Share

BAB 129

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Heni segera meraih ponsel yang meraung-raung di atas kasur begitu ia keluar dari kamar mandi. Siapa sih ini ribut banget sepagi ini udah telepon? Heni saja baru saja selesai mandi. Masih basah oleh air dan hanya terbungkus handuk!

Nomor itu tidak dikenal, belum dia save di kontak ponsel. Membuat Heni was-was kalau dia harus on call sepagi ini! Dengan segera Heni mengangkat panggilan itu, besar harapan Heni ini bukan on call!

"Ha-halo?"

"Aku dibawah, cepet turun!"

Alis Heni berkerut mendengar suara itu. Suara itu seperti ....

"Mas Brian?" Desis Heni lirih mencoba memastikan.

"Iya ini aku! Turun, kita sama-sama berangkat ke RS-nya!" Perintah lelaki itu seenaknya.

Heni sontak membelalak, kampret sekali lelaki ini? Main asal jemput dan paksa begini? Astaga, kenapa bukannya tersanjung dengan sikap manis Brian, Heni malah jadi kesal dibuatnya!

"Kenapa nggak kasih kabar dulu sih, Mas? Main nongol aja!" Omel Heni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Yuli Defika
jgn2 karina hamil
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
Karin jadi ketagihan ......
goodnovel comment avatar
Neng Linda
ngidammmmmm
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Annoying Marriage   BAB 130

    "Hen ... Heni!"Karina berteriak, setengah berlari mengejar Heni yang nampak melangkah menyusuri koridor rumah sakit. Heni menoleh, menatap sahabatnya dengan alis berkerut. Ada apa sih? Nongol langsung teriak-teriak nggak jelas! "Apaan sih, Rin? Ini rumah sakit, jangan teriak-teriak begitu lah!" Heni menghela napas panjang, menanti Karina bicara setelah menetralkan napas. "Kau ini ... Baru aja koas udah ada gandengan! Siapa sih?" Karina ngos-ngosan. Nampak bulir keringat menempel di dahi Karina. Heni memutar bola matanya dengan gemas. Mendengar pertanyaan itu malah membuat Heni dongkol. Wajahnya ditekuk, otaknya otomatis memproyeksikan wajah tengil Brian. Membuat mood Heni yang sudah hampir membaik mendadak kembali hancur lebur. "Gandengan apaan? Dapat mimpi buruk yang ada!" Desis Heni sambil mencebik. Dia melanjutkan langkahnya menyusuri koridor rumah sakit. Karina mengejar langkah Heni. Kenapa lagi sahabatnya itu? Kok muka

  • Annoying Marriage   BAB 131

    Heni dan Karina sedang asyik saling menjulurkan lidah, menimpuk satu sama lain ketika di saat yang sama, di sisi rumah sakit yang lain sosok dengan celana bahan warna creme dan snelli lengan panjang melangkah dengan begitu anggun dan penuh percaya diri menyusuri koridor rumah sakit. Rambutnya hitam panjang, sangat kontras dengan kulitnya yang putih, seputih porselen. Tubuhnya proposional dengan hidung mancung dan bibir tipis merona. Sebuah visual yang sangat menarik dan mampu membuat orang tertegun ketika menatap wajah itu.Di tangannya ada beberapa map plastik, jangan lupa tas selempang yang dia bawa di bahu kanan. Denting sepatu hak lima centi yang dia kenakan beradu begitu merdu, makin mencuri atensi dan membuat siapa saja langsung berpaling ketika melihat dia melintas.Langkahnya begitu tegap dan penuh percaya diri. Bagaimana tidak? Penampilannya begitu sempurna dengan perpaduan kulit putih, wajah jelita dan tubuh proposional. Wanita mana yang tidak percaya diri de

  • Annoying Marriage   BAB 132

    "Balik sama doi nih?" Tanya Karina saat mereka ada di ruangan residen anak. Sudah jam pulang, Karina sendiri sudah membereskan semua printilan alat tempurnya. "Rin ... Aku balik sama kamu aja deh, kamu bawa mobil, kan?" Mohon Heni dengan wajah memelas. Karina nyengir lebar, kepalanya sontak menggeleng perlahan membuat Heni lantas mendesah panjang dengan tubuh merosot di kursi. "Yah, Rin!" Rintih Heni dengan wajah memelas, persis macam anak anjing yang di buang di pinggir jalan. "Lah tadi katanya nggak usah jemput, yaudah aku nebeng Mas Yudha-lah." Desis Karina lalu menarik tasnya dari atas meja. "Mau bareng?" Tawarnya sambil menaikkan tas di gendongan. "Rin, nggak enak sama suami kamu lah." Heni tentu sungkan dengan dokter Yudha. Sedekat apapun persahabatan antara dia dan Karina, tetaplah Yudha itu dosen Heni. "Ya nggak apa-apa, nanti aku bilang sama Mas Yudha." Ajak Karina masih mencoba memberi penawaran untuk pulang bersa

