Share

Bab 3

Author: Prameswari
last update Last Updated: 2024-12-16 11:52:46
Tamara memaki, “Dasar wanita jalang! Mau berlagak lemah? Aku cuma menendangmu dengan ringan, tapi kamu langsung teriak? Kamu mau kasih siapa dengar teriakanmu?”

Aku menatapnya dengan dingin dan berkata, “Tamara, kamu pasti akan menyesali perbuatanmu hari ini!”

“Masih berani lawan? Hari ini, aku akan ajari kamu gimana seharusnya seorang menantu Keluarga Lukita bersikap!”

Dari hari pertama aku menikah dengan Tristan, Tamara sudah tidak sabar untuk mengajariku cara bersikap. Dia berkata kakak itu bagaikan ibu. Kelak, aku harus melayaninya bagaikan melayani seorang senior. Dia juga memberiku catatan berisi apa yang harus aku lakukan. Contohnya, aku harus mencuci kaki dan pakaian dalamnya setiap hari.

Namun, Tamara lupa bahwa suamiku itu orang yang super posesif. Aku menikahinya juga bukan karena keinginanku sendiri. Sebelum catatan itu sampai ke tanganku, Tristan sudah merobeknya dan langsung memakinya.

Tamara tidak berani melawan Tristan. Dia selalu ingin melampiaskan amarahnya padaku, tetapi tidak pernah kesampaian. Hari ini, dia akhirnya mendapatkan kesempatan itu.

Tamara menjambakku sambil menyeretku ke tepi kolam di halaman. Kemudian, dia berkata di samping telingaku dengan nada sinis, “Wanita yang selingkuh harus dihukum dengan berat. Hari ini, aku akan buat kamu rasakan akibatnya!”

Seusai berbicara, dia langsung menceburkan kepalaku ke dalam kolam. Air yang dingin itu seketika membuatku tidak dapat bernapas. Aku berusaha untuk memberontak, tetapi tidak bisa melepaskan diri dari cengkeramannya. Pada saat aku merasa diriku sudah hampir mati, Tamara akhirnya menarik rambutku dan mengeluarkan kepalaku dari kolam.

Aku langsung mengambil napas dalam-dalam. Sekujur tubuhku terciprat air dan tampangku sangat menyedihkan.

“Dasar wanita jalang! Masih berani berlagak sombong dengan andalkan kekuasaan adikku? Beraninya kamu suruh adikku putus hubungan denganku!”

Setelah mengatur napasku, aku memelototinya dengan penuh kebencian. “Kalau kamu memang hebat, habisi aku hari ini! Kalau nggak, siap-siap saja kamu!”

Pada saat ini, aku merasa sangat membenci Tristan. Gara-gara dia memaksaku menikahinya, aku baru mengalami hal seperti ini.

Tamara menamparku lagi. Kali ini, ada darah yang mengalir dari sudut bibirku.

“Masih berani lawan? Kalau aku nggak bisa buat kamu tunduk hari ini, jangan panggil aku Tamara!”

Setelah itu, Tamara menceburkan kepalaku ke kolam lagi. Kali ini, dia menekan kepalaku dalam kolam lebih lama dari sebelumnya. Setelah berulang kali disiksa seperti ini, tubuhku pun kehilangan tenaga.

Pada saat ini, ada orang yang menyadari wajahku sudah pucat pasi dan takut masalahnya bertambah besar. Dia buru-buru berkata, “Tamara, kamu cuma perlu kasih dia sedikit pelajaran. Jangan sampai dia kenapa-napa! Kalau dia mati, kita semua juga akan dipenjara.”

Begitu mendengar akan dipenjara, semua orang juga buru-buru bersuara untuk menghentikan Tamara.

Tamara menjambak rambutku, lalu mengempaskan aku ke lantai dengan kuat. Tubuhku yang sudah sepenuhnya basah pun tergeletak di lantai dengan lemas.

Dia berkata dengan nada merendahkan, “Hari ini, aku akan ampuni kamu dulu. Tapi, aku pasti suruh adikku habisi kamu atas perselingkuhanmu!”

Aku berpikir dalam hati, ‘Waktu Tristan suruh kamu berlutut mohon ampun sama aku nanti, jangan harap aku bela kamu!”

Tepat pada saat ini, seorang wanita tiba-tiba menunjuk ke arah perutku dan bertanya, “Tamara, coba lihat! Apa dia lagi hamil?”

