Harvey mengangkat jarinya dan berkata, "Berangkat! Tetaplah terhubung setiap saat.""Mengerti."Alex pergi bersama para pengawal. Saat ini, Harvey tetap tenang, tidak ada sedikit pun kegembiraan di wajahnya.Setelah beberapa kali bertarung dengan orang itu, Harvey menyadari bahwa orang itu sangat teliti. Jika ingin menang, dia harus memastikan tidak ada kesalahan sedikitpun."Chandra, periksa dengan teliti tempat tinggalnya, periksa apakah ada masalah.""Baik, Tuan Harvey."Jari-jari Chandra dengan cepat mengetik di keyboard. Segera, dia menemukan lokasi yang spesifik. Setelah diperbesar, dapat terlihat dengan jelas bahwa posisinya di sebuah vila di tepi pantai dengan pemandangan yang indah di sekitarnya."Tuan Harvey, sudah ditemukan, vila ini.""Suruh orang selidiki pemilik vila itu.""Baik."Harvey menggerakkan mouse dengan hati-hati, mengamati bangunan vila itu. "Di belakang ada hutan dan di depan ada laut. Hati-hati jangan sampai dia melarikan diri.""Baik, aku akan segera memberi
Harvey bergegas ke sana. Meskipun sudah larut malam, dia tidak merasa lelah sedikit pun. Dia sangat bersemangat karena tahu setelah menangkap dalang ini, ke depannya dia dan Selena bisa menjalani kehidupan yang bahagia. Harvey sudah tidak sabar untuk segera tiba di Jalan Marina.Mobilnya melaju kencang di dalam kegelapan malam. Puluhan mobil serta ratusan orang yang dikerahkan ke Jalan Marina sudah mengepung seluruh vila itu.Begitu tiba, Harvey bergegas turun dari mobil dan berlari sepanjang jalan.Di udara ada aroma angin laut bercampur aroma tanaman dan bau darah yang menyengat hidung. Selain itu, orang-orang Harvey terlihat dimana-mana."Bagaimana?" tanya Harvey dengan cemas.Nolan keluar dari kerumunan dan berkata, "Tuan Harvey, saat orang itu terluka, dia melarikan diri dengan melompat ke laut. Kak Alex sudah pergi dengan orang lain untuk mengejarnya."Harvey mengernyit, persiapan mereka kali ini begitu matang, tetapi masih terjadi hal tidak terduga."Antar aku ke sana."Takdir s
Ellia memilih sebuah gaun ketat untuk Selena. Yang dikenakan Ellia berwarna hijau tua dan yang dikenakan Selena berwarna putih. Dia juga memadukan kalung mutiara putih dan gelang warisan Keluarga Irwin untuk Selena, membuat Selena terlihat sangat menawan.Sedangkan Jesika, yang menghadiri pesta Keluarga Irwin untuk pertama kalinya sebagai nyonya rumah, mengenakan banyak perhiasan, seakan takut orang lain tidak tahu dia kaya raya.Mungkin dia berharap memiliki banyak tangan agar bisa mengenakan lebih banyak perhiasan untuk dipamerkan.Keluarga Irwin belum secara resmi mengumumkan berita tersebut, tetapi kabar tersebut sudah menyebar di kalangan mereka.Setelah ditinggal pergi, Ellia beristirahat di Keluarga Irwin. Sekarang Leo sudah tua, pasti mengkhawatirkan putranya.Hal ini mengartikan Jesika akan menjadi nyonya rumah?Ellia adalah istri yang sah, tetapi setelah bertahun-tahun berjuang, pada akhirnya dia hanya menjadi istri kedua.Ellia belum muncul, tetapi sudah banyak "makhluk jaha
Waktu seakan berhenti saat ini. Tidak disangka ada wanita yang benar-benar cantik sampai sejauh ini.Satu seperti bunga di musim semi, satu seperti bulan di musim gugur.Jari-jari Naufan yang memegang sampanye menjadi tegang. Pada saat ini dia merasa seperti sedang bermimpi. Dia meragukan dirinya sendiri, apakah wanita itu masih Ellia yang dia kenal?Dalam pikirannya, Ellia memecahkan banyak barang berulang kali, berteriak keras di tengah reruntuhan atau menangis dan memohon agar dia tidak pergi, serta gambaran menghina dan mencaci-maki Jesika.Sekarang Ellia tampak angkuh, seperti dewi yang pandangannya melihat ke seluruh ruangan tanpa berhenti di dirinya.Seolah-olah dirinya dan dia sudah menjadi orang asing. Sorot mata Ellia terasa asing.William terpaku menatap wajah Selena. Dari awal dia sudah tahu Selena cantik, tetapi dia tidak menyangka bahwa saat mengenakan gaun ketat yang sederhana itu, dia tetap terlihat elegan. Bagaikan dewi di atas bulan, dengan dingin memandang bumi dan m
