Olga mengerucutkan bibirnya, "Lelucon ini sama sekali nggak lucu. Selena, apa yang harus kulakukan? Dia tahu rencana kita ... "Dari belakang terdengar suara Yosef, "Apa rencana kalian? Olga, apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?"Olga ingin menampar dirinya sendiri. Hampir saja rencananya terbongkar."Selena terlihat tenang. Dia melepas masker, meletakkan alat-alat, melepas baju bedahnya dan keluar dari ruangan itu."Bukan apa-apa. Mungkin yang Olga maksud itu dia ingin menikammu selagi kamu tidur atau menyiksamu dengan obat pencahar. Dia bisa memikirkan ratusan rencana seperti itu setiap harinya."Olga menghela napas lega, mengedipkan mata pada Selena seakan berkata, 'Sohib, untung saja ada kamu.'Kepribadian mereka berdua saling melengkapi. Selena lebih tenang dan terkendali, sedangkan Olga lebih blak-blakan dan kasar.Yosef tersenyum tipis, "Nakal sekali. Adik Ipar, kamu lebih bijaksana."Selena berkata dengan nada datar, "Tuan Yosef, seharusnya kamu tahu kami sudah lama bercerai
Dia mencuci tangannya, lalu keluar dari ruang anatomi. Kedua anak itu juga mengikutinya, "Ibu, Paman ... ""Aku sudah tahu, kalian pergi bermain saja."Selena terlihat agak khawatir. Dia merasa kemunculan Yosef di sini bukanlah kebetulan.Sejak dia pergi, Harvey tidak pernah muncul lagi dan tidak ada kabar mengenai dirinya.Makin mendekati hari keberangkatan, hati Selena makin tidak tenang.Alasan Harvey melepaskan Selena hanya karena wanita itu masih berada di bawah pengawasannya di pulau itu.Jika Harvey tahu Selena akan pergi, dia pasti tidak akan melepaskannya begitu saja.Pandangan Selena tertuju pada pintu kamar Olga. Dia bertanya-tanya, apa Yosef akan membawanya pergi?Jika Olga kembali, dia akan lebih menderita daripada dirinya di masa lalu. Setidaknya yang dicintai Harvey dari awal hingga akhir tidak pernah berubah.Namun, Yosef berbeda. Baginya, Olga hanyalah mainan. Dia tidak akan memberikan Olga identitas yang sah. Meskipun Olga memiliki anak, dia hanya akan dianggap sebaga
Yosef terkejut. Dia tidak percaya kalimat itu keluar dari mulut Olga.Meskipun wanita itu menangis, membuat keributan dan bertengkar dengannya saat di rumah sakit, dia tidak pernah mengatakan ingin berpisah.Yosef mengerutkan keningnya, "Ulangi sekali lagi."Olga menundukkan kepalanya dan memainkan kuku jarinya, "Aku bilang aku sudah muak, ayo berpisah saja."Tangan Yosef yang berada di pinggangnya itu tiba-tiba menariknya ke dalam pelukannya. Pria itu menggertakkan giginya dan berkata, "Aku beri kamu kesempatan untuk menarik kembali kata-katamu barusan.""Pak Yosef, akhir-akhir ini aku sudah memikirkannya. Hubungan seperti ini bukanlah yang kuinginkan.""Bukan yang kamu inginkan? Haha." Yosef tertawa sinis sambil mengangkat dagu Olga dengan tangannya, "Jangan-jangan kamu ingin menjadi Nyonya Gardner?"Nada suara yang begitu dingin dan tatapan sinis itu. Olga bersyukur dirinya tidak mengucapkan kata-kata itu. Bukankah hanya akan mempermalukan dirinya sendiri?"Nggak, aku hanya ingin be
Karena Olga berencana untuk pergi, mana mungkin dia tidak melakukan persiapan?Selama ini, dia diam-diam mentransfer uangnya keluar. Meski jumlahnya tidak besar, dia akan mencari orang untuk menukarkannya atau mengirimkan sebagian ke kampung halamannya. Tabungannya pun makin berkurang karena dia takut suatu hari Yosef akan marah dan membekukan rekeningnya.Yosef sangat murah hati. Dia mentransfer enam miliar ke rekening Selena.Olga mentertawakan dirinya sendiri. Ternyata dirinya cukup berharga dan bernilai enam miliar malam ini.Yosef memiliki permintaan yang tinggi dalam hal ini. Saat Olga dipromosikan, pria itu sudah mempertimbangkan ukuran tubuhnya dan menguji Olga selama beberapa hari sebelum mengambil tindakan.Dari penampilan, Yosef terlihat sopan dan rapi. Hanya Olga yang tahu, di balik topengnya itu, hidup seorang pria jahat yang tak jauh beda dari iblis.Setelah mengetahui Olga hamil, tiba-tiba hati nurani pria itu tergerak dan tidak menyentuhnya selama berbulan-bulan lamanya