Gaunku yang longgar sudah menempel ke tubuhku karena basah. Perutku yang sedikit menonjol pun terlihat jelas.

Melihat hal ini, Tamara langsung menendangku. “Dasar wanita jalang! Kamu bahkan hamil anak pria lain!”

Aku meringkuk dan secara refleks melindungi perutku dengan tangan. Saat Tamara masih ingin menendangku, aku buru-buru berujar, “Ini anak Tristan!”

Tamara berseru marah, “Dasar wanita jalang! Jangan bohongi aku! Tristan nggak mau wariskan penyakit genetiknya, makanya dia sudah lakukan vasektomi dari dulu. Dia juga pernah bilang akan serahkan Grup Lukita pada putraku kelak. Kamu mau rebut harta putraku dengan andalkan anak harammu itu?”

Awalnya, Tristan memang tidak berencana untuk memiliki anak. Alasannya karena aku tidak bisa menerima dia mengidap sindrom Jacob dan dia juga tidak ingin anaknya mengidap penyakit yang sama. Hanya saja, berhubung dia masih belum bisa mendapatkan hatiku, dia pun tidak peduli lagi dan ingin mengikatku dengan anak. Oleh karena itu, dia melakukan operasi vasektomi reversal.

Begitu mendengar ucapan itu, teman-temannya Tamara juga murka.

“Wanita ini benar-benar licik! Ternyata dia mau rebut harta Keluarga Lukita dengan andalkan anak haramnya itu!”

“Untung kita cepat sadar! Kalau nggak, Grup Lukita akan jatuh ke tangannya.”

“Tamara, kamu nggak boleh ampuni anak haram itu!”

Setelah mendengar ucapan provokasi teman-temannya, Tamara menatapku dengan galak.

“Benar! Hari ini, aku harus gugurkan anak harammu itu! Aku mau tahu gimana kamu mau berebut harta dengan putraku!”

Aku langsung merasa sangat panik. Aku menatap Tamara dan menjelaskan, “Ini benar-benar bukan anak haram. Tristan sudah lakukan vasektomi reversal, makanya aku bisa hamil. Kalau nggak percaya, tanya saja padanya.”

“Dasar wanita jalang! Kamu kira aku nggak tahu apa rencanamu? Tristan sudah sepenuhnya terpesona sama kamu. Meski tahu kamu selingkuh, dia juga nggak akan lukai kamu. Mungkin saja kamu bisa menghasutnya untuk terima anak haram ini! Tapi, aku nggak akan biarkan harta Keluarga Lukita jatuh ke tangan anak haram ini!”

Seusai berbicara, Tamara tiba-tiba menendang perutku. Rasa sakit yang luar biasa langsung menjalar di perutku.

Related chapters

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 4

    Demi anak dalam kandunganku, aku mau tak mau harus menunduk pada Tamara dan memohon, “Kak, ini benar-benar anak Tristan. Aku mohon ampunilah dia ....”Ini adalah pertama kalinya aku memanggil Tamara dengan sebutan kakak sejak menikah. Namun, aku melakukan hal ini malah demi memohonnya untuk mengampuni keponakannya sendiri.Tamara menjawab dengan ekspresi tidak sudi, “Jangan panggil aku kakak! Tristan begitu baik padamu, tapi kamu malah berselingkuh dan mengandung anak pria lain!”Aku menggeleng. “Aku nggak selingkuh. Foto-foto itu hasil editan!”Tamara langsung meludahiku. “Jangan bohongi aku! Felicia yang kirimkan foto-foto itu padaku! Mana mungkin itu palsu!”Felicia adalah sahabat Tamara, juga teman masa kecil Tristan. Sebelum Tristan bertemu denganku, dia adalah satu-satunya wanita yang setidaknya diperlakukan dengan cukup baik oleh Tristan. Namun, setelah dia menyiramku dengan anggur merah, Tristan pun sepenuhnya mengabaikannya.“Felicia sengaja mengedit foto-foto itu pasti untuk

