Selena merasa sedikit pasrah. Saat ini, semua perhatian Harvey tertuju sepenuhnya pada Selena dan Markus.Dia tidak peduli dengan urusan negara atau pertikaian apa pun. Yang ada di pikirannya saat ini adalah mereka berdua bisa hidup bahagia bersama!"Bukan itu inti permasalahannya, Harvey. Bisakah kamu membantuku? Setelah mendapatkan cincin itu, aku akan langsung kembali. Dia nggak akan tahu siapa aku."Harvey mendengar nada memelasnya. Jika ini permintaan lain, dia pasti sudah menyetujuinya.Namun, tindakan Selena jelas menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang pria, "Gak boleh. Aku nggak akan membiarkanmu menghadapi bahaya lagi. Markus adalah ancaman terbesar, kamu harus segera pergi denganku. Kamu nggak boleh terlibat dalam masalah ini!""Oke, jadi kamu menolak?" Selena berbicara dengan nada dingin, "Kalau kamu nggak bisa mendukung pekerjaanku, maka kita juga nggak perlu bersama lagi ..."Harvey tersenyum getir, "Seli, jangan pakai cara ini untuk mengancamku.""Harvey, tiga tahu
Langkah pertama Selena setelah keluar adalah menutup jejak sisa-sisa air ketuban yang masih ada di tanah dengan tanah, sehingga bekas air ketuban hanya berhenti di persimpangan jalan.Ketika Markus mengikuti jejak itu, dia menyadari bahwa bekas air ketubannya terputus di sini.Dia mengerutkan keningnya, mencoba mencari tahu lebih banyak petunjuk. Tapi, dia kemudian mendengar suara gemeretak dari lorong sebelah.Dia mengeluarkan pistolnya dan mendekat perlahan. Selena duduk di belakang tong sampah dengan mata kosong. Ketika dia melihat seseorang mendekat, dia terkejut dan berteriak, "Jangan mendekat!"Dia melemparkan batu ke arah Markus dengan keras. Markus pun mengelak, gerakannya gesit dan luwes.Markus menatapnya dari atas, "Akhirnya aku menemukanmu juga!"Mata Selena baru saja tersadar, "Ternyata kamu."Tanpa pikir panjang, dia berusaha lari, tetapi kerah lehernya ditarik oleh Markus. Sesaat kemudian, dia kembali menggendong Selena di pundaknya seperti sebelumnya."Brengsek, lepasin
Markus tidak tahu cara memperlakukan orang dengan lembut. Dia menggendong Selena dan naik ke pesawat. Sebelum Selena sempat berteriak, dia mengancamnya dengan dingin, "Kalau kamu sampai bersuara lagi, aku akan melemparmu keluar dari pesawat ini."Selena tertegun.Saat pesawat itu lepas landas, Selena memang tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi, dia tahu bahwa Harvey sudah berhasil.Markus begitu murka, seperti kembang api yang siap meledak kapan pun. Di saat-saat seperti ini, lebih baik dia menjauh agar tidak terkena imbasnya.Selena menyusutkan dirinya, meletakkan dagunya di atas lututnya dan memejamkan matanya untuk tidur sejenak. Dia mencoba sebisa mungkin untuk tidak terlalu terlihat.Markus menatap wanita yang sedang menggulung dirinya itu. Penampilannya telihat kacau, kulitnya terdapat sedikit memar dan noda tanah.Di bawah udara dingin di dalam pesawat, Selena merasa agak kedinginan.Markus melepaskan jaketnya dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Selena sehingga dia merasa leb
Mendengar suara menjengkelkan itu, Selena bahkan tidak ingin menoleh sama sekali.Merasa bahwa Selena tidak senang dibawa pergi dengan paksa, Markus pun menarik pergelangan tangannya dan membawanya pergi dengan paksa."Kamu ngapain, sih? Aku bisa jalan sendiri."Markus menarik Selena masuk ke kamar tidurnya yang sangat luas, sekitar dua ratus meter persegi.Lantainya dipenuhi dengan karpet bulu putih, dan dekorasi kamar tidur itu sama mewahnya dengan bagian istana yang lain. Banyak lukisan terkenal terpampang di dindingnya.Mengingat sifat Markus, ini pasti bukan karyanya sendiri. Ini pasti karya dari pemilik sebelumnya.Dia melepaskan tangan Selena, "Rumahku cukup besar, kan? Kamu bisa memakai apa pun yang kamu mau, makan apa pun yang kamu inginkan. Asalkan kamu gak kabur dan fokus mengobatiku, semuanya akan baik-baik saja!""Iya." Selena jarang sekali bisa sepatuh itu."Aku mandi dulu sebentar. Kamu siapkan saja obatnya dulu."Setelah kejadian itu, dia jadi lebih percaya kepada Selen
