Home / Fantasi / Artemis Hunter / Rubah Api ch. 7 : Anomali

Share

Rubah Api ch. 7 : Anomali

Author: ArinaAsh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kertas baru itu ditempel lagi di papan pengumuman. Kali ini spekulasi mereka lebih liar daripada sebelumnya dengan berbagai versi. Bahkan mereka menulisnya dalam tiga lembar. Mulai dari yang SCP, Alien, bahkan hantu yang menuntut balas. Agaknya ada satu toko yang terbakar dan menewaskan tiga pegawai di sana karena pintunya macet sehingga mereka tak bisa keluar. Mereka juga menulis Kuda Setan dan membuatku kasihan pada makhluk itu.

Akan tetapi, Rubah Api, ya?

Bagaimana bisa makhluk yang cinta damai itu melakukan hal semengerikan ini? Sejak dulu aku menganggap Rubah Api seperti tim cheerleader atau gadis-gadis populer yang manja. Mereka cenderung tidak menyukai kekerasan, apalagi membunuh orang sampai sehangus ini? Apa yang terjadi pada orang itu hingga dia melakukannya? Kalau Gadis Rubah itu bilang yang melakukannya adalah phoenix, mungkin aku akan lebih bisa mempercayainya.

Aku menyentuh foto Juliet. Berbeda dengan Clarissa, dari penampilannya, dia adalah type gadis pendiam. Sepertinya makhluk itu mengambil jiwa secara acak. Kalau begitu, kapan dia akan beraksi lagi? Di mana aku bisa menemukannya, dan apakah dia mengetahui kedatanganku? Seharusnya aku menanyakan itu semalam. Sekarang, aku tidak punya pilihan lain selain menunggu.

“Kau ini benar-benar aneh, ya?” Suara itu memutus kereta pemikiranku. Aku menoleh, dan menemukan Daniel sedang menyeringai. Aku mengerjap beberapa kali. Dia tidak ada di belakangku sebelumnya, kan? Sedalam apa pun aku berpikir, aku pasti bisa merasakan kedatangan seseorang di belakangku. Tetapi Daniel terasa tak terdeteksi. Daniel tertawa geli. “Kau serius sekali memikirkannya.”

“Sejak kapan kau di belakangku?”

“Barusan?” jawabnya lebih menyerupai pertanyaan. “Memang kasus itu semenarik apa sampai kau tidak sadar aku mendatangimu?”

“Tidak semenarik itu,” kataku. Beberapa orang menatap kami, sehingga aku memilih untuk menaikkan tali tas yang terjatuh ke lengan. “Kau sendiri, kenapa senang sekali menggangguku?”

“Aku tidak mengganggu,” katanya geli. “Tetapi aku tidak menyangkal kalau kau bertanya kenapa aku tertarik padamu.”

Sebelah alisku terangkat menantan. “Nah, kenapa tidak menjawab pertanyaan itu?”

Dia tertawa pelan. Tawa itu begitu renyah hingga rasanya menyenangkan untuk mendengarnya terus-terusan. “Karena kau menarik.”

“Wow ... kau sangat menjawab pertanyaanku.”

Kelas pertamaku dan Daniel sama, sehingga kami memilih berjalan bersama. Sekalipun tidak sama, aku yakin Daniel akan tetap mengekoriku. Angela melambai dari tempat duduknya, saat aku akan membalas lambaian tangannya, aku membeku. Luc tengah mengobrol dengan para anak laki-laki seolah dia adalah bagian dari mereka. Salah satu cowok duduk di atas meja, dan mereka tertawa-tawa.

Aku menjilat sudut bibir. Luc pasti menggunakan pengaruh untuk menjadi bagian dari sekolah ini. Saat dia menjauh aku yakin ingatan yang dia buat akan menghilang juga. Aku memilih untuk tidak mempedulikannya, tetapi Luc punya rencana lain.

“Hi, Hyde!” Luc bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arahku. “Aku sudah menunggumu sejak tadi loh!”

