Home / Romansa / Antara Kau, Aku & Papimu / BAB 3 : Panggilan Er saat bersama Om Her

Share

BAB 3 : Panggilan Er saat bersama Om Her

Author: Parikesit70
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Taxi yang membawa Elena dan Herlambang sampai pada sebuah rumah sakit swasta yang cukup besar. Lalu Herlambang membayar biaya taxi serta mengambil koper kecil berwarna silver miliknya.

Sembari menarik koper yang dibawa, Herlambang pun merangkul pundak Elena untuk masuk ke dalam rumah sakit dengan pintu kaca yang bisa terbuka dengan sendirinya.

Lalu, Herlambang meminta Elena duduk pada ruang tunggu yang berada di depan bagian pendaftaran pasien baru.

“Lena ., Om minta KTP kamu..,” pinta Herlambang pada gadis cantik, yang seketika membuka tas gendongnya lalu mengambil KTP yang ada pada dompetnya.

Herlambang tersenyum dan bertanya, “Apa masih terasa keras mualnya?”

“Udah nggak.., mungkin udah habis semua makanan yang di perut.., Om,” sahut gadis cantik nan jelita itu dengan polosnya.

Herlambang yang mendengar hal itu tersenyum lebar dan berucap, “Ya sudah kamu tunggu disini. Om mau daftar ke dokter kandungan dulu.”

Herlambang melangkahkan kakinya kebagian pendaftaran pasien baru dengan menyerahkan KTP Elena dan meminta untuk konsultasi ke dokter kandungan. Usai memilih dokter kandungannya, Herlambang pun mendapatkan nomor antrean ketiga.

“Silakan Pak.., nomor antrean 3. Ruang dokter kandungannya ada di lantai 4. Jadi gunakan saja lift yang berada di kanan untuk pengunjung dan lift yang kiri untuk staf rumah sakit. Dan ini KTP nya saya kembalikan,” singkat petugas bagian pendaftaran itu memberitahukan ruang dokter yang dituju oleh Herlambang.

“Maaf Buu.., Apa dokternya sudah ada dilantai 4?” tanya Herlambang seraya melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Terlihat saat itu jam masih menunjukkan jam 9 pagi.

“Dokternya sudah datang. Tetapi, beliau mulai praktik jam sepuluh, jadi harus menunggu satu jam lagi,” ucap petugas pendaftaran tersebut.

“Uhm.., baiklah.., apa ada disini kafetaria atau kantin dan sejenisnya?” tanya Herlambang.

“Ada Pak.., dilantai 4. Jadi sekalian saja ke atas, jadi kan sekalian menunggu panggilan nomor antrean, Bapak bisa mencari makanan dan minuman di sana,” sahut petugas bagian pendaftaran tersebut dengan ramah.

Kini rasa lapar dirasakan olehnya, karena sejak berangkat dari Perth kemarin sore lalu transit di Bandara Ngurah Rai subuh tadi lanjut terbang ke Jakarta hingga mendarat di Bandara Sukarno Hatta, tidak ada sedikit makanan yang memenuhi lambungnya.

Hingga Herlambang menuju ke rumah Elena dan melihat kondisi gadis cantik yang terlihat pucat, tidak sedikit pun perutnya merasa lapar, karena yang dipikirkan oleh Herlambang, bagaimana ia bisa secepatnya bertemu Elena, membawanya ke rumah sakit. Terlebih isak tangis gadis itu selalu terngiang di otaknya.

Mendapati gadis yang membuat cemas hati dan pikirannya telah tampak tidak mengawatirkan, Herlambang pun mengajak Elena menuju lift lantai 4, usai petugas pendaftaran mengatakan kalau dilantai tersebut ada sebuah restoran yang cukup terkenal pula.

“Lena.., ayo kita ke lantai 4. Sembari menunggu nanti kita cari makanan ringan,” ajak Herlambang menarik kopernya dan menggenggam jemari Elena menuju lift untuk sampai di lantai 4.

Ting...!

Mereka pun sampai dilantai 4. Setelah melihat arah tanda tempat restoran itu berada, Herlambang pun berjalan dan menarik koper kecilnya dengan tangan kiri dan menggenggam tangan Elena dengan tangan kanannya.

Mereka masuk ke restoran tersebut dan seorang pramusaji mencarikan tempat duduk untuk mereka lalu memberikan daftar menu pada keduanya.

“Elena.., makanlah walau sedikit,” pinta Herlambang usai ia memesan tongseng kambing yang terkenal pada restoran tersebut.