Olga yang begitu menurut itu membuat Yosef merasa aneh, tetapi dia juga tidak menemukan masalah apa pun.Mereka berdua bahkan tidur sampai tengah hari dan baru bangun untuk makan siang. Yosef menghabiskan sore harinya bersama Olga, hatinya belum pernah setenang ini.Saat asistennya terus-terusan mendesaknya, Yosef pun akhirnya pergi.Sebelum berangkat, Olga sengaja datang mengantar pria itu. Dia merangkul pinggangnya di depan helikopter, seolah-olah tidak tega berpisah dengannya."Kapan kamu datang melihatku?""Kenapa? Belum pergi saja kamu sudah merindukanku? Tadi malam kamu masih belum puas?" tanya Yosef sambil tertawa ringan.Olga tidak mengerti, bagaimana wajah yang begitu lembut itu bisa mengucapkan kata-kata seperti itu?Namun, Olga juga bukan baru saja mengenal Yosef. Pria ini berbeda dengan Harvey, yang lebih kaku dan patuh pada aturan. Ketika Yosef lagi bergairah, dia bahkan bisa membahas kerjasama sambil meletakkan tangannya di paha lawan."Yosef, setelah kamu pergi, apa kamu
Setelah mendiskusikannya, mereka pun bersiap-siap untuk berangkat malam itu.Di pulau ini terdapat 352 kamera pengawas. Selena sudah mengumpulkan datanya dari awal, jadi menghindarinya juga bukanlah hal yang sulit.Dia membawa anaknya ke garis pantai di bawah kaki gunung belakang. Ketika angin laut bertiup, seluruh tubuh Olga langsung merinding.Apalagi, daerah ini termasuk tempat pemakaman yang dibuat Selena. Selama ini, sudah ada sekitar tiga puluh hingga lima puluh mayat yang diautopsi dan dikuburkan di sini.Bahkan Olga merasa angin laut ini terasa aneh, bagian belakang lehernya bahkan terasa lebih dingin.Oleh karena itu, pelayan lainnya biasanya tidak berani datang ke gunung belakang. Bisa dikatakan, tempat ini merupakan tempat pelarian yang paling aman.Olga merendahkan suaranya dan berkata, "Aku curiga kamu sengaja melakukannya. Selena, kamu sekarang lebih licik dari sebelumnya.""Aku sudah gagal berkali-kali, tapi kali ini aku nggak mau gagal lagi.""Ibu, kita mau ke mana?""B
Seluruh tubuh Harvey gemetar. Bayangan kematian Kavin kembali muncul di benaknya. Darah merah segar yang mengucur keluar dari dada pria itu menodai tangan dan matanya.Tidak mungkin!"Bukan, dia bukan Kavin. Aku yakin Kavin mati di pelukanku."Tembakan itu tepat mengenai jantung Kavin, jadi dia pasti mati.Harvey memperhatikan topeng pria itu, "Dia adalah George. Kalau aku nggak salah, Kavin punya saudara kembar, itu pasti dia!""Astaga, takdir macam apa ini? Ternyata Kavin punya saudara, mengapa kita semua nggak tahu?""Ini urusan Keluarga Lane. Cepat panggil orang-orang di pulau untuk menghentikan mereka!"Harvey bergumam pelan, "Seli, maaf ya."Padahal, Harvey telah berencana untuk melepaskan Selena, tetapi identitas pria ini terlalu misterius. Jika dia memang saudaranya Kavin, Harvey tidak mungkin membiarkannya tinggal di luar lagi.Dalam sekejap, alarm di pulau itu tiba-tiba berbunyi.Olga panik dan hampir terjatuh dari kapal. Wajahnya juga terlihat tegang."Kok bisa begitu cepat
Begitu George merapatkan kapal cepat ke tepi pantai, dia langsung menggendong kedua anak dari pelukan Selena sambil buru-buru berkata, "Cepat, ikuti aku!"Selena menggengam tangan Olga dan melarikan diri ke pulau itu, kemudian mengikuti George masuk ke goa yang telah dia gali sebelumnya."Untuk sementara, mereka nggak akan menemukan kita, tapi kita juga nggak bisa terus bersembunyi di sini. Kalau mereka mengepung pulau ini, bukankah kita akan terjebak?"Dahi George penuh dengan keringat. Suara yang keluar dari mulutnya terdengar pelan, "Kalau tebakanku nggak salah, mereka akan memilih satu helikopter untuk terjun payung dan helikopter lainnya untuk siap siaga. Bahan bakar helikopter ini hanya bisa bertahan tiga jam, meski ada yang ingin mengepung pulau ini, mereka juga membutuhkan waktu. Mengenai orang-orang di pulau itu, mereka nggak mungkin bisa menemukan kita di kegelapan malam seperti ini. Kita hanya perlu menunggu dua jam lagi."Olga memandangnya dengan kagum, "Kak, siapa namamu?