Setelah mendengar kata-kata Harvey, Yohan merasa seperti jatuh ke dalam gudang es, wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan."Tuan Harvey, Anda, maksud Anda ... "Alex masuk ke dalam ruangan sambil membawa sebuah baskom besar dengan hati-hati. Untuk menghindari cedera, dia sudah terlebih dahulu memakai sarung tangan profesional."Aku orang yang adil, aku juga akan secara tidak sengaja menyiramnya ke arahmu nanti, jika kamu bisa menghindar, maka kamu cukup hebat, tapi jika kamu terkena siraman, jangan bilang aku menindasmu."Sekelebat ketakutan melintas di sorotan mata Yohan. Tubuhnya sendiri telah disayat-sayat oleh Harvey, dan apabila luka sayatan tersebut terkena asam sulfat, dia sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi.Yohan berlutut di tanah, berulang kali meminta ampun dengan panik. Dia bahkan membenturkan dahinya ke lantai tanpa henti."Tuan Harvey, saya salah, saya benar-benar bersalah, siraman asam sulfat ini bisa membunuh orang!"Harvey menendangnya menjauh. Harvey berdiri
Grup Irwin berhasil membuat perubahan yang luar biasa. Dalam semalam harga sahamnya melonjak drastis dan bisnis di berbagai industri yang dimilikinya ramai pengunjung.Sejak subuh, pelanggan sudah menunggu di depan pintu gerai-gerai supermarket, toko perhiasan, toko pakaian, bahkan properti dan ruang siaran langsung online milik mereka, yang sebelumnya hanya ada beberapa puluh ribu pengunjung, hari ini siaran langsung dibanjiri permintaan untuk segera mengunggah produk saat siaran langsung dimulai.Yang menjadi fokus utama mereka adalah orang-orang yang belanja dengan membabi-buta.Terutama para netizen yang rajin berkomentar pedas di internet, yang begitu tahu bahwa Harvey dan istrinya telah dirugikan sampai seperti ini, bahkan wajah Selena hampir rusak, Grup Irwin juga hampir bangkrut, mereka pun dengan sukarela mendatangi semua toko di bawah naungan Grup Irwin untuk berbelanja.Sejak kecil hingga dewasa, Harvey tidak pernah kekurangan uang. Semua orang tahu bahwa Keluarga Irwin sang
Selena terdiam, masa depan dalam bayangannya masih penuh dengan ketidakjelasan.Dia merasa seperti seorang biksu di kuil kuno yang mencapai pencerahan, yang sudah kehilangan nafsu duniawi, tanpa perasaan cinta dan kebencian.Harvey bilang akan membawanya sekolah kedokteran, dan Selena setuju.Selena tidak memiliki perasaan khusus tentang sekolah kedokteran ataupun bisnis, yang mana pun boleh.Harvey tidak marah ketika Selena tidak menjawab pertanyaannya. Harvey berbisik dengan serius di telinga Selena, "Seli, aku berbeda denganmu. Di mataku dan hatiku, masa lalu dan masa depanku semuanya dipenuhi dirimu."Setelah selesai bersiap-siap, Harvey mencium kening Selena dan pergi dengan gagah.Selena malah hanya melihat Harvey pergi sambil menggendong Bonbon dengan wajah tanpa ekspresi dan tanpa perasaan apa pun yang bergejolak di hatinya.Dia tidak menolak Harvey, tetapi juga tidak terlalu mencintainya.Selena menghitung dengan jari jumlah hari yang tersisa sampai saatnya mereka meninggalkan
Setelah terbang selama lebih dari sepuluh jam, pesawat akhirnya mendarat dengan lancar di bandara.Selena melepas penutup mata dan meregangkan tubuhnya yang kaku.Negara Xila terletak di belahan bumi lain, dan suhunya tepat berkebalikan dengan Kota Arama.Kota Arama sekarang sedang turun salju, sementara ibu kota negara Xila, Nalanda, hangat seperti musim semi dengan udara yang segar yang dihembuskan oleh angin laut.Setelah turun dari pesawat, Selena langsung merasakan udara yang segar dan menenangkan.Di pintu masuk khusus tamu VIP, Yosep yang mengenakan seragam kerja hitam sudah bersiap sejak tadi untuk menjemput mereka. "Selamat datang, Tuan Muda."Pandangannya tertuju pada Selena. Dia melihat Selena dari atas ke bawah sejenak, lalu perlahan-lahan berbicara, "Nona Selena, selamat datang."Selena tidak melewatkan pandangan pria paruh baya yang menilainya itu. Menurut nalurinya sebagai seorang wanita, orang ini tidak menyukainya.Tentu saja Selena juga tidak benar-benar ingin membukt
