Ayah senang melihat aku mau mengalah.Ibu tiri juga tersenyum puas.Ayah dan ibu tiri keluar dari kamarku, tetapi Kinan masih tidak beranjak."Kak Bella, aku bantu mengemasi barang, ya."Kinan berdiri dengan sikap yang amat manis di depanku.Kinan memandang ke sekeliling kamarku dan tersenyum puas."Aku juga nggak menyangka Ayah setuju kita tukar kamar.""Kak Bella, kamu marah, ya?""Sebelumnya, aku merebut Kak Jodi, sekarang aku merebut kamar yang sudah kamu tinggali selama puluhan tahun."Aku tidak ingin menghiraukannya. Aku berbalik untuk mengambil koper.Kinan tiba-tiba terjatuh ke lantai sambil berteriak, "Aduh!""Kak Bella ...."Dia terjatuh dan lengannya membentur ujung meja, menyebabkan lengannya memar."Bella, apa yang kamu lakukan?"Tanpa kusadari, Jodi sudah di lantai atas.Jodi masuk ke kamar bertepatan melihat Kinan jatuh.Jodi menghampiri Kinan dengan wajah muram, lalu menggendong Kinan dengan hati-hati."Kak Jodi, aku baik-baik saja. Kak Bella juga nggak sengaja melakuka
Kinan tiba-tiba menangis. "Kak Jodi, jangan bertengkar dengan Kak Bella karena aku.""Aku baik-baik saja. Kalau Kak Bella marah padaku, itu wajar ...."Kinan menangis lirih, seolah-olah dia sudah mengalami banyak ketidakadilan.Jodi kembali menatapku dengan dingin."Kamu cemburu karena aku menyukai Kinan.""Kamu cemburu karena aku baik padanya.""Kamu cemburu karena semua orang menyayanginya.""Bella, kamu sudah berubah.""Kamu sekarang sudah lama berubah, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Jodi membopong Kinan meninggalkan kamar.Aku melihat mereka pergi menjauh.Tiba-tiba, kusadari bahwa air mataku sudah mengering.Baguslah.Akhir-akhir ini, Jodi sudah membuatku sering menangisMulai sekarang, aku tidak akan lagi merasakan sakit hati dan meneteskan air mata untuknya.Malam harinya, grup pertemanan di WhatsApp-ku tiba-tiba menjadi ramai.Jodi mengirimkan sebuah pesan di grup.[Aku jadi ingin menikah tiba-tiba, bagaimana ini?]Teman-teman di grup langsung heboh.[Kak Jodi, akhirnya kamu me
Baru saja aku keluar dari grup, Jodi langsung menghubungiku."Bella, datanglah ke sini sekarang.""Ke mana?""Tempat biasa.""Ada masalah apa?""Kamu harus minta maaf kepada Kinan.""Kenapa aku harus minta maaf?""Kamu tiba-tiba keluar dari grup, apa yang akan dipikirkan teman-teman lain tentangnya?"Nada suara Jodi terdengar kaku dan tegas."Aku nggak mau Kinan difitnah.""Aku menyukainya dan akan menikahinya.""Dia nggak bersalah. Aku nggak mau Kinan dianggap sebagai pelakor karena sikap impulsifmu itu."Sebenarnya, aku sudah tidak merasa terusik lagi dengan sikap dan kata-kata yang diucapkan Jodi.Namun, saat ini hatiku sakit sekali.Aku memegang ponsel dengan tangan gemetar.Aku berkata dengan suara bergetar, "Jodi, jangan menyakitiku seperti ini.""Apa salahku sampai kamu menyakitiku seperti ini?""Kamu yang menyakitiku duluan, aku nggak salah apa-apa. Bahkan, aku merestui hubungan kalian, apa masih belum cukup?"Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.Namun, suaraku masi
