Share

62. Menghadapi Playboy

Author: Diosa
last update Last Updated: 2023-12-03 21:44:20

Orang yang ditemui Franco adalah Nathan. Mereka bertemu di ruangan lain di banguna kecil samping klub malam.

Mereka duduk saling berhadapan. Franco menahan tawa sambil menikmati segelas minuman beralkohol.

Nathan tampak kesal. "Brengsek, sudah kuduga— wanita sialan itu akan berkhianat. Bisa-bisanya dia membiarkan adiknya membawa kabur Leina-ku."

"Harusnya tadi aku meminta Henry untuk menjaganya—" kata Franco menoleh pada bodguard yang berdiri tepat di sebelahnya. Dia memberikan tatapan selidik ke pria itu. "Tapi, kelihatannya mustahil, bahkan bodguard-ku tadi juga merasakan takut, iya 'kan?"

Pengawal pribadinya itu agak kaget, ternyata tuannya mengetahui kalau tadi dia sempat bersitegang dengan Arsen. "Maaf, Tuan."

"Tak apa, aku tadinya tidak mengerti, tapi setelah mengetahui siapa pria itu— sekarang aku paham. Ouro itu ternyata pembunuh dari masa lalu ... aku baru tahu namanya Ouro, dulu orang-orangku hanya menyebutnya pria bayangan."

Nathan masih memperlihatkan raut wajah tidak suka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   63. Mengakhiri Hubungan

    Serena masih berpandangan serius dengan Leina. Dia tidak terima harus kalah dengan seorang wanita yang baru mengenal Arsen tiga tahun tersebut.Dia mendekati Leina dengan langkah anggunnya. Kemudian, dia menyentuh dagu wanita itu diangkatnya sedikit agar wajah mereka saling bertemu.Tinggi badan mereka memang agak berbeda. Leina lebih pendek daripada meskipun menggunakan hak tinggi.Serena berkata lirih, "jangan remehkan aku, Gadis cilik. Jangan berbicara seolah-olah aku mengejar cinta Arsen— kamu salah, dia yang mengejar cintaku. Itu hal yang wajar, pesonaku jauh lebih hebat daripada gadis biasa sepertimu.""Jangan menyentuhku!“ Leina menepis tangan Serena, kemudian mundur beberapa langkah. Padahal sama-sama wanita, tapi dia merasakan dadanya berdebar.Iya, Leina sendiri tak menampik kalau keberadaan Serena begitu menegangkan. Wanita itu punya daya pikat yang mematikan.Serena tersenyum mengejek. "Kamu harusnya tahu apa yang dilakukan Arsen tadi— dia menolongku tapi masih sempat-semp

    Last Updated : 2023-12-03
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   64. Yang Terpenting

    Sesampainya di rumah, Leina masih kepikiran tentang ucapan Serena. Tetapi, meskipun demikian, dia tidak bisa menyalahkan Arsen kalau dulu pernah tidur dengan wanita lain— itu haknya.Padahal dia sudah menerima hal itu. Hanya saja— tidur dengan Serena adalah sesuatu yang mengejutkan. Ini artinya hubungan mereka memang seintim itu dahulu. Apakah dia yang menjadi orang ketiga? Apakah ucapan Serena memang benar? Apakah Arsen hanya ingin tidur dengannya— sementara cintanya akan selalu bersama Serena?Tidak mungkin.Arsen berkata cinta padanya dengan tulus. Ucapannya tidak mengandung kebohongan sedikitpun. Leina sungguh merasakan cintanya yang tulus. Pria itu tidak berbohong saat mengutarakan cinta.Tetapi, kenapa hatinya tetap gelisah dan tidak tenang? Ada perasaan yang tidak nyaman sejak berbicara dengan Serena.Dia mengakui kalau Serena jauh lebih baik darinya dari segi fisik. Selain itu, wanita itu juga jauh lebih dewasa, jauh lebih terampil dan bisa beladiri.Untuk ke sekian kalinya,

