Meskipun Selena sangat membenci Harvey, ucapan Harvey ada benarnya juga.Demi anak-anaknya, dia membutuhkan bantuan Harvey.Terlepas dari perasaannya sendiri, dia harus segera mencari tempat yang aman untuk melahirkan kedua anaknya dengan selamat.Selena memutuskan untuk pindah lagi, kali ini Harvey mengingatkannya untuk tidak memberi tahu siapa pun dan lebih berhati-hati lagi.Rumah barunya ini berada di dekat laut. Saat membuka mata, dia bisa langsung melihat laut biru yang luas. Di belakang rumahnya adalah gunung. Sungguh pemandangan yang indah dan tempat yang bagus untuk menenangkan diri.Setiap pagi datang, sudah tidak ada lagi sosok yang sibuk di halaman depan.Sudah tidak ada lagi Ayah yang mengajarkannya memahat dengan sabar.Ayahnya tinggal di sana setelah keadaannya stabil dan selalu dipantau oleh perawat sepanjang hari.Kini Arya terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Setelah sekian lama, wajahnya yang pucat pasi akhirnya sedikit demi sedikit kembali cerah. Namun, mat
Lian memeluknya erat, meskipun mereka sebaya, dia sudah seperti orang tua Selena. "Selena, jangan nangis, Anda masih punya saya. Saya janji akan menjaga Anda dengan baik. Tuan Arya sudah keluar dari masa kritisnya, jadi dia pasti baik-baik saja, mungkin beberapa hari lagi dia akan siuman. Semuanya akan baik-baik saja."Sebelumnya, Selena juga percaya dengan kalimat ini, tetapi takdir membuatnya menyadari satu hal, semua kemungkinan bisa saja terjadi.Sebelum mengalaminya sendiri, tak akan ada yang mengerti perasaannya saat ini.Semua orang mengatakan bahwa bumi berputar, seseorang tidak akan selamanya berada di posisi yang buruk terus, tetapi dia benar-benar tidak bisa melihat sedikit pun kebahagiaan di masa depannya!Dia sangat takut dengan apa yang terjadi besok, mungkin ketika dia bangun tidur, Arya sudah dinyatakan meninggal.Mungkin bayi di dalam perutnya akan mengalami kecelakaan atau tidak berkembang dengan baik.Bahkan, bisa saja dirinya yang tiba-tiba jatuh sakit dan tidak bis
Anak-anak di dalam perut Selena sedang aktif bergerak-gerak. Usia kehamilannya baru empat bulan, jadi gerakan janinnya belum terlalu kuat, Selena hanya dapat merasakannya samar-samar.Selena dengan lembut mengusap perutnya, lalu perlahan-lahan kedua bayinya itu pun menjadi tenang.Pada awal kehamilannya, dia merasakan mual hebat, tetapi sekarang keadaannya lebih baik. Anak-anak yang ada dalam kandungannya tidak lagi membuatnya kesusahan.Kedua bayi ini benar-benar memahami ibu mereka.Saat membicarakan anak-anaknya, wajah Selena tampak menjadi lebih cerah."Laki-laki atau perempuan sama saja, yang penting mereka lahir dengan sehat."Lian mengangguk, lalu berkata, "Ya, sekarang saya mengerti. Di dunia ini, uang atau kekuasaan nggak akan sebanding dengan kesehatan."Lian menghela napasnya. "Setelah kehilangan begitu banyak hal, biasanya kita baru sadar bahwa memiliki orang terkasih yang sehat dan hidup di dekat kita adalah berkat yang sesungguhnya.""Lihat saja, Nyonya makin cantik saat
Selena sangat gelisah akan pemeriksaan kehamilan besok. Dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya, kali ini dia lebih gugup.Besok dia bisa melihat pertumbuhan anak di dalam perutnya melalui USG 4D, bagaimana mungkin dia tidak senang?Seperti biasa, dia pergi ke kamar Arya. Ayahnya itu sudah terbaring selama tiga bulan dan belum ada tanda-tanda akan siuman.Raganya tetap berada di dunia, seolah ini bentuk perhatian yang dia berikan kepada Selena untuk menemani meskipun jiwanya sudah lama pergi.Selama ayahnya itu masih bernapas, Selena merasa ikatan antara mereka berdua masih ada dan dirinya belum menjadi sebatang kara.Selesai membersihkan tubuh Arya, diambilnya sebuah buku dan dibacanya sebentar. Setelah itu, dia mulai bicara dengan Arya."Ayah, besok kita akan tahu jenis kelamin anak-anakku. Habis kukasih tahu, Ayah cepat bangun ya? Aku mau Ayah ada buat menyaksikan setiap momen bahagia ini.""Beberapa bulan lagi anak-anakku akan lahir. Aku sudah menyimpan mainan-mainan yang Ayah bik
