Ketika mata mereka bertemu, Selena tiba-tiba melompat dari tanah dan memeluk erat Harvey seperti yang dilakukannya di gua ular."Dasar bodoh, siapa yang menyuruhmu pergi? Apa kamu tahu seberapa aku mengkhawatirkanmu?"Harvey berlutut dengan satu kaki. Pupilnya tiba-tiba membesar, matanya penuh dengan keheranan.Tadi malam Selena dengan keras mengatakan bahwa dia membencinya, bahkan mengatakan bahwa dirinya menjijikkan.Harvey pikir dia tidak memiliki kesempatan lagi. Dia pun memilih untuk pergi, supaya dia tidak mengganggu dan membuat Selena menangis.Namun pelukan Selena seperti bara api yang menyala kembali di dalam perapian, membuat jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Perasaan yang terpendam pun sedikit demi sedikit mulai pulih."Seli, kamu bilang apa ... "Selena melepaskan pelukannya, dia menggertakkan giginya dan berkata, "Aku bilang aku sangat mengkhawatirkanmu, apakah kamu mendengarkanku?"Dia menarik kerah baju Harvey, lalu mendongak dan mencium bibirnya.Isi kepala Harvey
Harvey pun seolah-olah terbangun dari mimpi, sadar bahwa dia terlalu terbawa oleh kegembiraan dan nafsunya. Selena baru saja mendaki turun di bawah hujan deras, wanita ini pasti terluka."Seli, kamu terluka di mana?"Sampai sekarang, pikiran Selena masih agak kabur. Sebelumnya dia telah mengejar Havey dengan gegabah, tetapi ketika dia benar-benar bertemu dengan Harvey, dia merasa sangat malu.Perlu diketahui bahwa semalam dia telah mengeluarkan kata-kata kasar kepada Harvey, tetapi karma datang terlalu cepat.Dia tidak tahu bagaimana dia harus berinteraksi dengan Harvey, pikirannya kacau dan hatinya jauh lebih kacau."A-Aku baik-baik saja."Di dalam gua tidak ada alat penerangan, sementara cahaya di luar sangat buruk.Meskipun masih siang hari, rasanya hampir sama seperti malam.Untungnya, Harvey memiliki pengalaman bertahan hidup di alam liar. Dia telah mengumpulkan banyak kayu bakar sebelum hujan turun. Dia belum menggunakan kayu-kayu itu, Selena datang tepat pada waktunya.Dia menge
Selena menemukan kemeja besar milik Harvey, lalu segera berbaring di dalam kantong tidur.Harvey dengan cepat kembali. Selena menyembulkan kepala kecilnya, membuatnya merasa seperti saat mereka baru menikah.Meskipun pakaian Harvey tahan air, tetapi pakaiannya masih tetap basah. Dia melepas jaketnya dan menggantungkannya di rak, sementara dia masih memakai kaos putih.Karena basah, garis otot tubuh yang menempel pada kaosnya terlihat jelas.Harvey berbisik, "Seli ... bolehkah aku melepas kaosku?"Setelah kejadian semalam, dia tidak berani lagi mengganggu Selena.Selena memalingkan kepalanya. "Hm."Harvey melepas bajunya dan menggantungkannya di rak. Melihat Selena berbalik, dia tersenyum seperti orang bodoh.Situasi ini benar-benar seperti mimpi, Selena bahkan berani mempertaruhkan nyawa untuk mencarinya. Jika ini bukan cinta, maka apa lagi?Harvey tiba-tiba merasa bahwa racun kali ini tidak sia-sia. Jika tidak, bagaimana mungkin dia melihat Selena yang dia rindukan?Dengan susah payah
Bentuk kaki Selena memang agak melawan anatomi manusia, kakinya terlihat lurus seperti kaki kartun yang tidak ilmiah.Ditambah lagi dengan sering berendam di mata air obat, telapak kakinya pun putih seperti mutiara dengan sedikit warna merah muda, mirip seperti lici yang dikupas.Posisi ini sungguh menunjukkan kelebihan tubuhnya, sangat seksi.Harvey menelan ludah, teringat pada apa yang mereka lakukan di ladang jagung semalam.Itu adalah hal yang paling primitif dan paling menggairahkan."Seli ... "Mulut Harvey kering dan lidahnya terasa kaku.Selena berbalik, melihat mata Harvey yang seperti serigala dan seolah-olah sedang melihat mangsanya.Kedua orang ini jelas sudah memiliki empat anak, tetapi setelah bertahun-tahun berpisah dan bersatu kembali, Selena masih menghindarinya seperti seorang gadis kecil yang pemalu.Terkadang dia bahkan bertanya-tanya apakah dia terlalu berlebihan saat dia secara tidak sadar menutupi tubuhnya.Namun, banyak hal yang telah tertanam dalam dirinya tanp