“Tapi.. Om.., saya takut mual lagi,” rajuknya menggelengkan kepalanya.

“Yaa.., udah minum jeruk hangat yaa..? Atau mau otak-otak..? Atau empek-empek kapal selam ini enak,” tunjuk Herlambang pada daftar menu.

Yang ada dipikiran Herlambang saat itu, bila Elena makan yang agak asam dan sedikit pedas dari bumbu kacang otak-otak, maka mual dan selera makannya akan kembali.

Lalu Elena pun mengangguk perlahan, menyetujui permintaan Herlambang. Sekitar lima belas menit kemudian, pesanan pun datang.

Tampak Herlambang menikmati tongseng kambing berikut nasi dan berisi acar timun serta wortel yang dipesannya.

“Lena.., makan otak-otaknya. Sini Om buka’in yaa.., ini bumbu kacangnya. Atau kamu mau makan empek-empek nya dulu?” tanya Herlambang disela menikmati makanannya dengan perut yang sejak kemarin tidak diisi.

“Elena liat..,, makanan yang dimakan Om keliatannya enak. Boleh Elena cicip sedikit?” tanya Elena dengan air liur yang ditelannya berulang kali, saat menghirup aroma tongseng kambing yang dinikmati oleh Herlambang.

Deg..!

Dalam hati Herlambang berbisik, ‘Apa bayi yang dikandung Elena.., anakku? Sejak berada dalam pelukanku di taxi tadi, dia udah nggak mual. Lalu.., makanan ini aroma kambingnya sangat kuat. Tapi, kenapa dia ingin mencicipinya? Apa ini yang namanya bawaan bayi? OMG!’

“Om.., nggak boleh yaa..?” rajuk Elena dengan raut wajah cemberut.

“Ayoo.. buka mulutmu.., biar Om suapi kamu. Kalau kamu suka, kita order lagi,” pinta Herlambang seraya menyodorkan sendok berisi nasi, daging tongseng dan Elena dengan malu-malu menerima suapan dari Herlambang.

“Kamu suka..? Om pesan lagi yaa? Nanti kita makan berdua,” tawar Herlambang disambut dengan anggukan Elena.

Herlambang yang melihat anggukan kepala Elena, merasa yakin kalau janin yang dikandung Elena adalah benihnya.

Herlambang yang tidak dapat menyembunyikan rasa harunya, memandang wajah Elena yang disuapi dengan kabut tipis yang menutupi netra hitamnya.

“Om kelihatan sedih..? Kenapa?” tanya Elena sembari menikmati suapan Herlambang.

“Om bahagia.., kamu akhirnya bisa makan. Tadi Om cemas.., sekarang Om pesan lagi yaa.., karena Om juga masih laper banget ini,” ujar Herlambang berbinar bahagia saat melihat Elena bisa makan dan terlihat manja padanya.

Satu jam pun berlalu, usai menghabisi seluruh makanan yang dipesannya bersama-sama. Mereka pun berjalan menuju ruang tunggu dokter kandungan yang berada di sisi kanan dari restoran tersebut.

Sekitar dua puluh menit kemudian, seorang perawat dari dalam ruangan dokter kandungan keluar dan memanggil nama Elena.

“Elena..!” panggil perawat tersebut.

Elena dan Herlambang masuk bersama-sama dengan meninggalkan koper kecil di kursi yang mereka tempati dengan menitipkan pada seseorang yang menunggu giliran masuk.

“Selamat pagi.., silakan duduk pak.., dan Ibu.., silakan naik ke tempat tidur. Saya akan periksa bagian perutnya yaa,” Dokter wanita itu dengan ramah meminta Elena naik ke tempat tidur pemeriksaan.

Herlambang ikut berdiri memandang pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter kandungan yang membuka perut Elena dan meraba bagian di bawah pusar Elena.

Lalu, dokter kandungan itu berkata, “Baiklah Pak, silakan duduk.

"Barusan saya sudah memeriksa bagian kandungan istrinya. Dan benar istri bapak telah hamil selama dua minggu. Untuk pemeriksaan dengan USG dua minggu lagi baru bisa saya lakukan. Dan untuk saat ini ada keluhan?” tanya Dokter wanita itu tersenyum memandang wajah cantik Elena yang terlihat malu, banyak menunduk dan terdiam.

“Dokter.., mualnya itu buat dia nggak makan. Tapi, barusan sih sudah bisa makan dan banyak juga,” ucap Herlambang melirik ke arah Elena yang membisu tanpa berani menatap wajah dokter wanita itu.

