Ayara menatap dirinya lewat pantulan kaca, dirinya itu terlihat sangat cantik dengan dress bermotif bunga bunga yang ia pakai.
Tadi sore keluarga maheswara mengundangnya untuk ke rumah mereka, bukan acara besar hanya acara makan makan biasa saja, merayakan kembalinya sang kakek dari rumah sakit setelah beberapa bulan, dan juga merayakan selesainya ujian akhir semester Nara.
Dipta juga tentu ikut, Ia bagian penting dari keluarga itu, apalagi ada sang kakek, Dipta itu cucu kesayangan.
Aya langsung menuju keluar kamar, Dipta menunggunya dimobil, Gadis itu bergegas karena takut dipta akan marah karena ia terlambat.
"Kak, maaf ya aku telat" ucap Aya sembari menatap dipta seraya tersenyum.
Dipta hanya melirik sebentar, tak berniat untuk menoleh.
Dipta juga nampak terlihat lebih tampan dengan setelan jas berwarna hitamnya, ah intinya mau pakai baju apapun sepertinya Dipta akan tetap tampan.
"hm
Aya mengerjapkan matanya saat mendengar suara ketukan pintu dari tadi, gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dengan setengah sadar.Saat membuka pintu kamar dan melihat siapa yang mengetuk pintu kamar ia membulatkan matanya, kesadarannya langsung kembali.Aya berusaha menutupi pintu agar tak terlihat apapun yang ada dikamar, gawat ternyata yang mengetuk pintu kamar Nara, ia juga lupa bahwa Dipta tidur di sofa."kak disuruh mama berjemur keluar" ucap Nara sembari berusaha mengintip."Aya, ayo cuci muka terus turun mama udah siapin sarapan""I-iya ma"Bagaimana tidak gugup, begini saja bagaimana reaksi Imelda saat tau anaknya yang tidak pernah tidur disofa tiba tiba tidur di sofa? belum lagi badan Dipta pasti sakit."Aya boleh tolong ambilin notebook yang ada dimeja nakas kamu? itu buku bunda ketinggalan kemarin"Aya terdiam sesaat, namun gadis itu langsung mengangguk, ia berusaha menetralkan detak jantu
Ruang kelas yang awalnya begitu sunyi kini menjadi riuh karena jam kelas telah selesai, semua mahasiswa/i berbondong bondong untuk keluar kelas, namun beberapa hanya berdiam diri didalam ruang kelas, tidak berniat sama sekali untuk pulang atau kekantin, memilih untuk menunggu sudah sepi baru mereka akan keluar.Gadis dengan rambut cepol dan kacamata pantos itu sibuk dengan beberapa buku yang harus ia kembalikan ke perpustakaan karna waktu peminjamannya telah berakhir, untung saja ia sudah membaca dan mempelajari semuanya."AYA!"Baru saja Aya keluar dari ruang kelasnya ia sudah dikejutkan oleh suara Karina, Karina dan Aya itu tetangga namun sayangnya mereka berbeda jurusan, Aya dijurusan psikologi sedangkan Karina jurusan sastra indonesia."Karina?""Kamu tau ngga, Ay?" ucap Karina"kamu mau gibah ya?" tebak AyaBisa dikatakan Aya dan Karina itu teman deka
Jari jari Aya bergerak lincah diatas keyboard laptopnya, tampak gadis itu sedang menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosennya, dan harus dikumpulkan beberapa hari kedepan.Tangannya sudah lumayan pegal mengerjakan tugas yang sudah hampir mencapai enam ribu kata itu, gadis itu sudah mengerjakan tugasnya sejak pukul dua siang dan sekarang sudah pukul lima sore.Bundanya hari ini tidak ke toko karna bahan benar benar tinggal sedikit, ia masih bingung bagaimana caranya memutarkan uang dua juta nya, untuk buku saja tidak cukup apalagi untuk modal barangnya.Suara ketukan pintu membuat bunda Jiana menoleh dan bergegas membuka pintu rumahnya, terlihat sosok Karina yang tersenyum dengan membawa buku Godlob nya karya dari Danarto."Hai bunda! Karina numpang makan ya? mamski lagi sibuk jadi ngga sempat masak" ucap Karina lalu memasuki rumah Aya."hai juga Karina, ayo nak sini makan bunda hari in
Sejujurnya Aya cukup merasa canggung sekarang, didepannya sudah ada keluarga maheswara, ada juga anak perempuan yang berbeda tiga tahun dengannya namun ia agak takut mengajaknya berbicara."Aya, ajak Nara kekamar kamu sana" ucap bundaAya mengangguk, meskipun merasa canggung ia tetap berusaha mencoba akrab pada Nara, ia mulai menuju kamarnya diikuti Nara dibelakangnya.Kamar berukuran 3x3 dengan tema vintage itu tampak rapi, buku buku yang tertata rapi di raknya, meja belajar yang bersih tanpa debu ataupun noda, dan udara yang cukup dingin, membuat siapa saja akan merasa nyaman disana."kakak kuliah diCartagena ya?"Aya mengangguk dan tersenyum, setidaknya dugaannya tentang Nara bahwa gadis itu akan sinis padanya adalah salah, ia baru bertanya saja sudah bisa ditebak kalau ia ramah."Iya, kamu sekolah dimana?" tanya Aya"Aku diAntrophodia art school, sebenernya aku pengen masuk sma negri biasa, tapi aku l
