Home / Romansa / Arjuna & Julia (INDONESIA). / 18. Dewa and Herlambang.

Share

18. Dewa and Herlambang.

Author: SIM
last update Last Updated: 2021-02-26 12:03:25
"Dewa, aku masih penasaran sama kamu. Apa yang udah ngebuat kamu menerima dia jadi karyawan kamu?" Cellin baru saja masuk ke ruangan Dewa, tetapi perempuan itu sudah memberondong dengan segelintir pertanyaan panjang. Pertanyaan beberapa hari lalu yang belum sempat dijawab Dewa dengan jelas.

"Kamu masih mau bahas itu lagi?" Dewa hanya menoleh cuek. Lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

Cellin berdiri sambil bersedekap di depan Dewa yang tengah berkutat pada pekerjaannya.

"Kan kemarin kamu ngehindar terus, Wa. Aku cuma nanya,” sungut Cellin.

"Dia lagi nganggur. Dan lagi butuh pekerjaan banget. Kebetulan kita kan lagi butuh karyawan, jadi ya … aku terima dia jadi karyawan kita,” jelas Dewa dengan sabar.

"Bener? Kamu nggak ada tujuan lain, kan?"

Dewa menghela nafas beratnya. Sebelumnya, Cellin bukanlah perempuan pencemburu. Dia tidak mudah terpedaya. Tetapi ini baru pertama kalinya Cellin terlalu repot mengurusnya sampai sejauh ini. Dewa tertawa dalam hati, mungkin karena Julia itu s
SIM

Ada yang bingung nggak kenapa dialognya berubah-ubah?  Jadi aku memang sengaja bikin kayak gitu.  Karakter Vino, Herlambang, Ruben, Dewa, dan Cellin beda ya dalam berdialog. Mereka mempunyai ciri khas sendiri. Jadi jangan bingung.  Dialog Arjuna & Julia juga beda. Tergantung dengan siapa mereka berkomunikasi. 😊😊😊

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    19. Ribut.

    "Bagaimana keadaan Papa?” tanya lelaki itu seraya duduk di hadapan lelaki yang lebih berumur. "Aku baik-baik saja. Kali ini lebih mendingan daripada beberapa hari lalu," sahutnya. Keduanya diam membisu. Kencanggungan masih melingkupi mereka. Ini untuk yang kelima kalinya Arjuna bertemu Ridwan. Pertemuan awalnya berakhir buruk, karena Ridwan hampir menghajar habis Arjuna setelah mengetahui kebejatan Arjuna pada anaknya. Pertemuan selanjutnya ketika Arjuna menolong Ridwan yang terlibat kecelakaan lalu lintas. Beberapa waktu lalu mata-mata yang dikirim Arjuna mengabarkan bahwa Ridwan terlibat kecelakaan tragis di jalan tol yang melibatkan banyak korban. Beberapa korban tidak sempat diselamatkan. Beruntung Ridwan masih bisa diselamatkan. Namun sangat disayangkan, kaki kanan dan dan tangan kiri Ridwan mengalami patah tulang. Bahkan Ridwan sempat koma selama seminggu. "Jadi, bagaimana? Apakah Julia sudah siap untuk kamu nikahi?" tanya Ridwan berharap cemas. Lelaki paruh baya itu sudah ta

    Last Updated : 2021-02-28
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    20. Tulus.