Lagi-lagi William. Selena menengadah, menatapnya dengan dingin dan bertanya, "Ada perlu apa?"William mengenakan setelan putih hari ini. Ditambah dengan memiliki paras yang bagus, dari luar dia terlihat pria yang baik-baik. Namun hanya Selena yang tahu bahwa hati pria ini sangat busuk."Kenapa Kak Selena bersikap dingin begitu padaku? Aku hanya peduli denganmu.""Kalau kamu masih nggak sopan padaku, percaya atau nggak, tapi aku bisa melepaskan rahangmu itu."William refleks meraba pergelangan tangannya sendiri dan berkata, "Kak Selena terlihat dingin, tapi emosian juga. Aku jadi penasaran, apa ada perbedaan begitu besar saat di atas kasur?"Setelah William mengatakan itu, Selena langsung mengangkat tangannya, menuangkan air hangat dari gelas itu ke wajah William.Selena tidak membuat kegaduhan besar, tetapi karena dia menjadi topik pembicaraan, ada banyak orang yang selalu mengamati mereka.Kejadian itu langsung menarik perhatian semua orang dan Jesika yang ekspresinya sudah berubah be
Saking nyerinya, Selena tidak sanggup berbicara lagi. Padahal, Ellia ingin duduk sambil menyaksikan adegan itu, tetapi tidak disangka ibu dan anak ini malah menyerangnya terlebih dahulu.Tampaknya mereka ingin menggunakan kesempatan ini dan mencari alasan agar Leo mengusir Selena dan lainnya keluar."Naufan, kamu suka sekali mengatakan kata-kata itu. Apa kamu mau kata-kata itu diukir di batu nisanmu saat kamu mati nanti?"Naufan memandang Ellia dengan tatapan tidak senang dan berkata, "Tutup mulutmu. Ini bukan urusanmu."Ellia berdiri di depan Selena, lalu membentak Naufan dengan marah, "Sialan! Beraninya kamu menyuruhku diam!"Naufan terkejut, begitu juga dengan Jesika. Semua orang yang hadir pun tak kalah terkejutnya.Leo berdeham beberapa kali dan memperlihatkan wajah tidak nyaman, "Menantuku, perhatikan sikapmu. Ibu menantumu sangat pelit. Hati-hati dia akan balas dendam kepadamu malam ini."Perlu diketahui, sebelumnya Ellia juga pernah memarahi Jesika. Bagaimanapun juga, dia seora
Jesika berkata sambil terisak, "Suamiku, aku pikir kalian sudah bercerai. Jadi, aku pun menjaga anak kita dan mengurus rumah tangga dengan baik. Dengan harapan, suatu hari Ayah bisa melihat ketulusan hatiku, tapi ternyata setelah bertahun-tahun, kami hanyalah orang luar. Sebaiknya kami pergi saja. Rumah ini nggak menerima kita lagi."Padahal, Ellia belum mengatakan apa-apa, tetapi Naufan telah termakan omongan Jesika. Kini wajahnya tampak marah. Pria itu segera memapah William berdiri sambil berkata, "Kalian mau ke mana? Seharusnya yang pergi itu mereka!"Setelah mengucapkan kalimat itu, Naufan tampak menyesal. Dia tahu selama ini hidup Ellia tidak baik. Naufan sama sekali tidak bermaksud untuk mengusirnya. Dia bahkan sempat berpikir kalau Ellia bersedia, dia akan membiarkannya tinggal di Keluarga Irwin.Namun, amarah tampak menguasai dirinya. Dia bahkan tidak menyadari dirinya mengucapkan kata-kata seperti itu.Kata-kata menyakitkan itu bagaikan sebilah pisau tajam yang menusuk hati.
Mendengar ucapan itu, bahkan Naufan, yang biasa merasa dirinya benar pun menoleh kepadanya, "Apa yang kamu katakan?""Ayah, Kakak terjebak dalam ledakan dan masih belum ditemukan hingga saat ini. Kemungkinan besar dia sudah meninggal dunia." William mengucapkan kata-kata paling kejam dengan nada lembut.Semua orang yang hadir tampak terkejut. Meskipun tuan muda telah lama berkembang di Negara Arama, statusnya tidak perlu diragukan lagi.Jika dia telah meninggal, bukankah semua harta dan hak waris akan menjadi milik William?Pantas saja Leo setuju membiarkan ibu dan anak kembali. Ternyata ini alasannya.Belakangan ini, Naufan juga mendengar kabar itu, tetapi dia menganggapnya sebagai gosip yang dibuat oleh orang berniat jahat. Bagaimana mungkin Harvey yang baik-baik saja bisa meninggal?Namun, saat ucapan itu keluar dari mulut William, Naufan mulai merasa gelisah, "Tanpa bukti yang pasti, kenapa kamu bilang dia sudah meninggal?""Ayah, kamu juga mendengar berita ledakan pabrik yang terj