Siapa pun pasti akan terpana melihat laki laki yang berada didepan Aya ini, kulit putih pucat, mata elangnya yang kontras, apalagi dengan tubuh tegap dan tingginya yang mencapai 1,87m.yup! itu Pradipta, ah lebih tepatnya Pradipta Maheswara.Mata Aya dan Dipta bertemu, sesaat aya merasa sedikit kepo tentang lelaki ini, dari sosoknya saja sudah terlihat bahwa ia tipekal laki laki cuek dan tidak perduli akan sekitarnya."Nah ini Dia! sini nak"Dipta menuruti ucapan mama nya, laki laki itu duduk disebelah mama nya, cukup bingung harus melakukan apa."Aya sama Dipta kenapa masih diem dieman? ayo kenalan" ucap ImeldaAya menoleh lalu mengangguk, ia mengulurkan tangannya, Dipta diam sesaat, ia hanya menatap tangan tersebut.Namun setelah itu ia menjabat tangan aya "aku Aya" ucap Aya."Dipta"Suasana kembali hening, papa Dipta alias Danuar memilih duduk diluar rumah dan sibuk menelpon keluarg
Jujur, Aya masih tidak menyangka bahwa ia sudah sah menjadi seorang istri Pradipta, dan yang ia pikirkan sekarang, apakah ia bisa mempertahankan pernikahannya? bukankah menikah itu ketika pasangan satu sama lain memiliki rasa? namun salah satu mereka tak satupun.Begini saja, ia saja masih tidak beres mengurus dirinya, dan sekarang ia harus mengurus seorang Pradipta?!."HAI BRADER! SELAMAT!"Samuel Dirgantara, sahabat Dipta sejak sma, Samuel belum bekerja, ia masih kuliah dan sibuk dengan skripsinya."bro selamat ya! gue ngga nyangka lo nikah duluan."Nah kalau yang ini Agam, lebih tepatnya Gibran Agam Samudra, Agam ini tipekal laki laki yang menghargai perempuan, buktinya semua mantannya pada gagal moveon sama dia, Agam ini pemilik muffintie cafe, cafe yang sering didatangi anak anak remaja sekarang."KAK DIPTA! AYA! SELAMAT! tapi ya diinget inget waktu itu yang minta jodoh ke tuhan itu aku, tapi kenapa jadi ka
Aya cukup kaget melihat rumah yang tak sesuai ekspetasinya, lebih tepatnya ekspetasinya yang terlalu rendah tentang rumah didepannya ini, rumah ini jauh lebih besar dari yang Aya bayangkan, rumah dua tingkat dengan nuansa itally dan cat berwarna putih itu mampu membuat nilai estetika tersendiri.Dari rumah rumah yang ada dikomplek mawar, rumah bernuansa itally inilah yang paling mewah, apalagi rumah ini terdapat dipertengah komplek.Meskipun begitu, bukankah akan terasa sepi jika hanya dihuni oleh dua orang?.Aya masuk kerumah itu dengan Dipta didepannya, Ia menggiring dua koper besar berisi baju dan beberapa barang yang benar benar ia butuhkan saja, untuk piala dan sertifikat ia titipkan dibundanya saja."Sini non saya bantu bawa"Mang Ujang, laki laki yang sudah bekerja dirumah bernuansa itally ini sejak setahun yang lalu, lebih tepatnya ia orang pertama yang bekerja disini."ngga usah pak ngga papa aku bisa k
Cartegana university mulai ramai karena jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh dimana sepuluh menit beberapa kelas dari berbagai jurusan akan segera dimulai, Aya turun dari mobil dengan buru buru namun tidak lupa berpamitan dengan pak mamat.Namun ternyata dibelakang mobilnya ada mobil Alara, gadis itu nampak bingung meneruskan jalannya atau menyapa kembarannya dulu.Namun sepertinya kalau ia menunggu kembarannya yang ada ia akan telat karena alara cukup lambat, gadis itu tidak langsung turun namun ia memeriksa makeupnya apakah harus ditambah lagi atau tidak.Aya berlari menuju kelasnya, Ia tidak pernah datang jam seperti ini, biasanya ia paling lambat datang jam enam lewat lima belas menit bila ada kelas pagi.Gadis itu akhirnya sampai di ruang kelasnya dan langsung menuju tempat duduknya, terlihat mahasiswa lain nampak menatapnya heran."Aya, kamu tumben datang jam segini" ucap Ainun"Iya nun, tadi aku kesiangan" jawab Aya s