# Arisan Bodong Keluarga Bab 107 ( Status Di Facebook )Menjelang sore Nuri datang ke toko sendirian ke toko. Suasana toko tak seramai tadi siang. Bu Murni langsung menyambut kedatangan calon menantunya itu dengan wajah sumringah." Eh Nuri ayo masuk Nur. Kamu gak bilang mau kesini kalau tau mau kesini Amah pasti suruh Diki jemput kamu "" Iya Amah maaf saya tadi siang ada acara keluarga jadi agak telat datangnya. Ini baru pulang langsung kesini " jawab Nuri menampilkan senyum manisnya." Ngga apa apa, bentar lagi kita mau pulang ke rumah. Mending kamu ikut ke rumah ya kita kumpul kumpul aza di rumah sekalian istirahat " ajak Bu Murni pada Nuri.Karena toko tak seramai siang maka Cantika dan Bu Murni memutuskan kembali ke rumah untuk beristirahat. Untuk toko akan dijaga Robi dan Ayu alasannya mereka tidak percaya pada karyawan karena masih terbilang baru.Bu Murni dan Cantika pulang ke rumah menggunakan mobil Nuri. Ketika di pasar mereka mampir membeli baso dan juice untuk orang rum
# Arisan Bodong KeluargaBab 108 ( Membalas Komentar )" Kurang ajaarrr " teriaknya sampai terdengar keluar rumah.Teriakan Bu Murni menggema, tetangganya sampai keluar dan berkumpul bertanya tanya ada masalah apa sampai teriakannya terdengar satu RT." Biasalah keluarga riweuh " salah satu tetangganya berucap." Udah biarin saja bikin ulah terus mereka lama lama mending kita lapor Pak RT biar di usir " " Kasihan Pak Imam ya anak istrinya gak ada yang jelas " Suara tetangga samar samar terdengar Pak Imam. Posisinya serba salah karena memang istrinya sering membuat gaduh sehingga dia tak berdaya ketika para tetangga mulai membicarakannya." Mah udah dong malu, lihat tetangga pada ngumpul di luar gara gara Amah teriak " ditegurnya secara halus Bu Murni karena percuma memarahi orang yang sedang marah." Amah gak peduli, tetangga kita pada jahat mereka iri sama Amah " Bu Murni berteriak keras tak mempedulikan teguran suaminya." Iri gimana Mah, emang kita punya apa buat dibanggakan? bua
# Arisan Bodong Keluarga Bab 109 ( Melabrak Tetangga )Setelah puas berteriak Bu Murni langsung berdiri dia mengangkat lengan baju kanan dan kirinya, nafasnya memburu rupanya dia benar benar marah.Amarahnya sudah dipuncak, dilemparkannya ponsel android yang terkenal dengan camera jahatnya. Bisa merubah orang jadi tambah putih dan cantik.Ayu sampai tersentak kaget matanya fokus melihat pergerakan mertua perempuannya. Mulutnya menganga melihat Amah dengan gayanya yang siap perang.Dia berjalan menuju luar bahkan tanpa menggunakan sandal. Derap langkahnya begitu bertenaga sampai hentakannya terasa.Ayu ikut berdiri mengikuti mertuanya tapi langkahnya terhenti sampai pintu pagar. Dia tersadar dengan keadaan yang sepertinya sudah tidak kondusif.Lantas Ayu langsung naik ke lantai 2 memanggil suaminya yang sedang tertidur dengan Chila anak mereka." Mas obi bangun Mas " digoyangkannya tubuh Robi dengan kuat, dia begitu tak sabar ingin segera pergi melihat keadaan mertuanya." Mas ih keb
# Arisan Bodong Keluarga Bab 110 ( Siapa Yang Mulai? ) Semua saling berteriak dan tak berhenti saling melempar sampai tiba tiba ada air yang menyiram mereka. " Aargghh bauuu " teriak Euis yang berbarengan dengan yang lainnya. " Iya bau banget " " Sial*n siapa yang nyiram pake air comberan? " Yuyun berteriak marah. " Hahaaa " Warga yang menonton aksi mereka langsung tertawa berbarengan. " Bau ya Yun, lanjut lagi dong rame nih tontonan sore " ujar sesebapa yang berdiri paling depan. " Ibu ibu tolong berhenti ini sudah mau maghrib. Kalian gak malu di tonton warga, disini banyak anak kecil bukannya memberi contoh baik ini malah ngasih contoh buruk " seru Pak RT. " Jadi Pak RT yang nyiram kami? " tanya Bu Murni dengan lantang. " Ya saya sama Pak Hansip yang sudah menyiram kalian. Kalau kalian tidak di siram belum tentu mau berhenti " sahut Pak RT tak mau kalah suaranya pun dibuat keras. " Ya tapi jangan pake air comberan juga dong " timpal Yati yang badannya menjadi tambah hit
# Arisan Bodong Keluarga