Selena menggelengkan kepala, "Lebih baik nggak usah ikut campur terlalu banyak, cukup di kapal saja."Gio ragu-ragu sejenak, tetapi kemudian bertanya, "Nona Selena, boleh aku tanya kenapa mengambil risiko pulang dengan cara menyelundup begini? Tubuhmu memang tidak sehat, kudengar kamu juga nggak punya keluarga dalam negeri, terus ngapain pulang?""Hm, ada sedikit urusan."Selena menjaga rahasia dengan sangat rapat, dia tidak akan mengungkapkan petunjuk sedikit pun.Gio yang paham pun langsung diam tanpa banyak bertanya, "Kalau gitu, istirahatlah lebih awal."Kapal kargo pun bersandar, membutuhkan setengah hari untuk persediaan dan perbaikan kapal. Selena bahkan tidak keluar dari kapal dan hanya berada di kamar sepanjang waktu.Dia perlahan-lahan menandai warna merah pada tanggal di kalender sambil melihat hari-hari yang makin dekat dengan Kota Arama.Sebentar lagi dia akan segera bertemu dengan kedua anak itu.Tidak lama kemudian, seorang awak kapal datang melaporkan, "Nona Selena, sun
Anak laki-laki yang merasakan ketakutan si gadis kecil pun segera mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk gadis itu seraya berucap, "Adik, jangan takut."Tangannya menutupi telinga gadis kecil itu sambil mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan emosi si gadis kecil yang ketakutan itu, karena pada dasarnya gadis kecil itu tidak memiliki keberanian seperti dirinya.Selama terpikirkan bahwa ayahnya mungkin akan mati seperti kucing yang ada di depannya, air matanya mengalir begitu saja.Si gadis kecil itu takut, benar-benar ketakutan.Di dunia ini hanya ada Ayah dan Kakak saja. Jika Ayah tiada, lalu mereka harus bagaimana?Angin laut menari-nari dengan bebas di permukaan laut, suara ombak menghantam karang seolah-olah terdengar di telinga.Entah apa alasannya, sejak kecil kedua bersaudara itu tidak menyukai laut, mereka memiliki ketakutan naluriah terhadap laut.Ketika mendengar makin banyak orang berlari mendekat, gadis kecil itu menggigit bibirnya dengan keras, tidak berani mengeluarka
Selena tiba-tiba membuka mata dan duduk tegak. Tepat pada saat dia terlelap dalam tidurnya, entah kenapa dia mendadak terbangun.Dia turun dari tempat tidur dengan naluri untuk melihat sekelilingnya, bahkan air laut pun tidak bergelombang yang besar, juga tidak ada suara apa pun. Lantas kenapa dia bisa terbangun?Hari sudah sangat larut, Selena membuka pintu kamar dan langsung melihat seorang pria yang sedang merokok tidak jauh dari situ.Selama waktu yang mereka habiskan bersama, Selena belum pernah melihat Gio merokok. Namun, saat ini Gio sedang bersandar miring di pagar.Wajah Gio hampir tidak bia terlihat di lorong cahaya yang sangat redup, tubuhnya juga diselimuti kegelapan.Hanya bisa melihat cahaya merah menyala di ujung jari-jarinya yang panjang.Seluruh aura orang ini sangat berbeda dari biasanya, bagaikan bulan dingin yang diselimuti kabut hitam. Tubuhnya memancarkan aura misterius dan menyeramkan.Saat melihat Selena, jari-jarinya dengan cepat menjentikkan puntung rokok, cah
Terdapat beberapa goresan luka pada wajah anak laki-laki itu, jari-jarinya juga penuh dengan bekas luka. Tangannya begitu kecil, tetapi berlumuran darah. Melihatnya saja membuat hati sakit.Anak ini tidak bergerak saat Paman Mike membersihkan lukanya. Air matanya berada di pelupuk mata dan berputar-putar di sana, namun dia menahannya agar tidak menangis.Paman Mike menatap anak laki-laki itu sedari tadi, dia selalu merasa wajahnya sangat familier dan sangat mirip dengan seseorang.Setelah mengobati keduanya, Paman Mike kembali bertanya beberapa kali, tetapi tetap tidak mendapatkan jawaban.Anak perempuan itu makan dan minum dengan kenyang, kepalanya mengangguk sambil makan seperti ayam yang mematuk beras. Beberapa menit kemudian, dia pun tertidur. Sedangkan anak laki-laki itu terlihat sangat lelah, tetapi masih dengan penuh semangat menatap Paman Mike."Jangan takut padaku, aku nggak akan menyakitimu, siapa namamu? Kalian tersesat dan terpisah dengan orang tua kalian?"Anak laki-laki i