    Besoknya. Arjuna memastikan kalau Julia akan baik-baik saja setelah jejaknya menghilang di balik etalase pembatas antara penjual dan pembeli.Sebenarnya Arjuna berniat mengantar sampai ke dapur, mengingat mereka tadi datang terlalu pagi dan tentu saja toko roti De Wallin masih sepi. Tetapi Julia menolak dan memaksa Arjuna untuk segera pergi dari sana. Mau tak mau Arjuna pun terpaksa harus pergi. Baru saja Arjuna ingin menggapai gagang pintu mobilnya, namun seorang perempuan dengan gaya modis yang tengah memakai kacamata hitam menariknya masuk ke dalam toko roti, dan memaksa untuk masuk ke suatu ruangan yang bisa ditebak itu adalah ruangan atasan. Ia mendorong Arjuna dengan keras hingga jatuh terduduk di sofa. "Ada Apa ini? Kamu siapa?" tanya Arjuna bingung. Perempuan itu menyilangkan tanganya di dada. Menatap Arjuna angkuh. "Aku Cellin, atasan Julia,” jawabnya sambil mengamati Arjuna dari atas sampai bawah. "Atasannya Julia? Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Arjuna sekali lagi

    Last Updated : 2021-03-09
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    21. Terima.

    "Masuk!"Arjuna menatap sahabatnya, Ruben masuk dengan wajah semringah. Arjuna sudah bisa menebak apa yang membuat Ruben menampilkan ekspresi tersebut. Pasti ingin menanyakan hal kemarin. Karena beberapa kali ia gagal mencari tahu tentang atas rasa penasarannya. Dan beberapa kali Arjuna berhasil kabur dari rasa penasaran Ruben, namun kali ini seperti keberuntungan berpihak kepada Ruben. "Hallo, Arjuna. Aku datang ke sini untuk menagih janji. Tolong jangan lari-lari lagi, ya. Jadi sebenarnya apa hubungan kau dengan kedua pria kemarin?" Ruben langsung saja duduk santai dengan kedua kaki menyilang naik di atas meja, sebelum dipersilahkan duduk. Tidak peduli jika ia harus bersikap sopan karena itu malah menimbulkan kecanggungan. Ruben bersedekap menatap Arjuna serius, dengan gaya polisi yang sedang mengintrogasi. "Kau penasaran sekali, Ruben." Respon Arjuna datar. "Tentu saja. Aku sahabatmu. Dan sepertinya itu urusan yang cukup serius. Kau bisa berbagi masalah denganku, Arjuna. Jangan t

    Last Updated : 2021-03-15
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    22. PASUTRI.

    Kamar berukuran sedang itu setengah dari isinya telah dikemas rapi dalam kotak dus. Tinggal beberapa sisa lainnya masih tertata rapi di tempatnya. Sebelumnya isi dari kamar ini juga belum terlalu penuh. Si pemilik belum genap sebulan menepatinya, kini sudah harus pindah lagi. Sebenarnya Julia sudah terlanjur nyaman di rumah kost barunya yang pernah diberikan Arjuna. Namun pernikahan dengan Arjuna yang secara mendadak membuatnya harus sibuk mengurus barang-barangnya lagi. Apalagi Arjuna memaksanya untuk tinggal serumah dengannya. Dengan alibi sepaya Arjuna lebih mudah untuk menjaganya. Julia tengah sibuk mengemasi barang-barangnya. Ia memasukkan beberapa pakaian ke dalam kopernya. Beberapa barang berharga lagi-lagi ia taruh dalam kotak dus besar untuk mempermudah memindahkan barang tersebut. "Ada yang bisa aku bantu?" Arjuna dari arah belakang langsung memeluk Julia. Ia bahkan tidak menghiraukan respon Julia yang menggeliat risih. Arjuna malah semakin merapatkan pelukannya. "Tidak.

    Last Updated : 2021-03-18
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    23. Agenda.

