Itu adalah Selena! Cinta sejati Harvey.Sampai saat ini, Vanya baru mengetahui bahwa dulu bukannya Harvey tidak tertarik pada wanita, melainkan dia menunggu kemunculan Selena sejak sepuluh tahun yang lalu.Harvey tidak pernah menjelaskan pada Vanya karena dia memang tidak tertarik, dan dia merasa tidak perlu.Vanya lah yang terlalu berkhayal, diam-diam berusaha membantu di tempat yang tidak terlihat oleh Harvey, bahkan setiap hari membayangkan berada di sisi Harvey di masa depan.Sesudah ditolak, Vanya merasa sangat putus asa dan sedih, hingga melakukan begitu banyak hal yang ekstrem.Kini dia merasa seperti orang malang yang hina. Saat melihat wanita di samping Harvey yang begitu anggun dan memesona, selain dari segi penampilan, kepribadiannya juga dia kalah.Melihat kaki Selena yang utuh, Vanya menjadi semakin marah, mengapa Tuhan begitu kejam dan membuatnya mengenal Harvey."Sudah sadar?"Harvey yang duduk tegak di kursi menatapnya dengan santai, "Katakan, siapa yang menyuruhmu," uj
Reaksi pertama Selena bukanlah marah. Mengapa dia merasa tidak ada orang yang normal di sekitar Harvey?Ada apa dengan wanita yang agak mirip dengannya ini?Di sisi lain, Harvey yang terlihat begitu marah hingga urat-urat di dahinya muncul, menyuruh Arnold berhenti.Arnold menghajarnya hingga mandi keringat, namun raut wajahnya tetap rendah hati, "Tuan Harvey, saya benar-benar minta maaf. Saya sudah meminta seseorang untuk memeriksa riwayat obrolan dan panggilannya, tapi tidak ada yang mencurigakan. Mengenai rekaman video aslinya, saya sudah menemukannya," jelasnya.Harvey pun menghampiri wanita yang terengah-engah di lantai itu, "Katakan, apa yang kamu bicarakan dengan William?" tanyanya."Kami nggak membicarakan apa-apa," Vanya menyeringai, "Kesalahan terbesar dalam hidupku adalah bertemu denganmu," ujarnya.Harvey terdiam.Ini pertama kalinya dia merasa bahwa pemikiran tentang cinta begitu menakutkan.Harvey kira wanita ini akan mengatakan yang sebenarnya sebagai tanda terima kasih
Selena tidak merasa keberatan sama sekali, dia bahkan malah terlihat tenang dan percaya diri, sangat berbanding terbalik dengan dirinya di lantai.Saat pintu tertutup, tampaknya Vanya memahami mengapa Harvey bisa menyukai Selena.Namun, itu sudah terlambat.Pintu itu memisahkan suara tangisnya yang menyedihkan.Tidak ada hari esok baginya. Dia sendiri yang menghancurkan pernikahannya dan hubungannya dengan seorang pria yang dulu memperlakukannya dengan baik.Setelah kembali ke dalam mobil, Harvey masih menggenggam tangan Selena.Semenjak Selena siuman, hal yang dikhawatirkannya tidak terjadi, tetapi kepribadian Selena sekarang jauh berbeda dengan yang dulu.Tenang.Bahkan saat melihat wanita lain mendekatinya, Selena tidak protektif seperti dulu, dan bagusnya lagi, Selena tidak menolak perbuatan baiknya.Secara keseluruhan emosinya sangat stabil, bahkan saking stabilnya sampai membuat Harvey merasa agak takut."Seli, apa ada yang ingin kamu tanyakan padaku?"Di tengah kegelapan, Harvey
Tamparan datang terlalu cepat seperti tornado.Apa?Denisa ternyata adalah orang ketiga yang tidak bermoral, bahkan kepribadiannya juga buruk. Tidak hanya itu, orang-orang yang pernah ditindasnya dulu, kini pun bersatu untuk melawannya.Ada yang mengalami depresi berat, hingga memerlukan waktu seumur hidup untuk pulih.Ada juga murid yang difitnah dan akhirnya bunuh diri dengan melompat dari gedung. Di depan kamera, pasangan paruh baya dengan rambut beruban yang memegang foto lama yang sudah menguning, mengungkapkan tuduhannya terhadap Denisa atas apa yang pernah dilakukan Denisa terhadap anaknya.Guru-guru, teman-teman sekelas, dan para tetangga Denisa pun muncul untuk menceritakan kehidupannya.Para penata rias, penata busana, dan beberapa staf tingkat bawah di industri hiburan juga mengungkap sikap sombong Denisa dalam kehidupan sehari-hari.Yang paling mengejutkan lagi, beberapa petugas kebersihan dan pembantu mengaku ditipu oleh Denisa dengan cara yang sama.Konflik yang terjadi a