Dapur tidak ada di lantai ini, dan yang diangkut di kapal bukanlah hewan hidup segar. Bagaimana mungkin ada bau darah yang mendadak muncul?Dia jadi lebih waspada saat terbayang baku tembak semalam. Dia tidak akan melewatkan kesempatan apa pun yang bisa membahayakan Selena.Gio selesai menyiapkan sarapan untuk Selena, lalu segera pergi ke ruang pemantauan. Dengan memeriksa rekaman pemantauan, semua jawaban bisa terungkap.Melihat Pak Hermawan sedang tidur pulas di ruang pemantauan, Gio dengan mudah melihat rekaman setengah jam yang lalu.Jari-jari tangannya dengan cepat mengetik di keyboard. Namun, dia mendapati bahwa pemantauan mengalami masalah, jadi dia tidak bisa menyelidiki lebih lanjut.Seseorang telah mengotak-atik kamera pengawas!Tampaknya ada tikus yang menyelinap ke dalam kapal.Meskipun lawannya tidak datang untuk mengganggu Selena, Gio tidak bisa membiarkannya begitu saja.Gio harus segera menemukan tikus ini.Kapten Mike memerintahkan orang untuk mencari sepanjang hari, t
Mereka akan segera memasuki Lautan Iblis, Gio pun berujar dalam hati. Saatnya membuang ikan rendahan ini.Pada titik ini, pihak lain pasti bersembunyi di antara barang-barang penyimpanan.Gio sudah bertanya sebelumnya bahwa di dalamnya hanya ada beberapa alat, tidak akan ada orang yang datang ke sini selama beberapa bulan.Begitu pintu didorong, aroma tidak sedap pun tercium.Di dalam terdapat bau jamur yang tercampur dengan bau darah.Hari hampir gelap, ditambah hari ini juga hujan dan mendung. Laut yang luas ini tampak gelap gulita, sehingga ruangan dasar ini juga tidak ada cahaya sedikit pun.Selain suara ombak yang memukul badan kapal, ruangan ini begitu sunyi hingga mencekam.Gio berjalan maju selangkah demi selangkah, indra keenamnya memberitahunya bahwa saat ini orang itu berada di ruangan ini.Bagaikan ular berbisa yang menggeliat di tempat gelap, hanya menunggu saat yang tepat untuk muncul dan menggigitnya dengan keras.Hari makin gelap dan angin laut mulai bertiup. Pintu dan
Pemilik topeng ini adalah George, yang memandang pria yang tegap di depannya dengan mata yang menyipit.Dia ada kemiripan dengan Gordon, tetapi tubuh Gordon lebih besar dari pria ini. Matanya tertuju pada wajah Gio, wajah biasa-biasa saja yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Apakah orang ini datang bukan untuk membunuhnya?"Kamu mengenalku?"Ya, benar suara ini.Gio melangkah beberapa langkah ke depan, lalu mengulurkan tangan untuk meraih kerah George. Tatapannya begitu dingin saat berujar, "Katakan, kok bisa kamu ada di sini?"Sikap orang ini membuat George merasa aneh. Jika pria ini adalah orang-orang yang mengejarnya, pasti kepalanya sudah pecah, mana mungkin bertanya mengenai hal-hal omong kosong ini?Siapa sebenarnya pria ini?Tendangan yang baru saja dilakukan oleh Gio tepat mengenai luka di tubuhnya, menyebabkan luka tersebut terbuka kembali dan darah segar mengalir membasahi pakaiannya.Belum sempat Gio mendorong lebih jauh, suara ketakutan awak kapal terdengar di lorong, "B
Paman Mike tidak punya waktu untuk memberikan penjelasan lebih lanjut kepada mereka, dia pun berdiri dan pergi.Luna dengan khawatir melihat Ravi, tetapi Ravi tidak melihatnya, melainkan menatap bidak terakhir yang diletakkan oleh Paman Mike di atas papan catur.Meskipun tahu ada meriam ganda di depan, Paman Mike tetap melangkah maju.Putaran ini, mau bagaimana cara bermainnya, tetap akan kalah."Kakak ... "Bajak laut adalah kata yang pernah Ravi dengar dari George, mereka adalah makhluk jahat yang tidak berperikemanusiaan, namun menyamar sebagai manusia.Demi merebut sumber daya, mereka melakukan segala kejahatan dan menjadi penguasa di laut.Kapal pengangkut bahan tambang ini tentu menjadi objek yang mereka awasi.Mungkin kali ini Kakek Mike menghadapi masalah besar.Ravi hanya tahu bahaya, tetapi tidak berkemampuan untuk mencegah bahaya.Yang bisa dia lakukan adalah segera mencari George dan memintanya untuk membawa mereka pergi sebelum hal itu terjadi.Anak yang baru berusia dua t