Calvin kembali menghubungi Poison Bug. Dia kira, Poison Bug akan menolaknya setelah insiden dengan Agatha. Namun, ternyata mereka setuju untuk bertemu sesuai waktu yang telah disepakati.Calvin tidak bisa memahami pemikiran Poison Bug. Jika yang satu berani bicara, yang lain berani menepati janjinya.Usai menyepakati strategi, Harvey harus kembali menyusunnya. Saat dia pergi, dia melihat Antono tampak tertegun dan tidak fokus.Setelah meninggalkan kediaman keluarga Wilson, Harvey segera memberi perintah, "Selidiki apa saja yang dilakukan Antono akhir-akhir ini dan dengan siapa dia bertemu."Chandra mengerti maksudnya. "Apa Tuan Harvey mencurigai Kakek Antono?""Kalau nggak ada yang melindungi Poison Bug, kita nggak akan kesulitan melacak mereka sampai sekarang. Nggak banyak orang di Kota Arama yang bisa melakukan hal itu. Terlebih lagi, sikap Antono tadi mencurigakan banget."Chandra mengernyitkan keningnya sebelum kembali bertanya, "Mengingat status Kakek Antono, seharusnya nggak mung
Binar di mata Selena seketika lenyap. Dia meletakkan handuk di tangannya sembari berkata dengan suara bernada dingin, "Kamu saja yang mandikan dia. Aku mau ganti baju dulu."Tanpa menunggu jawaban Harvey, dia melangkah cepat seraya meninggalkan ruangan tersebut.Hatinya tak tega untuk menyakiti anak kecil, tetapi dia juga tidak tahan melihat Harvey amat memanjakan anak itu.Hal ini mau tak mau membuatnya berpikir, apakah semua yang terjadi hari ini akan berbeda bila anaknya masih hidup?Jawabannya tidak. Membawa anaknya hidup di dunia hanya akan menjebak dirinya dalam bahaya.Lagi pula, dia saja tidak bisa menjamin keselamatan dirinya sendiri sekarang.Harvey pun buru-buru menyusul. Namun, saat ini Selena sedang berganti baju, memperlihatkan kulit putih mulusnya yang menggoda.Selena berseru pelan, membuat Harvey spontan berbalik.Pria itu langsung menyadari sesuatu. Padahal mereka sudah pernah melakukan hal yang paling intim sebelum ini, tetapi kini justru bereaksi seperti orang asing
Selena yang masih terjaga pun segera meraih ponselnya begitu melihat benda itu menyala di kegelapan malam.Ternyata ada pesan dari Sean yang menanyakan apakah dia sudah tidur.Selena buru-buru turun dari ranjang. Takut akan membangunkan Harvest, dia pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan menghubungi nomor Sean."Halo." Terdengar suara lembut Sean dari seberang sana. "Ini sudah larut, kamu belum tidur juga?""Belum. Tuan Sean, apa ada kabar penting?""Hm, ada dua. Pertama, Tuan Calvin dan Nyonya Rosie akan segera bertemu. Kedua, aku menemukan informasi tentang orang yang Nona Selena cari."Mata Selena seketika berbinar. Dia hanya coba-coba, tak disangka ternyata Sean sangat bisa diandalkan."Siapa dia?" tanya Selena tanpa basa-basi."Semua anggota Poison Bug menggunakan nama samaran yang nggak punya makna apa pun. Nama kodenya adalah Hailey. Tapi, aku sudah berhasil melacak lokasinya sekarang. Apa Nona Selena ingin bertemu dengannya sebelum dia berpindah lokasi?"Ucapan ringan Sean mem
Selena tahu Sean tak bohong. Meski tatapannya begitu lembut, tak ada sedikit pun rasa cinta di dalamnya.Selena mengerjap. Jadi, ini rasanya punya kakak laki-laki, ya?"Nggak apa-apa." Dia tertawa. "Sayangnya, aku anak tunggal. Aku nggak seberuntung Tuan Sean yang punya banyak saudara."Sean yang tak tega melihat kesedihan di wajah Selena pun memilih untuk mengeluarkan sebuah dokumen dari tas kerjanya."Nah, ini adalah informasi tentang Hailey. Coba lihat dulu."Wah, dia hanya menyebutkannya sekali dan Sean langsung memperoleh informasi, bahkan hingga informasi yang tidak bisa ditemukan oleh Harvey.Hanya saja, wanita dalam dokumen itu memakai topeng rubah, sehingga wajahnya tidak terlihat."Ini adalah aturan Poison Bug. Demi kerahasiaan identitas, bahkan mereka nggak menunjukkan wajah aslinya pada sesama rekan kerja," jelas Sean."Aku mengerti."Meskipun tidak bisa melihat wajahnya, informasi lain yang dilampirkan cukup detail, contohnya seperti apa yang dia lakukan setelah bergabung
