แชร์

6. On the Restaurant

ผู้เขียน: RisingOne
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-06-09 16:54:42

Karamel mempresentasikan hasil kerja sebulannya pada Justin dan beberapa atasan lain seperti manajer dan supervisor departemen lain.

Setelah selesai meeting Karamel baru bisa bernapas lega. Walau sudah lama bekerja, tapi presentasi dengan semua Alpha itu membuat jantungnya deg-deg an.

Justin ikut keluar dari ruang meeting sebab ada keperluan di luar bersama Sekretaris Helena. Dengan menggunakan mobil yang disopiri, mereka akhirnya berangkat ke pertemuan klien selanjutnya.

Namun di jalan, sebuah mobil melaju dengan cepat melewati mobil Justin, padahal jalanan lumayan ramai. Di arah berlawanan sebuah mobil mengalami rem blong, membuat pengemudinya hilang kendali dan ....

Burgh ....

Mobil di hadapan Justin bertabrakan, hal cepat itu membuat sopir Justin tidak bisa melakukan apa-apa sebab di semua sisinya ada mobil lain, hingga akhirnya menabrak belakang mobil di depannya, diikuti tabrakan lain di belakang mobil Justin.

***

Karamel bisa bersantai sejenak karena presentasi selesai. Dia harusnya makan siang tapi dia justru mendapatkan telepon membuatnya harus ke rumah sakit.

Dia mencari ruangan di mana Sekretaris Helena dirawat.

"Oh Karamel! Kau sudah datang!" pekiknya dengan kaki yang gips dan tergantung itu.

"Sekretaris Helena apa yang terjadi?" tanya Karamel.

"Kita mengalami tabrakan beruntun!" ungkap Sekretaris Helena sedikit meringis sebab ia merasakan nyeri di kakinya.

Namun berkat ungkapan Sekretaris Helena itu, Karamel langsung terdian saat mendengar, 'Tabrakan beruntun'. Pikirannya langsung tertuju pada ....

"Bagaimana dengan Presiden?" tanya Karamel kehilangan jati dirinya, ia benar-benar menunjukkan sikap khawatir. Namun, ia langsung berdehem menetralkan sikap ekspretif itu.

"Karena itu aku memintamu datang, bisakah kau periksa beliau? Aku takut terjadi sesuatu padanya juga, aku tidak bisa kemana-mana dengan kaki retak seperti ini," kata Sekrestris Helena sembari sedikit mengangkat kakinya yang terbungkus gips.

"Apa tidak apa-apa jika kutinggal?"

"Tidak masalah, pasanganku akan segera datang!" seru Sekretaris Helena memberi senyum bahwa ia akan baik-baik saja.

Karamel akhirnya mengangguk mengerti. "Baiklah,"

Karamel kembali bertanya pada petugas dimana sisa orang yang dibawa kemari, dia menyebutkan nama Justin dan berhasil diidentifikasi.

Saat dia memasuki ruangan, Justin sudah berpakaian rapi lagi hanya saja tangannya tergantung di depan dada.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Justin bingung melihat perempuan di hadapannya kenapa bisa kemari.

"Aku mendapat telepon dari Sekretaris Helena," jawab Karamel.

"Oh benarkah, lalu bagaimana keadaannya?" tanya Justin terarah pada Sekretaris Helena yang baru saja Karamel jenguk.

"Dia mengalami retak tulang kaki jadi dia sedang dirawat di kamar lain!" seru Karamel dihadiahi anggukan paham Justin.

"Aku akan menemuinya, bagaimana sopirnya?"

"Sopirnya ...." Karamel sedikit bingung, lalu mengedikkan bahunya, "aku tidak tahu," jawab Karamel.

Justin pun menemui sopirnya dulu dan untungnya lukanya tidak separah Sekretaris Helena. Hanya beberapa luka memar, masih bisa jalan dengan baik. Tangannya pun tidak keseleo seperti Justin.

Mereka akhirnya ke ruangan Sekretaris Helena, dia terlihat baik-baik saja hanya kakinya saja. Dia bahkan masih bisa bermesraan dengan Alpha-nya yang menyuapinya.

"Presiden! Anda baik-baik saja?!" pekik Sekretaris Helena mengetahui keberadaan Justin, membuatnya mendorong Alpha-nya untuk menjauh.

Tapi walau begiru, tentu saja Justinsudah menonton drama percintaan di depannya secara live. "Tidak ada luka serius, bagaimana denganmu?"

Sekretaris Helena mengangguk pelan satu kali, ia benar-benar merasa seperti tertangkap basah seperti melakukan hal yang besar. Padahal ia hanya bermesraan dan bersikap layaknya wanita yang butuh perhatian pada Alpha-nya.

