Share

7. Insiden

Author: RisingOne
last update Last Updated: 2021-06-19 19:05:54

Tangan kiri Justin yang terluka juga membuatnya sedikit kesulitan untuk mandi atau pun mengganti pakaian.

Bagaimana dia bisa mengancing bajunya dengan satu tangan? Lalu dasi? Kemudian celananya? Lalu ikat pinggang?

Karena itu Karamel pun menawarkan diri membantunya. Setiap pagi sopir akan menjemput Karamel bukan ke kantor langsung tapi ke apartemen Justin.

Dengan setengah telanjang hanya memakai handuk setelah mandi pagi, Justin membuka pintunya dan menyuruh Karamel masuk.

Karamel jadi sedikit malu dan salah tingkah. Berada di rumah sang Alpha itu berbeda, baunya sangat berbeda.

"Apa Anda sudah sarapan?" tanya Karamel langsung.

"Kau bisa membuat makanan yang mudah," ujar Justin sebagai balasan. Dalam artian ia belum sarapan sama sekali. Untung saja Karamel itu cerdas jadi wanita itu sudah tahu maksud dari ucapan presidennya itu.

"Baik." Karamel kini membuat makanan terlebih dahulu, sementara Justin mencari baju yang akan dia pakai dan meletakkannya di atas tempat tidur tanda itu adalah pakaian pilihannya.

Setelah selesai membuat sarapan, kini Karamel kembali ke kamar Justin sembari membawa nampan berisi sarapan dan air untuk Justin. Meletakkannya di tempat tidur, lalu membantu Justin memakai pakaian yang ada di sana.

Saat Karamel sibuk dengan kancing untuk ia tautkan. Pria di hadapannya malah mengendus bau sesuatu.

"Apa kau sudah waktunya?" tanyanya langsung pada Karamel yang mulai mengendusi dirinya sendiri.

Sial.

Karena sibuk ... Karamel sampai lupa bulanannya sudah sampai lagi.

"Tidak mungkin sekarang," gumamnya segera mencari injeksi dalam tasnya.

Setelah didapat langsung dia injeksikan ke tubuhnya. Saat Karamel sadari, Justin sudah di belakangnya.

"Pre-presiden?" panggil Karamel dengan napas menderu, Justin juga sudah terpengaruh dengan feromon Karamel yang begitu dekat dengannya. Apalagi dominan seperti Justin, sangat mudah terpengaruh, apalagi sekarang sudah berada di tempat yang sangat memumpuni untuk berbuat sesuatu.

Justin langaung menyerang Karamel dan menimpanya. Keduanya sudah menegang dan miliki bawah Karamel pun juga sudah basah. Feromon Karamel memancing feromon Alpha Justin dan membuatnya bernafsu.

Dia melepas celana Karamel dan dirinya sendiri yang hanya dikeluarkan setelah resleting dibuka, lalu CD-nya sedikit ditarik ke bawah mempermudah alat dibalik itu bisa keluar, begitu simpel dan mudah jadi pria! Sedangkan wanita harus menyuguhkan bokong indah untuk dinikmati!

Alat kepemilikan Justin besar dan tegang itu pun langsung mencari ruang masuk tubuh Karamel dengan sendirinya,

"Ahhh!" jerit Karamel akhirnya dimasuki Justin. Tubuh Karamel langsung bisa menerima kepemilikan besar Justin dan membuatnya kehilangan kontrol diri. Seorang Omega memang butuh Alpha untuk membuat feromonnya tenang, caranya tentu saja bersetubuhan alias SEX.

"Ahh ...! lebih dalam! Ahh!" desah Karamel yang juga ikut nafsu. Justin terus menggerakkan bokongnya dan menusuk ke dalam tubuh Karamel yang berada di bawahnya. Beberapa dentuman ke rahimnya membuat Karamel menjerit semakin nikmat.

"Ah ... sperma ... Aku mau! Keluarkan di dalam! Presiden! Hamili aku!" jeritnya membuat Justin benar-benar mengeluarkan spermanya ke dalam.

Apalagi dalam fase In heat, spermanya akan semakin banyak keluar dan tidak berhenti.

Karamel memeluk bantal sofa di mana mereka melakukan sex dan meremasnya dengan erat saat sperma Justin dia rasakan.

"Nng!" desahnya. "Aku mau lagi! Presiden! Berikan lagi!" Nafsu Karamel masih merasa kurang ... ia ingin lebih.