Dalam pemikiran dokter kandungan dan perawat itu jelas menyatakan, kalau Elena adalah istri muda dari Herlambang saat dilihat dari kartu berobatnya berusia sembilan belas atau bisa dikatakan, menginjak dua puluh tahun, saat di bulan Mei, empat bulan lagi.

“Mual itu memang sudah jadi ciri khas orang hamil semester pertama. Masa ngidam dan apa bapak baru pertama kali akan punya anak dari istri bapak?” tanya dokter saat dilihatnya Herlambang sama sekali tidak punya pengetahuan.

Padahal kalau dilihat dari usia Herlambang, seharusnya lelaki seumurnya, sudah pernah punya anak.

Walaupun berwajah tampan namun kedewasaan yang terpancar pada cara berbicara dan raut wajahnya sudah bisa memperkirakan usainya. dan itu membuat dokter wanita ini bertanya atas pengalaman Herlambang.

“Baru pertama kali, dokter..,” ucap Herlambang menggenggam jemari tangan Elena yang terasa dingin.

“Ooh.., begitu.. selamat Pak.., selamat. Mungkin saja.., si jabang bayi lebih suka makan bareng Papanya yaa..,” senyum dokter tersebut melihat wajah Elena yang kian merunduk menahan malu.

“Baik.., saya buatkan resep penguat janin dan obat anti mual yang akan diminum bila mual. Ada lagi yang akan ditanyakan?” tanya dokter tersebut memandang Herlambang.

Herlambang pun berbisik pada Elena, “Lena.., kamu udah bisa keluar.., Om mau bertanya hal lain dengan dokternya.”

“Dokter.., terima kasih saya permisi dulu,” ucap Elena yang baru berani menatap wajah dokter tersebut saat berdiri dan keluar dari ruang pemeriksaan.

“Ada yang mau bapak tanyakan perihal kehamilan istri bapak?” tanya dokter wanita itu menyelidiki Herlambang yang terlihat ragu dan bimbang atas apa yang harus diutarakan.

“Uhm.., maaf Bu Dokter.., sebenarnya saya mau tanya, kapan kita bisa melakukan test DNA atas bayi yang dikandung. Apa harus menunggu lahir, dan kira-kira di usia kehamilan berapa bulan bisa melakukan test DNA?” tanya Herlambang seraya menelan saliva nya saat tatapan tajam curiga sang dokter mengulitinya.

“Untuk test DNA dapat dilakukan pada usia kandungan 12 minggu. Menggunakan pemeriksaan plasenta (CVS) mengambil cairan vili chorialis lalu dilakukan analisis dan perbandingan profil dari DNA kedua orang tua. Itu pun harus dilakukan oleh dokter yang sangat ahli,” ungkap dokter tersebut.

“Berarti.., usia kandungan Elena, baru dua minggu yaa Dokter. Jadi harus menunggu 10 minggu lagi?” tanya Herlambang kembali.

“Iyaa.. baru dua minggu. Jadi perlu waktu sepuluh minggu lagi, atau dua bulan setengah pada saat usia kandungannya tiga bulan. Maaf.., apa bapak mencurigai istri bapak selingkuh dengan yang lain?” tanya dokter tersebut.

“Ooh.., bukan dokter.., bukan begitu.., saya hanya takut kalau yang dikandung Elena adalah anak dari putra saya..,” ucap Herlambang, tanpa sengaja ucapan atas kecemasannya keluar begitu saja di depan dokter dan di dengar oleh perawat yang ada disana.

“Apa..?!” pekik dokter dan perawatnya terkejut dengan ucapan Herlambang.

“Ooh.. bukan begitu maksud saya Dokter. Maaf saya salah bicara.., baik terima kasih Dokter.., Hemm.., permisi,” ujar Herlambang meralat kata-katanya yang meluncur begitu saja.

Diruang itu dokter dan perawat yang terkejut dengan ucapan Herlambang hanya mampu saling berpandangan satu dan lainnya karena terkejut atas apa yang dikatakan Herlambang.

Gegas Herlambang mencari Elena yang duduk di samping kopernya.

Mereka pun berjalan menuju bagian administrasi untuk membayar biaya Dokter dan berjalan menuju Apotek dengan memberikan resep yang harus ditebus.

Saat mereka sedang menunggu di depan Apotek, ponsel Elena berdering. Terlihat Erlangga menghubunginya dan Elena yang takut ketahuan, kalau saat ini ia sedang bersama Herlambang, memperlihatkan panggilan Erlangga padanya.