Butuh usaha lebih untuk melihat wajah Si Kecil yang satunya dengan jelas. Bentuk wajahnya lebih tegas daripada kembarannya. "Nyonya, anak yang ini mirip sekali dengan Anda. Bagus sekali, jenis kelamin mereka laki-laki dan perempuan."Selena mengusap air matanya. "Apa pun jenis kelaminnya, yang penting mereka sehat.""Jangan khawatir, perkembangan anak-anak Anda normal kok, nggak ada kelainan apa pun. Selain itu, kedua anak ini jelas punya karakter yang berbeda, satu anak tenang dan satu lagi sangat aktif. Saya akan mengirimkan video hasil USG ini ke ponsel Anda nanti supaya bisa ditonton kembali kapan saja."Selena mengangguk setuju. "Terima kasih, Dok.""Nggak perlu berterima kasih, ini hal yang biasa saya lakukan. Nyonya tenang ya, sebentar lagi Anda bisa ketemu sama mereka berdua.""Ya."Selena selesai melakukan pemeriksaan dan sekarang dia sudah lebih tenang.Dia menunjukkan video USG anak-anak yang dikirim Dokter Mona kepada Lian dan tentunya Lian sangat senang. "Mereka berdua luc
Pagi-pagi sekali, Selena terbangun karena mimpi buruk.Mimpi itu masih terbayang-bayang dalam pikirannya, punggungnya basah karena keringat.Selama ini, dia belum pernah bermimpi seburuk itu.Setelah bangun dari tempat tidur, dia langsung bergegas pergi ke kamar mandi.Setiap dia mandi, di dalam perutnya yang membuncit ada yang bergerak-gerak. Kedua anak itu pasti sangat suka mandi.Buliran air hangat itu membasuh lembut perut buncitnya.Biasanya, kulit ibu hamil akan kering dan terasa kasar.Namun, selama hamil, kulit Selena tetap halus dan mulus. Bisa dikatakan, dia masih sangat cantik terawat selama masa kehamilannya.Selena mengusap perutnya dan menenangkan kedua anaknya. Keberadaan anak kembarnya itu memberi Selena semangat baru untuk tetap hidup.Sekeluarnya dari kamar mandi, suasana hatinya belum kunjung membaik. Kamar itu begitu sunyi. Selena pun memutuskan untuk menghidupkan kembali ponselnya.Dia telah terputus dari dunia luar selama beberapa bulan terakhir dan tidak tahu apa
Dalam beberapa hari terakhir, suasana hati Lian terlihat baik, bahkan dia yang biasanya tidak pernah merawat kulitnya pun mulai menggunakan masker wajah. Bisa dibayangkan betapa pentingnya Lewis untuk wanita ini.Lian benar-benar menantikan hari ini tiba, perasaannya amat berbunga-bunga bercampur gugup."Nyonya, saya terlalu jelek nggak kalau pakai baju ini? Dia baru pulang dari luar negeri, kira-kira dia bakal menganggap saya kampungan nggak ya?"Selena sebenarnya ingin memberikan pakaiannya padanya, pakaian miliknya yang paling murah pun harganya masih ratusan juta.Berhubung Lian memiliki tujuan untuk menjalin hubungan yang serius, Selena berharap Lian menunjukkan sisi aslinya agar hubungan mereka tidak tercampur dengan faktor lain."Nggak kok, kalau perasaannya tulus, kamu pakai karung goni pun dia bakal tetap melihat kamu cantik. Jadi, kamu percaya diri saja pergi jemput dia ke bandara, jangan mikir macam-macam."Lian menatap Selena yang duduk di sebelahnya dengan mengenakan gaun
Tak lama kemudian, pintu langsung terbuka dari dalam.Selena berdiri di depan pintu dengan perut buncitnya. Dia melihat salah satu pipi Nolan yang memerah dan pengawal lain yang berdatangan.Harvey memiliki sifat yang sama dengan Selena; dingin, pendiam, dan rendah hati.Orang-orang seperti ini tidak pernah mencari masalah, juga tidak memanfaatkan kekuasaan untuk menindas orang lain. Mereka hanya ingin melindungi anak mereka. Sejak awal, mereka selalu bersikap sabar dan tidak pernah menarik perhatian.Meskipun begitu, pihak lain tetap tidak mau berhenti dan terus menyerang mereka.Selena belum pernah melihat wanita ini. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Kota Arama. Dia mengenakan barang-barang mewah dari atas ke bawah, seperti butik berjalan.Sebelum Selena bisa berbicara, wanita itu mengamatinya dari atas ke bawah dan akhirnya berfokus pada perutnya. "Cih, kirain orang penting, ternyata cuma ibu hamil."Dia mengambil segepok uang dari dalam tasnya. "Saya mau menggunakan kamar