Teman-temannya bersiul di belakang. Aku tidak tahu pengaruh macam apa yang dia berikan pada mereka, dan apa hubungan kami saat dia menaruhnya, tetapi Luc hanya tertawa dan melambai santai. Dia menunduk dan menyejajarkan wajahnya padaku. Kekurang ajarannya memang menyebalkan, tetapi aku tidak bisa menonjoknya begitu saja.

“Kau siapa, ya?”

Kami berdua sama-sama membeku saat Daniel bertanya, lantas mendongak padanya yang kebingungan. Aku melirik Luc yang terbelalak. Keterkejutannya memang wajar. Ini pertama kalinya bagiku bertemu seseorang yang tidak terpengaruh sama sekali. Luc mendekati Daniel, sementara anak itu hanya mengangkat sebelah alisnya.

“Ayolah, Buddy! Berhenti bercanda!”

Gelombang pengaruh membuatku pusing. Luc sedang berusaha memberikan pengaruhnya pada Daniel secara sengaja. Dia tidak pernah melakukan itu sebelumnya. Kharisma yang dimilikinya membuat kemampuannya menggunakan pengaruh sangat tinggi. Bahkan dia bisa disukai orang asing hanya dengan sedikit mengerahkan kekuatannya.

Sayangnya, Daniel tidak terpengaruh sama sekali. Kerutan di dahinya semakin dalam. “Aku tidak mengerti apa maksudmu dengan bercanda,” katanya. Dia menatapku bingung. “Hyde, apa dia kenalanmu?”

“Kita bermain basket kemarin,” ucap Luc keras kepala. Kekuatan pengaruhnya semakin kental. “Kau mencetak tiga angka, kau ingat?”

“Maaf, Bung, tetapi kita tidak pernah bertemu.”

Luc menggeram. Aku bisa merasakan semburan kekuatannya, dan kalau aku membiarkannya Daniel pasti mati. Sebagian matanya yang sekarang berwarna kecoklatan mulai kembali ke warnanya yang asli.

“Okay, tenang, Bocah Besar!” Aku mengenggam lengannaya erat, lantas mendesaknya ke arahku. “Dia temanku, Danny. Aku harus bicara dengannya sekarang.”

“Tunggu, Hyde!”

Luc tidak mengatakan apa-apa saat aku menyeretnya keluar. Akan tetapi, aku bisa merasakan tatapannya terus mengarah pada Daniel. Aku tidak tahu apa yang membuatnya begitu kesal, tetapi sebaiknya aku membawanya pergi. Meskipun menyebalkan, makhluk ini tetaplah Malaikat Maut.

“Apa sih yang kau lakukan?” desisku. Setelah akhirnya kami sampai di mobilku. Luc masih menatap arah kelas seolah dia ingin melompat kembali saat itu juga. “Jangan coba-coba!”

“Dia itu siapa?”

Aku melipat tangan di dada. “Daniel.” Luc masih enggan melihatku. “Jangan bilang kau ingin membunuhnya hanya karena dia tidak terpengaruh kekuatanmu?”

“Dia anomali,” desisnya. “Aku tidak bisa membiarkannya berkeliaran begitu saja.”

“Dia hanya tidak terpengaruh. Astaga!”

“Kau tidak tahu,” geramnya. “Dia tidak terpengaruh semua sihir!”

Mataku terbelalak, lantas menarik bahunya hingga dia berputar menghadapku.

“Jangan bilang kau sudah menyerangnya!” bentakku tidak percaya. “Kau gila, ya?”

“Makhluk itu berbahaya!” bentaknya balik. Luc menatap sekeliling. Orang-orang mulai saling berbisik. Dia mengantas menyugar rambutnya, dan menurunkan suara. “Dia bisa menghilangkan sihirmu, kan?”

Aku tidak menjawab, dan Luc menganggap itu sebagai iya.

“Jangan sentuh dia Luc!” geramku mengancam. “Jangan macam-macam!”

