Pria itu jelas mengenalnya. Namun, entah kenapa dia terlihat sengaja menyembunyikan dirinya dan membuatnya terlihat menyeramkan.Akan tetapi, pria aneh itu menggendong dua orang bayi di pelukannya sehingga menghilangkan kesam seram yang ada pada dirinya.Kalau dibilang pedagang manusia, pedagang manusia mana yang membeli begitu banyak pakaian anak?Selena melirik label harga baju-baju yang ada di toko itu. Ternyata harganya relatif mahal, bahkan untuk baju anak saja harganya bisa mencapai ratusan ribu. Selain itu, pria itu juga membeli popok bayi dan susu formula sampai dua keranjang belanjanya penuh.Totalnya pasti sampai jutaan rupiah. Mana ada pedagang manusia seperti itu?Kedua bayi yang ada digendongan pria itu terus menangis. Namun, dia sama sekali tidak terlihat kesal dan dengan tenang mengeluarkan dua dot susu dari saku bajunya.Kedua dot itu dimasukkan dalam kantong steril yang mana menunjukkan kalau pria itu sudah mensterilkannya sebelumnya.Dia kemudian memasukkan dot itu ke
Benita hanyalah seorang pelayan dapur dan sudah berusia tua, dia jelas tidak tahu-menahu mengenai keributan yang ada di internet.Selena pun hanya tahu kalau Alex ditangkap oleh polisi dengan tuduhan tidak berdasar. Namun, dia tidak tahu seberapa besar permasalahan yang ada di luar.Ketika seseorang meneriakkan namanya, dia dan Benita pun kebingungan.Semua orang yang mendengar teriakkan tadi pun segera memutar kepala mereka ke arah Selena. Terlihat beberapa pria dan wanita bergerombol sambil memegang spanduk dan ember berisi cairan warna-warni yang tampak seperti cat.Begitu menyadari kehadiran Selena, mereka pun segera mengepungnya seperti zombie.Di sisi lain, para pengawal bergegas menghentikan mereka dan melindungi Selena serta Benita."Cepat pergi, nyonya," ucap Benita cemas."Dasar orang kata kejam! Matilah dan bayar nyawa Denisa dengan nyawamu!" seru seseorang pada Selena.Terdengar juga seruan-seruan marah lainnya dari belakang Selena. Begitu dia menoleh, orang-orang langsung
Apa yang baru saja terjadi benar-benar mengerikan. Polisi pun segera datang ke tempat kejadian dan meringkus para pembuat onar.Selena juga harus segera pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukanya sehingga tidak bisa memberikan kesaksian secara langsung.Untung saja lukanya tidak luas dan segera diobati. Kalau tidak, semuanya pasti akan menjadi semakin kacau.Benita baru bisa bernapas lega setelah pihak rumah sakit memberikan perawatan lebih lanjut untuk Selena."Untung saja kali ini nyonya bereaksi sangat cepat. Kalau tidak, sesuatu yang fatal pasti akan terjadi," ucap Benita.Selena yang mendengarnya pun menepuk bahu Benita dan berkata, "Jangan khawatir, bukankah aku baik-baik saja? Kamu ini, malah berdiri di depanku saat situasi berbahaya seperti tadi. Bukankah akan jadi bencana kalau kamu sampai tersiram asam sulfat."Benita sangat marah mendengar perkataan Selena. "Siapa yang mengira kalau anak-anak muda tadi ternyata sekejam itu? Saya mengira cairan tadi hanyalah cat, bukan asa
Harvey kemudian mengantarkan Selena yang masih syok pulang ke rumah. Selena teringat dengan apa yang terjadi di mal tadi dan tidak tahan untuk berkata, "Harvey, hari ini aku bertemu dengan ... "Namun, Harvey terlihat sangat sibuk. Ponselnya sedari tadi berdering tanpa henti dan menyela ucapan Selena."Oke, aku akan segera datang," ucap Harvey pada orang di seberang telepon.Setelah mengangkat telepon Harvey pun akhirnya menoleh ke arah Selena dan bertanya, "Seli, apa yang barusan mau kamu katakan? Apa yang terjadi padamu di mal tadi?"Selena hanya bisa menghela napas dan berkata, "Itu tidak begitu penting. Pergi saja dan selesaikan pekerjaanmu dulu. Pulanglah lebih awal.""Oke," jawabnya.Harvey kemudian mengusap rambut Selena dengan lembut sebelum akhirnya berbalik pergi.Selena kembali teringat dengan pria aneh di mal tadi. Meskipun dia bukan orang jahat, apa yang ingin disampaikannya mungkin juga tidak begitu penting.Selena hanya sedikit khawatir, masalah ini sudah semakin membesa