    "Bangun!" "Hmmm …."Julia semakin mengeratkan pelukan pada gulingnya yang beraroma tubuh Arjuna. Perempuan itu sama sekali tidak menghiraukan suaminya yang tengah menggoncangkan tubuhnya dengan keras. Terlihat dia malah semakin nyenyak ditidurnya."Anak perempuan. Kalau sudah menikah harus bangun lebih awal dari suaminya. Ayo cepat bangun, Julia!" Arjuna semakin kesal. Ia menarik tubuh Julia dan memaksanya untuk bangun, tetapi Julia sama sekali tidak mau bergerak. "Kamu yang maksa aku nikah. Aku belum mau menikah padahal." Julia melirik suaminya sebentar, lalu kembali menutup mata dan bertanya sambil merengek. "Memangnya pukul berapa ini?""Jam lima. Hari ini kamu masih libur kerja, kan? Libur empat atau lima hari?" Julia mengangguk. "Aku minta lima hari." "Oke, lima hari. Aku akan kasih kamu pekerjaan rumah. Jadi, biar kamu tidak bosan nanti." Arjuna berjalan membuka laci yang terdapat di sebelah kasurnya. Ia mengambil selembar catatan yang sudah tertulis rapi beberapa agenda, lal

    Last Updated : 2021-04-05
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    24. Naik Motor.

    Julia povSeperti rutinitas sebelumnya. Aku harus bangun pagi, menyiapkan ini itu, lalu menyelesaikan tugas rumah layaknya ibu rumah tangga. Dan faktanya aku memang akan menjadi calon ibu. Aku tidak menyangka takdir yang membawaku sepelik ini. Dulu sebelum menikah dengan Arjuna, aku kira dia akan memperlakukanku sangat buruk. Ternyata aku salah. Dia lumayan bersikap baik padaku. Untuk saat ini aku hanya membenci sifat menyebalkan suamiku yang suka menyuruh-nyuruh itu. Seperti saat ini, aku dijadikan ART dadakannya untuk menggantikan ART-nya yang sedang izin keluar. Namun aku tidak masalah. Itu memang tugas umum seorang istri. Dan seharusnya aku tidak mengeluh. Hanya saja aku sering lelah, mengerjakan semua ini dari pagi dan lewat siang. Capek! Aku berjalan menuju wastafel. Mencuci piring atau gelas yang sekiranya kotor. Hal paling menyenangkan adalah mencuci piring, lalu mengalirkan air bersih sampai terdengar bunyi decit ketika disentuh dengan jari telujuk. Hal paling sederhana tap

    Last Updated : 2021-04-29
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    25. Sebuah Rasa.

    Gerimis pagi hari menjelang fajar yang menerbangkan udara dingin membuat siapa saja tidak rela untuk beranjak dari tidurnya. Seperti Julia saat ini, ia semakin bersembunyi di balik selimutnya dan merapatkan tubuhnya ke suaminya. Dan ia tidak sadar ketika melakukan itu. Lalu suara alarm yang pelan-pelan mulai terdengar mengusik telinga membuat perempuan itu mendesis pelan. Julia menjulurkan tanganya, mencari-cari ponselnya, lalu ia mematikan ponselnya tanpa mau repot menatap jam yang tertera. Selimut yang tadi sempat melorot dari tubuhnya, kembali ditariknya untuk menutupi tubuhnya yang dingin. Gerakan tersebut sukses membuat suaminya terbangun. "Kamu nanti sudah mulai masuk kerja, kan?" Suara serak Arjuna yang terdengar begitu dekat dengannya sukses membuat Julia terjaga. Lelaki itu lantas menyalakan lampu hingga membuat seisi ruangan menjadi terang. Julia mengedipkan mata pelan, matanya berusaha beradaptasi dengan cahaya lampu. Lalu ia cukup terkejut melihat posisi mereka yang begi

    Last Updated : 2021-05-04
  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    26. Arjuna Demam.