“Om.., bagaimana ini.., Erlangga telepon. Saya harus jawab apa?” tanya Elena dengan wajah sepucat kapas.

Herlambang menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. dilihatnya Erlangga kembali menghubungi, usai Elena mengabaikannya.

Lalu mereka saling berpandangan satu dan lainnya. Saat untuk ketiga kalinya Erlangga menghubungi Elena, terlihat gadis cantik itu kian panik, gelisah dan tampak kian pucat pasi pada wajahnya.

Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Rangga
semoga ada keadilan buat si Erlangga,kasian dia udah setia TPI cewek nya sama bapak ngehianatin dia
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Lanjut yaa kakak semua yang udah sampai Bab ini.. Dijamin tambah seru pake plus...ヾ⁠(⁠˙⁠❥⁠˙⁠)⁠ノ makasih atas waktunya(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠) dan Love You all sekebon(⁠๑⁠♡⁠⌓⁠♡⁠๑⁠)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Nggak semudah itu kakak.. mereka pacaran dah lama juga...️......️... makasih always hadir
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 4 : Pertemuan Yang Menyesakkan Hati

    Setelah panggilan ketiga kali terputus, untuk keempat kalinya Erlangga kembali menghubungi Elena. Dan Elena yang terlihat takut menjawab panggilan Erlangga memejamkan matanya dengan tangan masih memegang ponsel yang berdering. Herlambang yang tidak tega dengan kondisi tertekannya Elena atas panggilan berulang kali dari Erlangga, meraih ponsel Elena dan mendengar suara Erlangga pada panggilan itu. “Lenaa..! Kenapa sih elo itu susah sekali jawab telepon gue! Mau kasih alasan apa lagi? Emang elo silent lagi atau elo lagi sibuk? Elo kenapa sih kagak ngerti, kalau gue lagi pusing mikirin elo? Lena..., Jawab gue..!” umpat Erlangga yang terbiasa emosi bila panik. Apalagi sudah berulang kali dihubungi, Elena tidak menjawabnya. “Er...! Ini Papi..! Begitu cara kamu bicara sama Elena selama ini?!” bentak Herlambang pada Erlangga kala didengar ia membentak Elena dengan kasar. “Papiiiii...? Kok.., Uhm.., dimana ini Papi..? Di rumah Elena? Ya udah sekarang Er jalan kesana yaa, Pii..,” izin Erla

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 5 : Dalam Pikiran Her & Er

    “Er.., masuklah, nggak enak terlihat tetangga,” pinta Herlambang yang telah mampu mengendalikan dirinya saat melihat mereka berdua saling berpelukan satu dan lainnya dengan menarik kopernya. Elena yang tidak mampu menolak pelukan Erlangga merasa kasihan pada Herlambang karena harus melihat Erlangga melampiaskan rasa cinta padanya. “Iyaa.., Pii.., Ayo Lena,” genggam Erlangga pada bagian jemari Elena. Herlambang yang melihat rasa cinta Erlangga dari cara dia memandang dan melihat Elena serta menggenggam jemari tangannya dengan tidak bosan mengecupnya, membuat hatinya begitu menderita, namun Herlambang sebagai pria dewasa, mampu memilah semua jenis rasa yang ada dalam hatinya. “Gimana Elena.., kondisi kamu?” tanya Herlina saat dilihat putrinya telah kembali dari rumah sakit dan kini masuk ke ruang tamu bersama Erlangga dan Herlambang. Elena yang mendapat pertanyaan dari Herlina, berbicara pada mamanya seraya melihat ke arah Herlambang. Dan tatapan netra manik hitam Herlambang seolah

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 6 : Cerita Dibalik Rumah Untuk Elena

    *Flash Back usai 4 Jam kebersamaan Elena & Herlambang*Herlambang yang menggunakan ojek motor keluar dari gang rumah Elena akhirnya sampai hanya beberapa menit di halaman parkir Apotek Sumber Waras. Usai membayar ojek, ia masuk ke dalam mobilnya. Sejenak ia kembali melihat ke arah gang rumah Elena. Dengan menarik napas panjang, Herlambang memegang tempat duduk yang tadi ditempati Elena. Ia tersenyum kecil melihat kearah samping kiri, teringat bagaimana gadis itu berbicara dan tersenyum. Dan itu membuat Herlambang jadi senyum-senyum sendiri. “Elena.., Hmmm.., nama yang cantik dan indah saat aku melafalkannya,” ungkapnya bermonolog sendiri dalam mobil yang telah dinyalakan namun belum juga beranjak dari halaman Apotek tersebut. Herlambang yang teringat akan janji pada hatinya untuk bisa membawa Elena keluar dari lingkungan yang kumuh itu pun, bergegas keluar dari halaman parkir Apotek tersebut dan meninggalkan satu kenangan yang tak bisa dilupakan saat ia masuk ke dalam lingkungan ku

