandar.Pandanganku lepas ke langit-langit ruangan yang terdesain cukup cantik kemudian turun ke arah layar tv yang terpasang di depanku. Ukuran tv-nya sangat lebar, ada juga set home theatre yang berada di samping-sampinya. Semua furniture yang ada berwarna putih bersih, terlihat cantik dan elegan.Dalam diam muncul banyak pemikiran dalam benakku tentang apa saja yang terja

    Last Updated : 2024-02-23
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 97

    “Tunggu sebentar ya, Sayang. Ini sudah selesai kok, dari rumah sakit aku langsung nyusul kesana.”Sebuah pesan masuk di ke ponselku, pesan dari Mas Danta. Aku sedang keluar ke sebuah mall di tengah kota guna berbelanja beberapa barang untuk di kafe. Mas Danta memintaku untuk naik taksi online karena dia yang akan menjemputku nanti. Sudah hampir dua jam aku berada di sini dan sudah mendapatkan barang-barang yan aku cari.Sebuah coffe shop di lantai tiga menjadi tempatku untuk menyandarkan tubuh lelahku. Sewaktu berkeliling tadi sama sekali tidak terasa capeknya, akan tetapi, setelah selesai baru aku rasakan kaki rasanya pegal meski aku tidak mengunakan alas kaki dengan hak tinggi. Mungkin saking asiknya melihat barang-barang sampai lupa capek tadi sewaktu di toko.“Silahkan milk shake coklatnya, Kak.” Seorang pelayan dengan seragam pink fanta menghampiri mejaku untuk mengantarkan minuman pesananku.“Oh … makasih,” jawabku kemudian.“Untuk

    Last Updated : 2024-02-24

Latest chapter

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Danta 2 End

    Pandanganku terhenti pada sosok yang cukup aku kenal, meski mungkin dia tidak mengenalku. Satria, pria dari masa lalu Rania istriku terlihat berada di depan ruang praktek dokter Anna. Di sampingnya terlihat seorang perempuan berperawakan kecil seperti anak SMA, yang jelas itu bukan istrinya yang dulu. Karena kalau istrinya yang dulu aku sempat tahu saat dirawat disini.Tidak mungkin adiknya juga karena setahuku adiknya sudah meninggal, itu aku dapat dari cerita Rania. Apa mungkin itu istrinya dan Satria sudah menikah lagi, tetapi, perempuan itu terlihat sangat muda. Keduanya seperti sedang menunggu antrian periksa di dokter Anna di poli kandungan.Hamil?Kenapa jadi aku yang kepo dan ingin tahu, sudahlah. Aku melanjutkan langkah untuk menuju ruang praktekku. Kalau pun itu memang benar istrinya dan sekarang hamil itu akan lebih baik. Berarti Satria sudah menemukan kebahagiaannya sekarang. Aku tahu masih ada rasa bersalah atau apalah yang Rania rasakan selama ini

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   End Danta Pov 1

    PoV Danta Aroma wangi masakan menguar dan menghampiri Indera penciumanku saat aku berjalan mendekat ke arah dapur tempat Rania berada sekarang. Selepas salat Subuh tadi dia sudah berkutat di dapur untuk mengeksekusi resep masakan yang baru dilihatnya semalam di sebuah channel youtube. Wanita yang sudah hampir setahun aku nikahi itu memang punya kegemaran baru sekarang, yaitu mencoba resep masakan. “Wangi banget,” ucapku saat memasuki dapur, Rania menoleh dan tersenyum.“Semoga nggak keasinan lagi seperti kemarin,” jawab Rania dan kembali menarik pandangannya ke arah panci di depannya.Aku tersenyum mengingat kejadian kemarin, entah berapa sendok garam yang dia masukkan ke dalam masakannya. Kalau ada pepatah buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, hal ini tidak berlaku untuk Rania. Mama mertuaku pintar memasak dan enak bahkan pernah membuka catering juga cerita Rania, tetapi, berbenda dengan anak perempuannya yang juga istriku ini. Tetapi, R