  • Annoying Marriage   BAB 133

    “Eh ... apaan sih?” tentu Karina berteriak, ia baru saja masuk ke dalam kamar dan Yudha langsung menyerangnya seperti ini.Pelukan itu begitu erat, hembusan nafas itu bahkan menyapa belakang telinga Karina dengan begitu posesif. Karina sebagai seorang wanita ‘dewasa’ tentu paham kemana arah dan maksud di balik serangan itu terhadapnya.“Apa katamu?” bisik Yudha sensual, “Aku mau kamu, Sayang!”Karina menepuk lengan kekar itu, membalikkan badan dan mencubit gemas hidung mancung Yudha. Terdengar tawa Yudha pecah, ia terbahak sementara Karina mencebik lalu melangkah menuju kamar mandi.“Et! Mau kemana?” Yudha menarik tangan sang istri sebelum mencapai pintu kamar mandi.“Mau ke kamar mandi lah, Mas! Gimana sih?” Karina benar-benar tidak mengerti, ada apa dengan suaminya ini? Ditatapnya Yudha dengan gemas. Ingin rasanya ia menipuk kepala Yudha, namun ia sadar, itu tidak boleh! Dosa

  • Annoying Marriage   BAB 134

    "Mas!" Karina mengguncang lengan itu, ia sudah beres mandi, sementara Yudha? Tidur tengkurap dengan begitu pulas tanpa sehelai benang pun. "Hmm?"Sebuah respon yang jujur sangat Karina benci. Kembali dia mengguncang tubuh itu dengan sedikit posesif. Hingga kemudian perlahan-lahan mata itu terbuka, menatap Karina dengan sorot mata yang masih mengantuk. "Kenapa, Sayang? Mau nambah?"Plak! Sebuah gebukan gemas mendarat di lengan itu, Yudha bahkan sampai terkejut, ia lantas merubah posisinya jadi terlentang, dengan mata yang masih setengah mengantuk, dia mencoba membuka matanya lebar-lebar. "Apaan sih? Kenapa Sayangku?" Yudha lihat betul bagaimana jeleknya wajah Karina, dan itu artinya adalah Karina tengah merajuk! "Izin kerumah Heni boleh, ya? Mumpung masih jam segini. Bosen di rumah."Sudah lama Karina tidak pergi dan nongkrong di kost Heni. Saling ghibah sambil merampok persediaan camilan gadis itu. Pulang b

  • Annoying Marriage   BAB 135

    Yudha menghentikan mobil di depan gerbang kost eksklusif tempat Heni indekost. Nampak gadis yang dicari sang istri tengah berdiri di depan gerbang dengan seorang lelaki yang Yudha tahu betul siapa dia! Lelaki yang tempo lalu duduk dan meremas tangan istrinya di cafetaria rumah sakit. Lelaki yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat kakak iparnya sendiri. Nampak mereka ngobrol serius, membuat Yudha dan Karina bisa kompak saling pandang. "Mereka beneran pacaran?" Tentu harus Yudha pastikan itu. Bagi Yudha, dokter umum itu adalah ancaman! Terlebih sudah jelas dia punya perasaan terhadap Karina! "Kayaknya sih gitu, Sayang. Mereka udah PP bareng terus." Gumam Karina sambil tersenyum lebar. "Baguslah!" Karina menoleh, alisnya berkerut. "Bagus gimana, Mas?"Yudha mencubit gemas pipi Karina, "Ya bagus dong! Itu artinya dia udah nggak ada lagi waktu buat gangguin kamu. Udah ada Heni, kan?"Tawa Karina pecah, ia balas me

  • Annoying Marriage   BAB 136

    "Rin, kau sakit?"Hari ini mereka sudah pindah ke stase obsgyn. Heni terkejut ketika mendapati Karina nampak berbeda tidak seperti biasanya. Wajah itu nampak pucat, sedang PMS, kah? Dia nampak lesu dan tidak bersemangat. "Entah, Hen. Kepala rasanya pusing." Desis Karina yang langsung menjatuhkan diri di kursi. Heni ikut menjatuhkan pantatnya di kursi yang ada di sebelah Karina. Tangannya refleks menyentuh dahi Karina. Memastikan dia tidak demam, meksipun caranya sebenarnya tidak boleh seperti ini. Normal, tidak terasa panas. Itu artinya normal, kan? Meskipun Heni tidak tahu pasti berapa derajat suhu tubuh Karina saat ini. "Pucet banget kamu, Rin! Kamu nggak lagi hamil, kan?"DEG! Karina nampak terkejut bukan main mendengar pertanyaan itu. Hamil? Spontan Karina merogoh ponsel, membuka aplikasi pemantau siklus bulanannya dan mata Karina kontan membelalak, membuat Heni mendekatkan wajah guna kepo apa yang membuat Karina terkejut

  • Annoying Marriage   BAB 137

    Heni dengan sedikit tergesa melangkah hendak keluar dari gedung rumah sakit. Ia begitu tidak sabar ingin lihat apakah benar Karina hamil? Ah tidak masalah kan, sebenarnya? Kan Karina sudah bersuami dan bukankah Heni sudah tidak sabar ingin dapat ponakan? Kira-kira secantik atau seganteng apa nanti anak mereka? Bapak - ibunya bibit unggul semua! Senyum Heni merekah, ia hendak melangkah keluar ketika samar-samar ia mendengar obrolan itu. Obrolan yang menyebut nama Yudha dan Karina. "Serius? Jadi dokter Tasya itu mantan pacarnya dokter Yudha?" Perawat itu tampak asyik berghibah, membuat Heni jadi memperlambat langkahnya. "Serius! Dia sendiri cerita sama anak-anaknya di poli! Mereka pacaran dari pre-klinik. Putus karena ya dokter Tasya-nya ngaku khilaf terus nikah sama residen di tempat dia internship!"Deg!Jantung Heni rasanya mau lepas. Jadi dokter cantik itu dan dokter Yudha ... "Pantes! Habis itu dokter Yudha betah jomblo! D

Bab terbaru

  • Annoying Marriage   BONUS

    Yudha tersenyum melihat pemandangan di depannya itu. Kalau saja tidak ada ibu dan mertuanya di sini, mungkin Yudha sudah sesegukan menangis. Bagaimana tidak? Yudha tidak pernah berpikir kalau kemudian dia bisa sampai pada tahap ini, tahap di mana dia akhirnya bisa menyandang dua gelar yang dulu sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya.Jadi suami dan seorang ayah!Ternyata rasanya sebahagia ini! Begitu bahagia sampai-sampai Yudha tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya dengan kata-kata.Yudha melangkah mendekat, menatap dengan saksama bagaimana manisnya Arjuna yang tengah menyusu pada ibunya."Hai, Jun ... ketahuilah, yang kau nikmati itu dulu jatah ayahmu." bisik Yudha yang langsung dapat sebuah tabokan dari Karina.Yudha terkekeh, dikecupnya puncak kepala Juna dengan penuh kasih sayang. Lalu tidak lupa puncak kepala Karina. Yudha mencintai dan mengasihi keduanya, bukan hanya salah satu saja."Kapan boleh pulang, Mas?" tanya Karina setelah Yudha duduk di kursi yang ada di sam

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 8

    "Ini bagus!" Brian menunjuk setelan piyama lengan panjang merek ternama dengan warna biru dan motif roket yang ada di tangan Heni. Mereka berdua tengah sibuk memilih perintilan perbayian untuk isi parcel hadiah lahiran dari Heni untuk Karina. Operasi berjalan lancar. Bayi laki-laki dengan BBL 3700 gram itu lahir tanpa kurang suatu apapun. Sehat, lengkap, normal dan lahir dengan penuh cinta. Karina sudah mengirimkan foto Arjuna Putra Yudhistira, nama anak Karina yang menurut Heni sedikit rancu dan bisa mengacaukan cerita pewayangan. Bagaimana tidak? Dalam kisah pewayangan, bapak dari Arjuna itu Prabu Pandudewanata! Bukan Yudhistira! Yudhistira itu saudara laki-laki Arjuna, bukan bapaknya! Tapi mau protes pun sia-sia. Sudah Heni lancarkan protes itu dan kau tahu apa jawaban Karina? "Ya itu kan Arjuna di cerita wayang, ini Arjuna versi aku sama Mas Yudha. Jadi ya jangan di samakan!"Begitulah pembelaan dari Dewi Karina, ibu dari Arjuna versinya sendiri dan Prabu Yudha Anggara Yudhist

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 7

    Yudha berlari dengan sedikit tergesa begitu selesai menerima telepon dari Anwar. Kebetulan sekali, jadwal operasinya mundur terdesak cito operasi pasien kecelakaan yang langsung ditangani oleh spesialis bedah saraf. Jadi tanpa membuang banyak waktu Yudha segera meluncur ke VK, tempat di mana istrinya sekarang berada. Keringat sebesar biji jagung sudah membasahi wajah Yudha. Ia begitu panik dan khawatir. Bukan apa-apa, hanya saja pemeriksaan yang terakhir sedikit mengkhawatirkan. Posisi kepala janin memang sudah di bawah, yang jadi masalah tentu adalah kepala janin yang tidak mau turun ke panggul! Padahal, saat mendekati HPL harusnya posisi kepala janin sudah dibawah dan masuk ke panggul. Tapi tidak dengan jagoan Yudha. Hal yang membuat jantung Yudha takikardia karena kalau sampai kontraksi dan lain-lain lantas tidak bisa membuat kepala janin masuk panggul, tentu sudah tahu opsi apa yang harus Karina ambil, bukan? "Gimana, War?" Tanya Yudha begitu sampai di VK. Napasnya terengah-eng

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 6

    "Udah sering konpal, Rin?"Heni melirik Karina yang duduk di kursi, ia trenyuh melihat perut membukit Karina yang terkadang menjadi alasan Karina sedikit kesusahan bergerak. "Dikit, kenapa?" Karina menoleh, nampak tersenyum simpul menatap Heni yang memperhatikan dirinya dari tempat Heni duduk. "Gimana rasanya, Rin? Aku lihat kayaknya kamu bahagia banget gitu." Heni menopang dagu, masih memperhatikan Karina yang sibuk mengelus perut membukitnya.Karina menatap Heni, senyumnya merekah ikut menopang dagu dan membalas tatapan kepo Heni yang tersorot sejak tadi. "Mau tau? Yakin?" Goda Karina sambil menaikkan kedua alis. Heni mencebik, ia mengangkat wajahnya, menegakkan kepala sambil mengerucutkan bibir. Ia tahu kemana arah bicara Karina, tahu apa yang akan dikatakan Karina perihal jawaban dari pertanyaan yang tadi ia lontarkan kepada Karina. "Nggak jadi kepo deh!" Heni melipat dua tangannya di dada. Pandangannya lurus ke depan, menatap pintu IGD yang tertutup dan sama sekali tidak ter

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 5

    "Nah kelihatan sekarang, Yud!" Teriak Anwar yang hampir membuat Yudha melonjak. Yudha menyipitkan mata, menatap layar monitor guna melihat apa yang terpampang di sana. Sedetik kemudian senyum Yudha melebar, nampak matanya berbinar bahagia. "Jangan kau ajari baku hantam, Yud! Cukup bapaknya yang bar-bar, anaknya jangan!" Gumam Anwar sambil melirik Yudha yang masih tersenyum lebar. "Iya tuh, Dok! Takut saya diajarin macam-macam sama bapaknya nanti!" Gumam Karina yang nampak speechless dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya kelihatan juga! Setelah beberapa kali Yudha junior itu enggan menunjukkan bagian paling sensitif miliknya, kini terlihat begitu jelas di layar monitor! Laki-laki! Anak mereka laki-laki! Sesuai dengan harapan Yudha yang ingin anak pertama lelaki. Supaya bisa membantu Yudha menjaga adik perempuan dia nantinya!"Yang jelas nggak bakalan diajarin main cewek, Rin. Aku jamin itu! Bapaknya aja kuper, nggak jago deketin cewek!" Ledek Anwar yang spontan membuat Yudha meliri