Kinan pindah ke kamarku.Namun, aku tidak mau pindah ke kamarnya.Aku memilih pindah ke salah satu kamar tamu.Pelayan menyiapkan selimut yang dingin dan lembap untukku.Aku tidur tanpa ganti pakaian.Lagi pula, tinggal beberapa hari lagi.Setelah itu, semua hal menyakitkan ini akan berakhir.Esok harinya, aku turun ke bawah.Aku melihat ke arah altar peringatan mendiang ibuku di aula samping.Altar peringatan mendiang ibuku kacau balau.Foto ibu terjatuh di lantai, bingkai pecah dan banyak bekas injakan kaki di foto ibuku.Ibu yang awalnya tersenyum, seolah-olah sedih karena melihatku disakiti.Semua makanan jatuh ke lantai dan dimakan anjing peliharaan Kinan.Kinan berdiri di samping, dia berteriak sambil bertepuk tangan, "Bagus."Aku masih berdiri di tempat. Emosiku langsung naik ke ubun-ubun.Baik akal sehat maupun kesabaranku selama ini, semuanya lenyap seketika itu juga.Seperti orang gila, aku mengangkat vas bunga, kemudian melemparnya ke anjing itu.Anjing itu ketakutan dan mel
Di tengah malam, aku tiba-tiba terbangun oleh suara tangisan dan teriakan.Baru saja duduk, ada seseorang yang membuka pintu kamarku.Ibu tiri berlari masuk sambil menangis. Dalam kondisi setengah mengantuk, wajahku ditampar beberapa kali."Kenapa kamu kejam sekali?""Belum puas melukainya tadi pagi? Kamu masih ingin mencelakainya?"Ibu tiri terjatuh di pelukan ayah sambil menangis. "Padahal dia tahu Kinan alergi buah strawberry, dia masih menumpahkan jus strawberry ke bantal di tempat tidurnya.""Dia ingin membunuh putri kita.""Sudah, jangan menangis. Kinan sudah minum obat, jadi kondisinya nggak parah."Sambil membujuk ibu tiri dengan lembut, ayah berkata sambil menatapku dengan kesal, "Bella, kamu sudah membuat Ayah kecewa.""Besok kamu harus keluar dari rumah ini.""Kalau kamu terus tinggal di rumah, kondisi di rumah nggak pernah damai."Suara tangisan ibu tiri langsung berhenti.Aku menatap Ayah yang berdiri di depanku. Dulu Ayah adalah satu-satunya keluarga terdekatku di dunia i
Sisanya adalah berbagai hadiah yang diberikan Jodi kepadaku selama tiga tahun.Ada hadiah-hadiah kecil yang menarik.Ada juga perhiasan berharga.Aku memilih hadiah-hadiah yang berharga, nanti aku akan meminta sahabatku menyimpannya sementara waktu.Setelah aku meninggalkan Kota Jenta, aku meminta sahabatku mengembalikannya kepada Jodi.Dengan begitu, kami berdua impas.Sementara itu, ada beberapa hadiah kecil dan murah yang diberikan untuk membuatku senang.Aku akan membuang hadiah-hadiah ini tanpa ragu.Bahkan, dulu sebuah gantungan kunci kecil pun terasa sangat berharga bagiku.Namun, sekarang aku membuang hadiah-hadiah itu tanpa ragu sedikit pun.Setelah membuang semua hadiah, aku membungkus foto ibuku dan menaruhnya di dalam kotak dengan hati-hati.Lalu, aku meninggalkan rumah yang sudah kutinggali selama sepuluh tahun.Saat keluar dari pintu, mobil Jodi kebetulan datang.Aku tidak menghiraukannya.Namun, mobil itu tiba-tiba berhenti di sampingku.Jendela belakang mobil diturunkan
Di masa lalu, meskipun Jodi menyakiti hatiku, aku masih bersedia menunggunya kembali.Hal ini membuat Jodi terbiasa.Orang-orang dekatnya mengatakan bahwa aku tidak akan rela meninggalkannya selamanya.Jodi juga berpendapat yang sama.Aku menyeret koper dan bersiap untuk pergi.Terdengar suara lembut Kinan."Kak Jodi, kamu sudah datang."Kinan bergegas menghampiri dan memeluk lengan Jodi dengan erat. Hampir seluruh tubuh Kinan menempel ke tubuhnya."Bagaimana kondisimu?"Jodi menyibak rambut yang terurai di dahi Kinan dan memeriksa kondisinya dengan teliti."Jauh lebih baik." Kinan mengangkat kepala, kemudian berkata lagi dengan tersenyum, "Kak Jodi, jangan marahi Kak Bella."Kinan membujuk sambil merangkul lengan Jodi dan menggoyangkannya."Ini salahku. Andai tubuhku nggak selemah ini, Ayah juga nggak akan menyuruh aku tukar kamar dengan Kak Bella.""Kak Bella juga nggak akan marah padaku ....""Bukan salahmu. Dia sendiri yang egois."Jodi melirikku sekilas, dia sengaja memeluk Kinan
