Share

Catatan Kedelapan puluh Tujuh : Alara Menghilang

Baiklah, setidaknya aku harus menunggu Dexta berhasil memghubungi ayahnya. Sementara itu, kami bisa berada disini dulu. Ericko mengajak kami ke laboratorium pribadinya.

"Hei, kau tidak mau membeli rumah sendiri untuk laboratoriummu?"

"Sebenarnya aku mau, tapi ayah melarangku. Ya, karena dia tak mau sendirian di rumah yang besar ini."

"Ayahmu penakut rupanya!"

"Hei, memangnya kau tidak takut kalau tinggal di rumah seluas ini? Rumahku saja dulu harus diisi oleh orang banyak."

"Ha! Kau masih percaya pada hantu, Serenada? Ayolah ini tahun 2051 dan hal semacam itu tidak ada!"

"Kau tidak tahu, Dova. Kami di Nuuswantaara ini sangat kental kepercayaannya dengan makhluk tak kasat mata. Apalagi di Dwatta Island ini."

"Aaah! Aku tidak percaya sebelum melihatnya sendiri!"

Dova memang dari dulu begitu orangnya. Apa yang belum pernah dialaminya tak akan percaya. Kecuali dia sendiri mengalaminya seperti kasus Nanako dulu. Padahal sudah kuberitahu sejak awal dia tetap nekat. Pada akhirnya dia menangis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status