Tapi karena Sekretaris Helena terkenal dengan ketegasan dan selalu serius. Tentu saja hal itu membuat Sekretaris Helena merasa malu.

"Seperti yang anda lihat, kaki saya tidak bisa digunakan sementara," ia berdehem menjelaskan.

Justin mengangguk. "Lalu bagaimana dengan kerjaanmu nanti?"

"Itu ... Aku juga sedang memikirkannya," ucapnya sambil berpikir. Alpha-nya hanya diam karena ada Alpha dominan berkarisma di sana.

Tiba-tiba Karamel juga mendapat telepon dari kantornya dan dia pun permisi sejenak untuk mengangkat telepon.

Justin menatapnya pergi, Sekretaris Helena menatap presidennya.

"Presiden, bagaimana kalau aku merekomendasikan seseorang untukmu?" Sekretaris Helena berujar membuat Justin kembali berbalik.

"Harus yang lebih baik darimu," jawab Justin.

Membuat Sekretaris Helena menatapnya tidak percaya, apa aku tidak sebagus itu dalam bekerja? ~ pekik Sekretaris Helena dalam hati. Dia hanya tersenyum pada Justin.

Kemudian Karamel kembali ke ruang dan dia melihat Sekretaris Helena yang menatapnya tajam membuat perempuan yang ditatap seperti itu kikuk sendiri.

"Karamel!" panggil Sekretaris Helena.

"Iya?"

"Aku menunjukmu menjadi sekretaris sementara menggantikanku!" seru Sekretaris Helena dengan lugas, namun membuat perempuan itu terkesiap tidak tahu harus apa.

"A-apa?" Karamel masih belum bisa mengerti.

"Presiden tidak ada sanggahan?" Sekretaris Helena mengabaikan pertanyaan Karamel, lalu beralih pada Justin.

"Kalau itu memang pilihan yang tepat. Asal dia bisa bekerja dengan baik," suara Justin tidak masalah, namun tentu ada pihak yang merasa ada masalah. Siapa lagi kalau bukan Karamel yang hanya menatap Sekretaris Helena dan Justin bergantian.

"Ta-tapi aku ...."

"Hanya sementara saja Karamel sampai kakiku sembuh," potojg Sekretaris Helena, "aku tidak mungkin berangkat kerja dalam keadaan begini."

Mulut Karamel terbuka dan bergerak-gerak berupaya untuk mengeluarkan sesuatu berupa penolakan. Namun, saat melihat Sekretaris Helena yang menatap penuh harap, akhirnya Karamel menghela napas pasrah.

"Baiklah, aku akan menggantikan Sekretaris Helena, SEMENTARA!" Karel memperjelas kata, sementara.

Sekretaris Helena, menunjukkan wajah yang benar-benar puas, "Oke kasus selesai!"

"Kalau begitu kita pergi," ucap Justin langsung berjalan meninggalkan ruangan Sekretaris Helena.

Karamel hanya mengikuti, namun saat di ambang pintu, Sekretaris Helena kembali berujar, "Karamel, aku akan mengirimkan jadwal presiden. Kau ikuti beliau!"

"Baik." Karamel pasrah dan mengangguk.

"Kalau ada apa-apa hubungi aku," ucap Sekretaris Helena dan Karamel kembali mengangguk mengerti. Karena sudah tidak ada yang ingin disampaikan, Karamel memberi salam sebelum pergi. Berlari secepat yang ia bisa mengejar Justin yang meninggalkannya.

"Anda mau kemana, hah ...." Nafas Karamel terengah-engah saat ia sudah berhasil berada tepat di samping Justin

"Makan siang," jawabnya.

"Oh makan siang." Karamel mengangguk, "apa anda dalam perjalanan untuk bertemu klien?"

"Iya!" singkat Justin.

"Aku akan bertanya pada Sekretaris Helena pertemuan itu di mana." Sembari merogoh sakunya untuk mengeluarkan ponsel, namun terhenti saat Justin bersuara.

"Tidak perlu, aku sudah tahu mau kemana."

"Oh, ba-baiklah."

Karamel memanggil taksi dan Justin mengatakan kemana dia harus membawanya. Karamel hanya diam dan duduk di samping Justin. Hingga mereka sampai di Restauran China.

"Selamat siang, untuk berapa orang?" sambut waitress itu.

"Dua," jawab Justin dan waitress itu kini membawanya ke ruang untuk diduduki dua orang.

Karamel melongo samping kanan-kiri.

"Di mana kliennya, Presiden?" tanyanya.

"Tidak ada, sudah dibatalkan," ungkap Justin tenang, namun Karamel malah melongo.

"La-lalu kita ke sini ...."

"Tentu saja untuk makan!" jawabnya dan Karamel tidak ada kata-kata, sampai waitress kini memberi masing-masing menu, "Pesan apapun yang kau suka."

