Selena sudah bersiap untuk hal terburuk. Bagaimanapun dia hanya datang untuk menyapa. Kalau tidak suka dengan dirinya, dia akan berbalik dan pergi.Namun, sebelum Ellia berbicara, terdengar suara yang terdengar akrab terlebih dahulu, "Bibi Ellia, apa Kak Harvey sudah pulang?"Sosok yang tidak asing muncul dari sudut lantai dua. Orang itu adalah Gita Iswari, orang yang belum lama ini ditemuinya.Begitu Harvey mendengar suara tersebut, bulu kuduk di sekujur tubuhnya merinding naik, dan wajahnya tertutupi oleh hawa dingin."Ngapain kamu ke sini?"Gita buru-buru berjalan ke sisi Ellia. Dia memegang lengan Ellie dengan penuh kasih seraya berkata, "Kak Harvey, akulah yang menemani Bibi Ellia selama dua tahun terakhir."Akhirnya, Selena tahu arti kehadirannya. Setelah berputar ke sana dan ke sini, sebenarnya hal ini sudah menunggu dirinya di sini.Gita menggunakan kartu terakhirnya, yaitu Nyonya Irwin.Sepertinya kali ini, Nyonya Irwin beriniastif untuk meminta bertemu dengan Harvey agar bisa
Sebelum Selena memahaminya, Ellia sudah pergi lebih dulu dan meninggalkan Selena dengan sosok bayangan yang indah.Selena mengedipkan matanya pada Harvey dan bertanya dengan suara berbisik, "Sebenarnya seperti apa ibumu itu?""Cobalah makanan asli dari Nalanda. Yuk!" Harvey tidak menjawab pertanyaan Selena dan langsung membawa Selena ke ruang makan.Ellia sudah duduk. Tatapannya tertuju pada jemari Harvey dan Selena yang saling bergandengan. Tatapan matanya membeku untuk sesaat.Gita datang membawa semangkuk sup dan melihat Harvey menyeret kursi untuk Selenna. Harvey langsung duduk setelah Selena duduk.Gita pun menaruh makanan agak jauh dari hadapan Selena.Kalau Harvey memanjakan Selena di luar, kemungkinan besar memang untuk memanjakan istrinya. Namun, tidak ada siapa-siapa di sini hari ini. Untuk siapa Harvey menunjukkan sikap seperti itu?Penjelasannya hanya ada satu. Itulah cara mereka berinteraksi layaknya pasangan pada umumnya.Gita melihat dirinya sendiri. Awalnya, dia ingin m
Selena tersipu malu. Baiklah. Meskipun dia memesan cukup banyak hidangan, dia benar-benar tidak bisa menghabiskannya dan hanya bisa makan sedikit.Karena perutnya yang kecil, dia pun tak bisa makan terlalu banyak. Dia bisa cepat kenyang.Ellia memutar bola matanya dan berkata, "Kalau kamu nggak bisa makan, nggak usah dimakan. Kamu menyia-nyiakan makanan juga nggak akan bikin keluarga Irwin bangkrut. Kalaupun bangkrut, hal itu nggak ada hubungannya denganmu."Selena terkesiap karena ibu mertuanya sangat berbeda dari apa yang dia bayangkan."Maaf, aku pikir ... " Selena mengerucutkan bibirnya karena ingin mengaku.Sebelum Selena menyelesaikan kalimatnya, Ellia berkata, "Kamu pikir aku akan mempersulitmu? Kamu nggak bisa menghabiskan makanan kali ini, jadi kamu sudah makan di luar lebih dulu.""Iya, aku minta maaf.""Nggak usah minta maaf. Aku memang berencana untuk mempersulitmu."Selena tidak tahu harus berkata. Kenapa ibu mertuanya ini bertingkah tidak seperti pada umumnya?Perkataan E
Harvey menatap Ellia dengan tatapan heran. "Aku pikir Ibu nggak peduli dengan kami, tapi aku nggak menyangka Ibu mendapatkan kabar tentang kami," kata Harvey.Ellia mendongak sedikit untuk bisa melihat Harvey. Begitu selesai mendengar perkataan Harvey, dia merasa tersentuh."Menurutku, kamu masih bocah mungil yang membuntutiku. Nggak kusangka kamu sudah besar dalam sekejap mata."Ellia mengangkat tangannya dan ingin menyentuh wajah Harvey.Namun, jemarinya berhenti sebelum bisa menyentuh Harvey.Perasaannya terhadap Harvey sangat kompleks. Sejak awal dia mengharapkan kelahiran anak ini dengan harapan pria tersebut berubah pikiran.Namun, hasil yang dia dapatkan adalah pria itu begitu dingin hingga tak melirik ke arahnya sedikit pun. Hal itulah yang membuat Ellia membenci Harvey.Ellia tak bisa memberikan kasih sayang seorang ibu pada Harvey sepanjang hari. Dia bahkan terasa asing berdiri di hadapan Harvey.Ellia menarik tangannya dengan ekspresi kecewa. "Kamu dan adikmu pasti menyalahk