Beberapa hari belakangan ini, Selena sudah memukulnya sebanyak dua kali!Markus bangun dan menatap Selena dengan dingin, "Siska, kamu cari mati, ya?""Siapa suruh matamu jelalatan!""Siapa suruh pakai baju begitu!"Selena sangat marah. Dia lalu mengambil kemeja Markus dan mengenakannya untuk menutupi dirinya. Lalu, dengan tegas, dia menepuk kepala Markus. "Berbaringlah, aku akan memijat kepalamu. Kalau matamu masih jelalatan, akan kutusuk kamu sampai mati!""Coba saja kalau berani! Aku akan membunuhmu."Atmosfirnya menjadi sedikit canggung. Keduanya pun terdiam. Pikiran Markus mulai menjernih, dia pun bertanya pada dirinya sendiri, apa yang sedang dilakukannya?Wanita ini bilang dia sudah menikah dan punya anak, 'kan? Bisa-bisanya dia tertarik pada wanita yang sudah menikah?Selena menyelesaikan perawatannya dalam diam. Markus menopang tubuhnya dengan satu tangan di atas tempat tidur, dia pun perlahan memutar lehernya, disusul dengan suara 'krek-krek'."Ngomong-ngomong, sebelumnya aku
Tanpa sadar, Selena terlena. Pikirannya dipenuhi dengan Harvey.Tiba-tiba seseorang muncul dari belakangnya, "Kenapa? Sukakah kamu dengan pakaian seperti ini?"Selena langsung membalikkan badannya. Matanya tampak seperti kelinci kecil yang terkejut.Tiba-tiba, ujung jari yang dingin menyentuh wajahnya. Tubuh pria yang masih basah itu mendekat, dan hembusan napasnya yang hangat membelai pipinya.Markus tiba-tiba berkata, "Meskipun wajahmu biasa saja, tapi matamu tampak cukup hidup."Matanya adalah satu-satunya hal yang tidak bisa diubahnya. Matanya tampak besar dan cerah, terutama karena bulu matanya yang panjang dan tebal. Matanya ini membuat wajahnya yang biasa jadi terlihat lebih menarik.Selena sedikit gugup karena dia begitu dekat. Ketika dia mencoba mendorongnya, tangan kecilnya menyentuh dada telanjangnya.Tangannya merasakan otot-otot kuat seorang pria. Sebelum dia sempat bergerak, Markus tiba-tiba saja merangkul pinggangnya dengan satu tangan dan menekannya ke lemari pakaian."
Markus mengumpulkan seluruh pakar militer untuk mengadakan rapat. Rapat ini berlangsung sepanjang hari. Baik dianalisis dari segi mana pun, pada akhirnya tim penasihatnya memberikan hasil yang sama, yaitu menyerah.Mereka hanya memiliki satu pilihan, yaitu menyetujui permintaan Negara Arama. Mereka harus berhenti menyerang Kota Maleka, kalau tidak, Negara Arama dan Negara Vaneta akan bekerja sama untuk menyerah negara mereka, Negara Cena.Ini bukanlah hasil yang diinginkan oleh Markus.Beberapa hari ini, Markus sangat sibuk dan jarang muncul di depan umum. Setelah menunggu beberapa hari, Selena mulai tidak sabar. Jangkauannya terbatas, dia tidak dapat mengakses ruang kerja utama Markus.Apalagi cincin itu!Markus seolah-olah telah melupakan keberadaan Selena. Dia langsung pergi setelah memasukkan Selena ke dalam istana dan mengutus orang untuk mengawasi Selena.Karena tidak terdapat sedikit pun kemajuan, Selena tidak bisa tinggal diam. Ketika dia berencana untuk menyelinap dari pipa di
Dia menegur dengan serius, tetapi sebenarnya dia sedang memikirkan cara untuk mendekati Markus.Bagaimanapun, dia tidak menemukan petunjuk apa pun selama sepuluh hari ini. Kalau dia tidak lebih berinisiatif, waktunya akan terbuang sia-sia."Eh, kalau kamu nggak percaya padaku, kamu bisa meminta orang untuk mengawasiku.""Nggak ada yang perlu diawasi. Kalau kamu ingin membunuhku, kamu hanya perlu menusuk titik vitalku." Markus berkata dengan tenang, "Aku setuju."Dia tersenyum pada Selena. "Kamu benar-benar akan menyeduhkan obat untukku?""Tentu saja, kamu adalah pasienku. Aku harus segera menyembuhkanmu agar kamu membiarkanku pergi."Selena seolah-olah menyiram Markus dengan sebaskom air dingin. Dia mengira kali ini Selena menjadi lebih ramah, tak disangka, Selena hanya ingin segera pergi."Merindukan kekasihmu?"Selena teringat akan momen perpisahannya dengan Harvey. Sebenarnya mereka baru berpisah untuk beberapa saat, tetapi dia sudah agak merindukan Harvey."Ya, aku merindukannya da