Luc mengangkatdagunya angkuh. “Atau apa? Kau akan akan membunuhku?”

“Ya,” balasku dingin. Aku bisa merasakan sihir kembali di ujung jemariku. “Aku akan membunuhmu.”

Mata Luc terbelalak. “Kau pasti bercanda.”

Aku tersenyum miring, lantas berjalan maju. Luc mengikuti gerakanku hati-hati dan kemudian tatapan kami terpaku. Aku bisa melihat ketidak percayaan yang menyala-nyala di matanya.

Try me!

Luc meneguk ludahnya perlahan. “Kau akan dibunuh bila melakukannya.”

“Kedengaran bagus untukku.”

Dia menggertakkan gigi kesal. “Kau mengorbankan dirimu hanya karena makhluk itu?”

“Sepertinya ada yang perlu kau koreksi, Luc.” Aku tersenyum miring. “Aku tidak akan membiarkanmu mengambil nyawa orang yang tidak bersalah lagi.”

“Mereka melanggar peraturan, Hyde!” bentaknya. Dia melangkah mundur. “Tidak ada jiwa yang boleh kembali dari negeri orang mati, dan tidak ada jiwa mati yang boleh memiliki keturunan. Sejak awal, anak itu tidak seharusnya ada!”

Aku menjilat sudut bibir.

Memang benar mereka telah melanggar peraturan, tetapi mereka tidak membahayakan orang lain. Astaga, satu-satunya kesalahan Daniel hanyalah dilahirkan. Dia tidak bisa memiliki kapan dan orang tua mana yang melahirkannya. Seperti aku yang tidak bisa memilih untuk dilahirkan sebagai Pemburu Artemis. Daniel tidak melakukan kesalahan apa pun. Dia tidak menyakiti siapa pun. Bahkan, dia melindungi orang lain.

Dia mengkhawatirkan seseorang yang tidak dikenalnya, mengajak orang asing bicara hanya agar orang itu tidak menerima pertanyaan-pertanyaan tidak sopan. Lelaki itu bahkan menawariku pulang dengan kekhawatiran yang tulus. Semua orang menyukainya, dan begitu pula aku. Sebagai teman.

Aku telah kehilangan Gadis Rembulan. Gadis Rembulan bukanlah orang jahat, dia hanya ingin menolong orang yang—ia tidak ketahui—salah. Dia hanya ingin menolong orang yang kesusahan, melindungi mereka yang lemah. Tidak ada yang salah dari tindakannya, tetapi Negeri Orang-orang mati tetap kolot membunuhnya.

Sekarang, aku tidak akan membiarkan hal itu terulang lagi. Tidak pada Daniel, tidak pada siapa pun, dan tidak dari malaikat maut mana pun. Bahkan jika aku harus membunuh Luc dalam prosesnya.

Melihat kegigihanku, Luc menghela napasnya. Dia tertawa hambar, dan menggeleng.

“Kau gila, Hyde! Aku akan tetap menyelidikinya. Makhluk itu berbahaya, dan akan selalu seperti itu.” Aku merasa ada hal yang tidak dikatakan Luc, tetapi dia segera berbalik. “Aku akan mengawasinya, baik kau suka maupun tidak.”

Malaikat Maut itu berjalan sebentar sebelum menghilang begitu saja. Ini hanya perasaanku saja atau memang ada nada terluka di ucapan terakhirnya?

