Selena menjalani enam kali kemoterapi yang dilakukan setiap 21 hari sekali. Setelah enam kali kemoterapinya selesai, setengah tahun pun berlalu.Bagi Selena, setengah tahun ini terasa seperti hidup di neraka. Efek samping kemoterapi bisa memasuki setiap organ.Dia sangat takut kedinginan, dan selalu punya tangan dan kaki yang dingin sepanjang tahun. Kakinya juga sangat lemah dan tulangnya sangat sakit.Abel menatap Selena dengan iba. "Kak Selena sudah berhasil melewati ini. Kakak sudah menyelesaikan enam kali kemoterapi, Kakak jauh lebih kuat daripada kebanyakan orang."Selena terbaring lemah di tempat tidur. Kepalanya pusing dan berkunang-kunang. Dia berkata dengan lemah, "Abel, bantu aku keluar untuk melihat sinar matahari. Aku sudah terlalu lama berbaring.""Oke."Abel mendorongnya di kursi roda. Mereka berada di negara belahan bumi selatan yang baru memasuki musim dingin.Suhu di sini lebih hangat daripada Kota Arama. Bahkan di suhu terdingin pun tidak akan turun hujan di pusat kot
Setiap detik dan setiap hari yang dihabiskan ketika sakit adalah siksaan baginya, tetapi dia masih harus menunggu selama satu bulan.Selena menghela napas. Dia berharap bisa segera menghubungi George meski itu hanya untuk melihat foto anaknya.Namun, George pasti punya identitas khusus. Selena tidak berani menggunakan nomor lamanya lagi, jadi dia tidak bisa menghubungi George.Harvey sudah menunggu lama dan akhirnya dia mendapatkan pembaruan video dari Selena lagi.Sudah berhari-hari Selena tidak pergi ke halaman. Harvey bisa melihat kalau tubuh Selena memang sangat lemah. Bahkan saat Selena keluar hari ini, dia hanya bisa duduk di kursi roda.Harvey mengusap layar dengan jarinya. Sepertinya Selena lebih kurus dari sebelumnya. Tidak ada daging di wajahnya sama sekali, dagunya tajam, terutama matanya yang besar dan menakutkan."Ini yang keenam kalinya, 'kan?""Ya, setelah kemoterapi ini selesai, nyonya hanya perlu istirahat yang baik.""Orang seperti Selena nggak akan merepotkan orang t
Setelah mendengar kalimat itu, ponsel yang Selena pegang jatuh ke lantai sehingga menimbulkan suara "duk". Suara ini membuat Abel yang sedang menelepon Lewis terkejut.Abel langsung menutup telepon dan melihat ke arah Selena. "Kak Selena, Kakak kenapa?"Wajah Selena menjadi sangat pucat. "Nggak apa-apa."Abel mengambil ponsel Selena dan melihat wajah Harvey yang terpampang di ponsel itu.Abel mengelap ponselnya dan memberikannya kepada Selena sambil menghiburnya. "Jangan khawatir, Kak Selena. Dia nggak tahu kalau Kakak masih hidup. Kakak harus keluar dari bayangannya."Abel tidak tahu apa yang Harvey telah lakukan pada Selena sehingga membuatnya masih sangat takut pada Harvey sampai hari ini.Selena mengangguk, tetapi dia masih sangat takut dan merasa kalau Harvey mengatakan kalimat ini padanya."Ya, dia nggak mungkin tahu kalau aku masih hidup," bisik Selena.Dia juga meyakinkan dirinya sendiri. Kalau Harvey benar-benar tahu, mana mungkin Harvey membiarkannya berada di luar. Harvey pa
Saat Selena melihat wajah tulus dan baik hati dari kedua orang itu, hatinya penuh dengan kehangatan.Meski dia mengalami banyak kegagalan dan bertemu dengan banyak orang jahat dalam hidupnya, tetapi ada beberapa orang yang baik hati yang datang untuk membantunya, jadi dia tidak begitu sial.Setidaknya Dewi Keberuntungan masih menyertainya kali ini."Baiklah, tapi sekarang aku sudah jauh lebih baik. Abel bisa kembali bekerja, dia nggak perlu merawatku lagi.""Tapi ... ""Begitu saja. Kalau aku membiarkan kalian membuang-buang waktu lagi, aku akan merasa sangat bersalah. Lagian ini adalah rumah pernikahan kalian, mana mungkin aku bisa tinggal lama di sini? Aku bisa mencari apartemen yang lebih kecil dan hidup dengan seorang pembantu yang bisa memasak. Aku bisa turun ke lantai bawah untuk jalan-jalan sebentar di hari biasa."Lewis tidak ingin membuat Selena mengkhawatirkan masalah kecil seperti ini, jadi dia langsung menyetujuinya."Baiklah, aku akan mengatur seseorang untukmu."Lewis mel