Di ruangan yang gelap tanpa seberkas cahaya pun, seorang pria besar dengan tinggi 180 cm meringkuk di sudut."Klik."Yohan seperti tikus di tengah malam, selalu diam-diam memperhatikan keadaan di luar, bahkan suara sekecil apa pun tidak akan luput dari perhatiannya.Dia membenarkan posisi kacamata di batang hidungnya dan menghambur ke arah pintu.Seberkas cahaya masuk dari luar pintu dan muncul secercah harapan di hati Yohan.Setelah dia membuat video klarifikasi, meskipun pihak lain juga tidak memaksakan apa pun padanya, dia sudah tidak makan atau minum selama lebih dari sepuluh jam dan tenggorokannya terasa kering dan panas.Akhirnya ada yang datang. Mungkinkah orang ini datang untuk melepaskannya?Siluet seorang pria yang tinggi dan besar muncul di ambang pintu. Yohan buru-buru bertanya, "Sudah kukatakan semua yang kalian minta aku katakan, aku seharusnya sudah bisa pergi dari sini."Diiringi suara 'plak', lampu di dalam ruangan menyala.Cahaya terang yang tiba-tiba muncul tersebut
Setelah mendengar kata-kata Harvey, Yohan merasa seperti jatuh ke dalam gudang es, wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan."Tuan Harvey, Anda, maksud Anda ... "Alex masuk ke dalam ruangan sambil membawa sebuah baskom besar dengan hati-hati. Untuk menghindari cedera, dia sudah terlebih dahulu memakai sarung tangan profesional."Aku orang yang adil, aku juga akan secara tidak sengaja menyiramnya ke arahmu nanti, jika kamu bisa menghindar, maka kamu cukup hebat, tapi jika kamu terkena siraman, jangan bilang aku menindasmu."Sekelebat ketakutan melintas di sorotan mata Yohan. Tubuhnya sendiri telah disayat-sayat oleh Harvey, dan apabila luka sayatan tersebut terkena asam sulfat, dia sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi.Yohan berlutut di tanah, berulang kali meminta ampun dengan panik. Dia bahkan membenturkan dahinya ke lantai tanpa henti."Tuan Harvey, saya salah, saya benar-benar bersalah, siraman asam sulfat ini bisa membunuh orang!"Harvey menendangnya menjauh. Harvey berdiri
Grup Irwin berhasil membuat perubahan yang luar biasa. Dalam semalam harga sahamnya melonjak drastis dan bisnis di berbagai industri yang dimilikinya ramai pengunjung.Sejak subuh, pelanggan sudah menunggu di depan pintu gerai-gerai supermarket, toko perhiasan, toko pakaian, bahkan properti dan ruang siaran langsung online milik mereka, yang sebelumnya hanya ada beberapa puluh ribu pengunjung, hari ini siaran langsung dibanjiri permintaan untuk segera mengunggah produk saat siaran langsung dimulai.Yang menjadi fokus utama mereka adalah orang-orang yang belanja dengan membabi-buta.Terutama para netizen yang rajin berkomentar pedas di internet, yang begitu tahu bahwa Harvey dan istrinya telah dirugikan sampai seperti ini, bahkan wajah Selena hampir rusak, Grup Irwin juga hampir bangkrut, mereka pun dengan sukarela mendatangi semua toko di bawah naungan Grup Irwin untuk berbelanja.Sejak kecil hingga dewasa, Harvey tidak pernah kekurangan uang. Semua orang tahu bahwa Keluarga Irwin sang
Selena terdiam, masa depan dalam bayangannya masih penuh dengan ketidakjelasan.Dia merasa seperti seorang biksu di kuil kuno yang mencapai pencerahan, yang sudah kehilangan nafsu duniawi, tanpa perasaan cinta dan kebencian.Harvey bilang akan membawanya sekolah kedokteran, dan Selena setuju.Selena tidak memiliki perasaan khusus tentang sekolah kedokteran ataupun bisnis, yang mana pun boleh.Harvey tidak marah ketika Selena tidak menjawab pertanyaannya. Harvey berbisik dengan serius di telinga Selena, "Seli, aku berbeda denganmu. Di mataku dan hatiku, masa lalu dan masa depanku semuanya dipenuhi dirimu."Setelah selesai bersiap-siap, Harvey mencium kening Selena dan pergi dengan gagah.Selena malah hanya melihat Harvey pergi sambil menggendong Bonbon dengan wajah tanpa ekspresi dan tanpa perasaan apa pun yang bergejolak di hatinya.Dia tidak menolak Harvey, tetapi juga tidak terlalu mencintainya.Selena menghitung dengan jari jumlah hari yang tersisa sampai saatnya mereka meninggalkan