# Arisan Bodong Keluarga Bab 115 ( Jalan Tikus ) Pov Cantika " Aarrgghhh " Aku berteriak sangat kencang melihat baju baju jualanku terkoyak seperti itu. Bukan hanya satu atau dua baju tapi lusinan. Ini yang terlihat saja belum yang masih di rak dan belum aku cek. " Umi apa apaan ini, kenapa bisa seperti ini? " tanya Amah ikut kesal. " Umi kok bisa begini sih, emang gak pernah kamu cek? bisa bangkrut saya kalau begini caranya. Kamu mau saya suruh ganti semua kerugiannya? " Aku mencecar Umi dengan banyak pertanyaan. Kesal, marah? Ya tentu saja siapa yang gak kesal dan marah dengan situasi dan keadaan seperti ini. Aarggghh ingin rasanya aku maki semua orang yang ada di depanku. " Maaf Bu saya baru tahu barusan pas mau ambil barang " jawabnya sambil menunduk. " Kamu kok menaruh barang gak lihat lihat sih? " lama aku terdiam karena shock. Selintas aku melihat titik titik cahaya dibelakang rak baju tempat ditemukannya baju baju rusak. Karena penasaran aku ambil sisa baju yang
# Arisan Bodong Keluarga Bab 116( Mencari Pemilik Toko ) Umi sudah turun ke lantai bawah dan bergabung bersama teman temannya. Cantika masih duduk di dalam bersama ibunya. " Mah, aku akan menyelesaikan semuanya. Aku minta tolong sama Amah jangan dulu ikut campur karena akan mempersulit semuanya " pinta Cantika pada ibunya. " Maksud kamu gimana Tik, Amah gak ngerti? " Bu Murni mengernyitkan keningnya. " Amah mau masalah kita cepet bereskan? nah aku minta Amah biarkan aku menyelesaikan semuanya. Aku harus selidiki semuanya. Dan aku minta Amah gak berbicara apapun pada Ayu dan Robi sekalipun " " Kok gitu sih Tik? " " Kalau Amah gak mau biar Amah selesaikan sendiri saja. Aku gak mau tahu " " Jangan gitu dong, Amah mana bisa beresin ini. Cuma aneh aja kenapa Robi dan Ayu tak boleh tahu " " Nanti juga Amah tahu, aku masih menebak saja. Aku cuma minta itu aja Mah. Amah jangan bicara apa pun kalau di tanya bilang aja gak tahu dan bilang Umi gak ngomong apa-apa. Amah nger
# Arisan Bodong Keluarga Bab 117 ( Lamaran Adrian ) Berbeda dengan toko milik Cantika, toko Novia saat ini sedang sibuk menurunkan banyak barang. Banyak sekali permintaan dari pembeli memaksa Novia untuk merestock barangnya. Barang yang dijual Novia sebenarnya serupa dengan yang lain tapi Novia membuat strategi penjualan yang menarik misal sering adanya promo, harga yang sedikit murah dan pastinya kualitas yang tidak di ragukan. Terkadang Novia menyempatkan diri untuk mendesain sendiri produknya karena ingin membuat inovasi itu pun dengan bimbingan Adrian. Dan ternyata itu berhasil bahkan banyak diminati customer. " Makasih ya Ryan kamu selalu support aku, bahkan sekarang usahaku bertambah maju dengan bisa menyewa tempat baru untuk gudang " ucap Novia sambil memandang Novia. Saat ini Novia sedang makan malam berdua di sekitaran ruko. Disana ada sebuah warung angkringan yang cukup ramai. Mereka sering makan malam berdua disana, selain masakannya enak dan murah juga karena jarak
# Arisan Bodong Keluarga Bab 118 ( Membalas Novia ) Sepulang mengantar Nuri setelah makan malam di angkringan yang sama dengan Novia, Diki pulang membawa motornya dengan kecepatan rendah. Dia melewati rumah milik Nenek Novia tempat istrinya tumbuh bahkan memberikan kenangan juga untuk Diki ketika dia mendekati Novia, bertunangan dan menikahi Novia. Kalau di ingat semua itu harusnya dia merasa beruntung memiliki istri Novia selain cantik juga mandiri dan berhati lembut. Diki menyadari perubahan sikap Novia yang awalnya lembut menjadi keras kepala karena tekanan yang diterimanya. Terutama dari ibu dan keluarganya. Diki berdiri melihat rumah itu dari kejauhan ingin rasanya berkunjung dengan alasan menemui anak anaknya tapi sudah tak mungkin karena ini sudah larut malam. Belum tentu juga ada Novia, karena sesuai perkataan Althaf ibunya terkadang tidur di ruko. " Apa aku datang saja ke ruko ya? hahaaa bisa kena gampar Novia aku. Vi aku benar benar menyesal sudah meninggalkanmu "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 119 ( Drama Robi ) Pagi hari Diki ke meja makan untuk sarapan, wajahnya terlihat cerah siulan dari mulutnya pun mengiringi sarapan paginya. " Happy banget Mas lagi banyak duit ya bagi dong " goda Ikbal pada kakak sulungnya. " Biasa aja lah, tapi ini lah Mas bagi sedikit rezeki buat kamu " Diki memberi selembar uang 50 ribu pada Ikbal. Seketika mata Ikbal langsung berbinar, uang tersebut langsung diambil dan di hirup baunya. " Jorok ih " seru Bu Murni. " Mah, Amah " Robi datang di iringi Ayu sambil menggendong Chila, wajah Robi terlihat panik. Namun yang dipanggil malah membuang muka. Sontak semua mata melihat ke arahnya " Ada apa kamu pagi pagi bikin heboh " tanya Pak Imam. " Nggak Yah aku mau ke Amah nanya soal toko " sahut Robi mulai berbicara biasa karena tak ada yang memperdulikannya. " Mah kemarin kata Ayu di dinding belakang lemari banyak lubang ya Mah? aku gak tahu Mah, padahal aku udah bilang ke tukangnya supaya di cek. Biar nanti aku kom
# Arisan Bodong Keluarga Bab 120 ( Bertemu Pemilik Bangunan Toko ) Sore sudah tiba Diki sudah janjian dengan Cantika untuk mencari alamat pemilik bangunan toko yang Cantika sewa. Dia menunggu di luar gerbang agar memudahkannya ketika Cantika lewat dia langsung bisa pergi. Motornya sengaja di tinggal di parkiran pabrik. Tiinn Tiiiinn Akhirnya Cantika tiba Diki langsung berlari ke arah mobil Cantika dan masuk ke dalam mobil. Mereka bertukar posisi kini Diki yang menyetir mobil tersebut. " Kemana kita? " tanya Diki setelah mobil melaju dan meninggalkan kemacetan yang biasa terjadi di kala jam bubaran kerja di pabrik tempat Diki bekerja. " Ke jalan Kenangan Mas' katanya pemiliknya tinggal disana. Aku juga sudah diberi nomor ponselnya tapi belum tersambung. Aku gak berani Mas ke rumahnya sendirian makanya minta antar " Memang benar yang dikatakan Cantika sebaiknya Cantika tidak pergi sendiri ke tempat yang belum pernah di datanginya, Diki pun setuju maka tanpa rasa keberata
# Arisan Bodong Keluarga Bab 121 ( Bukti Kebohongan Robi ) " Saya memberikan sewa per tahun 15 juta dan katanya di sewa untuk 2 tahun. Tapi saya sedikit kecewa karena penyewa meminta biaya perbaikan padahal saya sudah memberikan harga murah supaya tak mengeluarkan biaya renovasi " terang istri pemilik bangunan toko yang di sewa Cantika. " Apa 15 juta per tahun? " mata Cantika membulat dengan mulut menganga. Rasanya Cantika seperti dihantam palu besar tepat di dada dan kepalanya. 15 juta? Langsung terbayang di kepala Cantika uang merah yang beterbangan dan memenuhi tubuh Ayu dan Robi. Dada Cantika langsung terasa sesak ingin berteriak. Diki yang ikut mendengarkan langsung membenarkan posisi duduknya menjadi mode lebih serius karena awalnya hanya serius saja. Beruntung dari awal obrolan bersama wanita pemilik rumah ini yang bernama Isma, Diki merekamnya karena dia berniat mencari bukti. Dalam hati dia kesal, rasanya tak percaya memiliki adik seperti Robi sudah hobinya ingin g
# Arisan Bodong Keluarga Bab 122 ( Perjanjian Robi Dan Warso ) " Robi " ucap Cantika dengan matanya yang nyalang. " Tika, Diki? " Robi terlihat kaget tak menyangka bertemu kedua saudaranya di rumah ini. " Ka-kalian sedang apa di-disini? " tanyanya terbata bata. " Kamu..." tunjuk Cantika ke arah Robi, dadanya terlihat naik turun menahan amarah. Diki yang faham situasi sudah tidak kondusif menarik Cantika untuk berdiri di belakangnya. " Duduklah dulu Bi " titah Diki dengan suara tegas. Ingin rasanya Robi berlari keluar melihat ada kedua kakaknya berada disini, dia yakin mereka sudah mengetahui kecurangannya selama ini. Dia pun malu harus terbongkar di hadapan orang lain, sebab saat ini ada Pak Warso sebagai penghubung dan Bu Isma sebagai pemilik bangunan yang melihat kejadian ini. " Silahkan duduk Mas Robi, kita duduk bersama untuk membicarakan masalah ini " Isma yang langsung paham setelah melihat tamunya saling mengenal mempersilahkan Robi duduk. Dia juga melihat Robi begi