    "Kamu kenapa? Tidak enak badan?" Julia berjalan cepat menghampiri Arjuna yang tengah terbaring lemas di atas kasur. Julia baru saja selesai membereskan sisa makan malam mereka di dapur dan mencuci semuanya. Termasuk bekal yang tadi pagi mereka bawa. Melihat ada yang sedikit pelik dari suaminya, maka Julia segera menyelesaikan tugasnya lalu menghampiri Arjuna ke kamar. Dan benar saja, Arjuna terlihat lelah dan lesu. "Hm ...." Arjuna hanya bergumam tidak jelas. Julia semakin menghilangkan jarak di antara suaminya. "Ya ampun, badan kamu panas sekali," pekik Julia terkejut setelah menyentuh kening suaminya. "Kamu ada Paracetamol?" tanya Julia. Arjuna menggeleng pelan. "Sudah …. Biarkan saja …. Besok sembuh sendiri," rintih Arjuna membenamkan wajahnya di bantal. Julia menghela nafas. "Ya sudah. Aku akan membelikan kamu obat sekarang," Julia berjalan cepat menuju lemari. Ia mengambil jaket, dompet, dan kunci mobil milik suaminya. Jaket yang ia kenakan berwarna merah, yang

    Last Updated : 2021-05-07

Latest chapter

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    45. Tamat.

    Bonus. Arjuna dan Julia adalah pasangan suami istri yang bahagia. Delapan bulan setelah pernikahan mereka, mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama Arka. Kehadiran Arka membawa keceriaan baru dalam kehidupan mereka.Arka tumbuh dengan pesat. Di usianya yang ke-8 bulan, dia sudah mulai bisa berjalan dan sesekali memanggil "papa" dan "mama". Arka juga suka sekali menunggu di depan pintu, menanti kepulangan sang papa dari bekerja. Setiap kali Arjuna pulang, Arka akan berlari ke arahnya dan memeluk kakinya dengan erat. Arjuna selalu menyempatkan waktu untuk bermain dengan Arka, menggendongnya, dan membacakannya cerita. Julia pun tak kalah sayang dengan Arka. Dia selalu sabar dan telaten mengurus Arka, memandikannya, memakaikannya baju, dan memberinya makan.Suatu hari, Arjuna harus pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan selama beberapa hari. Julia merasa sedih karena anaknya harus berpisah sementara dengan papanya. Namun, dia tetap tegar dan berusaha untuk tidak menunjukkan

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    44. Pulang.

    Arjuna dan Julia menyambut sang buah hati dengan penuh rasa haru dan bahagia. Sejak kepulangan Julia dari rumah sakit, Arjuna dengan penuh semangat mempelajari segala hal tentang mengurus bayi. Dia dengan telaten memandikan, mengganti popok, dan menggendong buah hati mereka dengan penuh kasih sayang.Suatu sore, Julia mengamati Arjuna dari atas kasur saat dia memandikan bayinya. Arjuna dengan penuh kelembutan membersihkan tubuh mungil sang bayi, sesekali mengajaknya berbicara dengan suara yang begitu lembut. Julia tersentuh melihat betapa Arjuna begitu menikmati momen tersebut, dan rasa cinta serta kasih sayangnya terhadap buah hati mereka semakin kuat."Terima kasih, Arjuna," bisik Julia dengan penuh rasa haru.Arjuna menoleh ke arah Julia dan tersenyum. "Apa pun untuk anak kita," jawabnya dengan penuh kasih sayang.Hari-hari Arjuna dan Julia pun diwarnai dengan kebahagiaan sebagai orang tua baru. Mereka saling bahu membahu dalam mengurus buah hati mereka, dan cinta serta kasih sayan

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    43. Menunggu.

    Jantung Arjuna berdegup kencang, rasa cemas dan khawatir mewarnai wajahnya. Ia duduk di kursi tunggu rumah sakit, menunggu kabar dari sang istri yang tengah menjalani operasi caesar di dalam ruangan yang terlihat sangat tertutup itu. Operasi yang sudah ditunggu-tunggu sekaligus penuh kekhawatiran, karena ini adalah anak pertama mereka.Jam demi jam terasa begitu lama. Arjuna terus memanjatkan doa, memohon kelancaran operasi dan keselamatan bagi istri tercinta. Bayangan wajah sang istri selalu terngiang di benaknya, senyumannya yang hangat dan tawa riang yang selalu menghiasi hari-harinya. Kegiatan istrinya yang suka sekali memasak aneka kue membuatnya teringat pilu. Tiba-tiba, pintu ruangan operasi terbuka. Seorang suster dengan wajah teduh melangkah keluar, membawa selimut kecil berwarna putih. Arjuna bangkit dari kursinya, jantungnya berdebar semakin kencang."Pak Arjuna," Suster itu tersenyum hangat, "Ini putra Bapak." Perlahan, suster membuka selimut itu, memperlihatkan wajah mun

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    42. Operasi Caesar.