Selena tetap bertanya dengan tenang, "Apa kamu sangat membutuhkan uang? Apa masih ada orang lain di rumahmu?"Gio mengusap-usap belakang kepalanya. "Ada, masih ada ibu dan beberapa ekor sapi di kampung halaman.""Kamu belum nikah?""Tidak ada waktu bagi kami yang bekerja di bidang ini untuk pacaran. Meski kami menikah, kami harus meninggalkan pasangan kami sendirian di rumah, jadi lebih baik kami tidak menunda hidup mereka."Selena bertanya dengan mengikuti alur, "Kamu kerja di mana sebelumnya?""Saya telah menjalani hidup yang berlika-liku. Keluarga saya miskin waktu saya masih kecil. Setelah itu, saya menjadi tentara dan setelah keluar dari dinas, saya bekerja di berbagai tempat seperti kasino, klub malam, pengawal pribadi, dan tangan kanan bos. Saya melakukan pekerjaan kotor dan berat asalkan bisa mendapatkan uang.""Siapa majikanmu sebelumnya?"Sekarang Selena bukan lagi gadis yang baik hati dan ceria seperti dulu. Wajahnya pucat dan meski dia duduk dengan tenang, dia memancarkan a
Hari-hari berlalu begitu biasa selama dua minggu ini. Selena sangat puas dengan Gio. Orang ini pada dasarnya tidak punya keberadaan yang mencolok.Biasanya Selena berada di dalam rumah pada siang hari, sedangkan Gio berada di halaman luar. Jangankan masuk ke kamar tidur utama, Gio bahkan tidak akan masuk ke ruang tamu.Setelah Selena tidur di malam hari, Gio akan kembali ke kamarnya. Pagi hari saat Selena bangun, Gio sudah berlatih di halaman.Kalau Selena ingin pergi, dia akan memanggil Gio dan Gio akan mendorong kursi rodanya. Terkadang mereka pergi ke supermarket untuk berbelanja atau hanya berjalan-jalan di kompleks perumahan.Selain membicarakan hal yang diperlukan, Gio sangat jarang bicara. Dia sering membuat orang melupakan keberadaannya.Hingga suatu hari, Gio tiba-tiba mengetuk pintu kaca di luar ruang tamu.Selena membuka pintu dan menatap Gio dengan tenang. "Ada apa?"Pria itu menunjukkan ekspresi malu di wajahnya. "Nona, tadi saya menemukan seekor kucing kecil di luar. Saya
Setelah Gio mengucapkan kalimat itu, pikiran pertama Selena bukanlah Bonbon, melainkan wajah Harvey yang muncul.Selena terkejut, sementara Gio menambahkan dengan santai, "Mungkin ini adalah kucing itu yang datang mencari Nona kembali. Hewan di dunia ini punya kecerdasan spiritual. Mungkin saja ia muncul kembali ke dunia Nona dengan cara yang berbeda."Kerutan di kening Selena akhirnya hilang. Suasana hatinya menjadi sedikit lebih baik kalau dia memikirkan hal ini.Setiap orang akan dilahirkan kembali dengan cara yang baru.Bonbon begitu, begitu pula dengannya.Setelah sampai di rumah sakit hewan, dokter memeriksa kucing kecil itu dengan cermat, lalu menatap Selena yang selalu terlihat tegang.Selena takut kucing kecil ini tidak punya daya tahan yang baik. Kalau terinfeksi penyakit kucing seperti panleukopenia saat berkeliaran di luar, ia akan sulit untuk diselamatkan.Untungnya dokter melepas sarung tangan dan berkata, "Tenang saja, kucing kecil ini sehat-sehat saja, hanya sedikit kot
Kenapa Selena bisa berpikir menghubungkan orang yang sepolos dengan Harvey?"Apa kamu suka kucing?""Suka. Saya juga memelihara seekor kucing waktu kecil di kampung halamanku. Hanya saja, kami tidak memberinya makan dengan baik. Semua makanannya itu makanan sisa."Selena selalu berwajah dingin tanpa banyak perubahan selama beberapa hari ini, hingga saat ini dia baru tersenyum tipis."Kalau suka, kamu boleh menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Kucing kecil ini punya banyak energi, sedangkan kesehatanku nggak terlalu baik, jadi aku nggak bisa menghabiskan banyak waktu bersamanya."Kaki Selena masih sakit sekarang, jadi dia tidak bisa jongkok. Dia akan pusing kalau bergerak terlalu banyak. Untungnya Bonbon sangat patuh dan baik saat berada di sisinya dan sering kali duduk manis di pangkuannya.Gio mengusap-usap kepalanya lagi. "Kalau Nona Selena tidak keberatan, saya bisa merawat Bonbon.""Kalau begitu, aku harus merepotkanmu.""Tidak apa-apa. Apa Nona mau duduk lama?" Gio menatapn