Sudah pukul tujuh.Jodi belum memulai acara perayaan ulang tahunnya.Jodi duduk di sofa sambil memainkan pemantik dengan ekspresi datar.Sesekali Jodi melihat arloji di lengannya.Lalu, Jodi juga sesekali memeriksa ponselnya."Kak Jodi." Kinan menggigit bibir, lalu menyingsingkan lengan baju Jodi."Sudah malam, para tamu sudah lapar ...."Jodi meliriknya. Dia tersenyum, tetapi senyuman itu tampak dipaksakan."Kamu sudah lapar, ya."Dia mencubit wajah Kinan dan menggoda sedikit."Lapar sekali, aku sangat ingin makan kue."Kinan bersandar di pelukannya.Jodi mencium aroma parfum yang familier.Jodi tertegun sejenak, lalu bertanya dengan lembut, "Kamu pakai parfum apa?""Aku mengambilnya di meja rias."Kinan agak terkejut. "Ada apa, Kak Jodi? Apa aromanya nggak enak?"Jodi menggelengkan kepala. "Aromanya harum sekali."Aroma ini mirip dengan aroma parfum yang biasanya dipakai Bella.Namun, Jodi tidak ingat dengan merek parfum itu.Para tamu sedang asyik saling melempar kue.Jodi membawa r
Pernikahan hari itu sangat mewah dan romantis.Josep dan Jodi tidak diperbolehkan masuk ke ruang resepsi pernikahan.Namun, mereka berdua tetap tidak pergi.Hanya saja, Josep tidak bisa mengikuti acara sampai akhir.Josep tiba-tiba mengalami serangan jantung, lalu dia dibawa ambulans ke rumah sakit, nyawanya berhasil diselamatkan, tetapi dia masih dalam keadaan koma.Sementara itu, Jodi masih terus berdiri sampai acara pernikahan selesai.Entah kenapa, sahabat Bella yang bernama Farhana tidak memblokir kontak Jodi.Oleh karena itu, Jodi menonton acara pernikahan secara keseluruhan dari jejaring sosial Farhana.Jodi sudah tahu sejak sebelum pesta pernikahan diadakan, pengantin prianya adalah Krisna Winata.Dia adalah senior Bella yang berbakat saat masih kuliah, Bella sering memujinya.Pada waktu Jodi dan Bella masih masa pendekatan, Jodi selalu merasa cemburu setiap kali mendengar nama Krisna.Sejak itu, Bella tidak pernah lagi menyebut nama Krisna dan menjaga jarak dengan Krisna.Tida
Pernikahanku dengan Krisna diadakan pada tahun berikutnya.Sesuai janji saat masih muda, Farhana menjadi pengiring pengantin wanitaku.Aku tidak memberi tahu kabar pernikahanku kepada keluarga dan teman-teman di Kota Jenta.Entah bagaimana caranya kabar pernikahanku sampai di telinga mereka.Pada hari pernikahanku, ayahku dan Jodi datang.Krisna datang menanyakan pendapatku.Perias sedang merias wajahku. Aku mengangkat wajahku tanpa sadar. Aku melihat bayanganku bersama calon suamiku di cermin.Riasan pengantin sedikit lebih tebal, jadi aku terlihat berbeda dari biasanya dari cermin.Mirip seperti bunga-bunga begonia yang ditanam Krisna di rumah kami.Bunga-bunga begonia mekar dengan malu-malu, tetapi cantik dan memikat.Krisna mengenakan setelan jas pengantin berwarna hitam, dia tampak makin tampan.Kami saling memandang dan tersenyum."Aku nggak mau bertemu mereka."Krisna mengangguk. "Oke, aku akan menyuruh orang mengusir mereka.""Oke."Mereka sudah menjadi masa laluku. Aku tidak m
