Selena bisa membayangkan betapa keluarga Sean menyayangi adik perempuannya ini. Di sisi lain, dia juga terkagum-kagum dengan kekayaan keluarga Sean.Bagaimana mungkin dia menggulirkan 200 triliun begitu saja?"Apa Wulan nggak pernah menghubungi kalian?""Nggak pernah. Dia sudah memblokir semua keluarga sebelum pergi, jadi kami sama sekali nggak bisa hubungi dia.""Gimana dengan uangnya? Dia pasti akan pakai uangnya buat belanja, 'kan? Bukannya kita bisa tahu keberadaan dia lewat sumber pengeluarannya?" tanya Selena.Sean menggelengkan kepalanya. Dia menjelaskan, "Andai saja semudah itu. Dua bulan lalu, Wulan buat banyak kekacauan di keluargaku. Saat dia pergi, seluruh keluarga harus membereskan kekacauan itu. Kami takut kalau kami terus mendesaknya, justru dia akan bertindak lebih gila lagi. Jadi, kami putuskan buat membiarkan Wulan pergi dulu. Mungkin setelah Wulan tahu gelapnya dunia luar, dia akan pilih buat pulang ke rumah.""Tapi, aku nggak menyangka kalau dia sengaja menyembunyik
Usai memastikan tidak ada orang lain di sekitar, Sean pun bercerita untuk mengungkap kebenarannya, "Sebenarnya, organisasi medis itu awalnya disebut Valiant, berarti kedamaian dan ketenangan dunia. Tujuan awal pembentukan organisasi ini untuk penelitian ilmiah dan beri manfaat bagi umat manusia secara luas. Mereka mengundang para ilmuwan dan ahli terkemuka dari berbagai negara buat berpartisipasi, dengan harapan bisa mengatasi penyakit-penyakit yang nggak bisa disembuhkan manusia, semacam kanker, AIDS, leukemia, rabies, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus. Seiring berjalannya waktu, disayangkan karena ada perbedaan pandangan dalam organisasi.""Apa perbedaannya?" tanya Selena."Beberapa eksperimennya nggak manusiawi. Eksperimen biasanya butuh uji klinis yang nggak bisa selesai hanya menggunakan beberapa nyawa. Mereka merekrut sukarelawan dengan bayaran tinggi dan membuat mereka tanda tangan soal perjanjian hidup-mati secara sukarela. Tapi, nggak semua orang bersedia melaku
Wajah Harvey samar-samar dihias pilu saat dia pulang menuju kediaman Irwin. Namun, tatapan matanya langsung melembut saat dia melihat Selena."Sudah pulang."Selena tidak memedulikan pertikaian mereka sebelumnya dan berjalan cepat menuju Harvey. Dia bertanya tanpa basa-basi, "Gimana Agatha?""Belum jelas, entah hidup atau mati.""Apa ini ulah Poison Bug?""Untuk saat ini masih belum bisa dipastikan. Aku mengajaknya bertemu untuk tanya tentang Bibi Maisha, nggak disangka karena belum sempat ketemu justru ada kejadian begini. Tapi, seharusnya dia nggak akan mati.""Kenapa memangnya?" tanya Selena."Jika tujuan mereka membunuh dan membungkam Agatha, dia pasti sudah sekarat di tempat kejadian. Jika mereka hanya perlu menyelesaikan pekerjaan, dia bisa mati gitu saja. Tapi, mengamati betapa mencoloknya penculikan ini, jelas kelihatan kalau niat mereka bukan membunuhnya."Selena juga mengernyitkan kening. "Terus kenapa mereka harus menyeret Agatha juga?"Jika Maisha terseret karena dirinya se
Tidak hanya penampilannya yang berbeda, bahkan kepribadiannya pun bertolak belakang dengan Harvest Irwin.Mata gadis kecil itu dipenuhi rasa benci pada Selena. Meski anak itu masih kecil, dia tahu segalanya.Jena buru-buru berkata, "Maaf, Nona Selena. Shearly ini anaknya tertutup dan nggak terlalu suka kalau orang asing mendekatinya."Selena sudah menarik tangannya kembali. Dia tidak akan melampiaskan kebenciannya terhadap Agatha pada si gadis kecil. Lagi pula, Shearly sangat membencinya, jadi dia tidak perlu memaksakan diri untuk mendekat.Hubungan antar manusia memang aneh, contohnya Harvest Irwin. Meskipun dia juga anak Agatha, tetapi Selena merasa akrab saat pertama kali melihatnya."Nggak apa-apa, dia cuma anak-anak. Tapi, kamu sendiri gimana?" balas Selena dengan pertanyaan.Selena melihat ke arah kaki Jena. "Apa kakimu baik-baik saja?"Saat berada di atas kapal, George Lane pernah menembaknya.Jena tersenyum tipis. "Terima kasih atas perhatian Nona Selena. Pelurunya nggak meluka
