Selena mengerutkan kening dan menatap Harvey dengan kesal. Kenapa dia begitu gila?Harvey juga tidak banyak bicara. Dia duduk di samping Selena.Michelle mendekat dan menatap Harvey dengan penuh harap. "Kak Owen, bisa nggak kamu nanti menjadi pasangan dansaku?""Nggak bisa. Aku sudah menemukan pasangan dansa." Harvey menunjuk ke arah Selena.Raut wajah Michelle langsung berubah. "Dia?""Memangnya kenapa kalau dia?" Harvey menoleh ke arah Selena. "Vanessa, ayo kita berdansa!""Oke."Harvey berdiri. Satu tangannya di belakang punggung dan tangan yang lainnya dia ulurkan ke arah Selena dengan isyarat mengundang. Benar-benar sikap seorang pria sejati.Selena menempelkan ujung jarinya di telapak tangan Harvey. Tangan yang besar itu bagaikan bungan yang menguncup dan membungkus tangan Selena dengan lembut.Di balik topeng, wajah mungil Selena itu agak tersipu. Seakan-akan, ini pertama kalinya mereka berdansa.Harvey memeluk pinggang Selena secara terang-terangan. Sementara Selena sendiri ber
Melihat putra-putrinya sendiri berdansa, Mira pun merasa marah setengah mati.Jelas-jelas dia sendiri yang mengatur pesta kencan buta khusus untuk mereka. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang membuatnya puas. Sepertinya hanya Mira sendiri yang mampu menyelesaikannya.Setelah lagu berakhir, Harvey melepaskan Selena dengan enggan. Mira berjalan menghampiri mereka berdua. "Aku benar-benar berterima kasih pada kalian, Harvey dan Vanessa. Kali ini, Rudy bisa lolos dari kematian. Aku bersulang untuk kalian berdua.""Ini memang sudah seharusnya kulakukan, Nyonya. Membantu guru yang berjasa adalah tugasku sebagai murid.""Kamu ini terlalu merendahkan diri. Bagaimanapun, kalian harus meminum bir ini."Mira memberi isyarat kepada pelayan. Pelayan itu datang membawakan tiga gelas bir. Mira mengambil gelas pertama. Mereka berdua tidak punya pilihan selain mengambil dua gelas yang tersisa."Ayo, Vanessa. Sebelumnya, putriku punya masalah denganmu. Semua itu kesalahanku sebagai Ibu yang terlal
Harvey tahu persis apa yang ingin dilakukan oleh Michelle. Dia sudah bisa menebaknya dari bir yang diberikan Mira kepadanya.Cih.Harvey mencibir di dalam hati. Cara ini sederhana, tetapi sangat efektif. Namun, Harvey tidak bisa menyangkal jika dia merasa jika Mira ini adalah orang yang tidak tahu malu. Dengan status yang dimilikinya, Mira berani melakukan hal semacam itu.Mira punya rencana sendiri. Begitu pula dengan Harvey.Setelah mengikuti Michelle setengah jalan, Harvey tiba-tiba saja berhenti. Michelle buru-buru menoleh ke arahnya. "Ada apa?""Kayaknya ponselku jatuh di sofa di sebelah sana. Kembalilah dulu ke kamar. Aku akan menyusulmu nanti."Michelle jelas tidak mau. "Bagaimana kalau kamu nggak menyusul nanti?"Harvey balik bertanya, "Kamu punya petunjuk tentang Seli. Menurutmu, apa mungkin bagiku untuk nggak menyusulmu? Seli itu segalanya bagiku."Meskipun Michelle merasa agak sedih di dalam hati saat mendengar Harvey berkata seperti itu, dia tetap merasa agak tenang setelah
Selena kembali ke kamarnya terlebih dahulu. Begitu sampai, dia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Selain itu, entah kenapa perut bagian bawahnya terasa panas dan aneh.Mungkinkah ada yang memberinya obat?Setelah memikirkannya, satu-satunya hal yang bermasalah adalah bir yang diberikan oleh Mira. Namun, Selena tidak pernah menyangka jika seseorang dengan status seperti Mira akan tega melakukan hal yang kotor seperti ini.Tampaknya, demi bisa membuat Michelle menikah dengan Harvey, mereka sama sekali tidak peduli dengan kehormatan yang mereka miliki.Selena mengisi bak mandi dengan air dan merendam tubuhnya di dalam air. Dia berharap dapat menghilangkan kegelisahan di dalam hatinya.Entah karena airnya yang panas atau bukan, Selena malah makin merasa panas saat berendam. Selena mengenakan jubah mandinya dan berdiri. Tampaknya, dia harus memberikan suntikan pada dirinya sendiri.Memikirkan bir yang disajikan untuknya dan Harvey, Mira mengambil gelas pertama. Gelas itu pasti tid
