Rusa betina eeh maksudku perempuan berbadan Rusa itu menyajikan minuman yang cukup unik rasanya. Ada paduan dingin dan segar di tenggorokan. Sari buah Wolace dan hanya tumbuh di area mereka. Asnee langsung menghabiskan minuman itu. Aku menyodok pinggangnya.
"Tidak sopan! Seperti kau tidak pernah minum saja."
"Kalau aku habiskan tandanya itu enak, Artemis. Boleh aku minta lagi?"
Asnee memang tidak tahu malu! Kalau ada sesuatu yang bisa untuk membungkusnya, sudah mau aku masukkan ke dalam dan kirim kembali ke Zona Pattaya. Primerose hanya tertawa dan meminta perempuan berbadan setengah Rusa tadi menambahkan sari buah Wolace ke dalam gelas Asnee.
"Iya, disini perempuannya lebih banyak ya dibanding laki-lakinya."
"Ya memang seperti itulah sejak dulu. Oh ya, kita belum berkenalan sebelumnya."
"Aku pikir kau bisa menebak isi pikiran kami. Jadi, sudah tahu siapa nama kami."
"Memang bisa, tapi tidak mungkin kalau harus terus- menerus melakuka
Dova kesal pagi ini sambil menatap ke arah Pentarec. Orang bernama Wanri menyerahkannya pada Serenada dan ditunjukkan pada Dova. Alat itu sepenuhnya rusak. Sepertinya Dova angkat tangan kali ini."Sama saja dengan aku harus buat baru lagi. Tapi, aku tidak punya bahannya.""Lalu bagaimana Dova? Kita akan jalan jauh tanpa alat ini. Pentarec juga sejauh ini membantu kita untuk melawan musuh misalnya.""Haah... mau bagaimana lagi. Nah, sarapan dulu. Tumben Artemis hari ini diam saja."Aku menikmati sajian pagi ini yang sudah diantar oleh para perempuan di tempat ini. Tak tahu apa nama makanannya tapi ini enak dan manis. Hampir saja aku habiskan semua tiba-tiba Dova mengambil potongan terakhirnya."Sisakan untukku juga, Artemis! Hei, apa kau tidak mengkhawatirkan sesuatu?""Nyam... apa? Masalah Pentarec yang rusak? Selama kita masih bisa berjalan itu tidak masalah.""Oh ya, kemana Asnee?""Purnama menjemputnya pagi ini.
Pohon Suci Kuula....Sejak dulu pohon ini memang sudah ada, berbeda dari pohon lainnya. Daun dan bunganya nyaris tak dapat dibedakan karena berwarna sama yaitu merah muda. Jika dilihat lebih teliti lagi tentu saja bisa, akan nampak putik dan benang sarinya.Buahnya terdapat lengkukan di bagian tengah dan seperti bentuk simbol "Love". Sejauh ini hanya ada satu manusia dari luar yang pernah melihatnya. Namun tak mampu meneliti asal muasal tanaman ini.Pohon ini disucikan karena tak boleh dimakan oleh sembarang orang. Hanya anggota keluarga Van Deer yang boleh memakannya. Konon katanya, buah yang masih tergantung di pohon adalah buah yang diberkati oleh Dewa Alam. Kecuali buah yang sudah terjatuh ke tanah itu boleh dimakan oleh siapapun.***"Khasiat buah Kuula ini mampu meregenerasi dengan cepat luka atau kondisi apapun di tubuh kita. Tapi tentu saja tidak akan berguna jika itu diberikan pada orang sekarat.""Apa itu sekarat?"
Aku, Dova dan Asnee hanya diam saja. Rasanya malu saat tahu ternyata kami semalam mabuk berat dan bangun kesiangan. Belum lagi kami tertidur dalam kondisi aneh di depan pintu kamar.Purnama berjalan di depan, dia membuka jalan bagi kami. Senjata tajamnya dia gunakan untuk menebas rumput dan tanaman lainnya yang menghalangi jalan kami. Serenada sudah tidak tahan lagi, banyak binatang kecil menggigitnya."Apa ini? Hah! Kenapa ada darahnya?""Sepertinya kalian tidak terbiasa hidup di tempat yang seperti ini. Itu tadi yang menggigitmu namanya nyamuk. Darah itu ya darahmu sendiri yang dihisapnya.""Makhluk disini mengerikan juga, bisa menghisap darah.""Ya, tapi kami tak pernah digigit nyamuk. Kami selalu mengoleskan bahan khusus ke kulit supaya serangga apapun termasuk nyamuk pergi.""Kami terbiasa hidup di tempat serba modern. Bahkan binatang yang menggigit Serenada saja tidak pernah ada."Purnama hanya diam tak menanggapi. P