TBC

Related chapters

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 8 : Petunjuk Pertama

    Kelas kembali berjalan seperti yang seharusnya, tanpa membicarakan Luc lagi. Pengaruh Luc telah hilang bersama kepergiannya, tetapi dia telah meninggalkan tanda tanya di benak Daniel. Lelaki itu sering menoleh padaku seolah ingin mengatakan sesuatu, kemudian kembali berbicara dengan teman-temannya lagi. Tentu saja, aku tahu dia akan bertanya cepat atau lambat, terutama ketika aku mendengar dia bertanya pada teman-temannya, dan tidak ada satu pun dari mereka yang mengerti.Rasa penasaran akhirnya benar-benar mengalahkannya di pergantian kelas ke dua, Daniel segera berdiri dan mendatangi mejaku. Joce memandang terheran-heran. Ada sedikit kecemburuan konyol yang dia arahkan padaku, tetapi dia menarik tali tasnya dan melambai. Aku tidak bisa menyalahkannya, Daniel memang mempesona, dan tentu saja dia menyukainya.“Tentang cowok tadi,” kata Daniel tanpa menungguku menatapnya. “Siapa dia?”“Kenalan.”Aku berjala

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 9 : Makhluk yang Tak Pernah Ada

    Ini adalah atmosfir makan siang paling buruk selama lima puluh tahun kehidupanku. Kalau tahu jadinya akan seperti ini, lebih baik aku ke Mcdonals dan makan sendiri. Luc memainkan kursi dan kentang gorengnya acuh. Dia tidak peduli pada Daniel yang menatapnya kesal, Naomi yang malu-malu, dan aku yang ingin pergi saja.“Maaf ya,” kataku pada Naomi. “Aku ingin membelikanmu makan siang untuk terima kasih, karena meminjamkanku buku kemarin lusa, tetapi malah membuatmu terjebak di sini.”Naomi mengangguk. “Tidak masalah.”Akhirnya sepuluh menit berlalu, dan Daniel tidak sabar lagi. “Kau mengacaukan segalanya. Kau tiba-tiba datang dan sok kenal, dan sekarang ikut seenaknya saja ikut dengan kami. Kau ini siapa, Bung?” Luc mengangkat kentang gorengnya dan memakannya sambil memainkan kursi. Seenaknya saja. Sontak, hal itu membuat Daniel semakin kesal. “Hei!”“Lucas Manson,” katanya

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 10 : Api

    Chapter 10 : Api“Dia terlambat.”Luc mengetuk jarinya ke kemudi mobil dengan tidak sabar. Aku mendongak sambil lalu, dan melihat jam. Setengah jam berlalu sejak kami sampai di sini, dan kembali membaca kertas penyelidikan kepolisian yang kucuri tadi siang. Tidak ada hal baru yang bisa kudapatkan. Setidaknya, dengan mengambil kertas penyelidikan mereka menggambarkan kondisi korban apa adanya.“Kau dengar tidak?” ketus Luc tidak sabar. Aku menatapnya malas. “Telepon dia! Kau punya nomornya.”“Aku tidak akan meneleponnya,” gumamku, lantas kembali membaca. Sekalipun tidak ada hal baru yang bisa kutemukan. Korban tetap terbakar habis, tetapi pakaiannya tidak. Luc kembali menggeram, dan aku menjatuhkan kertas itu ke pangkuan dan menatapnya tajam. “Dengar, Luc! Selama dia tidak mengaku, aku akan tetap berpura-pura tidak mengetahuinya.”Luc mengerang. “Kenapa kau selalu membuat segala hal l

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 11 : Daniel

    Kejadian semalam menghebohkan seluruh kota. Beruntung, Daniel menjelaskan semuanya pada ayahnya dengan ‘masuk akal’. Dia berkata seseorang membakar Adam Taylor, kebetulan aku dan Luc tengah berkendara, kami mencoba menyelamatkannya, dan orang itu malah mulai melembarkan bensinnya dengan membabi buta, hingga membakar sekitarnya. Kepolisian masih mengerutkan keningnya karena tidak ada jejak bensin di sana, tetapi itu adalah hal terbaik yang bisa mereka dapatkan sekarang. Sehingga mereka mencatat kesaksian kami dan membiarkan kami pergi, dengan catatan melapor bila terjadi sesuatu. Agaknya mereka khawatir pelakunya akan menyerang kami. Kekhawatiran mereka tidak salah. Kemungkinan Rubah itu menyerang kami sangat tinggi. Luc mendapat perawatan karena lukanya tidak menutup dengan cepat seperti biasa, dan Daniel anehnya tidak terbakar sama sekali. Dia tidak menanyakan apa pun tadi malam, hanya mengkhatirkanku, dan itu manis sekali. Luc seperti biasa bersungut-sungut