    Last Updated : 2023-12-04
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   65. Berduaan

    Hujan melanda sejak pagi. Usai sarapan, Leina membuatkan kopi untuk Arsen yang seperti biasa menonton televisi di ruang tengah. Beberapa kali, dia menghela napas sambil menengok ke luar jendela. Hujan makin deras, udara makin dingin, suasana hati jadi tidak nyaman. Arsen terlihat duduk di sofa panjang sambil menikmati camilan. Dia menatap Leina sambil bertanya, "ada apa, Sayang? Kamu kelihatan sendu dari tadi." Dia menepuk pahanya, lalu berkata lagi, "kemarilah, duduk di pangkuanku." "Kamu ini bisa santai ya padahal kita tak punya pekerjaan." "Mau bagaimana lagi, berhubung kita memutuskan hubungan dengan Serena, artinya tidak ada kasus." "Lalu bagaimana? Kita tidak punya uang. Sebentar lagi tahun baru—yang benar saja kita kelaparan di saat seperti ini?“ Arsen tersenyum. "Santai saja, aku mendapat kasus dari Hans. Nanti malam akan kukerjakan." "Sungguh?” "Iya, uang mukanya juga sudah aku terima, nanti aku transfer ke rekening Bank kamu. Jadi, kita tetap bisa merayakan tahun b

    Last Updated : 2023-12-05
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   66. Orang Misterius

    Serena tidak terima dengan kejadian semalam. Dia menyendiri di dalam amarnya seharian, tidak ingin kemanapun, tidak ingin bertemu dengan siapapun. Hidupnya seolah terombang-ambing.Dia duduk di atas atas ranjangnya sembari memegang potret Tino bersama Arsen. Hatinya sangat hancur— momen kebersamaannnya dengan pria itu dan Arsen memenuhi kepalanya.Tidak bisa.Dia masih tidak rela dengan apa yang terjadi. Jika bukan Tino, dia menginginkan Arsen. Namun— apa yang dia dapat sekarang.Air mata membanjiri pipinya. Di suasana kamar yang redup akibat kelambu jendela yang belum dibuka itu, dia terus menangis."Aku tidak terima ini, Arsen, teganya kamu meninggalkanku ... padahal dulu kamu selalu menggodaku, apa itu cuma candaan saja?" Serena berbicara dengan dirinya sendiri sambil terus menatap foto.Jemarinya menyentuh wajah Tino, ke wajah Arsen. Jika ditanya siapa yang paling dia cintai, tentu saja itu Arsen— tapi, dahulu, dia hampir ingin menerima cinta Tino karena Tino-lah yang berani membe

    Last Updated : 2023-12-05
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   67. Waktu Berdua

    Setelah setengah jam berlalu, Leina membuka mata. Rasa kantuk yang dia alami sudah berangsur memudar. Bertepatan dengan dia bangun dari sofa, ada suara langah kaki mendekat. Saat dia menoleh— terlihatlah sang kekasih yang membawa sekantong makanan pesanan."Kamu baru bangun?" tanya Arsen sambil menaruh kantong makanan itu di atas meja. Dia duduk di atas karpet, berhadapan dengan mea tersbeut, lalu mengeluarkan semua kardus makanan dari dalam kantong.Leina ikut duduk di atas karpet, bersebrangan meja dengan sang kekasih itu. Dia tersenyum melihat semua makanan yang dipesan.Ternyata, Arsen memenuhi permintaannya untuk membeli pizza. Jadi, banyak sekali makanan di meja. ada sebotol soda, sebotol bir, kemudian burger, pizza dan beberapa makanan penutup seperti kue dan keripik kentang."Kamu beli banyak banget," katanya."Anggap saja perayaan." Arsen mengambil botol bir terlebih dahulu, lalu dituangkan ke gelas yang sudah diisi dengan es, dan diminum.Leina mengambil burger, dan langsun

    Last Updated : 2023-12-06
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   68. Klien Baru Ternyata ...