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 22

    Duda itu Mantan PacarkuPart xtra 22*** Ketukan di kaca mobil sontak membuat dua insan yang tengah terbuai dalam debar asmara itu saling menjauhkan diri satu dengan yang lain. Wajah keduanya menghangat seketika dengan debaran di dada yang semakin kencang terasa. Aletha lekas menurunkan kaca mobil saat melihat keluar telah berdiri sahabatnya, Titan yang mengetuk pintu mobil Satria.“Ada apa?” tanya Aletha yang masih sedikit gugup kaget.“Jangan lewat sepanjang jalan Plaosan Timur ada kegiatan warga nutup jalan katanya, nanti lurus aja terus masuk ke kiri selepas lampu merah dekat pom bensin.” Titan memberi tahu kondisi jalan yang akan mereka lewati nanti ke tempat acara syukuran yang diadakan di sebuah restoran.“Oh … gitu, okay. Ya udah ini mau langsung ke sana.” Aletha mengangguk mengerti, Satria yang duduk di belakang kemudi ikut mengangguk.Sepasang pengantin baru itu tengah menetralisir perasaannya masing-masing karena

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 21

    Sepertinya ini adalah persiapan pernikahan tercepat dari sebelumnya yang pernah aku lakukan, karena setelah aku melamar Aletha hanya butuh waktu kurang dari 2 minggu saja sampai hari yang di tentukan, yaitu hari ini. Aku dan Aletha sepakat untuk menikah di Masjid samping KUA dengan disaksikan keluarga dekat saja, tidak ada resepesi yang akan digelar karena Aletha tidak menghendakinya. Keluarga Aletha hanya mengundang kerabat dekat untuk syukuran selepas ijab kabul.Ini bukan yang pertama, bukan juga yang kedua aku akan mengucapkan kalimat sakral sebuah janji suci, tetapi, aku berdoa ini menjadi yang terakhir aku melakukannya. Aku tidak ingin mengulang lagi untuk suatu masa nanti, biarlah kegagalan pernikahanku dulu menjadi sebuah pelajaran yang berharga untukku. Hari Sabtu jam 9 pagi ini kesendirianku akan aku akhiri dan aku akan membuka sebuah lembaran baru dengan cerita baru.Aku menyetir sendiri dan mempersiapkan semuanya sendiri, kemeja putih dengan jas d

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 20 Aletha

    Pov Aletha *** [Dari kantor aku langsung ke rumahmu] [Aku sudah OTW] Aku membuka aplikasi chat berlogo warna hijau di ponselku, dua pesan masuk dari Mas Satria yang biasa aku panggil dengan sebutan Om itu beberapa waktu yang lalu. [Iya, hati-hati di jalan] Sebuah kalimat balasan aku kirimkan kemudian, belum terbaca setelah beberapa detik. Mungkin dia sedang menyetir. Aku kemudian meletakkan ponselku di meja dan beranjak ke lemasri untuk memilih baju yang akan aku kenakan. Masih merasa aneh dengan semuanya, serasa mimpi, tapi, bukan mimpi. Bahkan beberapa hari yang lalu pria itu masih sangat ketus padaku, tapi, entah apa yang terjadi padanya hinga dia sampai mengatakan hal itu. Lalu bagaimana denganku? Aku juga tidak tahu kenapa mengatakan iya, tapi, aku juga sedang tidak main-main denga

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 19

    “Tidak.” Aku menggeleng meski Pak agus juga tidak akan melihatnya. “Kami tidak sedang mencari tempat pelarian, tetapi, mencari tempat untuk kami bisa saling mengisi dan melengkapi,” jawabku kemudian. “Aku mengerti, aku senang dengan hal ini. Aku menganggapmu bukan hanya rekan kerja, lebih dari itu dan Aletha adalah keponakan kesayanganku. Yang aku minta jangan pernah membuatnya patah lagi dan berbahagialah kalian. Aku akan bicara dengan mamanya Aletha setelah ini. Lebih cepat juga lebih baik daripada ada apa-apa nanti kalau ditunda- tunda.” Pak Agus memberikan dukungannya dan aku merasa lega untuk itu. Sekarang tinggal bicara lagi dengan Aletha untuk mempersiapkan semuanya dengan lebih matang. Mungkin aku hanya bisa pergi sendiri saat nanti mengutarakan niatku kepada keluarga Aletha karena di kota ini aku tidak memiliki keluarga selain Ibu saja. Aku menutup panggilan selepas mengucapkan salam, sudah jam 6 lebih dan aku haru