Apabila perkataan ini keluar dari mulut orang lain, mungkin akan terdengar keterlaluan, tetapi bagi seorang ibu yang kejam, yang tega menjatuhkan anak berusia tiga tahun dari lantai atas, perkataan ini menjadi terdengar sangat wajar.Anak kandungnya saja diabaikan, apalagi anak orang lain.Jadi, dapat dikatakan bahwa Ellia dan Naufan itu sama saja.Di dunia mereka, tidak ada orang lain selain cinta. Itu adalah suatu keegoisan yang sangat luar biasa.Dengan begitu anggun, Ellia membelai rambut yang ada di sebelah telinganya."Anak itu ... sejak dua tahun lalu, dia sering menemuiku. Terkadang dia menemaniku bersantai, terkadang dia juga memijat kakiku. Karena aku lihat dia merasa bosan, jadi aku membiarkannya."Harvey tidak bisa berkata-kata, "Aku rasa bukan dia yang bosan, tetapi Ibu," ujarnya.Ibunya tidak pernah berlaku seperti ibu yang baik dan penyayang, melainkan lebih seperti tokoh antagonis.Contohnya, dulu dia sering menyiksa Pauline demi membuat Naufan berubah pikiran.Pada akh
Tatapan Harvey menjadi semakin tajam, "Apa lagi yang Ibu tahu?" tanyanya."Lihatlah reaksimu, sepertinya tebakanku benar. Aku nggak punya maksud lain, di pertemuan kali ini aku memang cuma ingin bertemu dengan kalian saja, tapi aku harus memberitahumu satu hal. Orang-orang di keluarga kita itu punya banyak kekurangan, keras kepala, dan setia, tapi sekalinya mencintai seseorang, hal itu akan menjadi urusanmu seumur hidup, ini pedang bermata dua.""Karena baik Ayahmu maupun aku nggak pernah mengajarimu cara mencintai orang lain ... Nak, aku nggak mau kamu mengulangi kesalahan yang sama. Cinta itu selalu dari dua arah, nggak pernah cuma sepihak. Hal yang paling Ibu sesali dalam hidup ini adalah apa yang Ibu lakukan pada Ayahmu dulu, yang membuat kamu dan adikmu menjadi sangat terluka," ucap Ellia sungguh-sungguh.Bagi Harvey, perkataan Ibunya ini terasa begitu ajaib. Dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari nanti Ibunya akan menyampaikan hal seperti ini padanya."Aku akan menjaganya
Sebelum bertemu Ellia, dia membayangkan orang-orang menjadi wanita gila seperti setan. Namun, saat benar-benar bertemu, Selena menyadari bahwa pemikirannya salah.Ellia hanyalah seseorang yang tidak pernah mendapatkan cinta seumur hidupnya."Anda tidak bodoh, Anda hanya terlalu keras kepala saja."Walaupun Selena tidak ingat dengan masa lalunya, tetapi dia bisa merasakan apa yang dirasakan Ellia, seolah dulu dia juga pernah melakukan hal yang sama."Sama saja. Dulu aku benar-benar nggak seperti seorang Ibu, tapi di usiaku sekarang ini, aku akhirnya paham akan beberapa hal. Kamu lebih bahagia dibandingkan aku, kamu mendapatkan cinta yang seutuhnya darinya, jadi yang paling cocok memakai gelang ini adalah kamu.Selena pun kaget, "Jadi Anda tidak menentang hubungan kami?" tanyanya."Kenapa aku harus menentang hubungan kalian? Kalian berdua itu serasi sekali, tapi aku juga ingin mengingatkanmu ... walaupun Harvey ini adalah anak yang sangat hebat, tapi dia dibesarkan di keluarga seperti ka
Setelah pertemuannya dengan ibu mertuanya berjalan lancar, Selena mengatar Ellia. Dia terus memandangi gelang yang indah itu, yang menjadi semakin indah seiring berjalannya waktu.Dia tidak mengenakannya, tetapi mengamatinya dengan saksama. Di dalam lubuk hatinya, dia samar-samar merasa bahwa gelang itu seharusnya bukan miliknya."Suka nggak?" Tiba-tiba, suara Harvey terdengar dari belakang, sementara Selena kaget karena terlalu serius melihat gelang itu sehingga tidak menyadari kehadirannya."Hmm, cukup indah."Dengan lembut, Harvey mengambil gelang itu, "Sini aku pakaikan," ujarnya.Tanpa sadar, Selena menghindarinya, "Pakainya nanti saja. Barang yang sangat berharga seperti ini biasanya dipakai waktu menghadiri acara-acara penting saja, sehari-hari aku juga nggak terbiasa pakai perhiasan, nggak begitu nyaman," jelasnya.Harvey tertegun sesaat, pada akhirnya tidak mengungkapkan perasaannya."Ya sudah, terserah kamu."Walaupun setiap hari Selena bersamanya, dia tetap hanya menyukainya