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 12 : Keputusan

    “Dia tidak akan melakukannya!”Luc tidak peduli. Dia hanya terus mengendarai mobil, dan sesekali memastikan mobil putih Daniel tetap mengikutinya. Dari sekian banyak sikapnya, ini adalah hal yang paling kubenci. Sekali Luc memutuskan siapa yang akan bertindak, tidak mudah untuk mengubah keputusannya. Sekalipun, aku juga berpikir, keputusannya selalu tepat sasaran, tetapi setelah Gadis Rembulan itu, aku tidak bisa berpikiran sama.“Kau ingin menyimpannya,” jawab Luc mengejek. “Kalau kau ingin dia tetap hidup, sebaiknya dia membantu.”Aku menggertakkan gigi. “Sebenarnya apa maumu, Luc?”Luc terdiam. Dia hanya memerharikan jalanan untuk beberapa waktu. Kupikir dia tidak akan menjawab, tetapi pada akhirnya dia berbisik, “Keselamatanmu.”“Apa?”Hanya itu. Luc tidak menjawab, tidak menjelaskan, dan bahkan tidak menatapku, hingga aku merasa salah dengar. Akan teta

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 13 : Janji

    Seminggu berlalu sejak Daniel menjadi bagian dari kami. Naomi tidak masuk, sehingga aku khawatir sesuatu terjadi padanya. Berdasarkan apa yang dikatakan guru, mereka juga tidak bisa menghubungi keluarganya. Aku meneleponnya beberapa kali, tidak bisa memenuhi janjiku untuk bergerak di garis amannya, tetapi nihil. Ponselnya hanya berdering dan masuk ke kotak suara.Di sisi lain, Daniel dan aku lebih sering bersama. Hal itu membuat Joce semakin kesal denganku. Tanpa kusadari, kami tidak lagi akrab. Aku tidak pernah duduk dengannya saat makan siang, sehingga Daniel mengajakku bergabung dengan kelompoknya, atau terkadang kami hanya makan berdua. Aku berteman dengan Makenzie, salah satu gadis tercantik yang pernah kutemui, dia adalah penggila fashion, sehingga sulit untuk mengobrol dengannya. Dia tidak begitu peduli dengan sekitarnya, sedikit narsistik, tetapi dia orang baik.“Kau sudah akrab dengan Makenzie, ya?” kata Daniel saat berjalan bersama ke kel

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 14 : Sekutu

    Rumah keluarga Brown sepi. Aku sungguh berharap mereka baik-baik saja, tetapi tidak ada cara lain untuk memastikannya. Aku keluar dari mobil dan Daniel menangkap tanganku. “Kau mau kemana?” Sebelah alisku terangkat. “Mengeceknya?” “Aku akan menemanimu.” “Tidak!” tukasku ketika Daniel hendak membuka pintu. “Kau akan menunggu. Pastikan tidak ada orang yang memangil ayahmu kemari.” Daniel hendak memprotes, tetapi aku segera keluar dan menyusup ke rumah keluarga Brown. Rumah mereka tampak normal, hanya saja tidak terproteksi dengan baik. Aku bisa dengan mudah membuka pintunya dengan kunci buatan. Tidak ada orang di dalam sana. Jendela tertutup rapat sehingga kupikir mereka sudah pindah. Tidak ada tanda-tanda penyerangan sehingga aku menghela napas. Setidaknya mereka baik-baik saja. Aku melewati tangga ke lantai dua dan membuka satu persatu pintu. Semua kamar itu kosong. Hanya ada perabotan yang ditinggalkan, seolah mereka ti