    Beberapa hari kemudian ...Suasana hati Leina makin membaik, tidak lagi kepikiran tentang Serena ataupun yang lain. Sejak Arsen memutuskan hubungan dengan wanita itu, dia sekarang jauh lebih tenang. Ini membuktikan betapa besar cinta sang kekasih.Hingga pada akhirnya, ada permintaan kasus dari seseorang. Berhubung Arsen sibuk membantu Hans, jadi Leina yang menangani calon klien itu. Dia melakukan pertemuan dengannya di kantor Arsen.Sang calon klien, seorang pria berusia tiga puluhan tahun. Dia cukup tampan, postur tubuhnya kekar— terbalut oleh jas hitam dipadu dengan celana jeans yang berwarna sama.Dia dipersilakan duduk di sofa panjang depan meja. Kemudian, Leina menyajikan teh untuknya."Jadi, mana Tuan Detetif?" tanya pria tersebut melihat ke sekitar.Leina menjawab, "sedang sibuk di kamar atas. Jangan khawatir, aku akan mendengarkan— nanti kusampaikan."Dia sengaja berbohong. Itu juga permintaan Arsen. Kalau sedang menemui klien sendirian, dia diminta untuk berdusta kalau Arsen

    Last Updated : 2023-12-08
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   69. Ciuman Mesra

    "Stalker itu kasus yang paling mudah aku atasi, tidak masalah." Arsen memahami semua penjelasan dari Leina sambil menikmati secangkir kopi dan membaca koran di ruang tengah. " ... Pria itu masih ada di kantor?""Iya.""Iya sudah, biarkan dulu dia di situ, Hans sedang mencari informasi. Katakan, aku akan pergi dengannya sejam lagi."Leina tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Dia masih teringat dengan ucapan dari wanita yang hampir bunuh diri di tengah jalan.Sebelum dia berhasil menanyakan apapun, bos dari toko depan terlebih dahulu membawanya pergi.Arsen menoleh. "Ada apa, Sayang?""Apa kamu kenal dengan karyawan baru di toko seberang?""Karyawan baru?""Iya, toko baju depan, wanita berambut panjang, langsing dan cukup tinggi. Jangan bilang tidak tahu— kamu selalu tahu kalau ada orang baru di sekitar sini."Arsen menyembunyikan perasaan kagetnya dengan pura-pura berpikir. Dia jelas tahu siapa wanita yang dimaksud. Itu tidak lain adalah orang yang ditemui sebelumnya, tetapi— kenapa

    Last Updated : 2023-12-09
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   70. Klien Baru yang Misterius

    Makan malam hari ini cukup istimewa karena klien ikut makan. Sudah lama sejak, Arsen memperbolehkan kliennya untuk makan di rumah. Iya, biasanya memang khusus untuk klien yang sedang diintai bahaya seperti Reno sekarang.Leina menyiapkan semuanya di atas meja. Dia senang melihat ketiga pria— Arsen, Reno dan Hans duduk manis."Aku membuat daging panggang, semoga Tuan Reno suka— dan Hans, kamu suka juga ini 'kan? Ikan panggang ..." katanya dengan senyum gembira."Terima kasih, Nona Asisten, dan Tuan Detektif," kata Reno dengan sopan. Dia seperti tidak enak. "Sebenarnya— aku tidak enak kalau ikut makan di sini."Arsen tersenyum palsu saat menjawab, "tidak masalah, kamu adalah klien kami. Biasanya kami akan menaha klien kami di sini jika situasinya darurat sepertimu."Hans melirik pria itu, merasa ada yang tidak beres. Dia sering melihat Arsen tersenyum palsu ke klien, tapi jarang sampai meliriknya dengan pandangan misterius. Apa pria ini mencurigakan?Leina masih sibuk menyajikan piring