Harvey berjongkok di tanah dan mulai merakit bambu yang telah dia potong itu.Selama memanggang daging, dia juga mengumpulkan beberapa kulit pohon dan tanaman menjalar yang kemudian dia buat menjadi tali.Dia masih belum memakai baju. Ketika dia berjongkok di tanah, terlihat bekas luka yang memenuhi punggungnya dan membuatnya terlihat sangat jantan.Harvey mulai bekerja dengan kepala tertunduk, sambil menjelaskan, "Aku khawatir ada serangga di tanah yang nggak bersih ini, jadi aku memotong beberapa bambu untuk membuat tempat tidur sederhana. Dengan begitu, malam ini kamu bisa tidur dengan lebih nyaman."Dia sudah terbiasa dengan hal-hal ini, dia bisa selesai merakitnya dalam setengah jam.Di sebelahnya adalah rumput dan jerami yang telah dia kumpulkan, semuanya dia letakkan di dekat api terlebih dahulu supaya kering dan tidak lembap. Entah dari mana dia mendapatkannya di tengah hujan yang deras ini.Perkataannya bahwa dia tidak memiliki perasaan adalah palsu."Tapi ini hanya untuk tidu
Orang ini ...Dulu pria ini biasanya kasar dan mendominasi, selalu langsung meminta apa pun yang diinginkannya. Sekarang, dia tiba-tiba menjadi begitu sopan. Selena agak tidak terbiasa."Aku lapar," ujar Selena menolaknya.Harvey menghela napas ringan. Dia pun tidak memaksa Selena dan menepuk-nepuk kepala wanita itu. "Makanlah yang banyak."Kemudian dia pun kembali merakit tempat tidur gandanya dalam diam.Sambil menggigit daging panggang tersebut, Selena meraba wajahnya yang panas dan merah. Pasti suhu di dalam gua ini terlalu tinggi.Melihat sosok Harvey yang kuat, sebenarnya tidak ada orang yang akan membenci pria itu.Sama seperti kejadian bergairah semalam, Selena juga merasakannya.Di samping kebenciannya, berhubungan dengan pria seperti ini adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa.Namun perbedaan terbesar antara manusia dan hewan adalah emosi. Begitu memikirkan hal-hal itu, Selena merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.Setiap kedekatannya dengan Harvey terasa se
Selena pun membersihkan dirinya, seluruh tubuhnya menjadi lebih rileks dan pikirannya juga makin jernih. Dia sudah membuat keputusan.Ketika berbalik, dia melihat Harvey yang sedang sibuk seperti seorang pria tua.Pria itu sibuk menganyam keranjang ikan. Sebelum pergi, Harvey membawa banyak biskuit ransum, dua botol air, serta buah-buahan..Awalnya dia ingin segera melanjutkan perjalanan, minum sedikit air pegunungan dan cepat-cepat pergi setelah memetik buah liar.Hujan deras dan kehadiran Selena yang tiba-tiba telah mengacaukan semua rencananya. Tampaknya besok juga akan hujan, jadi Harvey pun menganyam keranjang ikan untuk persiapan menangkap ikan.Entah kapan Selena duduk di tempat tidur bambu yang dia bangun, dua kaki putih wanita itu bergoyang dengan lembut."Kamu nggak lelah?" tanya Selena.Bagaimana mungkin dia tidak lelah? Dia tidak tidur semalaman dan hari ini dia juga sibuk sepanjang hari. Di samping api unggun sangat panas, keringat pun mengalir di dahi dan seluruh tubuh Ha
Selena dapat melihat bahwa suasananya tidak beres, dia pun perlahan menarik kedua tangannya kembali ke tempat tidur bambu.Namun Harvey yang licik hanya membuat tempat tidur selebar 1,2 meter, ke mana Selena bisa melarikan diri?Segera, tangan Selena pun sudah mencapai tepi tempat tidur bambu.Semalam hanyalah kata-kata yang diakibatkan amarahnya. Bahkan ketika Harvey menyentuhnya sebagai Gio Martin, dia tidak pernah merasa jijik padanya.Ketika marah, manusia sering menggunakan bahasa paling tajam untuk melukai orang terdekat. Selena tidak akan mengatakan hal seperti itu lagi."Itu hanya kukatakan karena marah."Setelah memahami pikirannya sendiri, Selena pun kehilangan kepercayaan diri yang dimilikinya kemarin.Harvey seperti seekor macan liar. Dia berlutut di atas tempat tidur dan merangkak perlahan ke depan.Tak lama kemudian, Selena sepenuhnya diselimuti oleh bayangan pria itu. Seluruh tubuh Selena hanya ditopang oleh kedua tangannya sendiri.Bibir Harvey pun mendarat di leher Sel