"Kau jangan membuatku hilang kendali lebih dari ini!" ucap Justin akhirnya dengan suara berat masih bernafsu walau ia baru saja klimaks. Dia melihat leher Karamel dan akan menggigitnya tapi berhasil dia tahan dan justru menggigit tangannya. "Jangan terus keluarkan feromonmu! Kau membuatku hilang kontrol!" Justin kembali berucap masih menahan diri. Walau sebenarnya ia juga ingin.

"Ahh Presiden! Terus! Jangan berhenti!" pekik Karamel benar-benar sudah hilang akal.

Justin mengeluarkan kepemilikannya dan membuat lubang besar di kepemilikan Karamel yang fleksibel. Darah bercampur sperma pun mengalir turun.

"Jangan berhenti! Aku mau lagi ...," ucap Karamel meminta Justin tidak berhenti. Bahkan kaki Karamel meraih pinggang Justin agar kepemilikannya itu kembali memasuki Karamel.

"Ahh! Besar sekali!" jerit Karamel, membuat Justin tidak mau tahu lagi, dia sudah membuang akal sehatnya digantikan dengan nafsu melakukan sex bersama Karamel setengah hari itu. Sekitarnya pun berantakan dibercaki sperma dan darah.

Akhirnya Karamel kehilangan kesadarannya setelah entah berapa kali mendapat semprotan sperma Justin.

Justin sendiri sudah mulai tenang karena feromon Karamel sudah tenang.

Dia duduk di lantai dan memegang kening melihat sekitarnya dan terhenti pada sesosok perempuan yang tidak sadar.

"Apa yang sudah kulakukan!" jerit Justin tidak tahu pasti lagi. Yang pasti dia sudah menyerang Omega yang IN Heat.

***

Karamel terbangun saat sorenya. Tubuhnya sudah bersih dan tidak ada cairan apapun, bahkan pakaiannya sudah sangat rapi dan bersih. Tapi tubuhnya sakit sekali,

"Ahh!" pekiknua sembari memegang punggungnya yang sakit.

"Apa yang terjadi?" gumamnya mulai berpikir kembali cerita sebelumnya. Dari dia mulai in heat dan kemudian berlanjut di sex dan lagi dia menikmati serta meminta presidennya untuk menghamilinya.

"Ahhh! Tidak!!!" Karamel menjerit tidak percaya apa yang sudah terjadi. Dia pun memeriksa lehernya dan masih aman, belum ada tanda gigitan.

"Aku melakukan pertama kali dengan presiden, apa yang harus kulakukan sekarang? Apa dia akan memecatku lagi?" gumamnya frustasi. "Aku harus bagaimana? Harus bagaimana?!"

Ini semua salahnya sendiri yang datang ke rumah Alpha saat in heat, dia tidak bisa menyalahkan Justin sepenuhnya karena dia dipengaruhi feromon yang kuat, bahkan Justin juga bisa menahan diri.

Karamel pun berjalan turun dari kasur tapi karena kakinya tidak kuat, membuat perempuan itu tersungkur.

"Ahh!"Karamel semakin sakit bokongnya. Perlahan dia bangun dan berjalan keluar dan melihat tempatnya begitu sepi.

"Di mana presiden? Apa sudah ke kantor?" gumamnya pada diri sendiri sebab tidak ada orang di dalam ruangan ini, sembari mencari air untuk diminum.

Dia pun duduk lesu di kursi. "Apa yang harus kulakukan?" Karamel sangat bingung.

Terdengar suara pintu terbuka, Justin pun masuk ke dalam apartemennya. Karamel pergi menyambutnya, saat melihat Justin wajahnya langsung merona mengingat hal yang terjadi sebelumnya.

Dia memukul kepalanya sendiri yang berpikir seenaknya.

"Pre-presiden Anda sudah kembali? Anda darimana?"

"Aku ke kantor sebentar," jawab Justin seperti biasa saja. "Apa kau baru bangun? Lapar?" tanyanya pada Karamel dan Karamel mengangguk mantap, dia tidak makan siang juga jadi lapar.

Justin melakukan satu panggilan saja dan tidak lama makanan sudah tiba.

Apartemen mewah ini sudah lengkap dengan restauran samping kanan kirinya, jadi tidak heran dia punya koneksi ke sana dan meminta diantar langsung dengan diantar security tentunya.

Karamel hanya duduk diam dihadapnkan makanan di depan mata.

"Makanlah," pesan Justin yang hanya minum.

"Pre-presiden tidak makan?"