    Last Updated : 2024-12-16
  • Apakah Ini Cinta?   Bab 5

    Sebelum aku sempat menjawab, Tamara berlari masuk ke vila, lalu menyodorkan foto-foto hasil editan itu kepada Tristan dan berkata, “Tristan, dia sudah berselingkuh dan mengandung anak pria lain! Hari ini, aku datang untuk bantu kamu mengusirnya!”Tristan memelukku dengan erat, lalu menoleh ke arah Tamara dan bertanya dengan nada tenang, “Ini perbuatanmu?”Melihat Tristan yang tidak marah, Tamara mengira Tristan percaya pada ucapannya. Dia buru-buru menyanjung, “Sudah seharusnya aku melakukan hal ini. Kamu sudah kerja keras di luar, tapi wanita nggak tahu diri ini malah berani mengkhianatimu. Aku tentu saja harus gantikan kamu kasih dia pelajaran. Biarkanlah kakak iparmu kembali kerja di perusahaan. Kita ini keluarga. Buat apa kita ribut demi wanita jalang ini!”Hanya aku seorang yang tahu seberapa besar amarah yang terkandung dalam nada Tristan yang tenang itu.Tamara masih tidak menyadari keanehan Tristan dan masih berpikiran untuk memuji sahabatnya. “Felicia yang kasih aku foto-foto

    Last Updated : 2024-12-16
  • Apakah Ini Cinta?   Bab 6

    Tepat pada saat aku memutuskan untuk menyerah pada Tristan demi anak kami, aku malah keguguran. Ini adalah pertanda dari takdir yang melarangku untuk menyerah. Tristan memelukku dengan erat dan berkata, “Yuna, kamu itu istriku. Aku sudah bilang aku nggak akan lepaskan kamu sampai akhir hidupku.”Aku menjawab dengan acuh tak acuh, “Tapi, kamu juga pernah bilang nggak akan biarkan aku terluka. Alhasil, luka paling mendalam yang kualami malah timbul gara-gara kamu.”Sekujur tubuh Tristan sontak menegang. “Ini cuma kecelakaan. Aku jamin hal seperti ini nggak akan terjadi lagi.”“Nggak ada jaminan yang pasti di dunia ini.” Aku menatapnya dan melanjutkan, “Tristan, aku sudah selamatkan nyawamu dari kecelakaan itu. Tapi, kamu malah usir tunanganku dengan seenaknya, lalu andalkan kekuasaanmu untuk paksa aku menikahimu.”“Habis nikah, kamu juga jadi begitu posesif dan melarang pria mana pun untuk bicara denganku. Kamu bahkan pakaikan gelang pelacak yang nggak bisa kulepaskan. Gara-gara kamu, a

    Last Updated : 2024-12-16
  • Apakah Ini Cinta?   Bab 7

    Setelah mendengar ucapannya, aku baru mengenalinya. Dia adalah Felicia, teman masa kecil Tristan. Dia juga yang mengirim foto editan itu kepada Tamara untuk memfitnahku. Sesuai dugaan, Tristan tidak mengampuni siapa pun yang melukaiku.Tristan sama sekali tidak melirik mereka. Dia menatapku dengan lembut dan bertanya, “Yuna, kamu mau turun tangan sendiri untuk balaskan dendam anak kita?”Aku menatapnya dengan bingung. Kemudian, dia menyuruh pengawal untuk menyodorkan sebuah cambuk panjang khusus kepadaku.“Sekarang, nyawa mereka ada di tanganmu.”Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil cambuk itu dan berjalan ke hadapan Tamara.Tamara terlihat ketakutan dan buru-buru menyanjungku, “Yuna, aku tahu kamu itu orang yang baik hati. Kamu itu orang yang paling baik.”Aku langsung mencambuknya dengan kuat. “Tapi, kebaikanku nggak pernah tertuju pada orang yang nggak pantas menerimanya.”Tamara langsung menjerit kesakitan. Dia buru-buru bersujud di depanku dan memohon ampun, “Aku juga dib

    Last Updated : 2024-12-16
  • Apakah Ini Cinta?   Bab 8

    Aku mencambuk mereka dengan kuat untuk melampiaskan dendamku. Sampai aku lelah, aku baru berhenti dan berdiri di tempat dengan terengah-engah.Tristan menyentuh tanganku dan mengambil cambuk itu dari tanganku. “Kalau kamu sudah puas, pergilah. Jangan biarkan sampah-sampah ini membuatmu kesal lagi.”Setelah keluar dari vila, aku menatap Tristan dan bertanya, “Kamu mau hukum mereka pakai cara apa?”Tristan tersenyum tipis dan tetap tidak bersedia mengalihkan pandangannya dariku. “Kamu mau aku hukum mereka pakai cara apa?”Aku menjawab, “Hukuman mereka selama beberapa hari ini sudah cukup. Serahkan saja mereka pada polisi. Kamu seharusnya bisa buat mereka dipenjara seumur hidup.”Jika orang-orang itu lanjut disiksa sampai mati, Tristan pasti akan dihukum. Meskipun aku tidak meragukan kemampuan Tristan, aku tetap tidak berharap dia terlibat masalah yang tidak diperlukan.Tristan merapikan rambutku yang tertiup angin, lalu berkata dengan nada yang sangat lembut, “Yuna, kita jangan cerai ya?