  • Artemis Hunter   Rubah Api ch. 15 : Pemburu Artemis dan Malaikat Maut

    Luc kembali malam itu. Dia tampak tidak terkejut dengan keberadaan Naomi di apartemenku. Seolah dia sudah memperkirakan hal itu dan malah jengkel karena aku terlalu lama melakukannya. Luc memang selalu seperti itu. Dia menjatuhkan dirinya ke sofa di depanku dan menyilangkan kakinya.“Jadi, akhirnya kau menerobos jarak amannya?”Aku melirik ke Naomi yang agak ketakutan. Dia berdiri di dapur dan masih terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Luc dari ketiadaan. Teleportasi adalah hal yang amat langka. Kecuali mereka yang tak memiliki wujud dan Malaikat Maut, tidak ada makhluk lain yang mampu berpindah tempat secara instan. Tentu saja, itu akan membuat Naomi terkejut.“Aku melakukan apa yang perlu kulakukan.”Luc melirik Naomi sekilas, kemudian mengangat bahu. “Aku tidak menemukan apa pun tentang orang itu, tetapi aku mendengar desas desus manusia yang keluar masuk Negeri Orang Mati tanpa terdeteksi.”“Bagaimana b

Latest chapter

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 29 : Luc vs Sang Penyusup

    Hydenia ditelan kekuatannya.“Sialan!”Luc harus menyelesaikan hal ini secepat mungkin, atau tidak ada waktu untuk menarik gadis itu kembali dari kegilaannya. Semakin lama orang itu hidup, semakin banyak penderitaan yang dimilikinya. Black Mist memakan penderitaan itu, mengembalikan trauma yang terkubur dalam, menjadikannya lemah, dan pada akhirnya membuat pemiliknya gila.Black Mist seharusnya tidak dimiliki manusia manapun, tetapi Hydenia memilikinya.Itu adalah alasan Luc bersamanya. Bukan hanya karena gadis itu pemberani dan sangat menarik, tetapi juga kekuatan gila yang mengendap di dasar tubuhnya. Sebuah pasir hitam yang mengerikan. Begitu melihatnya, Luc bisa melihat kengerian yang akan ditimbulkannya bila dia lepas kendali.Meski begitu, Hydenia adalah orang yang sangat menganggumkan. Kepercayaan dirinya. Caranya mengangkat kepala. Keanggunannya saat bertarung. Semua itu membuatnya terus berada di sebelahnya. Keinginan ‘ak

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 28 : The Black Mist

    Sihir adalah sesuatu yang paling misterius. Akan tetapi, ada hal yang lebih misterius daripada sihir.Kekuatanku.Awalnya, aku adalah Pemburu Artemis biasa yang menggunakan senjata. Ibu mengajariku dengan baik, tetapi hanya sampai sana. Aku bukan pemilik sihir. Aku bukan pemburu yang mengagumkan. Akan tetapi, aku bukan orang naif.Aku membunuh dan membunuh bila diperlukan. Bahkan tanpa ragu. Aku pemberani dan tidak kenal takut. Aku tak peduli pada siapa yang ada dihadapanku. Sehingga aku bisa menantang malaikat maut dengan kata tak sopan tanpa takut mereka akan mencabut nyawaku.Karena mereka takkan melakukannya.Saat Luc kuberitahu alasannya, dia tertawa sangat keras. “Kau benar. Aku takkan membunuhmu. Kecuali apa yang ada di dalamku mulai membuat masalah.”Dulu, aku masih begitu muda dan bertanya, “Apa yang ada di dalamku?”“Pedang bermata dua. Sesuatu yang hebat. Sesuatu yang berbahaya.&r

