Selena beristirahat dengan baik selama beberapa hari, dan semua parameter kesehatannya perlahan-lahan membaik.Lewis bisa melihat dengan jelas kalau warna kulit Selena jauh lebih baik daripada beberapa hari yang lalu. Warna merah juga perlahan-lahan terlihat di kulitnya."Selena, apa kamu sudah terbiasa hidup di sini?" tanya Lewis."Ya, semuanya baik-baik saja. Abel sangat perhatian padaku, aku sangat bahagia di sini."Hal yang paling penting adalah dia tidak perlu hidup terkekang oleh Harvey setiap hari dan tidak perlu khawatir akan ada orang yang mencoba membunuhnya.Banyak penyakit manusia yang berasal dari penyakit mental. Selama beban mentalnya hilang, setengah penyakitnya akan sembuh dengan sendirinya."Syukurlah, Abel adalah gadis yang baik hati dan suka membantu orang. Kalau kamu butuh sesuatu, beri tahu dia saja.""Makasih, persahabatan ini akan selalu terukir di hatiku. Kalau aku punya masa depan, aku pasti akan membalas kebaikan kalian.""Kak Selena, jangan terlalu mempermas
Lewis merasa lega setelah melihat keadaan Selena sekarang. "Tadinya aku berpikir kalau kamu akan merasa kasihan padanya, takut kamu menyesali keputusanmu sendiri. Tapi setelah melihatmu benar-benar melepaskannya, aku juga merasa lega.""Dokter Lewis, Selena yang dulu sudah mati di laut itu. Jalan ini adalah pilihanku dan aku nggak akan menyesal."Lewis tiba-tiba teringat saat dia bertanya apa Selena menyesal menikah dengan Harvey. Selena juga menjawab dengan tenang dan bijaksana seperti sekarang.Dia tidak menyesal.Hanya saja Selena yang sekarang punya pandangan yang tegas seperti burung foniks yang terlahir kembali dari abu dengan membawa semangat yang tak tergoyahkan."Aku nggak akan pernah menyerah pada hiduku sebelum menyelesaikan apa yang harus aku lakukan."Selena berjuang mati-matian tidak hanya untuk melarikan diri dari Harvey, tetapi juga karena masih punya banyak hal yang belum selesai.Mencari tahu siapa yang terus mengendalikan orang lain untuk membunuhnya di belakang lay
Chandra mengeluarkan ponselnya. "Ini adalah foto yang diambil hari ini dengan kamera laba-laba."Selena duduk tenang di halaman sambil membaca buku. Meski kameranya hanya seukuran laba-laba, kualitas gambar yang diambil sangat jernih.Harvey mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Selena. Ternyata melepaskannya adalah pilihan yang tepat. Kondisi Selena jauh lebih baik dari sebelumnya."Barusan saya mendapat kabar kalau Lewis menyuruh seseorang untuk menyiapkan beberapa obat kemoterapi. Sepertinya nyonya akan mulai menjalani kemoterapi kedua.""Aku mengerti."Meski hanya melihat cahaya lampu di vila, Harvey merasa lebih tenang karena tahu Selena ada di dalamnya.Sayangnya, mereka tidak berani membuat kegaduhan. Mereka hanya bisa meletakkan kamera laba-laba di halaman dan menunggu Selena keluar untuk mengambil gambar."Tuan Harvey, lebih baik kita kembali saja. Tuan juga tidak bisa melihat nyonya di sini. Lagi pula Tuan sudah tahu kalau nyonya masih hidup, Tuan bisa tenang sekarang."Me
Harvey memahami pikirannya dan berkata, "Aku tahu.""Selena sudah pergi, apa rencana Tuan Harvey selanjutnya?"Harvey adalah orang yang sangat cerdas, jadi dia langsung mengerti maksud perkataan Lewis ini. Sepertinya kedatangannya untuk mengambil sesuatu itu palsu. Sebenarnya, dia datang untuk mencari tahu informasi demi Selena.Mungkin tindakan-tindakan yang dia lakukan terhadap Selena di masa lalu telah meninggalkan gangguan psikologis yang mendalam pada Selena. Selena pasti merasa takut setiap hari.Harvey berkata, "Awalnya aku mengirim Selena ke sini agar dia bisa memulai kehidupan barunya, tapi tanpa disangka, hari itu nggak akan tiba. Aku akan kembali ke dalam negeri dalam beberapa hari lagi."Selena takut padanya, jadi dia akan pergi.Lewis langsung bertanya, "Kapan Tuan Harvey akan pergi?"Lewis merasa kata-katanya barusan terlalu mendesak, jadi dia menjelaskan, "Berhubung kita saling kenal, saya ingin mengantar Tuan dan Selena pergi.""Besok, Dokter Lewis bisa datang kapan saj