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 7 : Berbohong sama Mama

    *Flash Back usai 4 jam kebersamaan Elena & Herlambang* Sekitar jam tujuh pagi Herlambang telah mandi dan tampak terlihat perlente dengan celana denim, tshirt berkerah warna hijau muda dan sebuah jam tangan fossil yang melingkar di pergelangan tangannya serta sandal kulit asli yang biasanya selalu diorder oleh Tiara ke tempat langganannya menghiasi kakinya. Tubuh atletis, dada bidang dan rambut lebat serta jambang di pipi yang tercukur bersih dengan wajah bersihnya membuat penampilan Herlambang terlihat lebih tampan, dewasa sebagai lelaki yang telah berusia diatas empat puluh tahun. Sisa bekas jambang di wajahnya nan bersih membuat semua wanita pastinya tergoda dengan penampilan Herlambang yang terkesan humble lewat wajah tampannya.Terlebih parfum Giorgio Armani Acqua yang soft akan membuat lawan bicaranya betah saat berbicara dengannya, karena aroma parfum yang dipakai Herlambang mampu membuat nyaman bagi orang yang menghirupnya.Diraih ponselnya yang berada persis di sebelah kop

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 8 : Mengulang Kejadian Kemarin

    *Flash Back Usai 4 jam kebersamaan Elena & Herlambang* Setelah menyelesaikan makan siang bersama, Elena pun merapikan semua makanan yang telah ludes tanpa tersisa, lalu ia pun membersihkan perabot yang ada di rumah itu. Terlihat Elena membuka tempat piring dan gelas yang diletakkan pada kitchen set pada sebuah lemari yang bisa di buka pada bagian sisi kanan dari kompor gas yang sengaja di tanam pada sebuah beton. Kala Elena sedang melihat-lihat area dapur dan isinya, Herlambang pun ikut masuk ke ruang dapur, dan ia yang akan mencuci tangannya meminta Elena untuk meletakan sabun cair di tangannya. “Lena.., tolong minta sabun cairnya, tangan Om kena bekas gulai nih,” pinta Herlambang yang mendekati wastafel tempat cuci tangan pada area dapur. Elena yang sedang berada di depan kitchen set pun, menghampiri Herlambang yang berdiri di depan wastafel, lalu memberikan sabun cair yang ada di wastafel pada tangan lelaki tampan itu dan yang terjadi kemudian, Herlambang justru meraih tangan

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 9 : Penolakan Halus

    * Flash Back 4 Jam Kebersamaan Elena & Herlambang*Usai mereka berdua melakukan pelepasan bersama, yang dilakukan oleh Herlambang saat ini memeluk erat tubuh Elena yang membelakanginya dan masih dalam keadaan polos. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Elena selain membiarkan Herlambang memeluk dan mengelus tubuhnya dengan menciumi bagian punggungnya. Saat Elena akan beranjak dari ranjang kenikmatan itu untuk membersihkan diri, Herlambang pun menahannya, “Sayang.., nanti aja, jangan kamu cuci dulu..” “Om.., nanti keburu kesorean, Lena pulang ke rumah,” sahut Elena membalikkan tubuhnya dan kini menghadap ke arah lelaki tampan yang telah membuat ia tak mampu menahan gejolak kewanitaannya. Herlambang kini memandang lekat wajah Elena nan cantik dan mulus, lalu lelaki tampan itu mendaratkan ciumannya pada kening, mata, dan pipi Elena yang kini merona saat mendapatkan perlakuan seperti itu. “Om.., udahan..,” Elena memegang wajah Herlambang yang terus menciumi wajahnya. “Hemmm..., Lenaaaa..