"Aku sudah makan tadi, jangan dipikirkan," balasnya mengeluarkan berkas yang baru saja dia terima dari kantor. Dia tidak mengeceknya di kantor dan membawanya pulang karena khawatir pada Karamel.

Karamel kini makan dengan lahap, Justin sesekali menatapnya.

"Apa tubuhmu baik-baik saja?" tanya Justin membuat perempuan itu tersedak, segera mengambil air dan meminumnya.

"A-aku ... Pre-presiden, maafkan aku!" ucap Karamel akhirnya.

"Aku yang seharusnya meminta maaf yang sudah menyerangmu. Aku tidak bisa kontrol diri," jawabnya langsung.

"A-aku harus bagaimana? Bagaimana kalau aku hamil?" tanya Karamel yang polos dan menangis.

"Aku akan bertanggung jawab," jawab Justin langsung, membuat Karamel yang menutup mukanya dengan telapak tangan, kini diberi celah untuk melihat Justin saat menyuarakan itu.

"Presiden akan apa?"

"Aku akan bertanggung jawab, aku sudah melakukan sex saat kau tidak sadar. Aku seperti seorang pemerkosa. Aku akan bertanggung jawab," ucapnya lagi serius, namun Karamel justru menangis.

"Jadi kau mau jadi pasanganku?" tanya Justin lagi, walau Karamel masihlah terisak, ia hanya mengangguk.

Justin tersenyum, Karamel pun berhenti menangis. Dia tidak perlu bingung lagi kalau dia benar-benar hamil maka Justin akan bertanggung jawab.

Tapi apakah benar begitu? Apa mereka akan menjadi pasangan tanpa dasar cinta karena insiden pemerkosaan ini?

Related chapters

  • Aroma yang Memikat   8. We're Mating

    Karamel pun kembali ke apartemen setelah Justin merasa baikan dan tidak perlu lagi dibantu Karamel.Perempuan itu memikirkan dirinya kini sudah memiliki pasangan dan orang itu adalah atasannya sendiri.Sejak saat itu pula Justin selalu datang menjemput dan mengantar pulang Karamel.Sekretaris Helena yang sudah bisa berjalan pun kembali ke kantor, jadi Karamel juga sudah kembali ke posisinya. Untung dia tidak selalu bertemu dengan atasannya, jadi dia tidak merasa was-was."Karamel, malam ini ada pesta minum. Kau mau ikut?" tanya rekan kerjanya."Sepertinya tidak ....""Ayolah Karamel, kita sudah lama tidak minum," bujuk rekannya itu lagi yang memang benar, Karamel sudah sangat jarang bergabung dengan rekan kerjanya itu saat ia selalu bersama Justin untuk menggantikan Sekretaris Helena.Karamel tampak berpikir untuk mengambil keputusan, ditatapnya rekannya itu yang benar-benar memberi tatapan penuh harap membuat Karamel melemah. Dengan

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aroma yang Memikat   9. Hanya Merasa Ditinggal

    Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul

    Last Updated : 2021-06-22
  • Aroma yang Memikat   10. Dasar Orang Ketiga

    "Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh

    Last Updated : 2021-06-23
  • Aroma yang Memikat   11. Testpack

    Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak

    Last Updated : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   12. Permintaan Maaf Presiden

    Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi

    Last Updated : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   13. Perut Membesar

    Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel."Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?""Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari.""Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.Lalu kemudian dia menghela napas."Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa."Aku sudah merasa baikan.""Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran."Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil."Baikl

    Last Updated : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   14. Rindu tapi Enggan

    "Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya."Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim."Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan."Aku harus positi

    Last Updated : 2021-09-19
  • Aroma yang Memikat   1. Karamel

    SEBELUMNYA MARI KITA MENGENALI DULU ISTILAH YANG AKAN CUKUP BANYAK DIJUMPAI SAAT MEMBACA.Alpha : Memiliki kedudukan tertinggi, dominan dan dapat membuahi omega serta alat vitalnya memiliki kemapuan khusus untuk Knotting, menghasilkan banyak sperma(Contohnya Knotting itu, seperti anjing bersatu dengan pasangannya.) Jadi sangat cepat mendapatkan keturunan.Beta : Beta menduduki posisi ke dua di bawah Alpha, bisa juga membuahi Omega. Namun juga sesekali bisa digunakan sebagai kedudukan Omega.Omega : Tidak ada yang tidak tahu Omega itu adalah kasta terendah yang berharga dan sangat langka serta susah ditemukan! Biasanya ketika mereka IN HEAT! Omega juga mempunyai kemampuan khusus yaitu bisa melubrikasi dirinya sebelum MATING!IN HEAT : Saat di mana hasratnya menjadi-jadi ingin melakukan sex sampai berada di luar kontrol, ini akan terjadi kira-kira semingguan. Kayak kucing betina ngerayu kucing jantan. Gitohh!Mating : Poses penyatua