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 27 : I am a Monster

    Tubuhku terpelanting saat cakar Smith menghantam dengan kekuatan penuh.Kekuatannya terlalu besar untuk ditahan. Aku hanya mampu menghindarinya dan bila pedang dan cakar kami bertabrakan, aku pasti kalah. Pertama, aku harus menyelesaikan ini dengan kecepatan, jadi aku mengubah pedangku menjadi lebih kecil dan mudah digunakan. Pemikiran itu berjalan lurus ke tanganku, dan pedang panjang itu berubah menjadi belati.Smith menyerang lagi. Kali ini serangan itu berhasil kuhindari dan pohon di belakangku hancur sebagian. Cakar itu bahkan bisa menghancurkan sebagian pohon yang solid. Tenang, Hyde. Kau telah menghabiskan hidupmu dengan bertarung dan hanya hidup dengan bertarung. Melawan serigala seperti ini takkan ada bedanya dengan hari-hari sebelumnya.Akan tetapi, aku tetap khawatir dengan Daniel. Semua rencana ini akan berhasil bila Daniel selamat, atau dibunuh saja. Sayangnya, aku tak tega melakukannya. Oleh karena itu, pilihan kami hanya satu menyelamatkannya dan

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 26 : Pertarungan 1

    Orang-orang itu berteriak bersahut-sahutan. Aku tidak bisa memastikan mereka yang mengetahui penyergapan kami adalah hal baik atau buruk, tetapi yang paling penitng, aku bersyukur kami telah berpencar.Aku melemparkan pedang panjang untung Luc. Kami tidak ingin menggunakan sabitnya, jadi Luc selalu meminjam kekuatanku. Sementara aku mulai membidik dengan busur. Serigala-serigala itu terus bermunculan selagi kami mulai menyerbu ke tempat ritual.Tiga serigala kembali muncul dan pasti ada lebih banyak. Luc menapak tanah, kemudian dia menghilang. Dalam satu kedipan lelaki itu berada di belakang mereka, siap menebas, tetapi tampaknya mereka sudah mendapat pelatihan. Mereka tidak menolah, hanya langsung melompat pergi.Sang Penyusup pasti memberitahu mereka cara melawan malaikat maut.Malaikat Maut memiliki kecenderungan bertarung dengan teknik teleportasinya. Teknik itu hanya dimiliki oleh Malaikat maut, karena mereka menggunakan gerbang menuju negeri orang m

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 25 Penyusupan

    Air terjun. Pohon raksasa kembar. Jalan setapak. Mobil-mobil.Serena segera menyadari tempat apa yang kami bicarakan. Dua hari kemudian kami segera menyusun rencana. Serena sudah sembuh sepenuhnya, Kei telah sadar. Aku dan Luc masih belum mencapai kesepakatan untuk menceritakan kejadian sebenarnya, tapi kami telah berbaikan.“Kita akan bertarung bersama lagi,” katanya. Dia mencium tanganku perlahan. “Kita akan sama-sama keluar dari kekacauan ini.”Aku tertawa kecil. “Kau bahkan tidak bisa mati.”“Kehilanganmu sama saja mati bagiku.”Itu terdengar seperti lagi-lagi pernyataan cinta, tetapi Luc hanya tersenyum. Satu dari sedikit senyumnya yang tulus dan kami bersiap berangkat.Ada banyak ambulan yang siap masuk begitu kami selesai. Entah apa yang dikatakan Sheriff Steel, tetapi yang terpenting mereka akan di sana begitu kami menghentikan banyak manusia serigala.Di pertempuran, kematian ad

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 24 : Kenangan

    “Kau harus kembali jika sesuatu terjadi.”Itu adalah kali kelima, atau mungkin lebih, Luc mengatakannya. Dia menuntunku ke tempat tidur seolah aku adalah orang sakit, tetapi aku tidak tega menolaknya. Aku menyentuh lengan Luc.“Aku akan baik-baik saja,” kataku untuk kesekian kalinya.Naomi bergerak gelisah di pintu kamar dan Serena hanya bersungut-sungut. Mereka diberitahu tentang bahaya perjalanan Link itu, tetapi kami tahu itu adalah satu-satunya cara. Aku harus menemukan Daniel dan orang-orang itu secepat mungkin. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya. Bila mereka tiba-tiba saja memutuskan akan melakukan ritual itu sekarang, tidak ada yang bisa menyelamatkan Daniel lagi.Aku menarik napas perlahan dan mengeluarkannya dari hidung.Tangan Luc menggenggamku. Cukup erat, tetapi tidak menyakitkan. Ekspresinya masih menunjukkan ketidak terimaaan, tetapi aku cukup keras kepala untuk menolaknya.Aku merilekskan