    Last Updated : 2023-12-10

Latest chapter

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   99. Ulang Tahun [TAMAT]

    Leina menuruti permintaan Arsen untuk menginap di rumah Dokter Tony. Dialah yang menyiapkan makan malam untuk mereka semua.Dokter Tony sampai takjub dengan makanan yang ada di meja. Dia melihat Arsen dan Leina yang sudah duduk di kursi masing-masing."Rasanya seperti punya putra dan menantu yang baik," katanya sesekali tersenyum pada Arsen.Arsen fokus makan saja, tak mau menanggapi ucapan bermakna ganda dari pria itu. Iya, dia tahu kalau kemungkinan Dokter Tony sudah menduga niatnya mengajak Leina bermalam di situ."Ngomong-ngomong Leina, kamu harusnya tidak perlu memasak sebanyak ini, kamu pasti lelah—“ kata Dokter Tony.Leina tersenyum. "Tidak masalah, Dok. Aku suka masak, kok ... Lagian ..." Ucapannya terhenti, mana mungkin dia mengatakan kalau dia memang masak banyak untuk memperingati ulang tahunnya besok. "Tidak apa, pokoknya aku senang masak banyak.”Tidak ada yang bicara setelah itu. Baik Arsen maupun Leina sama-sama diam. Iya, apalagi Arsen yang sedikit gugup. Bagaimana tid

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   98. Ingatan Arsen

    Leina mengunjungi Arsen di tempat Dokter beberapa hari sekali. Itupun dia hanya datang untuk mengantarkan sesuatu, entah itu masakannya atau barang-barang yang mungkin bisa membuat Arsen ingat. Dia jarang berinteraksi dengan Arsen sendiri.Arsen merasa jaraknya menjadi lebih jauh dari Leina. Akan tetapi, itu malah membuatnya merasa kalau wanita itu memang dekat dengannya. Dia ingin mengobrol dengannya.Hari ini, Leina datang hanya untuk mengantarkan saus daging buatannya karena Arsen menyukainya. Setelah itu, dia berpamitan pulang.Akan tetapi, saat berjalan menuju gerbang keluar dari rumah tersebut, dia langsung dihadang oleh Arsen. Leina kaget, kenapa pria itu ada di luar rumah?"Pulang lebih cepat tanpa menemuiku dulu?" tanya Arsen dengan suara datar. Dia sepertinya kecewa karena Leina seolah menjaga jarak.Leina menoleh ke arah rumah, lalu kembali menatap Arsen. Dia bertanya, "kenapa kamu malah di sini? Kamu 'kan lagi pengobatan? Cepat masuk— lagian kalau ada kenal sama kamu giman

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   97. Cincin?

    Hans membuka mata.Untuk sesaat, dia masih memproses apa yang terjadi. Dia melihat langit-langit. Kemudian, dia melihat dirinya sendiri yang terbaring di atas ranjang— di dalam kamar yang tidak asing.Pandangannya mengarah ke luar jendela yang tengah terbuka. Udara pagi terasa sejuk dan menenangkan.Tak lama kemudian, pintu kamar itu terbuka, dan seseorang masuk. Dia adalah Ritta— yang langsung kaget melihat pria itu sudah bangun."Hans!“ panggilnya cepat. Dia buru-buru mendekati ranjang. ”Kamu sudah siuman?“Hans bangun dari ranjang. Tubuhnya masih sakit semua, tapi setidaknya sudah baik-baik saja. Dia menatap Ritta, lalu tersenyum. Dia tidak terlalu ingat apa yang terjadi sebelum dia tak sadarkan diri, tapi setidaknya dia berhasil membuat Ritta aman dan Tino ditangkap."Syukurlah kamu baik-baik saja,” katanya.Ritta ingin menangis melihat pria itu. Kedua matanya berair, benar-benar lega. Dia duduk di tepian ranjang, lalu tanpa mengatakan apapun, dia memeluk pria itu dengan seerat mu

