Selena menjawab dengan acuh tak acuh, "Mungkin memang dia nggak punya pilihan lain selain mencuri bunga di rumah sakit.""Orang aneh semakin banyak, bahkan nggak punya tata krama. Ya sudah, Nona Selena istirahat ya."Setelah suster kepala pergi, Selena mulai merasa mengantuk dan tidak lama pintu kamarnya kembali terbuka.Karena mengantuk, Selena tidak begitu peduli.Namun, bukannya mendengar suara langkah kaki, dia malah mendengar decitan seperti suara tikus kecil mengendap-endap.Eh? Ada sesuatu di atas kepalanya? Yang masuk bukan dokter?Selena membuka matanya dan bertatap muka dengan sepasang mata besar yang bulat.Wajah mungil seorang anak terlihat di hadapannya dan anak kecil itu terlihat malu-malu."Ibu, mahkota bunga."Harvest berusaha keras untuk merapikan mahkota bunga itu."Ternyata kamu." Selena berbisik, matanya terpaku pada mahkota bunga di tangan si kecil, Selena terdiam sejenak.Jadi ... pencuri bunga yang tadi diceritakan suster kepala itu adalah Harvey dan anaknya?Sel
Begitu tersadar dari keterkejutannya, reaksi pertama Harvest bukanlah menangis. Dia justru terlihat kebingungan.Kenapa Agatha menamparnya? Apa salahnya?Bekas tamparan pun langsung tercetak di wajah Harvest yang mungil, membuat pipi kanannya memerah dan membengkak.Agatha yang sontak merasa bersalah karena terbawa emosi pun langsung memeluk anaknya. "Maaf, Nak, nggak sakit 'kan ya? Ibu nggak bermaksud begitu."Agatha sangat membenci Selena, tetapi begitu teringat bahwa Selena sebentar lagi akan mati, suasana hati Agatha pun membaik."Syukurlah, orang jahat itu akan segera mati! Kamu yang nurut ya, sekarang Ayah jadi bersama kita lagi. Kamu 'kan mirip banget dengan Ayah, jadi kamu harus selalu menyenangkan hati Ayah supaya Ayah juga memperlakukan kita dengan baik," kata Agatha dengan sorot mata yang tampak berbinar-binar.Tekanan mental yang selama ini Agatha alami membuat kondisi psikisnya benar-benar tidak stabil. Kadang tertawa, kadang menangis dan kadang seperti orang kesetanan. Ha
Jena sudah sekian tahun bersama Agatha, tetapi belum pernah melihat Agatha semenyedihkan ini."Aku sudah nggak punya orangtua ataupun rumah! Hidupku benar-benar sudah berada di titik terendah! Aku cuma punya kedua anak ini ... Kalau kamu mengadukanku pada Harvey, dia pasti akan melarangku bertemu anak-anakku lagi!" tangis Agatha dengan pilu.Agatha pun bergerak menghampiri Jena dengan susah payah, lalu menarik celana Jena dan memohon dengan nada yang terdengar sangat memelas, "Aku janji nggak akan mengulanginya lagi ..."Setelah berujar begitu, Agatha pun menggendong Harvest dan membawanya pergi. Rasanya mencengangkan sekali melihat Agatha mengusap-usap pipi Harvest dengan telur ayam agar tidak begitu bengkak lagi. Di dunia ini, mana ada ibu yang tega menyiksa anaknya sendiri?"Sakit, nggak?"Harvest balas menggelengkan kepala tanpa mengatakan apa-apa. Ekspresinya yang terlihat tanpa emosi itu justru membuat orang menjadi makin kasihan.Jena menghela napas dengan putus asa. Situasi ini
Lama sekali Harvey mencoba mengorek informasi dari kakeknya, tetapi usahanya gagal. Namun, berdasarkan informasi dari berbagai sumber, orang bernama Nona Fanny itu kabur ke Negara Arama untuk berlindung. Di sana dia menggunakan nama palsu, lalu kabar tentangnya hilang begitu saja.Harvey juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia juga masih belum mendapatkan kabar lebih lanjut tentang Isaac. Jika terus seperti ini, bisa-bisa hanya ada kata mati bagi Selena. Entah mati lebih cepat atau lebih lambat.Namun, tidak berarti tidak ada hasil apa-apa selama beberapa hari ini. Begitu Harvey tiba di kamar yang gelap itu, William tampak sekarat dengan tubuh yang berlumuran darah. Sepertinya, Alex menginterogasi William tanpa belas kasihan sedikit pun."Tuan Harvey, William akhirnya mengaku bahwa dia sudah mengenal Datura selama dua tiga tahun terakhir. Mereka belum pernah bertemu, tapi Datura sudah berulang kali membantunya untuk mendapatkan saham Grup Irwin.""Pantas saja saham William jadi sebanyak i