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 10 : Ketakutan Elena

    *FLASH BACK 4 JAM Setelah Kebersamaan Elena & Herlambang*Tidak sampai satu jam, Terlihat Elena membawa 2 tas ransel hitam yang diletakan pada bagian depan kaki motor tukang ojek dan satu lagi dibawa pada punggungnya. Herlambang yang melihat Elena bersama tukang ojek pun keluar dari dalam mobil. Dan saat motor ojek itu mendekat mobilnya, Herlambang pun meraih tas punggung yang dibawa oleh Elena dan tukang ojek juga membawakan satu tas ransel usai Herlambang meminta tolong padanya. “Bang.., tolong kamu bawa ke bagasi belakang,” pinta Herlambang. “Mama mana Lena..?” tanya Herlambang seraya mengambil tas gendong yang dibawa oleh Elena. “Masih di rumah, Om... Abang ojeknya balik, mau jemput mama. Kalau Satya lagi tunggu temannya keluarin motornya,” sahut Elena tersenyum menoleh ke arah Herlambang. “Lena gimana sama mama tadi?” “Tadinya sih nggak mau, untungnya Om kasih kejelasan ke mama, jadinya mama mau.., tapi, sebenarnya Lena juga takut kalau tante Tiara tau Om ngasih rumah. Kal

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 11 : Kenakalan Herlambang

    #FLASH BACK Usai Kebersamaan Elena & Herlambang#Elena yang kini berada di dalam kamarnya tidak mampu menahan gejolak hasrat Herlambang yang kecanduan atas tubuhnya. Diraihnya tubuh Elena yang kini berada pada dinding disebelah pintu masuk kamarnya. Kemudian Herlambang pun berbisik, “Apa kamu suka mendengarkan lagu kalau di dalam kamar?” “Iyaa.., kenapa Om?” tanya Elena dengan tanda tanya besar. “Ambil ponselmu. Om mau dengar lagu yang kamu sukai,” pinta Herlambang dan itu membuat Elena semakin penasaran atas permintaannya. Elena mengambil ponselnya yang ada di nakas dan memutar lagu-lagu anak muda jaman sekarang yang disukainya. Diraihnya ponsel milik Elena dengan lagu-lagu yang diputar lewat ponselnya. Kemudian, Herlambang meletakan ponsel Elena persis di lantai dekat pintu masuk kamarnya. Kemudian, Herlambang meraih tubuh Elena kembali dan Elena pun kini berada pada dinding disebelah pintu masuknya. Setelah itu, Herlambang mencium serta melumat bibir Elena. Akhirnya Elena pun p

    Huling Na-update : 2024-10-29

Pinakabagong kabanata

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 100 : The END AKA&P

    Mobil yang membawa Elena, Tiara dan Herlambang pun sampai di rumah Herlambang. Dan Tiara yang berjanji akan mempertemukan Elena dan Sakti meminta Elena untuk masuk ke kamar Sakti yang telah di dekorasi dengan warna biru. Dan Elena pun masuk ke dalam rumah itu dan mendapati Sakti bersama seorang pengasuh bayi.Melihat kedatangan Elena di kamar itu, Sakti yang telah mengenali Elena pun menangis dan minta di gendongnya seraya menangis. Lalu, Elena pun menggendong balita imut itu dengan perasaan bahagia dan terharu, karena Sakti sangat merindukan kehadiran Elena.Lalu, Elena pun bercengkerama dengan Sakti di saat Tiara tengah mempersiapkan makan siang untuk mereka.Herlambang yang tahu Elena berada di kamar Sakti, akhirnya berjalan ke kamar itu. Sesampai di kamar itu, Herlambang pun duduk pada sofa, sedangkan Elena tengah duduk di lantai yang telah di lapisi permadani. Memandang kehadiran Herlambang, Elena menoleh ke arahnya dan bermain kembali dengan Sakti.Di saat itu, Herlambang pun m

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 99 : Duka Mila & Luka Elena

    Erlangga, Alexander dan Bella yang tiba dari bandara tepat pukul sembilan pagi langsung menuju Rumah Sakit untuk ikut bersama TPU. Erlangga ikut bersama Bella yang dijemput oleh sopir pribadi dari keluarga Bella, sedangkan Alexander di jemput oleh Ermitha dengan tujuan yang sama menuju Rumah Sakit tempat kelima jenazah dari keluarga Jamila usai diautopsi dan usai di sholati oleh keluarga besar dari suami Jamila, keluarga Elena serta beberapa tetangga dari pemukiman kumuh, merasa kehilangan atas kelima tetangga mereka yang dikenal suka menolong.Mobil yang membawa Alexander, Ermitha, Bella dan Erlangga sampai di Rumah Sakit. Lalu, mereka pun keluar dari mobil yang membawa mereka. Terlihat, Erlangga menggandeng mesra tangan Bella berjalan menuju ruang pemulasan jenazah dan bertemu Jamila yang masih dalam kondisi terpukul dengan kedua mata sembab.“Mila.., gue ikut berduka atas musibah ini. Gue yakin Allah punya rencana besar buat elo. Yakin aja setiap musibah dan duka ada hal yang aka