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   96. Bersama Leina

    Arsen hanya diam saat disuguhi oleh pasta saus daging buatan Leina. Dia masih melihat makanan di atas meja makan depannya itu. Pandangannya menjadi lebih tenang.Entah kenapa— rasanya seperti nostalgia, dan dia sadar akan hal tersebut.Aroma saus yang ada di atas pasta itu menggugah selera, tapi juga membuat sekilas ingatan muncul di kepala. Walaupun, tetap saja— dia masih belum ingat apapun.Dia menatap Leina yang duduk di kursi yang berseberangan meja dengannya. Wanita itu duduk manis sambil memandangi dia. Senyum hangat tampak menghiasi bibirinya.Aneh.Kenapa wanita itu tidak takut? Kenapa masih bisa tersenyum padanya? Kenapa tidak menunjukkan niat membunuh?Padahal tadi dia sudah berbuat kasar, melukainya, membuatnya hampir mati tercekik. Tetapi, senyum hangat tanlepas dari bibirnya.Aneh.Leina heran karena dipandangi terus. Dia bertanya dengan ragu, "ada apa? Kamu ... Kamu tidak suka?“Nasibnya bergantung dari suasana hati Arsen sekarang. Kalau pria itu tidak suka, maka dia sun

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   95. Sebuah Tes

    Ciuman yang diberikan oleh Leina sangat mengejutkan diri Arsen. Dia tidak mampu bertindak apapun, tidak sanggup melakukan apapun, tidak menolak juga. Bibir wanita itu terasa lembut dan mampu menghangatkan bibirnya yang dingin.Selama beberapa detik, dia hanya terdiam dengan napas yang tertahan. Arsen benar-benar diluluhkan oleh ciuman itu. Untuk sekejap, dia seperti lupa siapa dirinya dan untuk apa di sini. Yang dia pikirkan hanyalah— kenapa rasa ciuman ini begitu hangat?Leina ...Nama itu terlintas di pikiran Arsen. Dia masih betah dengan merasakan ciuman Leina. Dia seperti tertawan oleh bibir wanita itu, seakan tidak sanggup untuk berhenti. Bahkan, dia bak rela kehabisan napas jika itu bisa terus berciuman seperti ini.Segala pemikiran buruknya menjadi sirna untuk sesaat. Hatinya menjadi damai. Dia merasa hidup. Perasaan hangat yang belum pernah dirasakan—Atau ... dia lupakan?Tetapi, dia kemudian tersadar, lalu menjauh dari Leina sehingga ciuman mereka terlepas. Dia menarik napas

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   94. Aku Leina ...

    Para anak buah Tino membawa pergi Ritta pergi keluar rumah. Ini memaksa Hans untuk berlari mengejarnya. Dia khawatir juga pada Leina, tapi situasinya sangat sulit.Leina sendiri masih berada dalam cengkraman sang kekasih. Dia makin sedih— tidak pernah membayangkan kalau Arsen akan kehilangan ingatannya tentang mereka semua.Butir demi butir air mata mengalir keluar dari kedua matanya. Hanya kesedihan yang menerpanya sekarang."Arsen ... tolong sadarlah!“ pintanya.Dia sama sekali tidak peduli dengan cekikan Arsen yang makin erat. Napasnya sudah sangat terbatas. Ini membuat dada sesak dan pandangan mulai kabur karena pasokan oksigen ke otak menipis.Arsen masih memandangi wajah Leina, berusaha mengingat wanita itu, tapi masih ada kabut hitam yang menyelimutinya. "Aku tidak kenal siapa kamu, tapi kamu memang sepertinya—"Ucapannya terhenti kala merasakan sakit kepala lagi. Entah mengapa, tatapan Leina yang dibanjiri air mata membuatnya tidak nyaman.Ada apa ini?Dia merasa dadanya ikuta