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 18

    “Iya,” jawabku sambil mengangguk. “Rania?” tanya Ibu ragu. “Bukan, Dia sudah bahagia dengan kehidupannya. Mungkin sekarang waktunya aku untuk bisa menata kembali kehidupanku. Ibu pernah meminta aku untuk kembali mendapatkan hati Rania karena dia tidak tahu kalau Rania sudah menikah. Aku mengatakan pada Ibu kalau Rania sudah menikah dengan pria lain dan hal itu membuat Ibu merasa semakin bersalah padaku dan juga Rania. “Kamu yakin bisa mencintai perempuan lain?” tanya Ibu kemudian. Sebuah pertanyaan yang wajar karena Ibu tahu aku sangat mencintai Rania dan betapa terpuruknya aku karena patah hati. “Aku harus bisa meski semua membutuhkan waktu. Rania … sampai saat ini aku masih mencintainya, tetapi, aku juga harus melanjutkan kehidupanku. Dia juga sudah bahagia dengan kehidupannya dan tidak seharusnya aku masih berharap untuk dapat bersamanya.” Aku lega melihat Rania bahagia deng

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 17

    “Kamu serius?” tanyaku yang sedikit merasa kaget dengan pertanyaan Aletha. “Nggak,” jawab gadis itu enteng. “Ya seriuslah, Om.”“Beneran?” tanyaku lagi, padahal aku yang membuat pembicaraan ini dan aku sendiri pula yang masih merasa belum percaya.“Iya, ada beberapa point yang aku sepakat dengan pemikiran, Om. Karena dunia akan tetap berjalan bagaimanapun keadaan kita. Tidak akan ada yang peduli pada diri kita selain diri kita sendiri dan hidup juga sebuah pilihan bukan? apakah kita akan tetap berdiam membenamkan diri dalam kesakitan atau kita mulai berusaha membebaskan diri dari sebuah belenggu luka.” Aletha terlihat serius dengan bicaranya.“Sebuah hal baik katanya harus disegerakan, setidaknya untuk menghindari fitnah dan membuang waktu hanya untuk sekedar pengenalan. Setidaknya kita memiliki niat yang sama, sama-sama ingin lepas dari masa lalu dan melangkah ke depan untuk kehidupan baru. Aku berharap ini sebuah keputusan yang tepat dan aku ha

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 16

    Pov Satria “Nggak suka becandanya, bisa bahas hal lainnya.” Raut wajah Aletha berubah. Wajar saja dia berpikir demikian sedangkan kami memang belum lama saling mengenal, apalagi aku selalu bersikap ketus padanya selama ini. Aku juga belum yakin denga napa yang aku katakana, tetapi, ada sebuah dorongan yang tidak aku mengerti untuk aku mengatakan hal ini padanya. Aku merasa tidak ada yang buruk dengan pemikiran dari Pak Agus meski aku tidak tahu dia sedang serius atau hanya mencandaiku. Kami sama-sama terluka oleh masa lalu dan kami butuh seseorang untuk saling menguatkan. Tetapi, aku tidak yakin juga apa dia bisa menerimaku. Tetapi, akan lebih baik aku ungkapkan apa yang menjadi keinginanku masalah diterima atau ditolak itu urusan nanti. Setidaknya aku sudah berusaha keluar dari kubangan nestapa masa lalu yang selalu membayangi perjalanan hidupku. “Aku serius,” jawabku kemudian. “Tapi kenapa?” tanya Aletha, kedua tangannya mengenggam gelas minumnya dengan pandangan mata yang me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status