Setelah dirawat selama satu minggu di rumah sakit, Selena akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Selama seminggu ini, Selena sudah bisa bangun dan berjalan sendiri. Akan tetapi, jumlah sel darah merah dan darah putihnya menurun dengan drastis sehingga Selena masih sangat lemah. Setiap hari, kepalanya bahkan terasa berputar.Meskipun begitu, Selena merasa senang bisa keluar dari rumah sakit.Selena pun kembali ke kediaman Keluarga Irwin. Sambil mendorong kursi roda Selena, seseorang dari Keluarga Irwin pun berkata, "Nyonya Muda, Tuan Muda Harvey sudah menyiapkan kamar untuk Nyonya Muda di lantai satu. Ada halaman kecil di bagian luar kamar. Silakan Nyonya Muda memulihkan diri dengan tenang, Nyonya Muda pasti akan sembuh.""Iya."Sudah beberapa hari ini Harvey tidak menampakkan batang hidungnya di depan Selena, mungkin Harvey takut akan mengganggu Selena.Namun, Selena tahu bahwa pria itu sering sekali diam-diam masuk untuk menjaganya saat dia sedang tidur, lalu diam-diam pergi sebelum Sel
Bibi Eri menyadari Selena yang sedang bersedih, jadi dia langsung berujar menghibur, "Nyonya Muda akhir-akhir ini cuma makan sedikit, napsu makan Nyonya Muda pasti menurun. Jadi, Nyonya sengaja masak buat Nyonya Muda."Selena balas mengangguk, lalu berjalan perlahan-lahan menuju ruang tamu. Dia tidak mau menggunakan kursi roda."Ayo duduk, sebentar lagi makanannya siap," kata Ellia yang mengenakan celemek.Sebuah vas keramik berwarna putih dipajang di atas meja. Di dalamnya ada bunga yang baru dipetik hari ini, setiap helai kelopaknya tampak segar dan cantik.Selena, sontak teringat hari itu hujan deras. Di saat dia sedang merangkai bunga di dalam ruangan yang hangat, perutnya mulai membuncit dan seulas senyuman tersungging di bibirnya.Tepat pada saat itu, pintu pun terbuka. Harvey berjalan masuk dengan marah, lalu menginterogasi Selena kenapa Selena mencari masalah dengan Agatha yang sedang hamil.Sayangnya, sepertinya waktu itu Harvey lupa bahwa Selena juga sedang hamil.Di tengah c
Hansen sibuk sepanjang hari mengurusi Selena dan akhirnya mendapat mendapatkan berita rahasia.Seorang asisten dokter datang dengan membawa sebuah botol. "Dokter Hansen, ini kiriman Nyonya Irwin. Nyonya minta diperiksa ini makanan kucing apa.""Makanan kucing?" Hansen melihat botol itu sejenak, botol sekecil ini tidak bisa menampung makanan kucing, kucing mana yang makan sesedikit ini?"Mungkin suplemen atau sejenisnya, mungkin mereka nggak bisa menentukan jadi meminta Dokter Hansen yang memeriksa.""Oke, tinggalkan saja disitu, nanti kuperiksa. Sekarang aku masih ada urusan penting.""Oke."Hansen bergegas pergi menemui Harvey yang terlihat lelah. "Tuan Harvey, ada berita terbaru. Tim Isaac selama ini telah melakukan penelitian tentang pengobatan kanker dan menciptakan obat anti-kanker baru. Dalam dua tahun terakhir, sudah ada ratusan pasien kanker yang mengonsumsinya. Namun, saat ini dia hanya melakukan uji klinis tahap pertama dan data sampelnya masih sangat terbatas.""Bagaimana ko
Hanya mengingat beberapa memori saja Selena sudah benci sekali dengan Harvey, kalau benar-benar ingat sepenuhnya, bukankah Selena akan semakin membencinya?Namun perkataan Ellia juga cukup masuk akal. Pemicu kondisi Selena tiba-tiba memburuk adalah obat M.1. Kalau Harvey memberinya obat penawar M.1, bukankah artinya juga bisa mengendalikan pertumbuhan sel kanker di tubuhnya?Meskipun Harvey sangat tidak ingin melakukannya, dia tidak punya pilihan lain demi kesehatan Selena."Oke, aku akan meminta dokter untuk mengevaluasi ulang, Tolong jaga Seli dulu."Harvey kembali menemui tim medis yang awalnya melakukan penelitian terhadap M.1. Hasil mereka berikan sama dengan yang diberikan oleh Ellia.Hansen dengan hati-hati menyarankan, "Tuan Harvey, sebenarnya sejak awal aku mau bilang obat yang dapat membuat orang kehilangan ingatan ini merusak kekebalan tubuh dan banyak efek samping jangka panjang pada tubuh manusia. Pada orang biasa mungkin mungkin tidak terlalu berpengaruh, tetapi kalau unt