Bab 114 ( Ganti Rugi )" Diam semua diam, benar kata Bu Murni kalian semua bikin gaduh. Sekali lagi saya peringati kalau kalian gak mau diam saya bubarkan semuanya " kali ini Pak RT mendukung Bu Murni. Karena Pak RT juga pusing dengan kerumunan warga yang sudah seperti pasar malam. Mereka ingin melihat pertemuan tersebut sampai memenuhi teras rumahnya." Jadi bagaimana Bu Murni dan Bu Mayang, apa Ibu sudah mau bercerita? " tanya Pak RT lagi yang nampak mulai kesal. " Kalau kalian tak mau bercerita nanti saya akan ambil keputusan tanpa minta pertimbangan kalian. Bagaimana? " suara Pak RT lebih tegas kali ini." Maaf Pak RT setahu saya yang pertama datang itu Bu Murni ke rumah Bu Mayang. Dia Berteriak teriak sampai Bu Mayang keluar. Bu Mayang keluar sambil bawa pisau. Mereka terlibat cekcok terus Bu Murni marah sama Euis karena ikut memojokannya. Bu Murni melempar sandalnya tapi kena Yuyun yang kebetulan berada di belakang Euis setelah itu terjadilah aksi s
# Arisan Bodong Keluarga Bab 112 ( Hukuman ) " Hidup Pak Imam, hidup Pak Imam " warga berteriak keras. Pak RT langsung berdiri dari duduknya, warga tanpa dikomando langsung tak bersuara suasana menjadi sunyi dan hening. Dipandanginya warganya satu persatu, mereka malah tersenyum. Setelah di rasa aman Pak RT kembali duduk. " Bapak yakin atas keputusan Bapak? " tanya Pak RT pada Pak Imam. " Saya yakin Pak RT " jawab Pak Imam. " Baiklah kita sudah sepakat ya soal ganti rugi itu. Berapa totalnya Ceu Juju? " kali ini Pak RT bertanya pada Ceu Juju. Mendengar pertanyaan Pak RT Ceu Juju langsung sumringah dia yang sudah putus asa karena warung miliknya porak poranda akibat para ibu ibu ngereog di lapangnya, sekarang bisa kembali tersenyum cerah. Diambilnya catatan dari tangan anak laki lakinya " Semuanya 2 juta 530 ribu Pak RT " " Yang bener kamu Ju, masa mahal banget kan yang habis barang yang di luar warung saja yang didalam mah aman " Bu Murni langsung protes mendengar nominal
# Arisan bodong Keluarga Bab 113 ( Ide Siapa? ) Bu Murni, Robi dan Ayu pulang duluan bareng warga yang lain. Sesuai permintaan Bapaknya Robi tidak langsung pulang. Di dalam rumah ternyata sudah ada Diki yang tadi siang pergi jalan bareng Nuri. " Kalian darimana kok barengan? terus kenapa wajah kalian ketat gitu persis selempak baru hehee " tanya Diki. Semua diam tak ada yang menjawab " Ada apa ya sama mereka kok mulanya kecut semua " Diki membatin. " Oh ya tadi pas aku pulang banyak warga berbondong bondong jalan ada apa ya? " mereka bertiga hanya membuang muka tak menjawab pertanyaan Diki. " Kenapa sih semua orang aneh banget hari ini " Diki kembali membatin. " Assalammu Alaikum " " Waalaikum salam " jawab Diki dan yang lainnya serempak. " Yah dari mana? malam malam dari luar " tanya Diki. " Barusan ada kumpulan di rumah Pak RT " jawab Pak Imam singkat. " Tumben Ayah ikut biasanya juga suka nolak " balas Diki " Ini kumpulan luar biasa, Amah dan adikmu bikin ulah "
# Arisan Bodong KeluargaBab 114 ( Persaingan Novia dan Cantika )Diki kembali ke ruang keluarga, dia melihat ke empat orang tersebut saling menyalahkan. Hanya Keenan yang terlihat diam dan duduk paling pojok." Kalian kenapa sih bikin masalah saja, sebenarnya ada apa sampai Ayah di panggil Pak RT " Diki bertanya dengan segala ke kepoannya." Tadi sore Amah ngamuk Mas depan warung Ceu Juju. Warungnya sampai porak poranda karena dipakai aksi saling lempar para Ibu-ibu " sahut Ayu.Keenan yang sedang memainkan ponselnya langsung berhenti dan ikut mendengarkan dengan serius." Iya awal ngamuknya karena apa? kan gak mungkin Amah tiba tiba ngereog gitu " " Amah bikin status di FB memposting soal toko terus banyak yang comment salah satunya Bu Mayang yang bilang modal toko dari gadai hasil sertifikat.Amah marah gak terima jadi ngamuk disana, terus terjadi aksi saling lempar pakai dagangan Ceu Juju. Awalnya kami harus patungan buat ganti tapi Ayah mau membayar semuanya.Selain bayar ganti
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling