Michelle sengaja berpura-pura tidak melihat pria itu, dan siap untuk pergi.
Tapi Arga membuka mulutnya: "Anna, ini ...?" Matanya yang jernih tertuju pada Michelle dengan ragu.
Ketika Anna melihat Arga datang, 180 derajad sikapnya berubah. Seketika Dia meraih lengan Arga dan berkata dengan lembut, "Arga, pakaianku kotor, jadi aku meminta desainer mengirimkannya lagi, mereka mengirim wanita ini untuk membawakanku gaun yang baru."
"Oh." Arga memandang Michelle dan berkata: "Apa Anda dari studio Fashion?"
Elle mengangguk, dia mengangkat matanya, menatap mata Arga. Pada saat ini, kenangan tujuh tahun lalu, membanjiri pikirannya. Di pesta pertunangan, mereka sangat bahagia. Mereka tidak bisa menahan senyum dalam kebahagiaan. Wajah mereka bersinar seperti bintang terang. Sedangkan dia, dunianya begitu hancur setelah hari itu, seluruh hidupnya terbalik.
Mengingat masa lalu, luka yang hampir mengering dalam hatinya seperti sekali lagi di hujam tombak tajam, air matanya mulai berdesakan akan mengalir di wajahnya.
Tujuh tahun, lebih dari dua ribu hari dan malam, mengubah jalan kehidupan. Dua orang yang pernah saling mencintai, tidak saling mengenali saat ini!
"Coba saya lihat model gaunnya." Arga mengulurkan tangannya ke Michelle.
Michelle menyerahkan tasnya. Pada saat dia mengambilnya, dia melihat cincin pertunangan Arga dengan Anna masih bersinar di jarinya.
Sudah tujuh tahun. Bukankah mereka seharusnya sudah menikah? Kemudian pertanyaan dalam pikirannya hilang dalam sekejap, ketika Arga mengeluarkan gaun itu dari tas. Gaun berwarna hitam, anggun, berkilauan dengan bertabur berlian.
"Cantiknya ....” Arga berkata kepada Michelle, "siapa yang merancang ini? Apakah Anda asistennya?" Sebelum Michelle menjawab, Anna merasakan sedikit kecemburuan di hatinya. Dia merasa keharusan untuk waspada pada wanita di depannya itu, wanita yang bernamana Fitriana atau semacamnya, ini ... Calon suaminya, yang tidak pernah tertarik dengan pakaian wanita, sekarang bertanya begitu banyak.
Ketika Arga akan bertanya lagi pada Michelle, pintu ruangan terbuka. Udara kuat menyapu. Semua mata tertuju untuk melihat ke arah pintu. Seorang pria, dikelilingi oleh beberapa pria setinggi sekitar 180cm, masuk, sedangkan tinggi pria itu sendiri lebih dari 180, mungkin sekitar 188. Dengan setelan jas hitam bergaris, wajah yang terpahat sempurna, kharismatik dan kesombongan yang menawan, dia membawa atmosfer kekuasaan kuat ke dalam aula mewah ini.
Aula itu menjadi benar-benar sunyi, sampai seseorang sadar, dan menyapa dengan hormat kepada pria itu: "Tuan Han, Anda juga di sini."
Elle menyadari bahwa dia adalah Tuan Han, orang yang sangat populer itu, Raihan Rivero. Tujuh tahun lalu, Dia benar-benar mengubah keluarga Rivero menjadi keluarga yang begitu terpandang. Terkenal kejam dan tegas. Tujuh tahun lalu, ketika dia baru berusia 25 tahun, dia sudah bertanggung jawab penuh atas seluruh River Grup. Sekarang, di usia 32 tahun, dia telah berhasil menyebarkan jaringan hotel bintang lima ke puluhan negara di seluruh dunia.
Namun, karakter legendaris yang selalu dibicarakan masyarakat ini sudah jarang muncul di media dalam beberapa tahun terakhir. Kalaupun muncul di media sosial, paling-paling hanya sesosok punggung.
Melihat itu, membuat Michelle berpikir bahwa betapa Tuhan akan begitu tidak adil, bagaimana bisa satu orang secara bersamaan di berikan nasib terlahir begitu mulia dan patut ditiru, dengan kebijaksanaan dan bakat bisnis yang luar biasa, juga memberinya paras dan penampilan yang begitu sempurna!
Dia tidak menyangka akan bisa bertemu dan melihat secara langsung sosok Raihan Rivero ketika dia mengirim pakaian kali ini, Michelle pun tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik lagi ke arah pria tampan itu.
Betapa terkejutnya Michelle saat seorang Raihan memandangnya balik, dia terkejut saat Raihan mengalihkan pandangan ke arahnya, dan kemudian, pandangan mereka saling menyapu secara tidak sengaja. Meskipun Michelle tahu bahwa Raihan tidak sedang melihat dirinya saja.
Pada saat mata mereka bertemu, kepala Michelle berdering seperti ada alarm yang sedang berteriak mengisyaratkan sesuatu. Darahnya mengalir dan berkumpul di belakang kepalanya, nafasnya tertahan, mendadak tubuhnya kaku dan tidak bisa bergerak.
Kenapa, Michelle merasa mata Raihan terlihat persis seperti pria yang mengambil kesuciannya pertama kali tujuh tahun lalu??? Pria yang menghancurkan semua cita-cita dan hidupnya.
Michelle menatapnya lagi, tapi Raihan mengalihkan pandangannya dan langsung menuju ruang tunggu.
Sebagai tuan rumah hari ini, Arga tidak merasa malu maupun tersinggung jika Raihan tidak mengenalnya. Dia membisikkan sesusuatu kepada Anna, dan mereka pergi ke ruang tunggu milik Raihan, tanpa memperhatikan Michelle lagi.
Elle berdiri di sana, dengan jantung berdebar kencang. Dia belum yakin jika pria yang dulu merenggut kesuciannya adalah seorang Raihan Rivero. Bagaimana pria itu bisa jadi dia? Bagaimana mungkin orang dengan posisi setinggi itu bisa dibius dan melarikan diri ke loteng rumah Anna?!
Michelle melengkungkan bibirnya, membuat senyum mencibir untuk diri sendiri.
Selama bertahun-tahun, dia terkadang berpikir untuk membalas dendam pada pria itu.
Pria yang telah mengambil keperawanannya.
Pria yang membuatnya dibenci banyak orang.
pria, yang membuatnya berjuang naik turun untuk bertahan hidup bersama putranya.
Namun, bagaimana dia bisa menemukannya di dunia sebesar ini? Sedang yang dia miliki hanyalah sebuah cincin, yang tidak bisa diperlihatkan kepada orang-orang. Bahkan dia sendiri tak punya nyali untuk sekedar melihat cincin itu lagi.
Seiring waktu berlalu, dia akhirnya menyerah.
Michelle menarik nafas dalam-dalam, dan memutuskan untuk meletakkan pakaian di ruang ganti lalu pergi.
-07-
Elle pergi ke ruang ganti untuk menggantungkan gaun milik Anna disana.
Berpikir bahwa Anna akan mencari-cari kesalahannya lagi jika saat nanti Anna kembali tapi tidak menemukannya disana, Michelle memutuskan mencari asisten Anna untuk memberitahu bahwa gaun Anna ia letakkan di ruang ganti sekalian berpamitan sebelum pergi.
Michelle melihat ke sekeliling, tetapi ia tidak menemukan asisten Anna, khawatir kehilangan pekerjaannya, dengan terpaksa Elle pergi ke ruang tunggu.
Saat ini pesta mencapai klimaksnya. Ada pakaian harum dan wajah cantik di mana-mana, sedangkan michelle hanya mengenakan setelan kerja yang sederhana dan kaku, sama sekali tidak sepadan dengan para wanita disekelikingnya.
***
Di ruang tunggu, terlihat Arga sedang berbicara dengan sangat sopan dan hormat pada Raihan. “Tuan Han, saya sudah mendengar Anda akan datang, tapi saya belum percaya jika anda akan benar-benar datang ...."
Michelle melihat cinta pertamanya menunduk hormat seperti penjilat pada seorang Raihan Rivero, dan hatinya hancur. Arga Hiratama, di masa lalu, apakah dia akan mau merendahkan diri dan berbicara seperti penjilat dengan pria yang lebih tinggi kedudukannya seperti ini?
Benar, semuanya berubah. Arga bukan lagi pemuda sederhana yang berlindung di bawah nama besar keluarganya. Dia juga telah belajar menjadi lebih dewasa dan ambisius.
Ketika kesederhanaan seorang lelaki telah terkikis oleh waktu, ketajaman mantan pemuda karena telah beranjak dewasa itu melunak, dan begitu seseorang menjadi dewasa, semuanya hilang. Tidak ada apapun yang bisa kembali ke masa lalu, waktu hanya bisa berjalan maju, bukan mundur.
Michelle terus saja memeperhatikan mereka, menunggu sampai percakapan mereka selesai, kemudian pergi mendekat pada Anna dan berbisik kepadanya, "Nona Syam, gaunmu sudah ada di ruang ganti. Jika tidak ada yang Anda perlukan lagi, Saya pamit.”
Perhatian Anna sekarang tertuju pada Arga dan Raihan, jadi dia sedang tidak ingin mempermalukan Michelle. Dia mengibas pelan tangannya, memberi isyarat pada Michelle untuk pergi.
Michelle merasa lega dan berbalik.
Namun, saat seorang pelayan datang dengan membawa nampan, Michelle sedang berbalik dengan cepat hingga membuat mereka saling bertabrakan.
Michelle buru-buru mundur untuk menghindari tabrakan, tapi karena lantai licin, sehingga membuatnya tidak berdiri dengan benar. Elle jatuh terlentang dengan punggungnya yang terbanting keras di lantai!
Hatinya hancur, ia menutup matanya ... kali ini dia sangat malu!
Sebentar lagi mungkin seluruh badannya terutama punggungnya, pasti akan merasakan sakit.
Namun, rasa sakit yang diharapkan tidak datang, karena seseorang di area sofa dengan cepat berdiri dan memeluknya.
Begitu Elle membuka dan mengangkat pandangan matanya, dia menemukan tatapan mata lembut Arga. Dengan suara yang masih sama terekam dalam kenangan Michelle, ia berkata: "Nona, Anda baik-baik saja?"
Jantung Michelle hampir berhenti pada saat itu. Menatap Arga dengan jarak sedekat ini membuatnya mematung seperti kesurupan.
Selama bertahun-tahun, ketika ribuan rindu menyerang, Michelle selalu membayangkan Arga akan tiba-tiba muncul seperti dia yang dulu secara tiba-tiba datang dalam hidupnya, mengatakan padanya bahwa dia mengingat segalanya dan dia akan membawanya pergi dari Dunia dengan berjuta penolakan itu.
Namun, begitu pikiran itu keluar, dan ketika dia melihat seorang bayi kecil tertidur di sampingnya, dia tahu bahwa dia tidak memiliki harapan yang lebih lagi untuk cinta Arga.
Michelle pernah membaca satu kalimat pada sebuah buku, dan sekarang ia benar-benar paham akan makna kalimat itu bahwa ternyata benar, tidak ada ‘lupa’ yang nyata di dunia ini. Semua ketenangan dan gelombang indah Aliran air pada permukaan hanyalah kamuflase dari kesunyian di bawah sungai yang dalam. Hanya saja, Elle sekarang sudah bisa mengabaikan gejolak seperti itu pada hatinya.
Elle memberinya senyum sopan sembari menjauh perlahan: "Terima kasih, Tuan. Saya baik-baik saja."
Dengan bantuan Arga, Michelle berdiri. Dia membungkuk padanya dan akan pergi ketika Anna, di sebelahnya, tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"
Tubuh Elle menegang, ia memiliki firasat buruk. Elle takut Anna mengenalinya. Seolah mengenali siapa yang sedang berada dihadapannya sekarang, Anna menatap Elle dari atas sampai ke bawah dengan perlahan kemudian, berteriak: "Nona, apa kamu seorang jurnalis 'infotainment'? Aku pernah melihatmu!" “Fiuuuh,” Elle bernafas lega. Benar. Dulu, dia pernah bekerja di media penyiaran iklan untuk sementara waktu, tetapi hanya sebagai pekerjaan paruh waktu. Dia ditugaskan untuk pengambilan foto dan dibayar berdasarkan jumlah foto yang dia dapatkan. Padahal, dia yakin bahwa dulu saat bertugas sebagai jurnalis dirinya tidak pernah bertemu Anna.
Anna menatap punggung Michelle; dia memiliki keraguan dalam hatinya. Dengan hanya beberapa langkah saja, dia merasa Michelle telah berubah, seperti kepompong yang tiba-tiba bertransformasi menjadi kupu-kupu. Tapi baginya Michelle masih terlihat seperti badut, dia masih mengenakan pakaian set seratus ribuan yang mungkin dibelinya dari toko-toko pinggir jalan! Michelle duduk di depan piano dan mencoba memainkan sebuah nada. Benar saja, dengan hanya menekan satu tutsnya saja Michelle bisa tahu bahwa itu adalah piano yang bagus. Satu nada saja pada tuts-nya membuat semua orang seolah-olah mendengar gemerincing lonceng. Begitu dia mendongak, dia menemukan sepasang mata sedang mengawasinya.
Meski sang supir ragu, Raihan Rivero selalu bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan, jadi sang supir memutar balik mobil dan kembali ke halte. Alih-alih bus, Maybach yang datang menghampiri halte itu. Michelle tidak menghiraukannya dan terus melihat ke arah dimana bus itu akan datang. Tiba-tiba, jendela barisan belakang Maybach warna hitam turun. Kemudian, suara laki-laki yang dalam dan bermagnet rendah terdengar, nada teksturnya yang gentle dan mewah tidak sesuai dengan halte kotor itu: "Get ib the car!” Michelle menoleh dan menatap mata Raihan. Michelle terkejut, apa dia berbicara dengannya? Seketika Michelle melihat sekeliling
Michellesedikit gugup, tapi dia tetap tersenyum senatural mungkin. "Tuan Han, bisakah Anda membantu saya membukanya?" Raihan menyipitkan matanya dan pura-pura berpikir. Namun, dengan suara lirih, kunci mobil terbuka. Michellemenghela nafas lega dan berterima kasih lagi pada Raihan. Kemudian dia membuka pintu dengan tenang dan pergi, tidak terlalu tergesa-gesa pun, terlalu lambat. Setelah dia masuk ke dalam rumah, mobil Raihan berbalik dan menghilang. Ketika sampai di dalam rumah, Michellemendapati dirinya berkeringat. Cahaya di ruangan itu terang, dan putranya, Ibrahim sedang menonton film Hero. Melihat punggungnya, dia mengangkat alis ke arahnya dan berkata, "Ibu cantik, kamu kembali satu jam lebih lambat
Entah kenapa, Michelle tiba-tiba teringat pada Raihan. Michelle mengamati wajah Ibra, jika dilihat-lihat memang wajah Ibra memiliki banyak kesamaan dengan Raihan, tapi ada beberapa bagian juga yang tidak sama. Michelle menghela nafas, bagaimana mungkin Raihan? Karena meski kualitas cincin yang disematkan Pria asing malam itu sangat bagus, tapi tidak ada permata maupun berlian di cincin itu. Itu tidak terbuat dari logam mulia. Itu hanya perhiasan paladium yang dilapisi emas. Orang kaya seperti Raihan tidak akan memakai cincin semacam ini! Dia menggelengkan kepalanya dan memaksa dirinya untuk berhenti berpikir. Tidak peduli siapa ayah kandung anak itu, itu hanya kecelakaan. Sekarang,
River Group berkantor pusat di Amerika Serikat dan memiliki jaringan global hotel bintang lima. Karena itu, Raihan menghabiskan hampir separuh waktunya di luar negeri. Kali ini, Dia kembali untuk membahas kontrak kegiatan festival film, yang merupakan langkah awal bagi Keluarga Rivero untuk memasuki industri hiburan. Begitu dia selesai memproses pekerjaan di emailnya, dia memeriksa informasi yang dikirim oleh Sekertaris Teddy. "Fitriana Darmawan, 25 tahun, tinggal di Jakarta Selatan, lulusan SMA ..." Raihan mengerutkan kening saat melihat keterangan itu. Tingkat pendidikan SMA, bagaimana dia bisa bermain piano da
Karena ada kamar kecil untuk Asisten Pribadi di kamar President suite, Michelle akan membawa barang-barangnya dari asrama staf ke kamar kecil ini. Ketika dia masuk ke asrama, rekannya datang dan bertanya: "Michelle, Tuan Han memintamu untuk menjadi asisten pribadinya? Apa kalian saling mengenal sebelumnya?" Michelle tersenyum enggan: "Bagaimana orang miskin seperti saya bisa mengenalnya?" "Lalu, Mengapa dia mengangkatmu menjadi asisten peibadinya?" "Saya tidak tahu." Michelle berkata lagi, "Sebenarnya, menjadi asisten pribadi tidak selalu enak. Jika dia tidak puas, saya bisa kehilangan pekerjaan." "Michelle, banyak k
Di pagi hari, Raihan harus pergi untuk urusan bisnis, jadi Michelle tetap tinggal di suite. Sekitar pukul sepuluh, dia menerima telepon dari Teddy, memintanya pergi ke pintu masuk hotel untuk mengambil dokumen. Raihan perlu menggunakannya saat dia kembali nanti. Michelle mengambil dokumen itu, dan ketika dia sedang berjalan kembali ke suite, dia melihat Anna dan Arga. Saat ini, Anna sedang duduk di dalam aula yang mewah dan terang, menandatangani beberapa CD dan mengobrol dengan penggemar. Sekitar 10 meter dari Anna, Arga sedang menelepon. Meskipun dia hanya menunjukkan punggungnya kepada orang banyak, dia masih menarik perhatian banyak gadis. Michelle menarik nafas dalam dan berbalik untuk pergi. Pada saat itu, Veronica menghentikannya: "Fitria, bisa Saya minta tolong?" Michelle melihat dokumen di tangannya dan ragu-ragu: "Saya sedang membawa dokumen Tuan Han. Dia meminta Saya untuk membawanya kembali ke kamar ..." "Oh, oke. Meja itu harus segera dipindahkan dari sana." Be
Baca kisah selengkapnya dalam novel: Get Pregnant By Qeqe Sunarya 21++ https://www.goodnovel.com/id/book_info/31000026074/Romance/Get-Pregnant ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Jakarta, Megapolitan Indonesia. Sebuah club yang berisik itu, riuh dipenuhi dengan pria dan wanita yang sedang memutar pinggang dan melepaskan emosi mereka di lantai dansa, di bawah sorot lampu strobo warna-warni. Se-sosok menerobos kerumunan, mengenakan kaos putih dan celana jins biru muda dengan rambut kuncir kuda sederhana, lebih terlihat seperti seorang mahasiswa berusia awal dua puluhan. Namanya Risa Dewi, dia hampir roboh oleh suara dentuman musik DJ itu begitu masuk. Ini jelas bukan kebiasaannya, tidak pada tempatnya Dia berada di lingkungan seperti ini. Pertama kali berada di sini, butuh beberapa menit bagi Risa Dewi untuk menyesuaikan diri dengan tempat ini. Sebelum kemari, Dia sudah menggunakan alat tes ovulasi untuk memastikan Dia akan berovulasi dalam 24 jam 48 menit k
Setelah tiba di Amerika Serikat, karena Flora Megani memiliki keluarganya sendiri, Ibra pergi ke keluarga Flora bersama orang tuanya untuk mengantar Flora pulang ke orang tuanya sebelum kembali ke keluarga River. Pada Malam Tahun Baru, meskipun tidak ada suasana Tahun Baru yang meriah di Amerika Serikat, karena sebagian Keluarga River sedang berduka atas hilangnya Hexa. Namun kehadiran Baby D yang sudah berusia lebih dari dua bulan memberi kemeriahan tersendiri di tengah keluarga, jadi pada siang hari dia tidak lagi hanya makan dan tidur, dia sudah bisa menanggapi semua orang yang menggodanya. Pria kecil ini sangat mirip dengan Andres ketika dia tidak tersenyum, tetapi ketika dia tersenyum, dia sangat mirip dengan Mili saat masih kecil. Alhasil, hampir seluruh keluarga kini mengerumuninya.
Karena Tahun Baru hampir tiba. Raihan sebelumnya telah mengatur rencana liburan keluarga untuk liburan akhir tahun. Rencananya dia akan mengantar Flora sekaligus mengunjungi keluarga River yang berada di Amerika Serikat, dia berencana pergi ke Amerika Serikat akhir tahun ini. Setelah mengatur rencana perjalanan, Mili mengatakan bahwa dia juga berencana untuk membawa Baby D kembali untuk bertemu dengan kakek-neneknya. Karena itu, akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan jet pribadi milik River Grup ke Amerika Serikat bersama orang tua Michelle juga. Sebelum pergi, Raihan pergi menemui Paman Shen. Rumah Hexa kini diurus oleh Paman Shen. Raihan datang ke pintu rumah itu dan membunyikan bel pintu. Paman Shen membuk
Hatinya sedikit bingung, dia buru-buru menarik sprei dan mencucinya.Sangat disayangkan bahwa setelah semalaman dibiarkan, masih ada beberapa tanda warna di atasnya yang tidak bisa dihilangkan.Bianca kini harus menyerah, mengabaikan hal seperti itu, tanpa melihat ke belakang. Bagaimanapun apa yang terjadi di antara mereka sudah terjadi terjadi, bagaimana mungkin ada ruang untuk bermanuver?Sambil ragu-ragu memikirkan apa yang harus dilakukan, Bianca mendengar suara ketukan di pintu.Kemudian, suara seorang rekan memanggil.Dia dengan cepat memperbaiki suasana hatinya, berjalan ke pintu, dan menarik diri.Albert, dan beberapa rekan ada di sana.
Bianca berbicara, mencoba menenangkan dirinya, "Kenapa kamu ada di kamarku?"Hati Albert tenggelam, pikirannya yang menawan tiba-tiba terputus, dan dia segera menjelaskan: “Aku berada di balkon tadi malam dan mendengar sesuatu dari kamar mu. Sesuatu sepertinya terjatuh. Aku khawatir terjadi apa-apa padamu. Aku berusaha memanggilmu tapi kamu tidak menjawab. Jadi aku melompat dari balkon dan melihat kamu pingsan di ruang tamu setelah memecahkan gelas air.”Bianca tiba-tiba teringat bahwa sepertinya memang ada hal seperti itu malam tadi."Kalau begitu kamu kembalilah." Bianca berkata, "Aku mau bangun."Albert tidak tahu rencana Bianca tentang mereka, jadi dia bertanya: "Bianca, lalu kita…""Bisakah kamu keluar
Bianca mengguncang hatinya dengan keras, benar-benar terpana.Pada saat yang sama, segala sesuatu dari tadi malam mulai berputar perlahan di pikiran Bianca seperti tirai terbuka.Albert mengantarnya kembali ke kamar kemarin, membuat pengakuan dan menciumnya dengan kuat.Lalu dia pergi, dan Bianca minum terlalu banyak, apa yang terjadi setelah itu?Dalam benak Bianca , gambaran awalnya samar dan tidak jelas, tetapi rasa bahagia di tengah malam tampak sedikit lebih jelas.Albert menciumnya dengan liar, menciumnya, dan kemudian tubuh mereka saling terjerat bersamaWajahnya langsung pucat pasi, Bianca merasakannya, kakinya sedikit bengkak, dan seluruh tubuhnya pegal-pegal seperti habi
"Bianca, aku mencintaimu." Kata Albert sambil mencondongkan tubuh dan menciuminya yang sedang tidur, lalu membersihkan bekas pergumulan mereka di tubuh Bianca.Malam berlalu dengan tenang.Matahari terbit dan menyinari mereka dari balkon tanpa tirai.Di tempat tidur, Bianca sedang beristirahat di dada Albert, dan bulu matanya yang panjang membentuk dua bayangan kecil di pipinya.Pipinya kemerahan, bibirnya sedikit bengkak dan berkilau.Keduanya tidur nyenyak sampai matahari semakin tinggi, ruangan menjadi lebih terang, dan cahaya jatuh di dagu Bianca dan kemudian ke mata. Dia mengerutkan kening, bulu matanya bergetar, tetapi dia belum sepenuhnya bangun.Pada saat ini, semuanya ter
Di tengah malam, Bianca merasa sedikit panas, dia menggerakkan tubuhnya, masih merasa berat, jadi dia memutar.Segera, mengikuti gerakannya, dia merasakan sesuatu yang panas dan keras disampingnya. Bianca mendengus pelan, dan detik berikutnya, ada kehangatan dan kelembutan jatuh di bibirnya. Rasanya agak familiar, geli, dan sepertinya cukup nyaman. Jadi, dia tidak berjuang dan terus menikmati.Perlahan-lahan, ciuman menjadi lebih dalam, membuatnya merasa oksigennya hampir habis. Karena itu, dia secara naluriah mulai aktif bersaing.Orang di sampingnya menegang selama satu atau dua detik karena gerakannya. Kemudian, Hasrat mereka seperti sama-sama terberkati, dan Bianca langsung mendapatkan kembali inisiatifnya.Jadi mereka bergumul lagi diatas ranjang sampai, tenaga di t
Albert dengan perlahan memantapkan kekuatan untuk bertumpu pada balkonnya.Dia berdiri dan menatapnya. Jaraknya hanya satu meter dari balkon Bianca, seperti memanjat tebing di ketinggian. Ini mudah baginya dulu. Satu-satunya perbedaannya adalah tidak ada sabuk pengaman kali ini.Hanya saja dia sedikit susah konsentrasi setelah minum.Berusaha tetap terkonsentrasi, dia berpegangan pada dinding dan melihat sisi yang berlawanan, kemudian melangkah maju.Berkat alkohol, dia susah konsentrasi, tetapi jadi lebih berani, dan melompat ke lantai balkon dalam satu langkah.Benar saja, pintu balkon tidak tertutup. Dia berjalan cepat, dan begitu sampai di pintu, dia melihat Bianca duduk di lantai, dia bingung. Dan di kakinya, ada pecahan