Karamel memesan beberapa dim sum dan La Mian. (La mian bahasa china dalam artinya ramen/mie.)

Justin melihat buku menu, banyak makanan enak tapi memilihnya yang biasa.

"Aku pesan bebek bakar, ayam goreng, sapi bakar lalu lobster dan kailan terus sop jagung lalu salad jangan lupa untuk bir anggurnya," ucap Justin tidak berhenti, membuat perempuan di hadapannya melongo menatap presidennya yang makan banyak sekali.

Waitress itu mengangguk, lalu mengulang menu yang dipesan sebelum pergi.

Namun karena meja terlalu kecil, mereka harus pindah tempat untuk 4 orang.

Karamel hanya melihat makanan di meja tapi tidak berani menyentuhnya.

Dia hanya makan la mian yang dia pesan dan dim sum. (Dim sum sendiri kalian udah tahu, seperti siomay, bakpao isi)

Justin menatapnya.

"Kenapa kau tidak makan daging?"

"A-apa aku boleh memakannya?" jawabnya ragu-ragu. Sebenarnya Karamel juga pengen saat melihat banyak makanan enak.

"Tentu saja, aku pesan ini untukmu," balasnya membuat Karamel kaget. Justin hanya makan salad yang dia pesan dan daging yang tersaji di meja itu Justin pesan untuk Karamel.

"Ta-tapi sebanyak itu?"

"Kau belum makan, Bukan?"

"Tapi tidak sebanyak ini," jawab Karamel.

"Makan saja!" tegas Justin dan memakan beberapa potong daging saja. Sisanya dia makan sop dan salad serta dim sum yang dipesan Karamel.

Sebaliknya Karamel makan dagingnya. Karena kebanyakan, tentu saja ia tidak menghabisinya, hingga meminta untuk dibungkus.

"Apa aku boleh membungkusnya presiden? Daripada dibuang."

"Tentu!" jawabnya langsung. Dia pun segera memanggil waitress untuk membungkus makanan yang belum tersentuh.

Karamel pulang dengan kenyang dan lagi ada makanan tambahan. Makan malam dia tidak perlu masak lagi.

Justin yang melihat Karamel senang makan banyak, membuat dua sudut bibirnya terangkat.

ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
Zahira
lanjutannya mana thor?
goodnovel comment avatar
Zahira
Wkwk. Alpha suka sup jagung juga ya, thor 😆
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Aroma yang Memikat   7. Insiden

    Tangan kiri Justin yang terluka juga membuatnya sedikit kesulitan untuk mandi atau pun mengganti pakaian.Bagaimana dia bisa mengancing bajunya dengan satu tangan? Lalu dasi? Kemudian celananya? Lalu ikat pinggang?Karena itu Karamel pun menawarkan diri membantunya. Setiap pagi sopir akan menjemput Karamel bukan ke kantor langsung tapi ke apartemen Justin.Dengan setengah telanjang hanya memakai handuk setelah mandi pagi, Justin membuka pintunya dan menyuruh Karamel masuk.Karamel jadi sedikit malu dan salah tingkah. Berada di rumah sang Alpha itu berbeda, baunya sangat berbeda."Apa Anda sudah sarapan?" tanya Karamel langsung."Kau bisa membuat makanan yang mudah," ujar Justin sebagai balasan. Dalam artian ia belum sarapan sama sekali. Untung saja Karamel itu cerdas jadi wanita itu sudah tahu maksud dari ucapan presidennya itu."Baik." Karamel kini membuat makanan terlebih dahulu, sementara Justin mencari baju yang akan dia pakai dan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-06-19
  • Aroma yang Memikat   8. We're Mating

    Karamel pun kembali ke apartemen setelah Justin merasa baikan dan tidak perlu lagi dibantu Karamel.Perempuan itu memikirkan dirinya kini sudah memiliki pasangan dan orang itu adalah atasannya sendiri.Sejak saat itu pula Justin selalu datang menjemput dan mengantar pulang Karamel.Sekretaris Helena yang sudah bisa berjalan pun kembali ke kantor, jadi Karamel juga sudah kembali ke posisinya. Untung dia tidak selalu bertemu dengan atasannya, jadi dia tidak merasa was-was."Karamel, malam ini ada pesta minum. Kau mau ikut?" tanya rekan kerjanya."Sepertinya tidak ....""Ayolah Karamel, kita sudah lama tidak minum," bujuk rekannya itu lagi yang memang benar, Karamel sudah sangat jarang bergabung dengan rekan kerjanya itu saat ia selalu bersama Justin untuk menggantikan Sekretaris Helena.Karamel tampak berpikir untuk mengambil keputusan, ditatapnya rekannya itu yang benar-benar memberi tatapan penuh harap membuat Karamel melemah. Dengan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-06-19
  • Aroma yang Memikat   9. Hanya Merasa Ditinggal

    Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-06-22
  • Aroma yang Memikat   10. Dasar Orang Ketiga

    "Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-06-23
  • Aroma yang Memikat   11. Testpack

    Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   12. Permintaan Maaf Presiden

    Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   13. Perut Membesar

    Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel."Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?""Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari.""Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.Lalu kemudian dia menghela napas."Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa."Aku sudah merasa baikan.""Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran."Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil."Baikl

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   14. Rindu tapi Enggan

    "Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya."Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim."Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan."Aku harus positi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-09-19

บทล่าสุด

  • Aroma yang Memikat   14. Rindu tapi Enggan

    "Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya."Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim."Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan."Aku harus positi

  • Aroma yang Memikat   13. Perut Membesar

    Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel."Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?""Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari.""Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.Lalu kemudian dia menghela napas."Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa."Aku sudah merasa baikan.""Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran."Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil."Baikl

  • Aroma yang Memikat   12. Permintaan Maaf Presiden

    Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi

  • Aroma yang Memikat   11. Testpack

    Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak

  • Aroma yang Memikat   10. Dasar Orang Ketiga

    "Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh

  • Aroma yang Memikat   9. Hanya Merasa Ditinggal

    Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul

  • Aroma yang Memikat   8. We're Mating

    Karamel pun kembali ke apartemen setelah Justin merasa baikan dan tidak perlu lagi dibantu Karamel.Perempuan itu memikirkan dirinya kini sudah memiliki pasangan dan orang itu adalah atasannya sendiri.Sejak saat itu pula Justin selalu datang menjemput dan mengantar pulang Karamel.Sekretaris Helena yang sudah bisa berjalan pun kembali ke kantor, jadi Karamel juga sudah kembali ke posisinya. Untung dia tidak selalu bertemu dengan atasannya, jadi dia tidak merasa was-was."Karamel, malam ini ada pesta minum. Kau mau ikut?" tanya rekan kerjanya."Sepertinya tidak ....""Ayolah Karamel, kita sudah lama tidak minum," bujuk rekannya itu lagi yang memang benar, Karamel sudah sangat jarang bergabung dengan rekan kerjanya itu saat ia selalu bersama Justin untuk menggantikan Sekretaris Helena.Karamel tampak berpikir untuk mengambil keputusan, ditatapnya rekannya itu yang benar-benar memberi tatapan penuh harap membuat Karamel melemah. Dengan

  • Aroma yang Memikat   7. Insiden

    Tangan kiri Justin yang terluka juga membuatnya sedikit kesulitan untuk mandi atau pun mengganti pakaian.Bagaimana dia bisa mengancing bajunya dengan satu tangan? Lalu dasi? Kemudian celananya? Lalu ikat pinggang?Karena itu Karamel pun menawarkan diri membantunya. Setiap pagi sopir akan menjemput Karamel bukan ke kantor langsung tapi ke apartemen Justin.Dengan setengah telanjang hanya memakai handuk setelah mandi pagi, Justin membuka pintunya dan menyuruh Karamel masuk.Karamel jadi sedikit malu dan salah tingkah. Berada di rumah sang Alpha itu berbeda, baunya sangat berbeda."Apa Anda sudah sarapan?" tanya Karamel langsung."Kau bisa membuat makanan yang mudah," ujar Justin sebagai balasan. Dalam artian ia belum sarapan sama sekali. Untung saja Karamel itu cerdas jadi wanita itu sudah tahu maksud dari ucapan presidennya itu."Baik." Karamel kini membuat makanan terlebih dahulu, sementara Justin mencari baju yang akan dia pakai dan

  • Aroma yang Memikat   6. On the Restaurant

    Karamel mempresentasikan hasil kerja sebulannya pada Justin dan beberapa atasan lain seperti manajer dan supervisor departemen lain. Setelah selesai meeting Karamel baru bisa bernapas lega. Walau sudah lama bekerja, tapi presentasi dengan semua Alpha itu membuat jantungnya deg-deg an. Justin ikut keluar dari ruang meeting sebab ada keperluan di luar bersama Sekretaris Helena. Dengan menggunakan mobil yang disopiri, mereka akhirnya berangkat ke pertemuan klien selanjutnya. Namun di jalan, sebuah mobil melaju dengan cepat melewati mobil Justin, padahal jalanan lumayan ramai. Di arah berlawanan sebuah mobil mengalami rem blong, membuat pengemudinya hilang kendali dan .... Burgh .... Mobil di hadapan Justin bertabrakan, hal cepat itu membuat sopir Justin tidak bisa melakukan apa-apa sebab di semua sisinya ada mobil lain, hingga akhirnya menabrak belakang mobil di depannya, diikuti tabrakan lain di belakang mobil Justin. *** Karamel

สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status