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 98 : Duka Jamila

    Kebakaran yang terjadi di gang sempit di lingkungan kumuh tempat tinggal Jamila dan Elena kini tinggal debu. Puing-puing arang berwarna hitam menjadi pemandangan memilukan di area sepanjang gang sempit kumuh tersebut. Pabrik kulit terbesar di Jakarta itu terbakar. Dilingkungan kumuh itu tercatat, ada 5 orang tewas mengenaskan terpanggang di dalam rumahnya. Kelima orang yang tewas dalam kebakaran tersebut adalah keluarga Jamila. Yang terdiri dari Ayah, Ibu serta ketiga adiknya. Elena dan Herlina yang ke lokasi usai membawa Jamila ke Rumah Sakit, melihat rumah peninggalan Papanya Elena pun tinggal debu. Banyak penghuni dilingkungan kumuh itu menangisi kehilangan harta bendanya. Terlebih Jamila yang kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya.“Maaa.., akhirnya rumah kesayangan Papa jadi debu.., apa masih boleh kita bangun lagi rumah disini?” isak Elena yang melihat tembok pada rumah peninggalan Sentana tinggal setengah. Yang tampak dalam pemandangan yang ada hanya hamparan puing-p

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 97 : Karma Jamila

    Elena yang tidak menyangka atas syarat yang dilakukan pada dirinya membuatnya menangis tersedu-sedu. Jamila yang mendengar syarat dari Erlangga, langsung menghubungi lelaki tampan itu lagi, namun tidak sekali pun panggilan Jamila dijawab olehnya. “Lena.., gue sih yakin.., Erlangga cuma gertak elo aja. Seingat gue sih.., Er di Perth nggak deket sama siapa pun. Masa sih elo kagak percaya sama laki elo sendiri. Udah elo tenang aja. Pikirin Er junior.., kasian itu bayi dalam kandungan elo, pasti bawaan si bayi kali.., bokapnya jadi seperti itu,” ungkap Jamila. “Tapi kan nggak usah pakai minta izin gue untuk kawin lagi. Er sengaja mau nyakitin hati gue. Emang sih gue salah. Tapi, semua itu gara-gara nyokap nya juga. Mila, ambil lagi aja Sakti, gue kagak mau kalau sampai Er kawin lagi. Buat apa coba? Mending kagak kenal dari awal sama Er dan keluarganya!” sengit Elena mondar mandir di dalam kamarnya. “Lena, kenapa sih sekarang ini gue liat elo beda sama waktu sekolah dulu. Kenapa sih, elo

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 96 : Keikhlasan Elena & Syarat Erlangga

    Elena yang diminta oleh Herlina untuk menemui Tiara yang berada di ruang keluarga, dengan terpaksa ditemuinya usai selesai menidurkan Sakti. Di dampingi Jamila, Elena pun berjalan menemui Tiara yang kini terlihat seperti musuh mengibarkan bendera putihnya. “Ngapaen sih dia ke rumah lagi. Nyebelin banget,” bisik Elena saat berada di sisi Jamila. “Pastinya bukan berita baik,” ujar Jamila pelan. Setelah mereka duduk dalam satu meja, Tiara mulai menceritakan penyakit dan kesempatan hidupnya di dunia ini. Setelah itu, tanpa di sadari Tiara telah berada di hadapan Elena dan memeluk gadis cantik jelita itu. “Lena.., demi Allah dan atas nama putra pertamaku. Kalau aku tidak akan menyakiti Sakti. Aku akan perlakukan Sakti layaknya Mas Herlambang memperlakukan Erlangga,” isak tangis Tiara memecah ruang keluarga yang hening. Sejenak Elena terdiam, menatap raut wajah Jamila, lalu Elena pun bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan, Tante?” “Berikan Sakti pada Mas Herlambang. Karena hanya Sakti k

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 95 : Tiara ke rumah Elena kembali