Jasper masih saja tidak berubah. "Kamu yakin, kamu baik-baik saja?""Tuan Jasper, aku ini seorang dokter. Aku sangat paham akan kondisi tubuhku sendiri. Terima kasih atas perhatianmu. Cuaca dingin dan berembun. Sebaiknya Tuan Jasper kembali saja."Mendengar suara langkah kaki yang makin menjauh, Harvey pun bersandar di leher Selena dan berkata, "Jasper menyukaimu."Sebagai teman yang sudah melalui banyak hal bersama, Jasper telah menunjukkan ketertarikannya pada Selena.Meskipun Selena merasa kemungkinan ini tidak terlalu besar, dia juga merasa jika Jasper terlalu perhatian padanya. Apakah perhatian ini karena perasaan atau karena terima kasih, Selena tidak mengetahuinya saat ini."Jangan berpikiran buruk pada orang lain."Harvey membungkuk dan membopong Selena, lalu membaringkannya di atas tempat tidur. "Kamu masih terlalu naif, Seli. Nggak ada kebaikan tanpa sebab di dunia ini. Terutama ketika seorang pria begitu perhatian kepada seorang wanita. Selain cinta, nggak ada alasan lain di
Untungnya tubuh Rudy belum pulih, sehingga tamparannya tidak terlalu keras. Namun, langsung terlihat bekas lima jari di wajah Mira."Kamu memukulku? Kamu berani memukulku? Aku melakukan ini semua untuk siapa, kalau bukan untukmu?"Mira menangis dengan sedih. "Aku tahu kalau orang yang kamu sukai selama ini adalah Harvey. Dulu, kamu juga takut kalau Harvey akan menjadi satu-satunya yang terhebat dan anak kita akan tertinggal jauh darinya. Itu sebabnya, kamu mempromosikan Hayden. Selama bertahun-tahun ini, aku tahu perasaanmu terhadap Harvey. Kalau bisa menjadikannya menantu kita, semua masalah akan teratasi. Aku melakukannya bukan hanya untuk kepentingan pribadi Michelle, aku melakukannya untuk keluarga kita, untuk kedua keluarga, dan terutama untuk kepentingan generasi mendatang!""Tapi kamu ... nggak seharusnya kamu menggunakan cara yang nggak pantas seperti ini. Apa yang akan dia pikirkan tentang kita nanti?""Bagaimana bisa dia memandang rendah pada kita? Kita sudah memberikan anak
Tok, tok, tok!!Begitu pelayan tersebut selesai mengetuk pintu, terdengar suara teriakan Michelle dari dalam kamar, "Ah! Bagaimana kamu bisa ada di sini!"Mira mengira jika Michelle sedang berakting. Oleh karena itu, Mira bergegas masuk bersama orang-orang yang dibawanya. "Michelle, kamu nggak apa-apa?"Sampai saat pintu terbuka, Michelle menutupi tubuhnya dengan selimut. Matanya berkaca-kaca. Dia menunjuk ke arah pria yang seharusnya tidak ada di sana. Bahkan, suara Michelle terdengar bergetar, "Kamu, kamu ... bagaimana kamu bisa ada di sini?"Jasper adalah satu-satunya orang yang tidak mengetahui kebenarannya. Untuk sementara waktu, dia juga tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Sementara itu, Rudy terlihat begitu muram ketika melihat Harvey berubah menjadi Hayden. Hal ini terasa tidak masuk akal, tetapi seolah-olah sudah bisa diduga sebelumnya.Jika Harvey begitu mudah ditundukkan, sejujurnya juga akan sangat membosankan.Mira menatap Hayden yang bagian atas tubuhnya terbuka
Michelle melompat ke tubuh Hayden dan menghajarnya, sambil berteriak bahwa dia telah dijebak.Hayden membiarkan Michelle memukulnya tanpa melakukan perlawanan. Sementara itu, Mira mencoba menarik Michelle untuk menghentikannya.Di sisi lain, wajah Rudy terlihat begitu muram. Jelas, dia sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Rudy mungkin sudah menduga jika Harvey tidak akan mau menyerah begitu saja. Namun, Rudy tidak menyangka jika Hayden akan berani bertindak sejauh ini, bahkan berani menyentuh putrinya di kediaman Keluarga Farrell sendiri.Akan tetapi, Michelle malah melemparkan dirinya ke dalam pelukan Hayden dengan sukarela. Sementara, Hayden memanfaatkan situasi ini dan berbalik menjadi pihak yang mengendalikan."Guru, masalahnya sudah jadi seperti ini. Aku akan bertanggung jawab terhadap Michel."Begitu mendengar kata-kata tersebut, Michelle langsung berlari menghampiri Hayden seperti orang gila. "Kamu bilang apa? Siapa yang menyuruhmu bertanggung jawab?""Michel, sebagai p