Vanya perlahan berdiri. Barulah saat itu Harvey tersadar bahwa di balik mantel wol panjang itu, dari lutut hingga ke bawah kaki Vanya adalah mekanik."Kakimu ... " Harvey tampak sedikit terkejut.Vanya menyunggingkan senyuman pada bibir yang dipoles dengan lipstik merah itu, "Memangnya aneh? Kamu harusnya tahu segala kemungkinan bisa terjadi saat saat kamu membuangku dulu."Ucapan seperti ini membuat Harvey tidak puas, bahkan malas untuk memperbaiki apa pun, dia dengan dingin bertanya, "Katakan, kamu maunya gimana?"Vanya tidak menyangka bahwa setelah Harvey melihat kakinya, Harvey masih bisa begitu acuh tak acuh, sedikit ketidakpuasan terlihat samar di dalam pupilnya.Dia menekan ketidakpuasan dalam hatinya, senyum di sudut mulutnya jelas terlihat, "Aku tahu Tuan Harvey nggak kekurangan uang, jadi aku nggak butuh materimu itu, aku mau kamu menemaniku selama satu malam."Jari tangan Harvey yang mengangkat foto itu terdiam sejenak, seperti dirinya sedang salah dengar."Apa maksudmu?"Va
Padahal masalah itu sudah lama berlalu. Sekarang begitu mengingatnya, Vanya masih ingat betapa sakitnya saat itu.Vanya berada di rumah sakit selama setengah tahun, Harvey benar-benar meninggalkan dunianya.Meskipun Vanya mengancam akan putus kuliah, Harvey hanya menjawab terserah kamu, kemudian memblokirnya.Vanya menangis sepanjang siang dan malam, kemudian dia menikah dengan Arnold Ramsey yang usianya 20 tahun lebih di atasnya sebagai balas dendam.Setelah Vanya kehilangan kedua kakinya, Arnold tidak memandang rendah dirinya, dia malah menikahinya dan memperlakukannya dengan baik.Mungkin karena sikap Vanya yang tidak baik pada Arnold, jadi pria itu membalasnya dengan mencari beberapa selebriti kecil.Tidak ada yang tahu bahwa dalam hati Vanya, orang yang masih ada di pikirannya adalah Harvey. Dia akan memperhatikan setiap gerak-gerik Harvey, bahkan lebih gila dibandingkan sebelumnya.Begitu mendengar bahwa Harvey dan Agatha membatalkan pertunangan, Vanya merasa sangat senang.Vanya
Harvey duduk di dalam mobil dengan mata tertutup, Nolan merasa suasana di dalam mobil begitu hening dan menakutkan, jadi dia berinisiatif bertanya, "Tuan Harvey, pembicaraan kalian gagal?""Bukannya gagal, tapi sama sekali nggak bisa bicara, wanita itu sinting."Harvey mengusap dahinya, "Sudah berlalu sangat lama tapi dia nggak berubah sama sekali, bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Tahu begini, dulu aku jangan terlalu baik buat menyelamatkan dia."Sepuluh tahun yang lalu, kebetulan Harvey melewati sebuah desa di gunung, dia melihat Vanya yang sedang menderita. Keluarganya adalah contoh klasik dari mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.Kakak laki-laki pergi ke luar kota untuk sekolah SMA, keluarga di rumah ingin Vanya berhenti sekolah dengan seorang bujangan tua dari desa yang sama.Uang mas kawin yang diperoleh digunakan untuk membiayai pendidikan kakaknya. Vanya mendebat dengan keras, tetapi malah mendapatkan pukulan dari orang tuanya.Harvey sebenarnya bukan orang ya
Harvey duduk di kursi utama dan hanya diam.Untuk mengetahui bahwa biasanya dengan satu tatapan saja dia bisa membuat orang ketakutan. Hari ini semua orang sepertinya berani menuduh Harvey."Harvey, Paman selalu mengakui kemampuanmu. Saat Paman Sulung menyerahkan perusahaan kepadamu, kami semua setuju. Kamu nggak pernah mengecewakan kami dan mengelola perusahaan dengan baik. Tapi kali ini, kesalahanmu sebesar ini. Hanya dalam satu hari, selain harga saham, kerja keras dan reputasi yang sudah dibangun nenek moyang kita hancur. Sebagai seorang pemimpin, kamu harus memberi kami penjelasan."Harvey terlihat serius, tetapi ucapannya tetap singkat dan tegas, "Tunggu saja.""Tunggu? Apa lagi yang harus ditunggu? Kamu tahu berapa banyak orang yang sedang mentertawakan kita sekarang? Berapa banyak orang yang menunggu kesempatan untuk menjatuhkan kita, menunggu Grup Irwin runtuh dan menggantikannya? Jujur saja, aku yang bukan orang dalam lingkaran ini pun tahu tentang waktu krusial dalam hubunga