Kediaman Bennett.Kondisi Sean akhirnya terbebas dari bahaya. Ini membuat Shane merasa lega."Kak, akhirnya Kakak bangun. Kakak nggak tahu seberapa khawatirnya aku kalau Kakak nggak bangun."Sean baru saja bangun, wajahnya masih terlihat pucat. Dia tersenyum untuk menghibur adiknya. "Mana mungkin aku rela meninggalkanmu? Coba lihat rambutmu yang hampir sama kayak singa emas."Shane adalah seorang desainer, jadi dia selalu berpakaian dengan gaya yang sangat modis. Shane telah tinggal bersama Sean selama beberapa hari ini untuk merawatnya, jadi dia tidak punya waktu untuk merawat dirinya sendiri. Rambut pirangnya juga berantakan dan kusut seperti anjing ras Siberian Husky."Kak, bisa-bisanya Kakak masih punya mood untuk bercanda denganku. Kakak ini sudah sangat sial, tahu.""Sial dari mananya? Aku masih hidup, adanya aku merasa sangat beruntung."Shane mendengkus. "Susah banget nemuin orang yang ginjalnya cocok dengan Kakak dan setuju untuk mendonorkannya. Siapa yang tahu kalau hal seper
Pada hari ketujuh setelah kemoterapi, Selena bisa bangun perlahan dari tempat tidur. Hanya saja rambutnya benar-benar rontok seutuhnya setelah kemoterapi kali ini.Dia melihat dirinya berdagu runcing di cermin, tetapi kepalanya botak.Abel yang sedang memapah Selena segera menenangkan suasana. "Jangan khawatir, Kak Selena. Rambut Kakak akan tumbuh lagi setelah Kakak berhenti minum obat."Selena tersenyum dengan tidak peduli. "Kalau nyawa melayang, apa gunanya kulit yang cantik? Aku sudah bersyukur bisa hidup.""Kak Selena, aku merasa lega melihat Kakak berpikiran seperti ini. Tapi, jujur saja dan jangan tersinggung, ya. Kakak bahkan bisa mengalahkan mereka yang punya rambut dengan mudah. Waktu aku melihat Kakak, aku jadi tahu kenapa R.A Kartini bisa membuat orang-orang terpesona dengannya. Kalau aku jadi seperti Kakak, aku bahkan bisa tersenyum saat tidur.""Abel, bantu aku jalan-jalan sebentar, ya. Aku ingin menghirup udara segar.""Oke."Kota ini tidak seperti Kota Arama yang sedang
Ini adalah kali pertama Lanny berbicara duluan. Harvey duduk di depan meja teh dan sedang menyeduh teh. "Ceritakan saja."Lanny memandang pola di atas teko teh dan berkata secara perlahan, "Dulu aku hilang dan diculik ke pegunungan. Aku banyak menderita, tapi akhirnya aku berhasil melarikan diri ... "Dia tidak menceritakan proses penderitaannya, tetapi Harvey bertanya duluan, "Gimana kamu bisa melarikan diri?"Bagaimanapun juga, informasi yang dia temukan sangat umum dan tidak ada proses yang spesifik.Lanny masih belum memberikan deskripsi yang spesifik mengenai bagian ini. "Sangat sederhana, aku sudah merencanakannya sejak lama. Aku menyembunyikan korek api untuk menyalakan jerami yang mereka simpan, Keluarga mereka itu miskin, jadi kebakarannya nggak akan berlangsung lama, tapi ... "Dia berhenti sejenak dan melanjutkan, "Sebelum aku menyalakannya, aku menjebak keluarga itu di dalam ruangan dan membakar mereka hidup-hidup. Aku butuh lebih dari sebulan untuk keluar dari pegunungan k
Meski Lanny ditampar, dia tetap menunjukkan senyuman yang eksentrik dan gila. "Aku ini orang gila. Kenapa semua penderitaan di dunia ini harus aku tanggung sendiri? Karena sekarang aku berada di neraka, aku akan menarik lebih banyak orang ke dalamnya. Kakak, salahkan dirimu yang mencintainya!"Setelah mengatakan itu, Lanny seakan-akan teringat sesuatu dan menambahkan, "Kakak boleh menamparku, tapi jangan lupa, aku ini dalang di balik layar, tapi Kakak adalah pelaksananya. Kakak sendiri yang nggak mau percaya padanya, nggak peduli padanya, dan mengabaikannya. Orang yang menyakiti dan melukainya paling dalam itu bukan aku."Harvey menurunkan tangan yang dia angkat sebelumnya. Dia tahu Lanny tidak salah dalam perkataannya. Dia sendirilah dalang di balik semua ini. Dia tidak punya hak untuk menyalahkan orang lain.Dia duduk dengan lesu sambil merokok. Matanya menatap hampa. "Dia sudah pergi sekarang dan aku kehilangan segalanya. Apa kamu bahagia?"Pandangan Lanny jatuh pada wajah Harvey ya