Ayah tiri yang biasanya sangat menyayanginya, kini tidak memedulikannya lagi.Josep melambaikan tangannya, seperti sedang mengusir serangga pengganggu, dia menyuruh satpam mengusir Kinan dan ibunya.Saat keluar dari pintu, Kinan masih belum menyerah.Sambil memegang tiang pintu, Kinan berteriak, "Jodi ... jangan memperlakukanku seperti ini! Aku hamil! Kamu harus tanggung jawab!"Kinan berteriak makin kencang, tampak seperti wanita gila."Jodi?" Josep langsung menoleh ke arah Jodi.Jodi merasa muak. Dia ingin sekali tertawa, tetapi tidak bisa.Jodi menyesal karena pernah menyukai wanita yang sangat memuakkan ini."Paman Josep."Jodi mendekati Josep yang hampir sebagian rambutnya memutih, lalu berkata, "Aku nggak pernah menidurinya.""Aku bersumpah, aku nggak pernah menidurinya.""Bagus! Bagus!" Josep menghela napas lega dan melambaikan tangan lagi.Satpam menyeret Kinan dan ibunya keluar, suara tangisan dan teriakan mereka berdua tidak terdengar lagi.Hari sudah senja. Cahaya senja meny
Para tetangga merasa terganggu, kemudian ada tetangga yang menghubungi manajemen gedung apartemen.Jodi baru mengetahui dari pihak manajemen gedung apartemen bahwa Bella sudah lama pindah dari apartemen. Selain itu, Bella mempercayakan ke pihak manajemen untuk menjual apartemennya."Bella pindah ke mana? Apa Bella masih berada di Kota Jenta? Apa Bella akan kembali? Kapan Bella akan kembali?"Jodi tidak mengetahui jawabannya.Namun, ada sebuah pemikiran terlintas di benak Jodi yang membuatnya panik.Sebuah ancaman yang siap menghancurkan hidupnya.Dia kehilangan Bella.Mungkin dia akan kehilangan Bella selamanya.Semua kejahatan Kinan dan ibunya memfitnah Bella akhirnya terungkap.Bahkan, para pelayan Keluarga Hendratmo juga memberikan kesaksian untuk membela Bella.Kinan dan ibunya diusir dari rumah Keluarga Hendratmo, keadaan mereka sangat mengenaskan.Mereka berdua menjadi sasaran amarah semua orang, bahkan sampai dipukuli tanpa belas kasihan.Jodi berdiri di tengah kebun bunga begon
"Aku memang alergi strawberry, ayah juga sudah mengetahuinya.""Ayah juga yang mendapat informasi bahwa Bella menyuruh pelayan di rumah menumpahkan jus strawberry di tempat tidurku ...."Kinan menutup wajahnya sambil menangis."Kamu masih mengelak!"Jodi tiba-tiba menghampiri Kinan, kemudian menarik kerah baju Kinan.Karena perawakan tubuh Jodi yang tinggi, dia hampir menarik seluruh tubuh Kinan."Kak Jodi ... cepat lepaskan aku, aku nggak bisa napas."Jodi menunduk sambil menatap Kinan. Wajah tampan Jodi pun perlahan berubah muram. "Kinan, sepertinya kamu sudah lupa. Parfum yang kamu pakai adalah parfum kesukaan Bella.""Aku sering membeli parfum itu untuknya.""Tapi aku lupa ...."Jodi tersenyum sinis, dia menyadari telah melupakan banyak hal.Dia melupakan seberapa dalam cinta Bella padanya dan seberapa besar perhatian yang diberikan Bella untuknya.Dia melupakan momen kebersamaan mereka selama tiga tahun yang penuh cinta, juga lupa tentang harapan Bella untuk menikah dengannya.Dia
Pada saat ini, yang terbayang di benak Jodi adalah tatapan terakhir Bella padanya.Tatapannya tenang dan tidak menunjukkan emosi apa pun.Seolah-olah dia menganggap Jodi hanya seorang asing, seorang pengunjung yang tidak berarti dalam hidupnya.Jodi tiba-tiba berdiri. Pada saat dia hendak keluar, Kinan tiba-tiba masuk."Kak Jodi."Ekspresi Kinan terlihat rapuh dan ketakutan.Sepasang mata Kinan yang indah dan besar tampak berkaca-kaca, seolah-olah dia akan meneteskan air mata.Orang-orang yang melihat akan mengira Kinan ditindas."Kenapa kamu minum banyak sekali? Besok kamu pasti mengeluh sakit kepala."Kinan berjalan mendekat, lalu merangkul lengan Jodi. Suara Kinan terdengar lembut dan perhatian.Ketika Jodi hendak mengatakan sesuatu, dia mencium aroma parfum yang familier.Jodi terkejut. Dia mengurungkan niatnya untuk menyingkirkan tangan Kinan."Kenapa harum sekali?"Suara lembut Jodi tiba-tiba membuat Kinan merasa malu dan gembira."Apa parfum ini sama dengan yang kamu pakai sebel