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 23 : Dunia Hampa

    “Kupikir aku sudah memintamu tidur.”Aku mendongak.Luc muncul dari ketiadaan di antara orang-orang yang memulai aktivitas pagi. Aku duduk di bangku taman dua jam belakangan. Di mulai dari matahari yang masih tersembunyi, orang-orang yang menyalakan lampu, polisi yang baru pulang—yang menyapaku karena sekarang sebagian besar polisi mengenalku—dan memintaku pulang, sampai matahari menyala di atas sana, mobil-mobil berlalu lalang di jalanan, anak sekolah dasar yang berjalan bersama menuju halte untuk menunggu bis jemputan.Taman yang sepi sekarang diisi oleh para Mama yang baru selesai melakukan pekerjaan rumahnya. Sekarang mereka sedang menjaga kebugaran mereka sendiri. Polisi penjaga baru diturunkan. Regu pencari menurunkan tim baru sementara tim sebelumnya beristirahat sebelum memulai pencarian nanti sore.Daniel belum ditemukan. Begitu pula lima belas orang lain. Satu-satunya yang kutahu hanyalah mereka sekarang masih hidup, seti

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 22 : tekad

    Nama itu telah membuktikan sesuatu. Siapa pun sang penyusup yang menyerang dan merencanakan semua masalah ini memiliki hubungan dengan masa laluku. Pertama, dia memberikan link dan dengan keras kepala menginginkanku menjadi bagiannya. Kedua, dia mengetahui tentang ibu. Sekarang, dia tahu nama asliku. Nama yang telah kulupakan dan tak pernah kusebutkan sejak berpisah dengan ibu.Pertanyaan berikutnya yang memenuhi kepalaku adalah siapa dia? Siapa orang itu dan bagaimana dia memiliki hubungan dengan ibu? Lebih spesikfik lagi dia itu apa?Luc terus memperhatikanku berjalan mondar-mandir. Serena hanya diam. Naomi masih melakukan pemeriksaan karena pertempurannya untuk mempertahankan Daniel. Sheriff melakukan pembatasan besar-besaran dan pencarian intensif. Sebentar lagi mungkin akan ada bantuan dari pemerintah pusat, tetapi mereka mungkin takkan membantu banyak.“Orang itu tahu tentangku,” gumamku. Aku memegangi kepala, rasanya seperti

  • Artemis Hunter   Lolongan Serigala ch. 21 : Name

    Luc menghilang. Aku segera bangkit dan membangunkan Serena. Wanita itu mengerjap bingung dan segera waspada ketika melihat ekspresiku. Sheriff Steel mencoba menenangkan diri. Dia menceritakan kronologinya dengan lugas ketika aku kami berjalan turun.Sejak kami berpisah, rupanya Daniel dan Naomi kunjung kembali. Karena mereka khawatir, Sheriff Steel mengirim salah satu anak buahnya yang berpatroli untuk memberitahunya bila seseorang melihat Daniel. Sayangnya, yang mereka temukan adalah Naomi yang berlari di sepanjang jalan. Gadis itu ada di rumah sakit sekarang, mengalami luka ringan, tetapi dia bersaksi seseorang membawa Daniel. Yah, setidaknya kami tahu serigala lah yang dia maksud.Luc datang ketika kami sampai di mobil. Dia segera memerintah.“Tetaplah di tempatmu, pastikan tidak ada kekacauan lebih buruk di kota dan kami akan menyelamatkan anakmu,” perintahnya dengan gelombang pengaruh yang membuatku tercekik. Sheriff S

DMCA.com Protection Status