    Arjuna berjalan cepat mengikuti perawat yang sudah mendorong istrinya di atas brankar rumah sakit untuk segera dilakukan pemeriksaan. Sedari tadi yang ia lihat Julia hanya menggerang kesakitan dengan mata terpejam. Sungguh Arjuna yang melihat itu ikut merasakan kengerian. Sebagai calon bapak-bapak yang menunggu anaknya lahir dengan kepanikan yang luar biasa, mestinya ia tidak tenang. ***Semua tahap pemeriksaan telah dilakukan. Dokter spesialis kandungan menyarankan Julia untuk segera melakukan operasi caesar hari itu juga dikarenakan posisi janin belum sesuai, juga volume ketuban yang malah berkurang. Tentu saja itu bukanlah hal yang bagus untuk calon bayi. Julia sudah mulai tenang tidak kesakitan lagi. Iya berbaring dengan nyaman di atas brankar. Arjuna menarik kursi, dan duduk di dekat istrinya. Ia mengusap kening istrinya, lalu tersenyum manis. "Kamu mau minum?" tawar Arjuna menyodorkan air mineral ke arah Julia. Para perawat sudah pergi. Kamar VVIP yang sangat luas itu teras

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    41. Curhat.

    Julia Pov. Seperti hari-hari sebelumnya. Hari ini aku berangkat bekerja dihantar oleh suamiku, Arjuna. Di dalam mobil terasa sunyi, aku maupun dia sama-sama saling menutup mulut. Tidak ada basa-basi seperti biasanya. Hanya ada suara desah nafas lelahku yang sepertinya kebanyakan memikirkan masalah akhir-akhir ini. Yah, lagi-lagi masalah sepele. Selalu saja kepikiran. Sebenarnya aku masih memikirkan perihal semalam. Tentang keinginan Arjuna untuk tetap menjadikan aku istri selamanya. Sebenarnya hal itu diluar ekspektasiku. Kadang aku berpikir untuk tidak bersama selamanya. Tiba-tiba menjelang kelahiran anakku, entah kenapa hatiku menjadi plin-plan. Aku merasa seperti keberatan untuk terus menjadi istrinya. Terkadang pikiran terburukku muncul, aku tidak ingin meneruskan pernikahan ini. Bagaimana kalau aku tidak bisa sepenuhnya mencintainya? Atau bagaimana kalau dia selama ini hanya berpura-pura baik di depanku saja? Maksudku di luar sana, seorang pebisnis besar pasti memiliki selingku

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    40. Belanja Keperluan Bayi.

    Julia mengerang. Ia melepaskan pelukan suaminya. Namun pelukan itu tak mau terlepas. Semakin erat. Ia juga bahkan sudah mencubit-cubit lengan Arjuna supaya mau melepaskannya, namun suaminya tetap tak bergeming. Julia menghela nafas pendek. "Aku mau mandi. Lengket semua badanku," ujar Julia dengan intonasi lirih. Terlalu pagi untuk bicara dengan intonasi agak tinggi. "Sebentar lagi ... tunggu lima menit lagi," Arjuna merengek, menenggelamkan wajahnya ke dalam rambut panjang istrinya. Menghirup aroma wangi yang semerbak. Sambil tetap masih memeluk istrinya. Julia mengambil ponselnya yang berada di nakas dengan susah payah. Lalu menyetel stopwatch dengan hitungan dimulai lima menit. Ia dengan anteng menikmati setiap detik waktu yang mulai berkurang. Sesekali mengusap lembut wajah suaminya. Jemari lentiknya bermain di sana. Sedang Arjuna semakin tidur terlelap

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    39. Malam Menuju Pagi.