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   93. Upaya Pembunuhan Serena

    "KELUARKAN AKU DARI SINI!"Teriakan kencang keluar dari mulut Serena berulang kali. Dia sangat panik, takut dan juga gelisah berada di tabung kaca yang perlahan memasukkan air ke dalam.Iya. Dia dikurung di dalam situ dari beberapa jam yang lalu. Sekarang air yang merendam di bawah sudah sampai pinggang. Tinggal menunggu waktulagi sebelum dia benar-benar akan tenggelam.Dia berusaha keras menggebrak - gebrak kaca tabung itu, tapi sekuat apapun pukulannya, tak berhasil juga meretakkan kaca tersebut. Iya, rasanya dia sudah terjebak di dalam permainan sulap, dimana dia tak bisa keluar.Yang lebih memuakkan adalah sejak tadi sudah ada orang yang duduk di kursi tepat di depan tabung. Orang itu bagaikan penonton sulap yang menanti kapan Serena akan mati terendam di dalam tabung."KELUARKAN AKU, WANITA BODOH!" teriak Serena yang muak dan makin panik. Dia tidak terima dengan semua ini. "KENAPA KAMU DIAM SAJA! HARUSNYA KALIAN MEMBAWAKU PERGI MENEMUI ARSEN! MANA ARSEN-KU!""Berisik sekali, sih?

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   92. Bunuh Leina (c)

    Melawan Arsen dengan kekuatan sendiri itu mustahil, Hans sadar akan hal itu. Karena itulah, dia menjelaskan trik yang bisa dipakai untuk melawannya.Berhubung mereka juga tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan rekan, jadi mau tidak mau harus mengandalkan kemampuan diri sendiri.Sesuai dugaannya, ternyata Tino menemukan tempat persembunyian mereka di keesokan harinya. Mereka tidak ragu-ragu langsung masuk ke dalam kawasan perumahan ini. Dia memanfaatkan kondisi perumahan yang sedang sepi untuk menyusup. Dia memerintahkan banyak anak buahnya untuk mengintai di sekitar rumah target."Bagus, sesuai keinginan kita, tetangga kanan, kiri dan depan sedang pergi," ucap Tino saat melihat rumah persinggahan Ritta di seberang jalan. Dia berdiri tepat di bawah pohon rindang, ditemani oleh Nathan.Nathan melihat suasana perumahan yang sepi padahal sudah siang. "Tempat ini sepi sekali ... tapi pasti ada yang masih di rumah 'kan? Bagaimana kalau ada yang mendengar?""Tenang saja, itulah gunanya aku

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   91. Bunuh Leina (b)

    Leina dan Ritta berhasil sampai di rumah persinggahan darurat dengan aman. Saat mereka sampai, hari sudah gelap.Mereka beruntung tidak ada yang mengikuti. Akan tetapi, Ritta terus menyibukkan diri dengan mengaktifkan keamanan rumah. Dia juga masuk ke ruang monitor. Sebelumnya, Hans meretas kamera pengawas jalan dan disambungkan ke ruang tersebut. Dengan begini, dia bisa tahu kalau ada orang mencurigakan sedang mengawasi rumah.Bangunan itu sendiri berada di dalam perumahan, tidak terlalu padat penduduk. Iya, itu karena lokasinya berada di wilayah di mana kebanyakan penghuni adalah pebisnis yang jarang pulang. Sekalipun tetangga kanan dan kiri rumah singgah itu sudah ada dihuni, tapi penghuninya jarang pulang. Tak heran, kawasan itu sangat sepi.Saat Ritta sibuk dengan semua itu, Leina membuatkan makan malam untuk mereka. Mereka makan malam tak lama kemudian. Tidak ada yang dibicarakan setelah itu karena keduanya sangat lelah.Karena hal itulah, mereka berdua langsung memutuskan un

DMCA.com Protection Status