Sekarang, giliran Selena yang diliputi tanya. 'Ada apa dengan anak ini?' batinnya.Sepertinya, mereka pertama kali bertemu saat dia masih belum bisa berjalan. Saat itu, dia sudah menarik-narik baju Selena dan memanggilnya "Ibu"."Dia betul-betul nggak pernah panggil orang lain begitu juga?""Nggak pernah. Saya dan Tuan Muda Harvest tinggal bersama dan dia nggak pernah manggil siapa pun "Ibu" selain bergumam sendiri. Jangan remehkan dia. Meski dia masih kecil, sifatnya persis seperti Tuan Harvey. Sejak dia bisa berjalan, dia jarang mau digendong. Jadi, saya merasa aneh saat dia bisa begitu manja dengan Nona Selena, bahkan memanggil Anda sebagai "Ibu"."Kalimat itu membuat Selena merasa canggung. Dia hanya bisa mencari-cari alasan, "Mungkin karena aku selalu bersamanya di pulau terakhir kali, makanya dia jadi bergantung padaku.""Ya, mungkin begitu. Omong-omong, Nona Selena berani banget malam itu. Para penjahat itu membawa senjata, tapi Anda tetap mengejar mereka. Kalau bukan karena And
Di keluarga Wilson.Calvin Wilson sudah menerima banyak pukulan, bahkan putrinya sekarang terjerat masalah. Dia terlihat sangat sedih dan kelelahan.Harvey merasa iba saat melihat Calvin seperti ini. "Paman Calvin, jangan terlalu khawatir. Agatha pasti masih hidup. Kalau nggak, mereka nggak perlu repot-repot menculik dia dengan terang-terangan begini."Calvin menghela napas. "Meskipun masih hidup, dia hanya punya setengah nyawa."Sang kakek pun menggebrak meja. "Siapa yang begitu berani menyerang cucuku di jalanan!" teriaknya murka.Harus diketahui, Agatha adalah cucu yang paling dia sayangi sejak kecil. Jika ada yang menyentuh kesayangannya, dia siap untuk bertarung dengan siapa pun!"Bukti saat ini mengarah pada Poison Bug."Wajah kakek itu berubah pucat. "Mustahil! Nggak mungkin Poison Bug yang melakukannya!"Harvey merasa, sang kakek terlalu emosional. Ketika dia menoleh ke arah kakek itu, seberkas sinar dalam kegelapan terpancar dari matanya yang hitam. "Kenapa nggak mungkin Poiso
Calvin kembali menghubungi Poison Bug. Dia kira, Poison Bug akan menolaknya setelah insiden dengan Agatha. Namun, ternyata mereka setuju untuk bertemu sesuai waktu yang telah disepakati.Calvin tidak bisa memahami pemikiran Poison Bug. Jika yang satu berani bicara, yang lain berani menepati janjinya.Usai menyepakati strategi, Harvey harus kembali menyusunnya. Saat dia pergi, dia melihat Antono tampak tertegun dan tidak fokus.Setelah meninggalkan kediaman keluarga Wilson, Harvey segera memberi perintah, "Selidiki apa saja yang dilakukan Antono akhir-akhir ini dan dengan siapa dia bertemu."Chandra mengerti maksudnya. "Apa Tuan Harvey mencurigai Kakek Antono?""Kalau nggak ada yang melindungi Poison Bug, kita nggak akan kesulitan melacak mereka sampai sekarang. Nggak banyak orang di Kota Arama yang bisa melakukan hal itu. Terlebih lagi, sikap Antono tadi mencurigakan banget."Chandra mengernyitkan keningnya sebelum kembali bertanya, "Mengingat status Kakek Antono, seharusnya nggak mung
Binar di mata Selena seketika lenyap. Dia meletakkan handuk di tangannya sembari berkata dengan suara bernada dingin, "Kamu saja yang mandikan dia. Aku mau ganti baju dulu."Tanpa menunggu jawaban Harvey, dia melangkah cepat seraya meninggalkan ruangan tersebut.Hatinya tak tega untuk menyakiti anak kecil, tetapi dia juga tidak tahan melihat Harvey amat memanjakan anak itu.Hal ini mau tak mau membuatnya berpikir, apakah semua yang terjadi hari ini akan berbeda bila anaknya masih hidup?Jawabannya tidak. Membawa anaknya hidup di dunia hanya akan menjebak dirinya dalam bahaya.Lagi pula, dia saja tidak bisa menjamin keselamatan dirinya sendiri sekarang.Harvey pun buru-buru menyusul. Namun, saat ini Selena sedang berganti baju, memperlihatkan kulit putih mulusnya yang menggoda.Selena berseru pelan, membuat Harvey spontan berbalik.Pria itu langsung menyadari sesuatu. Padahal mereka sudah pernah melakukan hal yang paling intim sebelum ini, tetapi kini justru bereaksi seperti orang asing