Afraska selalu bermulut tajam, tetapi hatinya lembut."Kamu tahu berapa lama aku dimarahi Remy, dia mengejarku pakai pisau buat menyembelih ayam selama tiga kilometer sebelum berhenti. Kalau bukan karena aku bilang kamu berencana mengembalikan gadis kecil itu padanya, aku pasti akan segera mengaku di tempat itu.""Paman Afraska, kamu sudah bekerja keras mengatur semuanya."Afraska menggoyangkan tangannya, "Jangan bicara begitu. Gadis ini punya sedikit kemampuan, makanya aku menyetujuimu. Kalau nggak berguna, aku mana mau membuang-buang waktu. Kamu benaran ingin melepaskannya pergi? Jangan main-main dengan permainan yang akan sering kamu sesali. Aku ini sudah tua, nggak punya waktu untuk bermain-main dengan kalian yang masih muda.""Paman Afraska tenang saja. Dulu aku yang nggak paham keadaan, aku pikir itu cara yang baik untuknya, sekarang aku sudah mengerti, mencintai seseorang bukanlah menghambat sayapnya terbang, tetapi membantu mewujudkannya.""Kamu sudah menyadari ini sejak lama,
Selena segera membuka pintu mobil dan hendak turun, tetapi ditahan oleh Harvey yang menarik tangannya, "Seli, karena sudah diserahkan pada instruktur, jangan campuri proses pelatihannya. Di sini aturan adalah segalanya. Kalau kamu mau bertemu dengannya, tunggu sampai semua tugasnya mencapai standar."Selena menempel ke depan kaca sembari melihat seorang pria tinggi berjalan ke samping Harvest dan mengulurkan tangannya ke arah Harvest, seperti sedang menanyakan keadaannya, perlu istirahat atau tidak.Bagaimanapun, mengingat identitas khusus Harvest, instruktur mungkin akan memberinya sedikit perlakuan istimewa.Harvest menolak bantuan instruktur, "Aku ... Aku bisa sendiri."Tangannya yang kecil menopang pada salju, perlahan-lahan merangkak naik.Anak kecil seperti ini, tetapi tubuhnya melepaskan kekuatan yang tak terbatas.Dia bangkit lagi dan perlahan berlari ke depan, berusaha keras untuk mengejar pasukan besar.Entah apa yang sedang dipikirkan Selena saat ini. Meski sosok kecil itu b
Bagi Harvest, ini adalah tantangan besar. Dia begitu kecil, baik secara fisik maupun secara mental, ini adalah pukulan yang menghancurkan.Di samping anak laki-laki tinggi dan kurus, masih ada beberapa anak lain yang berdiri, sepertinya dialah pemimpinnya.Anak laki-laki yang memiliki tubuh kurus dan tinggi, serta tulang selangka terlihat jelas, terlihat bahwa dia tidak memiliki masa lalu yang baik dan mengalami kekurangan gizi, tetapi dia bukanlah orang yang polos seperti teman sebayanya.Mata itu membuat Selena teringat pada raja di dalam kelompok serigala, dengan kekejaman dan kekuasaannya."Anak ini bernama Vannes, jangan pandang usianya yang masih kecil, dia ini yatim piatu yang ditemukan di medan perang utara. Dia ditemukan dalam keadaan bertahan hidup dengan memakan mayat dan sering berebut makanan dengan burung nasar."Selena yang mendengar pun merasa mual, "Dia ... makan daging manusia!""Sebenarnya daging busuk. Kalau seseorang bisa bertahan hidup, dia akan memakan lumpur bus
Vannes juga menyerang dengan marah. Sejujurnya dia tidak berniat untuk berurusan dengan anak kecil ini.Dia memanggil Harvest sebagai tuan muda, karena sebagian besar anak-anak di sini adalah yatim piatu yang malang.Dia sengaja menyulut emosi Harvest hanya karena anak ini sangat tidak penurut, bahkan tidak seperti orang lain, sudah berlalu banyak hari, tapi masih tidak mau patuh padanya.Vannes selalu ingin mencari kesempatan untuk memberi pelajaran Harvest sekaligus menunjukkan kekuasaannya di depan anak-anak lain.Ternyata Harvest lebih keras kepala daripada yang dia bayangkan. Bukan hanya tidak berniat berhenti, tetapi makin bertarung malah makin berani, dengan semangat perlawanan yang tak tergoyahkan di matanya.Ada apa dengan anak sialan ini? Dia sangat sulit dihadapi!"Anak sialan, mati kamu!"Dia bergerak dengan serius, mengangkat tangan dan siap untuk memukul kepala Harvest dengan tinju."Hentikan!"Harvest yang putus asa pun menutup matanya, dengan tubuh kecilnya, dia sama se