"Jodi, jangan minum lagi. Apa kamu nggak peduli dengan kesehatanmu?""Apa kamu tahu betapa kami mengkhawatirkan kondisimu akhir-akhir ini?"Ada seorang teman memegang botol anggur, lalu membujuknya, "Kami sudah hubungi Kinan, dia akan menjemputmu sebentar lagi. Berhentilah minum, oke?"Jodi tiba-tiba merasa benci saat mendengar nama Kinan disebut.Dia mendorong temannya dengan keras, lalu botol anggur jatuh ke lantai."Siapa yang menyuruh kalian menghubungi Kinan? Memangnya aku ingin dia yang datang?""Dia pacarmu. Kalau nggak menghubunginya, kami harus hubungi siapa?""Siapa bilang dia adalah pacarku?"Jodi tersenyum sinis. "Kalian masih nggak tahu pacarku siapa?"Teman-temannya saling memandang, kemudian berkata, "Jodi, kamu sudah lupa, ya? Kamu dan Bella 'kan sudah putus ....""Ya, benar. Kamu sendiri yang bilang di grup, Kinan adalah pacarmu.""Sebelum Bella keluar dari grup, dia juga memberi selamat kepada kalian berdua.""Bukankah kamu dan Kinan akan segera bertunangan?""Kami ng
"Kak Krisna ....""Apa aku sedang bermimpi? Benarkah kamu adalah Bella? Benarkah kamu adalah Bella Hendratmo?"Krisna memegang wajahku.Dengan jarak sedekat ini, aku merasakan napas kami saling beradu.Dalam kondisi mabuk, tatapan matanya terlihat bingung, putus asa, tidak percaya, dan terdapat penderitaan yang sulit diungkapkan.Hatiku terasa sangat sakit."Krisna.""Kamu nggak sedang bermimpi.""Ini aku, Bella Hendratmo ...."Sebelum aku selesai bicara, ciuman hangat sudah mendarat di bibirku.Sebuah ciuman yang sangat lembut.Di saat aku belum sepenuhnya sadar, Krisna sudah melepasku.Mungkin Krisna bisa merasakan keterkejutan dan kegelisahanku.Krisna menggenggam tanganku, lalu dia menyuruhku duduk.Mobil sudah dinyalakan, Krisna menurunkan partisi mobil.Berduaan dengan Krisna di dalam mobil membuatku makin cemas.Krisna melepaskan tanganku."Jangan takut, Bella.""Aku nggak akan berbuat macam-macam."Krisna merapikan rambut yang berantakan di pelipisku. "Bella, aku akan tunggu sa
Setelah acara pertemuan berakhir, aku menunggu Krisna di lobi bawah.Aku tiba-tiba mendapat telepon dari seorang teman dari Kota Jenta."Bella, kamu sibuk apa? Aku jarang melihatmu belakangan ini?""Aku masih ada urusan yang harus kuselesaikan.""Bagaimana kalau kita kumpul-kumpul sebentar?"Aku menjawab dengan tersenyum, "Nggak, kalian kumpul-kumpul sendiri saja.""Eh, Bella, jangan tutup telepon dulu. Begini ....""Malam ini, suasana hati Jodi sedang nggak bagus, sekarang dia mabuk. Dia nggak mau dengar nasihat siapa pun.""Kalau kamu nggak keberatan, datanglah kemari. Kalau dia nggak berhenti minum, nanti lambungnya sakit lagi.""Kalian hubungi Kinan saja.""Bella, barusan Jodi mengusir Kinan.""Kami merasa bahwa Jodi masih mencintaimu. Dia sudah menyesali perbuatannya.""Cukup, Elfan. Kami berdua sudah putus."Aku menggenggam ponsel dan berkata dengan santai, "Mulai sekarang, semua yang berkaitan dengan Jodi nggak ada hubungannya lagi denganku. Jangan hubungi aku lagi."Setelah men