Suaminya itu benar-benar mafia kejam karena tidak mengenal kata menyerah dan hanya mengenal kata menyerang, buktinya Arabella yang saat ini menolak dengan tegas karena Stanley gagal menepati janjinya masih saja Stanley berusaha untuk melakukan apa yang dia mau saat ini.Kedua tangannya sudah terikat begitu juga dengan kain penutup miliknya sudah menjadi penyumpal mulutnya sendiri, membuat tubuh Arabella hanya bisa meliuk-liuk tidak karuan dibawah penguasaan Stanley Limson."Kebetulan aku sedang bahagia karena memenangkan pertarungan, ini adalah bonus untukku!" kata Stanley."Emthh, emthh,""Apa sayang? Kau mau bicara apa?" tanya Stanley seraya menggoda Arabella."Emthh,z emthhh,""Oh, kau mau aku bermain kasar dan tanpa henti terhadap tubuhmu yang seksi ini? Baiklah jangan khawatir aku akan melakukannya sampai kau puas dan pi-pis terus menerus!" kata Stanley.Entahlah kenapa setiap kata yang terlontar dari bibir Stanley selalu saja membuat tubuh Arabella merinding mendengarnya.Diangk
Puas menjilati bagian bawah Arabella hingga bersih, Stanley pun segera mengarahkan lobak import miliknya dan mendorongnya hingga sangat dalam, membuat Arabella menjerit keenakan."Ahh Stan, masuk semuanya ahh,""Iya Ara, ah masih saja menjepit milikmu ini Ara uhh ini enak sayang,"Kemudian pinggul Stanley pun langsung maju mundur dengan cepat menikmati sensasi lobak importnya itu seperti dipijat-pijat dibawah sana."Terus Stan oghttt lebih cepat lagi ahh, milikmu sangat besar sekali Stan ahh,""Kau suka? Kau puas dengan milikku yang sangat besar dan panjang ini? Bagaimana Ara apa sangat membuat lubangmu yang sempit ini keenakan?""Iya Stan ah kau luar biasa milikku sangat penuh dibawah sana, oh fu *ck!"Puas dengan gaya pertama, Stanley segera mengeluarkan lobak import miliknya itu kemudian mengarahkan Arabella agar menunggiing! Dengan kedua tangan yang masih terikat oleh gesper, Arabella pun tetap menuruti perintah suaminya itu! Dia segera menungging dihadapan Stanley."Uhh bokongmu
15 tahun kemudian!Disalah satu ruangan kelas Universitas terbaik di pusat kota, kedua laki-laki nampak serius menonton video! Lidah keduanya sampai menjulur-julur dan kedua mata mereka melotot tajam, sialnya video tersebut sama sekali tidak dalam volume rendah ataupun silent, sehingga Damnatio yang duduk didepan bangku keduanya harus berkali-kali menghela nafas.Tak tahan karena terus mendengar desahan-desahan dari video yang kedua temannya tonton, Damnatio segera melipat-lipat buku kemudian ia pun langsung bangkit untuk menghajar kedua temannya itu."Ehh Dam! Dam! Apa yang mau kau lakukan?"Bug..Bug..Kedua temannya yang bernama Paul dan Reval pun babak belur dihajar dengan buku oleh Damnatio."Sudah aku bilang disilent!" kata Damnatio."Iya! Iya ampun Dam, aku tidak akan mengencangkan volumenya lagi," kata Paul.Barulah Damnatio berhenti memukuli kedua temannya setelah mereka berjanji tidak akan menonton video lagi dengan volume yang tinggi. Damnatio pun duduk kembali dibangkunya
Melihat rahang wajah sang kakak yang mengeras, Lexie langsung melangkah mundur. Sebenarnya sangat jarang sekali Lexie bisa bertemu dengan Damnatio, apalagi dijemput di sekolah seperti sekarang ini olehnya! Ini adalah kesempatan yang sangatlah langka.Selama ini Damnatio sangat acuh pada Lexie dan jarang ada di rumah, pagi sampai sore di kampus dan malamnya Damnatio berlatih di markas group Limson agar mahir menggunakan berbagai macam senjata tajam, barulah saat sudah larut malam sekali dan orang-orang di rumah sudah tidur termasuk Lexie Damnatio tiba di rumah, saat sarapan pagi pun Damnatio bangun lebih siang sehingga Lexie sangat jarang bertatap muka dengan Damnatio."Kakak, kenapa kak Dam bisa ada disini?"Semua siswi teman-teman Lexie langsung terkejut mendengar Lexie memanggil laki-laki tampan yang baru saja datang itu dengan sebutan kakak, pasalnya Lexie memang cantik tapi wajahnya tidak mirip dengan Damnatio."Hah kakak?" ujar salah seorang siswi."Hal bodoh apa lagi yang kau la