Selena yang merasa terlalu lancang pun tak bertanya lebih lanjut. Mengingat hubungan mereka sebatas kenalan, dia patut bersyukur karena Sean sudah bersedia membocorkan banyak informasi rahasia tentang Poison Bug.Kemudian, mobil berhenti di sebuah gang tanpa kamera pengawas. Di sana sudah terpakir sebuah mobil Jeep hitam."Kita harus ganti mobil," singkat Sean."Hm."Selena buru-buru keluar dan menyadari kalau mobil Jeep tersebut memiliki performa luar biasa, bahkan jendelanya juga terbuat dari kaca anti peluru.Mobil melaju ke arah pinggiran kota. Melihat Selena yang agak tegang, Sean mengeluarkan dua botol yoghurt dari kulkas kecil. "Mau minum?"Selena terkesiap ketika melihat pria dengan cincin safir yang mahal itu mulai menyedot yoghurt stroberi dengan santai."Te-terima kasih."Sean terkekeh. "Sejujurnya, semua orang di keluarga kami sangat suka yoghurt, terutama rasa stroberi.""Ya, rasanya memang enak." Selena tahu, aksi Sean memberinya yoghurt memang untuk mengurangi ketegangan
Melihat tatapan penuh harap milik Agatha, wanita itu segera melepaskan masker oksigennya. Kini, tak ada lagi kesombongan Agatha yang tersisa. Dia bertanya dengan suara lemah, "Sebenarnya, kamu mau apa?""Mauku?" Wanita itu terkekeh. Wajah cantiknya tak banyak berubah dari yang terpatri di ingatan Agatha.Waktu seolah-olah tak membuatnya menua, sebab tak ada sedikit pun kerutan yang terlihat di wajahnya.Hanya saja, dulu dia sangat lembut dan baik hati. Dia selalu menatapnya penuh kasih sayang, memberikan masa kecil yang sangat indah bagi Agatha.Sampai-sampai Agatha berpikir, wanita yang paling baik baginya adalah Ibu dan tak ada yang bisa menggantikan posisinya.Hingga kecelakaan itu terjadi, dia baru menyadari betapa kejamnya Erna saat menyaksikan senyum wanita itu. Betapa bodohnya dia.Air mata Agatha mengalir deras, suaranya serak saat bicara, "Bukankah kamu cinta Ayah? Kenapa kamu pura-pura mati dan melakukan semua ini?""Cinta?"Erna menyeringai sinis, dia membelai wajah Agatha l
Vila ini sangat besar dan terasa kosong, bahkan gema langkah kaki pun terdengar jelas di sini.Meski sudah larut malam, hanya ada beberapa lampu dinding kuno yang menyala di koridor. Sebagian besar ruangan tampak begitu gelap.Di malam yang sesunyi ini, denting suara piano terdengar di vila. Melodi yang dimainkan berasal dari lagu terkenal 'Pernikahan Impian'.Di situasi yang berbeda, lagu ini pasti akan terdengar menenangkan. Namun, di kastel tua yang menyeramkan ini, apalagi di tengah malam, lagu ini terdengar agak mengerikan.Calvin menaiki tangga sambil mendengar suara musik tersebut.Dia pun merasa agak bingung, mengapa pemimpin Poison Bug yang misterius ingin bertemu dengan cara seperti ini.Sementara itu, Harvey, yang ditinggal di halaman, sedang bersembunyi di bawah atap. Dia sudah menemukan kamera pengintai di sekitar vila.Menyabotase kamera adalah hal mudah baginya. Hanya dalam beberapa menit, dia berhasil melumpuhkan kamera untuk sementara waktu dan membuat benda itu menamp
Selena mengikuti langkah Sean dari belakang. Saat ini, keduanya sama-sama mengenakan topeng.Hanya saja, cincin safir di jari pria itu telah dilepas dan digantikan dengan batu zamrud mata kucing.Ketika memasuki kastel, Selena mendengar suara piano dari arah lantai atas. Seketika itu juga, beberapa burung gagak terbang di atas mereka.Bunga mawar yang merambat di tembok terlihat mencolok dan memesona di bawah temaram cahaya lampu. Meski sudah masuk musim kemarau, embusan angin yang bertiup tetap membuat bulu kuduk Selena meremang tanpa alasan.Sean sengaja merendahkan suara, "Jangan takut, ikuti saja aku. Jangan lakukan atau katakan apa pun untuk sementara waktu."Selena bergumam pelan. Lagi pula, tujuannya kemari hanya untuk memastikan identitas Lanny.Begitu mereka memasuki kastel, suara piano tiba-tiba berhenti.Dunia seakan-akan berubah menjadi sunyi. Sepasang pria dan wanita datang dengan langkah terburu-buru.Ketika mereka mendekat, Selena dapat melihat dengan jelas bila keduanya