    Last Updated : 2021-06-05

Latest chapter

  • Aroma yang Memikat   14. Rindu tapi Enggan

    "Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya."Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim."Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan."Aku harus positi

  • Aroma yang Memikat   13. Perut Membesar

    Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel."Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?""Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari.""Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.Lalu kemudian dia menghela napas."Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa."Aku sudah merasa baikan.""Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran."Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil."Baikl

  • Aroma yang Memikat   12. Permintaan Maaf Presiden

    Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi

  • Aroma yang Memikat   11. Testpack

    Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak

  • Aroma yang Memikat   10. Dasar Orang Ketiga

    "Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh

  • Aroma yang Memikat   9. Hanya Merasa Ditinggal

    Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul

  • Aroma yang Memikat   8. We're Mating

    Karamel pun kembali ke apartemen setelah Justin merasa baikan dan tidak perlu lagi dibantu Karamel.Perempuan itu memikirkan dirinya kini sudah memiliki pasangan dan orang itu adalah atasannya sendiri.Sejak saat itu pula Justin selalu datang menjemput dan mengantar pulang Karamel.Sekretaris Helena yang sudah bisa berjalan pun kembali ke kantor, jadi Karamel juga sudah kembali ke posisinya. Untung dia tidak selalu bertemu dengan atasannya, jadi dia tidak merasa was-was."Karamel, malam ini ada pesta minum. Kau mau ikut?" tanya rekan kerjanya."Sepertinya tidak ....""Ayolah Karamel, kita sudah lama tidak minum," bujuk rekannya itu lagi yang memang benar, Karamel sudah sangat jarang bergabung dengan rekan kerjanya itu saat ia selalu bersama Justin untuk menggantikan Sekretaris Helena.Karamel tampak berpikir untuk mengambil keputusan, ditatapnya rekannya itu yang benar-benar memberi tatapan penuh harap membuat Karamel melemah. Dengan

  • Aroma yang Memikat   7. Insiden

    Tangan kiri Justin yang terluka juga membuatnya sedikit kesulitan untuk mandi atau pun mengganti pakaian.Bagaimana dia bisa mengancing bajunya dengan satu tangan? Lalu dasi? Kemudian celananya? Lalu ikat pinggang?Karena itu Karamel pun menawarkan diri membantunya. Setiap pagi sopir akan menjemput Karamel bukan ke kantor langsung tapi ke apartemen Justin.Dengan setengah telanjang hanya memakai handuk setelah mandi pagi, Justin membuka pintunya dan menyuruh Karamel masuk.Karamel jadi sedikit malu dan salah tingkah. Berada di rumah sang Alpha itu berbeda, baunya sangat berbeda."Apa Anda sudah sarapan?" tanya Karamel langsung."Kau bisa membuat makanan yang mudah," ujar Justin sebagai balasan. Dalam artian ia belum sarapan sama sekali. Untung saja Karamel itu cerdas jadi wanita itu sudah tahu maksud dari ucapan presidennya itu."Baik." Karamel kini membuat makanan terlebih dahulu, sementara Justin mencari baju yang akan dia pakai dan

  • Aroma yang Memikat   6. On the Restaurant

    Karamel mempresentasikan hasil kerja sebulannya pada Justin dan beberapa atasan lain seperti manajer dan supervisor departemen lain. Setelah selesai meeting Karamel baru bisa bernapas lega. Walau sudah lama bekerja, tapi presentasi dengan semua Alpha itu membuat jantungnya deg-deg an. Justin ikut keluar dari ruang meeting sebab ada keperluan di luar bersama Sekretaris Helena. Dengan menggunakan mobil yang disopiri, mereka akhirnya berangkat ke pertemuan klien selanjutnya. Namun di jalan, sebuah mobil melaju dengan cepat melewati mobil Justin, padahal jalanan lumayan ramai. Di arah berlawanan sebuah mobil mengalami rem blong, membuat pengemudinya hilang kendali dan .... Burgh .... Mobil di hadapan Justin bertabrakan, hal cepat itu membuat sopir Justin tidak bisa melakukan apa-apa sebab di semua sisinya ada mobil lain, hingga akhirnya menabrak belakang mobil di depannya, diikuti tabrakan lain di belakang mobil Justin. *** Karamel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status