Mendapat pertanyaan dari Lexie tentang dirinya apakah jika diikat rambut satu terlihat cantik? Membuat Damnatio mengalihkan pandangannya kemudian menyentil dahi Lexie.Aaaa..."Kakak kenapa dahiku kau sentil?""Lagipula untuk apa kau bertanya cantik atau tidak? Tentu saja jawabanku, tidak,""Ishh, iya iya aku tau yang cantik Dimata Kakak hanya kak Meyden kan?" tanya Lexie."Cepat masuk kedalam mobil, kalau tidak kau aku tinggalkan!""Kakak tunggu aku!" teriak Lexie yang buru-buru mengekor dibelakang Damnatio.Keduanya masuk kedalam mobil kemudian mobil pun melaju untuk menuju ke pusat kuliner kota dan terdapat sungai besar juga dipusat kota tersebut! Banyak foodtruck-foodtruck disekitar area taman kota yang dekat dengan aliran sungai, disana juga terdapat jembatan yang berhiaskan lampu-lampu tumberl.Biasanya banyak anak-anak remaja yang bermain diarea tersebut atau sekedar mencoba berbagai macam kuliner yang banyak dijajakan disekitar sungai.Mobil Damnatio pun terparkir di parkiran
Saat sedang fokus membelai lembut bibir selembut kapas semerah buah ceri milik Lexie, tiba-tiba Lexie pun seperti hendak terbangun dari tidurnya! Langsung saja Damnatio menyingkirkan jari jemarinya yang tadi sempat membelai lembut bibir Lexie."Emtth,"Lexie terbangun entah itu efek dari sentuhan Damnatio terhadap bibirnya ataukah memang gadis itu memang ingin bangun dari tidurnya.Damnatio kembali fokus memandangi jalanan dan kendaraan yang berada didepannya, saat ini mobil-mobil sama sekali tidak bergerak akibat macet."Kak, apa kita belum sampai juga?""Belum, kau tidurlah lagi!""Aku sudah tidak mengantuk tapi,""Ya sudah kalau begitu diamlah jangan ganggu aku,""Kak Dam, memangnya aku mengganggu kakak? Aku kan hanya mengajak bicara kakakku sendiri,""Jangan merokok lagi Lexi!"Tiba-tiba Damnatio kembali membahas masalah Lexie yang ketahuan olehnya sedang merokok."Karena mom dan Dad akan marah?""Aku tidak suka melihatnya!""Baiklah aku janji tidak akan merokok lagi jika kakak ti
Tiba di rumah, Lexie dan mom Arabella turun dari mobil! Di sana Dad Stanley sudah bersiap-siap dengan kopernya karena mereka sudah harus ke bandara."Aduh kalian lama sekali! Ayo mom, kita harus ke bandara sekarang!""Iya tadi macet sedikit, Dam mana Dad?""Biarkan saja anak itu, sudah diatur entah pergi kemana dia!""Kita tidak tunggu kak Dam dulu Dad?""Untuk apa Lexie, anak kami itu cuma kau saja dia biar aku pecat jadi anak!" kata Dad Stanley."Hus, Dad jangan begitu! Dam mungkin sibuk, ya sudah Lexie saja yang antar kita ke bandara,""Iya, ayo mom dad!"Digandengnya lengan Stanley dan Arabella oleh Lexie. Sebenarnya Stanley sendiri merasa sangat beruntung kehadiran Lexie di rumah ini sudah membuatnya memiliki anak sungguhan, lihat saja kelakuan anak kandungnya Damnatio, orangtua mau perjalanan udara, justru batang hidungnya saja tidak nampak.Hanya Lexie yang selalu memberikan kehangatan dan keramaian bagi Stanley dan Arabella, entah jadi seperti apa rumah besar ini jika saja dul
Cukup lama Lexie memeluk tubuh Damnatio yang kekar itu, nyaman bagi Lexie tapi siksaan bagi Damnatio karena harus bersusah payah menepis pikiran kotor dalam pikirannya.Barulah setelah beberapa lama Lexie akhirnya melepaskan pelukan dari tubuh kekar kakaknya itu!"Kak, besok aku tidak mau berangkat sekolah dengan supir!""Sudah jangan rewel!""Aku kau kakak saja yang antar sekolah, teman-temanku sering diantar kakaknya,""Lexie, aku tidak memiliki waktu untuk mengantar atau menjemputmu! Jadi jangan banyak merengek lagi, belajarlah dewasa!" dengan ketus Damnatio mengatakan itu sambil berdiri dari sofa lalu pergi meninggalkan Lexie begitu saja.Dengan cara menjaga jarak dan bersikap ketus begini pada Lexie, Damnatio berharap perasaan tidak wajar ini entah dari dalam dirinya. Lexie pun hanya bisa menghembuskan nafas panjangnya saat mendengar kakaknya berkata demikian, Lexie terus memandangi punggung tegap Damnatio hingga perlahan menghilang dari pandangannya."Sebenarnya kak Dam kenapa g
Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan
Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka
Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di
Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit
Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa
Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj
Dibawah sana kedua jari-jari Damnatio terus mengobok-obok bagian inti Lexie sementara satu tangannya lagi mulai menurunkan resleting celananya karena Damnatio sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak nafsunya yang semakin meronta-ronta."Ah kak, sudah mau dimasukkan sekarang?""Ya, maafkan aku Lexie aku tidak akan membuatmu klimaks dengan jari-jariku, aku tidak sanggup lagi menahan birahiku sendiri!"Kedua jari itupun langsung dikeluarkan oleh Damnatio, dan detik selanjutnya ada pengganti yang bentuknya jauh lebih besar dan lebih panjang lagi ketimbang dua jari yang tadi memasuki miliknya, tubuh Lexie pun terhentak ketika lobak import yang berotot dan sudah sangat keras itu mulai ditekan semakin masuk kedalam lubangnya."Ouh ahhh Lexie, kau dapat merasakan milikku?""Yes ahh, kakak aku merasakannya ahhh terus kak sampai dalam,"Damnatio pun menekan habis lobak importnya hingga benar-benar mentok didalam sana, rasanya sungguh membuat Damnatio melayang-layang ke surga saat miliknya yang
Jari-jari tangan Damnatio memelintir-lintir kedua puting payudara Lexie yang sudah mengeras akibat terangsang oleh sentuhan-sentuhan yabg dilakukan oleh Damnatio, sambil kembali meraup bibir ranum Lexie jari-jari itu terus memainkan kedua puting Lexie hingga membuat tubuh Lexie meliuk-liuk keenakan.Seorang pelayan yang tadinya hendak membersihkan kaca-kaca di ruangan televisi yang letaknya menghadap langsung ke kolam renang, segera memalingkan wajahnya begitu tak sengaja melihat kegiatan yang tengah dilakukan oleh kedua majikannya didekat kolam renang.Buru-buru pelayan tersebut tidak jadi membersihkan kaca jendela yang berada disana, lalu pergi berlalu agar tidak menggangu kedua makhluk yang sama-sama tengah saling memberikan kenikmatan satu sama lain!"Beritahu semua pelayan agar tidak melakukan kegiatan apapun didekat kolam renang," ujar pelayan tadi pada sesama pelayan yang juga bekerja di rumah ini."Memang ada apa?""Pokoknya beritahu saja siapapun jangan ada yang mendekat kear
Saat tiba di kediaman mewahnya! Lexie buru-buru turun dari dalam mobil sementara mommy Arabella memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya! Saking tidak sabarnya bertemu dengan Damnatio, Lexie berlarian masuk kedalam rumah berharap jika Damnatio sudah pulang dan menunggunya didalam kamar.Akan tetapi saat pintu kamarnya dibuka, tidak ada sosok Damnatio didalamnya karena masih penasaran Lexie pun mengelilingi rumah siapa tau Damnatio berada di ruangan lain."Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan yang kebetulan berpapasan dengan Lexie."Apa Tuan Dam sudah pulang?""Belum nona, sejak tadi saya tidak melihat Tuan Dam!""Baiklah,"Padahal sudah sangat merindukan Damnatio tapi rupanya Damnatio belum juga tiba di rumah, Lexie kemudian membuka layar handphonenya dan tidak mendapati pesan atau telepon masuk dari laki-laki pujaannya itu."Bahkan sekedar mengirimkan pesan saja dia tidak! Dasar so sibuk!" umpatnya.Karena penasaran dengan keberadaan Damna