Khalua menahan kami untuk pergi dari sini sementara waktu. Bahkan anggota keluarga Van Deer lainnya memberikan tempat tinggal sementara untuk kami. Serenada mulai terbiasa, ia juga sering bermain dengan anak-anak disini. Terkadang ia ikut membuat roti bersama perempuan lainnya.Aku sendiri diajarkan oleh Khalua bagaimana menggunakan kekuatan misterius milikku ini. Terkadang kami berdua berjalan cukup jauh untuk berlatih. Ia tahu kekuatanku sangat destruktif. Setidaknya sudah berhasil aku mengendalikannya. Hanya satu pesan dia :"Pertahankan di masa kau menggunakan ini untuk melindungi seseorang. Saat kekuatan itu hendak menguasaimu, segera lepaskan!"Hanya beberapa kali saja aku melatihnya. Khalua memujiku sangat bagus dalam penguasaan materi yang dia berikan. Saat kembali pulang, aku mengatakan padanya sudah senang berada disini."Ya, tapi kau tetap harus ke tempat lain. Ingat, Artemis! Kebagkitan kedua kekuatanmu belum terjadi.""Sayangnya
Kembali ke pohon yang serba berwarna merah muda itu kecuali bagian batangnya. Khalua meminta Asnee untuk memanjatnya dan menggigit buahnya yang masih tergantung. Sebenarnya Asnee kesal, rasanya itu susah sekali. Lagipula tujuannya apa dia juga tidak paham."Tapi baiklah akan aku lakukan.""Bukannya di bawah ada banyak buah yang terjatuh, Khalua. Maaf jika aku lancang untuk urusan ini.""Khasiat buahnya berbeda dengan yang masih tergantung, Purnama. Kau akan melihatnya sendiri."Memang awalnya Asnee kesal. Tapi saat memanjat dan buahnya nampak bersinar, dia jadi tergiur untuk menggigitnya. Baru satu gigitan saja tiba-tiba dia mengeluh kepalanya pusing."Gawat! Sepertinya dia mau terjatuh!""Tangkap dia, Artemis!""Hei, jangan menyuruhku saja! Kau juga Dova... uwoow!""Syuut!""Apa yang uwaaa...!""Bruuk!""Biar aku saja!"Sialnya, aku dan Dova terpeleset buah Kuula yang bertebaran dibawah. Ketika teri
Laki-laki itu bernama Azka. Dia memang sudah lama kenal Dengan Primerose."Tidak masalah bukan kami memarkirkan kendaraan disini?""Ini memang tempat parkir. Biasanya ada juga kendaraan besar seperti milik kalian yang parkir disini juga. Tidak ada biaya parkir meski kalian adalah pendatang."Dova sudah bernapas lega. Setidaknya dia tidak khawatir lagi terjadi sesuatu seperti di Ichi Hana. Azka mengajak kami ke rumahnya menggunakan kendaraan khusus yang juga bisa melayang."Ini Absolute Car. Transportasi umum yang biasa dipakai di B-Neo City. Nah, pintunya sudah terbuka. Ayo naik!"Kelihatannya kendaraan ini kecil dari luar tapi ternyata besar juga di dalam. Tempat duduknya pas untuk kami semua. Tidak ada stir hanya semacam microphone untuk perintah suara."Menuju ke Perumahan Sentosa blok D rumah no 345.""TUJUAN DITETAPKAN!"Kendaraan ini melesat cepat tapi kami yang didalam cukup nyaman. Tidak seperti di Ich
Serenada sudah mulai tidak sabar lagi. Dia memang tidak biasa hanya menunggu saja. Jiwa usilnya Asnee juga mulai keluar. Ia memainkan apa saja yang dia temui di laboratorium pribadi milik Azka. Untung saja dia masih memainkan sesuatu yang aman. Sementara aku menghabiskan minuman yang sudah dibuat oleh Janet."Huh! Membosankan sekali disini.""Minum saja dulu minumanmu, Serenada. Ini selagi masih dingin.""Oh ya, aku lupa! Untung kau ingatkan, Artemis.""Ini keren! Lihatlah ini, Artemis!"Baru saja menengok ke arah Asnee. Aku terkejut melihat tanduk Rusanya keluar. Sepertinya dia tidak sadar. Segera aku datangi dan memintanya untuk menyembunyikan tanduk itu."Eh, sebentar! Aku lupa bagaimana caranya ya?""Ayo coba diingat lagi, Asnee! Jangan sampai Azka tahu.""Oh, iya. Begini caranya! Hap!"Hanya disentuh dan didorong ke dalam oleh Asnee. Seketika tanduk itu masuk ke dalam secara ajaib. Aku mulai bernapas lega. Serenada
"Jadi, kita tidur berdua lagi Dova?""Mau bagaimana lagi? Kasurnya hanya ada satu. Kecuali kau mau tidur dibawah.""Tidak! Dibawah dingin. Kasurnya juga kecil. Kakiku tidak muat kalau lurus.""Sreet!"Dova menarik selimutnya dengan kasar dan memakainya untuk dia sendiri. Aku kesal karena dia tidak bilang sebelumnya."Hei, aku juga mau pakai selimutnya!""Kau ini, Artemis! Kebanyakan protes. Kasurnya yang kecil atau tinggi badanmu yang berlebihan?""Tinggi badanku standar. Memang orang disini yang tidak setinggi di tempat kita.""Terserah kau saja! Aku capek, mau tidur!""Pssh...."Pintu otomatis kamar terbuka? Aneh sekali rasanya. Sebab tadi Janet bilang hanya bisa dibuka oleh kami berempat dan Azka tentu saja sebagai pemilik rumah. Rumah ini lebih dan lebih modern sebab memakai pintu otomatis yang menggunakan sensor badan manusia tertentu. Tenaganya didorong dengan hidrolik untuk membuka dan menutup pintu.