    Pukul 10 malam. Julia menarik selimutnya dan bersiap-siap untuk segera tidur. Arjuna yang berada di sampingnya masih sibuk dengan laptopnya. Lelaki itu masih harus meneliti beberapa berkas yang akan dia kerjakan besok di kantor. "Bagaimana keadaan di kafe untuk beberapa hari ini?" tanya Arjuna memecah keheningan. Lelaki itu menatap ke arah Julia yang juga tengah menatap ke arahnya. Julia mengatur posisi berbaringnya sebelum menjawab. "Kafe kita mengalami peningkatan yang cukup drastis. Hampir setiap hari kafe kita ramai dengan pengunjung," jawab Julia antusias. Lalu ia kembali teringat beberapa waktu yang lalu, ia sangat disibukkan ketika kafe sedang ramai-ramainya dengan pengunjung yang ternyata kebanyakan adalah teman kantornya sendiri. "Kebetulan weekend kemarin teman-teman kantor banyak yang datang ikut melariskan kafe kita," ujar Julia menggebu-gebu. Arjuna mengangguk mendengarkan seluruh cerita dari Julia dengan khidmat. Jadi, usahanya ketika melakukan promosi di kantor bebera

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    38. Promosi Kue.

    Beberapa hari berlalu. Menjelang istirahat di kantor. Arjuna terlihat sibuk dengan ponsel pintarnya. Matanya fokus menatap tajam gambar menu makanan yang tertera di layar ponselnya. Masih dalam mode konsentrasi diiringi perutnya yang mulai berbunyi."Pesan ini saja, atau yang ini?" ujarnya yang lebih tepat untuk diri sendiri. Ia masih sibuk memilih-milih daftar menu makanan di suatu aplikasi yang tertera. Beberapa menu yang ia lihat dalam keadaan lapar membuat semuanya terasa begitu menggiurkan. Di ruangan itu, Arjuna hanya sendiri, tidak ada yang bisa ia mintai pendapat. Beberapa daftar makanan pesanannya sudah masuk ke dalam list pembayaran dan tinggal menunggu pengantar makanan datang membawakan makanan yang sudah ia pesan. ***Seorang perempuan berkaca mata minus tengah memegang ganggang telepon. Jemari lentiknya dengan lihai memencet angka-angka yang tertera di sana. Segera angka-angka tersebut tersambung pada tujuan yang sudah ditetapkan di kantor tersebut. Tak lama setelah itu

  • Arjuna & Julia (INDONESIA).    37. Jalan-jalan.

    Seperti rencana awal yang telah ditetapkannya kemarin. Hari ini Julia berniat untuk pergi ke rumah papanya. Akan tetapi, tadi pagi-pagi sekali perempuan itu menangkap gerak-gerik mencurigakan dari suaminya, yang ternyata Arjuna memutuskan untuk ikut mengantar sekaligus mengawasi Julia. Sampai selamat tentunya. Mungkin lelaki itu baru sadar bahwa dia sudah harus siap siaga mulai dari sekarang. Takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan. "Kita naik motor lagi, ya," ajak Julia yang kelewat antusias, sampai ia mengabaikan mimik muka Arjuna yang tiba-tiba berubah menjadi pelik, dengan satu lirikan heran mengarah pada Julia. "Serius kamu mau naik motor lagi?" tanya Arjuna berusaha untuk bersabar dengan tingkah aneh-aneh istrinya yang menurutnya lumayan ekstrim untuk seseorang yang sedang hamil tua. Sekarang istrinya sedang hamil tua, bagaimanapun ia menginginkan yang terbaik untuk istrinya. "Iya.""Coba jelaskan secara singkat alasan kamu sangat menyukai berpergian naik motor?" "Sebena

DMCA.com Protection Status