Selena tidak mengabaikan ketegangan dan ketakutan di mata Harvest, apa yang sebenarnya dia lakukan? Bagaimana mungkin dia membuat anaknya memiliki perasaan seperti ini terhadapnya?"Maaf, maaf," Selena memeluk Harvest sambil terus meminta maaf.Harvest bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan, "Eh ... Kamu, bagaimana bisa datang?""Sayang, maaf, Ibu datang terlambat.""Ibu?" Harvest merasa seperti dia salah dengar, apakah Selena benar-benar mengenalinya?"Anakku, sebelumnya Ibu nggak tahu ada beberapa kesalahpahaman sebelumnya, itu sebabnya baru sekarang mencarimu, ini semua salah Ibu."Selena memeluk erat anaknya, air mata mengalir deras dari dagunya hingga jatuh ke leher Harvest.Pada saat ini, pelukan adalah penghiburan terbaik, Harvey menyuruh orang untuk mengambilkan obat, "Seli, oleskan obat pada Harvest."Selena baru melepaskan anak itu, dia dengan penuh kasih sayang memeriksa luka di wajah Harvest."Pasti sangat sakit, ya?""Nggak sakit," jawab Harvest dengan tatapan terpaku,
Selena mendapati bahwa Harvest sangat sensitif, Harvest selalu khawatir dan takut kehilangan setelah susah payah mendapatkannya.Selena dengan sabar menenangkan emosi anaknya, berkali-kali mengatakan betapa dia mencintainya.Selena juga memasak makanan yang enak untuknya, Harvest makan banyak, bahkan tidak berhenti sampai Harvey mengambil sendok dari tangannya.Harvest tahu makanan yang ibunya buat tidak bisa dimakan setiap hari."Harvest, kemarilah."Selena duduk di jendela sambil melambai padanya.Harvest segera merangkak naik dengan patuh, dan Selena mengangkatnya ke dalam pelukannya.Di sini bisa melihat pemandangan luar yang indah, Harvest baru menyadari bahwa tempat latihan yang biasa terlihat sangat berbeda dari sudut pandang yang berbeda, mungkin karena ada Ibu yang menemaninya.Selena sedikit menyunggingkan senyuman, "Ibu yang menamaimu, diambil dari nama Ibu dan Ayah. Kamu dilahirkan penuh dengan cinta dari Ibu.""Ibu pasti sangat mencintai Ayah waktu itu.""Ya, sangat cinta.
Harvest sangat suka mendengar ibunya mengeluh tentang Harvey, hanya Selena yang paling mengerti Harvey di dunia ini.Tidak seperti dulu ketika di samping Agatha, yang paling sering Agatha katakan adalah mencari cara untuk menyenangkan Harvey agar Harvey bisa tinggal lebih lama."Tapi kalau Ayah begitu buruk, terus kok bisa Ibu menyukainya?"Selena berucap dengan sengit, "Itu karena aku buta. Nak, tahukah kamu berapa banyak orang yang mengejar ibumu dulu? Seperti ikan di sungai besar, hanya saja ibumu tertipu oleh wajah ayahmu.""Kalau Ibu menikah dengan orang lain, nggak ada aku dan adik-adikku," ucap Harvest dengan kecewa.Selena segera mengubah ucapannya, "Dulu ayahmu memang cukup manusiawi, dia juga pernah memperlakukan Ibu dengan baik, jadi sebelum kamu lahir, Ibu selalu bahagia dan penuh harap menantikan kedatanganmu.""Lalu sekarang bagaimana? Ayah masih memperlakukan Ibu dengan baik. Ayah melakukan banyak hal demi melindungi Ibu."“Dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang. Apa
"Ibu, aku penurut, aku nggak akan membuatmu marah lagi, tolong jangan pergi, tetaplah di sisiku, oke?"Ketika Maisha menarik Selena pergi, Selena jatuh dengan keras ke tanah.Namun, meski demikian, Selena tetap mengejar dengan tertatih-tatih di belakang mobil, terus memohon kepada Maisha untuk kembali.Pada saat itu, satu-satunya yang dia pikirkan adalah, meskipun Maisha biasanya cuek, tetap saja itu ibunya sendiri, jika ibunya pergi, dia tidak akan memiliki ibu lagi.Bahkan jika Maisha tetap dingin seperti dulu, bukanlah masalah asalkan tetap tinggal dan dapat melihatnya setiap hari.Setelah Maisha pergi, Selena selalu memikirkan Maisha pulang setiap hari dan malam.Setiap hari ibu yang menjemput anak di luar sekolah, ibu yang mengantar makanan untuk anak, orang tua yang ikut dalam kegiatan orang tua dan anak, orang tua yang menggandeng anaknya di taman bermain, ibu yang merasa sedih dan memeluk anaknya begitu anaknya terjatuh.Semua rasa itu telah Selena rasakan, jadi dia pernah bers