Share

Catatan Kelima puluh Tiga : Wahid dan SKYLAR

Sarapan pagi ini sangat luar biasa! Sebab kali ini hanya disajikan roti panggang dengan isian telur mata sapi dan sausnya yang pedas. Se-pedas mulut Emilia yang sedari tadi mengomel pada suaminya sampai lupa kalau ada kami bertiga disini.

Abdullah hanya bisa menundukkan kepala. Sifat garangnya kalah dengan istrinya yang bertubuh langsing itu. Aku memilih untuk menyeduh kopi hitam milikku sendiri. Serenada juga ikut menuangkan air panas dari pemanas air elektrik ke gelas berisi coklat bubuk miliknya.

"Kau lihat, itulah kekuatan perempuan yang sesungguhnya."

"Huh! Mengomel pada suaminya saat pagi hari?"

"Bukan itu, Artemis! Maksudku...."

"Iya, ya. Sudah, kita pura-pura tak dengar saja."

Akhirnya Abdullah bisa meminta Emilia untuk berhenti sejenak. Napas perempuan itu agak tersengal karena dia sedari tadi bicara tanpa jeda. Sialnya, kenapa rasa kopi ini jadi ikutan hambar. Rasanya sudah kuberi gula sedikit.

"Aku malu, ada mereka bertiga disini!"

"Kau tidak pernah malu untuk mengulang perg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status