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 4

    Minggu ini rumah Yudha begitu sepi. Mbok Dar izin pulang kampung. Jadilah hanya Yudha dan Karina yang ada di rumah. Semoga di hari minggu ini mereka bisa lebih tenang. Tidak ada oncall atau cito atau apapun lah itu! Yudha tengah duduk santai bersandar di sofa lantai bawah ketika Karina muncul dan langsung duduk, melingkarkan kedua tangan ke tubuh Yudha dan memeluknya erat-erat. Yudha tersenyum, sudah tidak kaget lagi dia kalau Karina seperti ini. Bukankah istrinya ini memang manja? Terlebih ketika kemudian positif hamil. "Hari ini mau kemana? Pengen ngapain?" Tanya Yudha sambil mengelus-elus puncak kepala Karina. "Nggak pengen kemana-mana. Pengen kelon aja seharian." Jawabnya singkat dengan kepala bersandar di dada.Yudha terkekeh. Semenjak hamil, bisa Yudha rasakan kalau Karina begitu berbeda. Bahkan untuk urusan 'orang dewasa', Karina lebih on dari biasa. Padahal Yudha harus hati-hati betul agar anak mereka tidak kenapa-kenapa, eh malah ibunya yang terkadang terlalu 'liar' dan b

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 3

    Karina dengan melangkah dengan sedikit susah payah ketika sosok itu tiba-tiba muncul dan berdiri di hadapan Karina. Sejenak Karina tertegun, namun langkah Tasya yang mantab yang jelas mendekatinya membuat Karina segera sadar dari rasa terkejutnya. Menantikan apa yang hendak Tasya katakan atau sampaikan kepadanya. "Selamat pagi, Dok!" Sapa Karina begitu Tasya sudah berdiri tepat di hadapannya. "Jangan sekaku itu sama saya, Rin. Santai saja." Gumam Tasya sambil tersenyum. Kini Karina terkejut, pasti Tasya punya sesuatu hal yang penting sampai-sampai dia menemui Karina seperti ini. Tapi apa? Apakah ada hubungannya dengan suaminya? Atau malah dengan Dinda? "Rin ...." Panggil suara itu ketika Karina hanya membisu. "Iya, Dok?" Alis Karina berkerut, fix! Tasya ada perlu dengan dirinya kalau begini! "Saya tadi ketemu suami kamu, mau minta tolong tapi dia bilang saya harus ketemu dan ngomong langsung ke kamu, Rin." Ujarnya lirih. Mata Karina membelalak, Tasya menemui suaminya? Untuk apa

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 2

    "Yud!"Itu suara Andreas, Yudha menghela napas panjang. Kenapa lagi dokter anestesi itu? Suka banget sih menganggu Yudha? Heran! Yudha memperlambat langkahnya, nampak Andreas terengah-engah melangkah di sisinya. Yudha hanya melirik sekilas, apa lagi yang hendak dia bicarakan? Mengajak ghibah lagi? Atau apa? "Kenapa?" Tanya Yudha yang terus melangkahkan kaki. "Itu mantanmu si blackpink itu, dia mengundurkan diri, Yud!" Gumam Andreas dengan sangat serius. Alis Yudha terangkat. Benarkah? Tasya mengundurkan diri? Jadi dia sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit ini? Alhamdulillah, kenapa rasanya hati Yudha begitu lega? Itu artinya dia tidak perlu was-was dan Karina bisa tenang di masa kehamilannya! "Oh ya? Serius? Aku seneng dengernya, And!" Desis Yudha dengan senyum lebar. "Ah kamu!" Andreas mencebik. "Nggak ada yang bening-bening lagi, Yud!" Desis Andreas lemas. Yudha terbahak, bening? Andreas tidak tahu saja bagaimana wujud Tasya dulu. Ketika dia dan Tasya masih sama-sama berjua

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 1

    Sebulan kemudian ... "Rin! Ayolah!" Yudha menarik tangan Karina, berharap sang istri yang masih terbaring di atas ranjang mau bangkit dan turun dari kasur. Karina melepaskan tangan Yudha, menggeleng dengan mantab tanpa berniat bangun dari posisi rebahan asyiknya hari itu. Yudha menghela napas panjang, ia menggeleng perlahan, sangat gemas setengah mati dengan istrinya ini. Perut Karina sudah mulai menyembul. Terlihat menggemaskan sekali di mata Yudha. Membuat Yudha rasanya ingin terus mengelus lembut perut itu kapanpun. Masalahnya cuma satu! Semenjak hamil, Karina jadi malas banget buat mandi! Dia selalu muntah parah tiap mencium aroma sabun. Semua merek dan jenis sabun sudah Yudha beli, hasilnya nihil! Bahkan sabun yang satu itu, sabun yang biasanya digunakan anak-anak untuk membersihkan cadaver juga Yudha belikan saking gemas bagaimana caranya supaya Karina mau mandi. Dan hasilnya, sama sekali tidak membuat Karina lantas mau membersihkan diri. "Sayang, mandi gih! Apa mau ke spa?

DMCA.com Protection Status