    Last Updated : 2024-12-16
  • Apakah Ini Cinta?   Bab 1

    Pada sore hari, aku berbaring santai di sofa kulit. Tiba-tiba, aku merasakan gerakan di perut bagian bawah. Itu adalah gerakan janin. Perasaan yang aneh pun menyelimuti hatiku.Aku dan Tristan sudah menikah selama 10 tahun. Sebelumnya, dia telah melakukan vasektomi demiku. Sekarang, demi mengikatku dengan anak, dia pun melakukan vasektomi reversal dan menghamiliku. Pada saat ini, aku tiba-tiba merasa ingin menyerah padanya.Aku menatap perutku dengan lembut. Aku hanya ingin menjadi seorang ibu yang baik dan melihat anakku tumbuh besar dengan sehat.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar seruan dari luar vila.“Sial banget! Keluarga Lukita juga termasuk keluarga terpandang di ibu kota. Kenapa bisa muncul skandal seperti ini! Setelah menikah, adikku sudah kehilangan akal sehat dan terlalu memanjakan wanita jalang itu! Tapi, aku masih punya akal sehat! Hari ini, aku harus usir dan kasih pelajaran pada wanita jalang itu!”Suara itu terdengar lumayan familier. Setelah sesaat, aku baru ter

    Last Updated : 2024-12-16
  • Apakah Ini Cinta?   Bab 2

    Rasa posesif yang dimiliki Tristan sudah mencapai tingkat psikopat. Dia bahkan menyuruhku memakai gelang pelacak yang hanya bisa dibuka olehnya. Di bawah pengawasannya, tidak ada seorang pun lawan jenis yang ada di sisiku.Sekarang, Tamara malah menuduhku berselingkuh dengan pria lain? Apa aku memiliki kemampuan seperti itu? Awalnya, aku mengira Tamara akan takut setelah aku mengingatkannya mengenai alasan dia diusir dari rumah. Tak disangka, dia malah menamparku lagi.“Mau berdalih lagi? Dengan kemampuan aktingmu ini, kamu sudah bisa jadi bintang film! Hari ini, aku pukul kamu karena sudah punya bukti kamu selingkuh!”Seusai berbicara, Tamara mengeluarkan sebuah folder yang berisi setumpuk foto, lalu melemparkannya ke arahku. Itu adalah foto pria dan wanita yang berpakaian terbuka sambil berpelukan, berciuman, dan melakukan hal-hal lain yang memalukan. Hal yang paling mencengangkan adalah, wajah wanita di foto itu sama persis dengan tampangku.Teman-teman Tamara menatapku dengan penuh

    Last Updated : 2024-12-16

Latest chapter

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 8

    Aku mencambuk mereka dengan kuat untuk melampiaskan dendamku. Sampai aku lelah, aku baru berhenti dan berdiri di tempat dengan terengah-engah.Tristan menyentuh tanganku dan mengambil cambuk itu dari tanganku. “Kalau kamu sudah puas, pergilah. Jangan biarkan sampah-sampah ini membuatmu kesal lagi.”Setelah keluar dari vila, aku menatap Tristan dan bertanya, “Kamu mau hukum mereka pakai cara apa?”Tristan tersenyum tipis dan tetap tidak bersedia mengalihkan pandangannya dariku. “Kamu mau aku hukum mereka pakai cara apa?”Aku menjawab, “Hukuman mereka selama beberapa hari ini sudah cukup. Serahkan saja mereka pada polisi. Kamu seharusnya bisa buat mereka dipenjara seumur hidup.”Jika orang-orang itu lanjut disiksa sampai mati, Tristan pasti akan dihukum. Meskipun aku tidak meragukan kemampuan Tristan, aku tetap tidak berharap dia terlibat masalah yang tidak diperlukan.Tristan merapikan rambutku yang tertiup angin, lalu berkata dengan nada yang sangat lembut, “Yuna, kita jangan cerai ya?