    Saat ini, Herlina, Elena dan Jamila berada di ruang keluarga. Mereka sedang membicarakan masalah Sakti yang diminta oleh keluarga Herlambang. Dan Herlina terlihat membujuk Elena untuk mau memberikan Sakti pada Herlambang.“Lena.., apa nggak sebaiknya kamu kasih aja Sakti ke keluarga Herlambang? Mama kasihan sama Pak Hermansyah dan Ibu Sitoresmi. Lagi pula mengurusi dua bayi sekaligus itu sangat sulit Lena. Apalagi kalau mereka berdua sakit. Juga besok atau lusa Sakti juga tahu siapa ibunya. Anak itu akan mencari ibunya,” nasihat Herlina pada putrinya.“Lena, coba kamu pikirkan lagi..., Mama liat Pak Herlambang serius mau ambil kamu jadi istri dan itu semua demi Sakti dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Apa nggak sebaiknya kamu mau terima Pak Herlambang, Mama ikhlas Lena,” ungkap Herlina atas gambaran pikirannya, mengingat Erlangga tampak telah marah dan tak peduli pada Elena.“Maa.., Lena kasihan sama Erlangga. Sekarang ini dia udah nggak mau bicara pada tante Tiara dan putus hubu

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 94 : Elena & Keinginan Hermansyah

    Elena yang diminta oleh Herlina untuk menyiapkan teh untuk keempat tamunya pun berjalan ke dapur. Elena yang kini tengah hamil jalan tiga bulan, tidak seperti saat hamil Sakti yang sangat mual dan agak rewel masalah makanannya. Namun, untuk kehamilan saat ini, Elena nyaris tak pernah merasa mual dan lebih energik. “Silakan diminum,” Elena meletakan keempat gelas berisi teh dan dua gelas berisi air mineral. “Silakan Ibu, bapak semua,” Herlina menawarkan minuman. Wajah Tiara masih tegang saat memandang Elena, begitu juga dengan Sitoresmi dan Hermansyah. Namun tidak demikian dengan Herlambang. Ia justru memandangi Elena yang sama sekali tidak ingin melihat ke arahnya. Lalu, mereka berempat pun menikmati teh yang telah disuguhi Elena. “Maaf.., kalau boleh saya tahu.., apa ada hal yang sangat penting sehingga, Pak Hermansyah, Bu Sitoresmi dan Ibu Tiara ke rumah ini, pastinya ada hal yang penting,” tutur Herlina memandang pada keempat tamunya. Sejenak, baik Hermansyah, Sitoresmi bahkan

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 93 : Tamparan Tiara untuk Elena

    Herlambang dan keluarganya bertolak dari Perth ke Indonesia, usai Herlambang mengatakan niatnya untuk menjadikan Elena istrinya. Keberanian yang dilakukan oleh Herlambang bukannya tanpa ketakutan. Ia mengalami kestresan pula atas apa yang akan dikatakan kepada Herlina. Karena itu, sesampai di Bandara saat menunggu bagasi, Herlambang berulang kali menghubungi Elena, namun selalu di reject oleh Elena. Sampai akhirnya Herlambang mengirimkan pesan pada Elena.[Pesan keluar Herlambang : Sayang.., angkat teleponnya, aku mau bicara penting]Usai mengirimkan pesan pada Elena, Herlambang kembali menunggu bagasi atas kopernya dan koper keluarganya. Sepuluh menit berlalu, namun Elena tidak juga mengirimkan balasan atas pesan Herlambang.Setelah itu, kembali Herlambang menghubunginya. Walau nada telepon yang dihubungi nyambung, namun Elena sama sekali tidak menjawab panggilan Herlambang.Kemudian, Herlambang kembali mengirimkan pesan pada Elena, dengan memberitahukan kedatangan kedua orang tu

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 92 : Kata Kasar Erlangga

    Sitoresmi dan Hermansyah akhirnya memutuskan untuk ke Indonesia bersama Tiara dan Herlambang. Selain ingin melihat darah daging dari anaknya Herlambang, Sitoresmi pun ingin menanyakan langsung pada Elena perihal keinginan Herlambang yang sudah dapat persetujuan dari Tiara. Walau sebenarnya Sitoresmi tidak tega melakukan hal itu pada Erlangga, namun saat mendengar kalau darah daging Herlambang saat ini dikuasai oleh Elena, membuat hatinya tergerak untuk memberikan perhatian pada Sakti, apalagi Sakti adalah keturunan tunggal dari keluarganya usai kedua anak lainnya tidak ingin memiliki anak.“Her.., Tia.., coba kalian bicarakan hal ini pada Erlangga. Ayah dan Ibu tetap tidak tega menyakiti hatinya. Walaupun Ayah, Ibu yakin Er akan lebih mudah dan cepat mencari pasangan baru. Tapi, bicaralah pada Erlangga,” pinta Hermansyah dan diiyakan oleh Sitoresmi.“Yah.., kemarin itu Tia dan saya ke rumah mamanya Elena. Dan Elena ngomong sama Tia.., kalau Erlangga ingin Elena memilih antara Er ata

DMCA.com Protection Status