Beberapa waktu yang lalu ketika dia baru bangun, Selena juga pernah mengajukan pertanyaan seperti itu. Pada saat itu, Selena seperti anak domba yang tersesat, saat berbicara pun takut-takut.Tidak seperti sekarang, dengan kepercayaan diri yang memancar dari seluruh tubuhnya, Selena mencibir dan menambahkan, "Nggak apa-apa kalau nggak suka, toh aku juga nggak berniat untuk menikahi ibumu."Setelah selesai berbicara, Selena berjalan keluar dari restoran dengan langkah cepat, sementara Harvey memandang punggungnya yang ceria dan tenggelam dalam renungan.Ternyata tanpa adanya anak dan keluarganya yang menahannya, Selena begitu ceria.Mungkin karena tidur yang cukup di pesawat, Selena merasa sangat baik ketika tiba di tempat baru, bahkan langkah kakinya juga terasa lebih ringan.Dia melompat-lompat seperti seorang gadis kecil di depan, sama sekali tidak terlihat seperti dirinya yang begitu tertekan tahun lalu.Melewati beberapa toko yang menjual produk khas negara tersebut, Selena bahkan b
Kediaman Keluarga Irwin terletak di pinggiran Nalanda, di mana terdapat pegunungan yang indah, suara burung dan aroma bunga, dan di sepanjang jalannya ditutupi dengan berbagai jenis tanaman.Sepertinya baru saja turun hujan kecil, uap air di jalan sudah menguap, tetapi udara dipenuhi dengan aroma segar tumbuh-tumbuhan yang menguar karena hujan.Lampu-lampu di kota ini juga sangat unik, beberapa di antaranya seperti untaian bintang yang tersebar di tanaman-tanaman yang tinggi.Di antaranya, ada sejumlah lampu yang berbentuk jamur, labu atau berbagai hewan kecil, dan peri.Alih-alih sebuah kota, tempat ini lebih mirip seperti dunia fantasi yang dimasuki oleh manusia yang tersesat.Sudah pukul delapan malam ketika mereka tiba di kediaman Keluarga Irwin.Kediaman Keluarga Irwin sangat besar dan dikelilingi oleh rumah-rumah megah lainnya. Pada malam hari memang tidak terlihat terlalu jelas, tetapi secara samar-samar dapat terlihat kontur bunga dan dahan-dahan yang dipangkas di tepi jalan.U
Selena sudah bersiap untuk hal terburuk. Bagaimanapun dia hanya datang untuk menyapa. Kalau tidak suka dengan dirinya, dia akan berbalik dan pergi.Namun, sebelum Ellia berbicara, terdengar suara yang terdengar akrab terlebih dahulu, "Bibi Ellia, apa Kak Harvey sudah pulang?"Sosok yang tidak asing muncul dari sudut lantai dua. Orang itu adalah Gita Iswari, orang yang belum lama ini ditemuinya.Begitu Harvey mendengar suara tersebut, bulu kuduk di sekujur tubuhnya merinding naik, dan wajahnya tertutupi oleh hawa dingin."Ngapain kamu ke sini?"Gita buru-buru berjalan ke sisi Ellia. Dia memegang lengan Ellie dengan penuh kasih seraya berkata, "Kak Harvey, akulah yang menemani Bibi Ellia selama dua tahun terakhir."Akhirnya, Selena tahu arti kehadirannya. Setelah berputar ke sana dan ke sini, sebenarnya hal ini sudah menunggu dirinya di sini.Gita menggunakan kartu terakhirnya, yaitu Nyonya Irwin.Sepertinya kali ini, Nyonya Irwin beriniastif untuk meminta bertemu dengan Harvey agar bisa
Sebelum Selena memahaminya, Ellia sudah pergi lebih dulu dan meninggalkan Selena dengan sosok bayangan yang indah.Selena mengedipkan matanya pada Harvey dan bertanya dengan suara berbisik, "Sebenarnya seperti apa ibumu itu?""Cobalah makanan asli dari Nalanda. Yuk!" Harvey tidak menjawab pertanyaan Selena dan langsung membawa Selena ke ruang makan.Ellia sudah duduk. Tatapannya tertuju pada jemari Harvey dan Selena yang saling bergandengan. Tatapan matanya membeku untuk sesaat.Gita datang membawa semangkuk sup dan melihat Harvey menyeret kursi untuk Selenna. Harvey langsung duduk setelah Selena duduk.Gita pun menaruh makanan agak jauh dari hadapan Selena.Kalau Harvey memanjakan Selena di luar, kemungkinan besar memang untuk memanjakan istrinya. Namun, tidak ada siapa-siapa di sini hari ini. Untuk siapa Harvey menunjukkan sikap seperti itu?Penjelasannya hanya ada satu. Itulah cara mereka berinteraksi layaknya pasangan pada umumnya.Gita melihat dirinya sendiri. Awalnya, dia ingin m