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 7

    Setelah mendengar ucapannya, aku baru mengenalinya. Dia adalah Felicia, teman masa kecil Tristan. Dia juga yang mengirim foto editan itu kepada Tamara untuk memfitnahku. Sesuai dugaan, Tristan tidak mengampuni siapa pun yang melukaiku.Tristan sama sekali tidak melirik mereka. Dia menatapku dengan lembut dan bertanya, “Yuna, kamu mau turun tangan sendiri untuk balaskan dendam anak kita?”Aku menatapnya dengan bingung. Kemudian, dia menyuruh pengawal untuk menyodorkan sebuah cambuk panjang khusus kepadaku.“Sekarang, nyawa mereka ada di tanganmu.”Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil cambuk itu dan berjalan ke hadapan Tamara.Tamara terlihat ketakutan dan buru-buru menyanjungku, “Yuna, aku tahu kamu itu orang yang baik hati. Kamu itu orang yang paling baik.”Aku langsung mencambuknya dengan kuat. “Tapi, kebaikanku nggak pernah tertuju pada orang yang nggak pantas menerimanya.”Tamara langsung menjerit kesakitan. Dia buru-buru bersujud di depanku dan memohon ampun, “Aku juga dib

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 6

    Tepat pada saat aku memutuskan untuk menyerah pada Tristan demi anak kami, aku malah keguguran. Ini adalah pertanda dari takdir yang melarangku untuk menyerah. Tristan memelukku dengan erat dan berkata, “Yuna, kamu itu istriku. Aku sudah bilang aku nggak akan lepaskan kamu sampai akhir hidupku.”Aku menjawab dengan acuh tak acuh, “Tapi, kamu juga pernah bilang nggak akan biarkan aku terluka. Alhasil, luka paling mendalam yang kualami malah timbul gara-gara kamu.”Sekujur tubuh Tristan sontak menegang. “Ini cuma kecelakaan. Aku jamin hal seperti ini nggak akan terjadi lagi.”“Nggak ada jaminan yang pasti di dunia ini.” Aku menatapnya dan melanjutkan, “Tristan, aku sudah selamatkan nyawamu dari kecelakaan itu. Tapi, kamu malah usir tunanganku dengan seenaknya, lalu andalkan kekuasaanmu untuk paksa aku menikahimu.”“Habis nikah, kamu juga jadi begitu posesif dan melarang pria mana pun untuk bicara denganku. Kamu bahkan pakaikan gelang pelacak yang nggak bisa kulepaskan. Gara-gara kamu, a

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 5

    Sebelum aku sempat menjawab, Tamara berlari masuk ke vila, lalu menyodorkan foto-foto hasil editan itu kepada Tristan dan berkata, “Tristan, dia sudah berselingkuh dan mengandung anak pria lain! Hari ini, aku datang untuk bantu kamu mengusirnya!”Tristan memelukku dengan erat, lalu menoleh ke arah Tamara dan bertanya dengan nada tenang, “Ini perbuatanmu?”Melihat Tristan yang tidak marah, Tamara mengira Tristan percaya pada ucapannya. Dia buru-buru menyanjung, “Sudah seharusnya aku melakukan hal ini. Kamu sudah kerja keras di luar, tapi wanita nggak tahu diri ini malah berani mengkhianatimu. Aku tentu saja harus gantikan kamu kasih dia pelajaran. Biarkanlah kakak iparmu kembali kerja di perusahaan. Kita ini keluarga. Buat apa kita ribut demi wanita jalang ini!”Hanya aku seorang yang tahu seberapa besar amarah yang terkandung dalam nada Tristan yang tenang itu.Tamara masih tidak menyadari keanehan Tristan dan masih berpikiran untuk memuji sahabatnya. “Felicia yang kasih aku foto-foto

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 4

    Demi anak dalam kandunganku, aku mau tak mau harus menunduk pada Tamara dan memohon, “Kak, ini benar-benar anak Tristan. Aku mohon ampunilah dia ....”Ini adalah pertama kalinya aku memanggil Tamara dengan sebutan kakak sejak menikah. Namun, aku melakukan hal ini malah demi memohonnya untuk mengampuni keponakannya sendiri.Tamara menjawab dengan ekspresi tidak sudi, “Jangan panggil aku kakak! Tristan begitu baik padamu, tapi kamu malah berselingkuh dan mengandung anak pria lain!”Aku menggeleng. “Aku nggak selingkuh. Foto-foto itu hasil editan!”Tamara langsung meludahiku. “Jangan bohongi aku! Felicia yang kirimkan foto-foto itu padaku! Mana mungkin itu palsu!”Felicia adalah sahabat Tamara, juga teman masa kecil Tristan. Sebelum Tristan bertemu denganku, dia adalah satu-satunya wanita yang setidaknya diperlakukan dengan cukup baik oleh Tristan. Namun, setelah dia menyiramku dengan anggur merah, Tristan pun sepenuhnya mengabaikannya.“Felicia sengaja mengedit foto-foto itu pasti untuk

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 3

    Tamara memaki, “Dasar wanita jalang! Mau berlagak lemah? Aku cuma menendangmu dengan ringan, tapi kamu langsung teriak? Kamu mau kasih siapa dengar teriakanmu?”Aku menatapnya dengan dingin dan berkata, “Tamara, kamu pasti akan menyesali perbuatanmu hari ini!”“Masih berani lawan? Hari ini, aku akan ajari kamu gimana seharusnya seorang menantu Keluarga Lukita bersikap!”Dari hari pertama aku menikah dengan Tristan, Tamara sudah tidak sabar untuk mengajariku cara bersikap. Dia berkata kakak itu bagaikan ibu. Kelak, aku harus melayaninya bagaikan melayani seorang senior. Dia juga memberiku catatan berisi apa yang harus aku lakukan. Contohnya, aku harus mencuci kaki dan pakaian dalamnya setiap hari.Namun, Tamara lupa bahwa suamiku itu orang yang super posesif. Aku menikahinya juga bukan karena keinginanku sendiri. Sebelum catatan itu sampai ke tanganku, Tristan sudah merobeknya dan langsung memakinya.Tamara tidak berani melawan Tristan. Dia selalu ingin melampiaskan amarahnya padaku, te

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 2

    Rasa posesif yang dimiliki Tristan sudah mencapai tingkat psikopat. Dia bahkan menyuruhku memakai gelang pelacak yang hanya bisa dibuka olehnya. Di bawah pengawasannya, tidak ada seorang pun lawan jenis yang ada di sisiku.Sekarang, Tamara malah menuduhku berselingkuh dengan pria lain? Apa aku memiliki kemampuan seperti itu? Awalnya, aku mengira Tamara akan takut setelah aku mengingatkannya mengenai alasan dia diusir dari rumah. Tak disangka, dia malah menamparku lagi.“Mau berdalih lagi? Dengan kemampuan aktingmu ini, kamu sudah bisa jadi bintang film! Hari ini, aku pukul kamu karena sudah punya bukti kamu selingkuh!”Seusai berbicara, Tamara mengeluarkan sebuah folder yang berisi setumpuk foto, lalu melemparkannya ke arahku. Itu adalah foto pria dan wanita yang berpakaian terbuka sambil berpelukan, berciuman, dan melakukan hal-hal lain yang memalukan. Hal yang paling mencengangkan adalah, wajah wanita di foto itu sama persis dengan tampangku.Teman-teman Tamara menatapku dengan penuh

  • Apakah Ini Cinta?   Bab 1

    Pada sore hari, aku berbaring santai di sofa kulit. Tiba-tiba, aku merasakan gerakan di perut bagian bawah. Itu adalah gerakan janin. Perasaan yang aneh pun menyelimuti hatiku.Aku dan Tristan sudah menikah selama 10 tahun. Sebelumnya, dia telah melakukan vasektomi demiku. Sekarang, demi mengikatku dengan anak, dia pun melakukan vasektomi reversal dan menghamiliku. Pada saat ini, aku tiba-tiba merasa ingin menyerah padanya.Aku menatap perutku dengan lembut. Aku hanya ingin menjadi seorang ibu yang baik dan melihat anakku tumbuh besar dengan sehat.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar seruan dari luar vila.“Sial banget! Keluarga Lukita juga termasuk keluarga terpandang di ibu kota. Kenapa bisa muncul skandal seperti ini! Setelah menikah, adikku sudah kehilangan akal sehat dan terlalu memanjakan wanita jalang itu! Tapi, aku masih punya akal sehat! Hari ini, aku harus usir dan kasih pelajaran pada wanita jalang itu!”Suara itu terdengar lumayan familier. Setelah sesaat, aku baru ter

DMCA.com Protection Status